You are on page 1of 5

Objek Penelitian dan lokasi : Meneliti 4 perpustakaan : 1.

Perancis

2. Spanyol

3. U.S

4. Korea

1. Literatur Review

References
1) Dahlgren, A. (1988) Public Library Space Needs: A Planning Outline. Wisconsin:
Wisconsin Department of Public Instruction.
2) Lee, K. et al. (1988) An Architectural Planning. Seoul: Munundang.
3) Japanese Architecture Society. (1986) The Casebook on Architectural Planning:
Architecture-Culture vol 7. Tokyo: Jimmunsa.
4) Dupuit, J. (1996) Bibliotheques Dans La Cite. Paris: Cite de l'architecture & du
patrimoine.
5) Lushington, N. (2002) Library Design for Users: A 21st Century Guide. USA: Neal-
Schuman Publisher.
6) IFLA. (2007) Library Building Guidelines: Developments & Reflections. Hague:
International Federation of Library Associations and Institutions.
7) Korean Biblia Society for Library and Information Science. (2007). A Research on the
Actual Condition of Spatial Operation of Libraries and a Study on Standard Models.
Seoul: The National Library of Korea.
8) Romero, S. (2008) Library Architecture: Public Library Standards for Catalonia.
Spain: COAC(Collegi d'Architectes de Catalunya).
9) Ministry of Culture, Sports and Tourism. (2010) A Manual of Public Library
Establishment and Management. Seoul: Ministry of Culture, Sports and Tourism.
10) Ministry of Culture, Sports and Tourism. (2012) A Casebook on Architecture of
Public Libraries. Seoul: Ministry of Culture, Sports and Tourism.
11) Korean Library Association. (2013) The Korean Library Standard. Seoul: Ministry of
Culture, Sports and Tourism.
12) Lim, H. (2007) A Study on Changes and Characteristics of the Space System of the
Public Libraries-focused on the Médiathèque in France. Doctorate thesis, Hongik
University, pp.90-91. 13) Lim, H. and Kim, S. (2009) Changes in Spatial Organization in
French Public Libraries. Journal of Asian Architecture and Building Engineering, 8 (2),
pp.232-330

2. Metode Penelitian

Metode yang di gunakan adalah metode kuantitatif dimana ,metode penelitian


kuantitatif merupakan jenis penelitian yang lebih sistematis, spesifik, dan tersetruktur.
Serta metode ini memiliki rencana dengan baik dari awal proses sampai menentukan
kesimpulan penelitian. jenis penelitian kuantitatif menekakan dalam pemakaian angka-
angka. Sehingga, hasil penelitian lebih mendetail dan jelas, ditambah dengan pengunaan
tabel, grafik, atau diagram memudah orang dalam membacanya.

Dalam prakteknya metode kuantitatif juga berisi metode yang lain, seperti metode
deskriptif, survei, perbandingan, ekspos, dan metode korelasi.

3. Parameter Penelitian

Parameter penelitian adalah suatu nilai atau kondisi yang dijadikan sebagai tolak
ukur dalam menemukan segala sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan yang
ada, menggali lebih dalam apa yang telah ada, menggembangkan dan memperluas serta
menguji kebenaran yang telah ada tetapi kebenarannya masih diragukan.

Parameter peneliatian pada jurnal ini adalah perkembangan perpustakan sebelum


dan setelah tahun 2000. Dimana, sebelum tahun 2000 perpustakaan difungsikan hanya
sebagai tempat membaca dan pelestarian buku sedangkan, setelah tahun 2000
perpustakaan beralih fungsi menjadi tempat yang frural dan kompleks karena
perkembangan multimedia dan perubahan sosial.

4. Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data pada jurnal ini dilakukan secara primer dan sekunder. Secara
primer teknik pengambilan data dilakukan melalui pengamatan dan eksplorasi tapak
selama 3 bulan di Perancis pada tahun 2007 dan secara primer teknik pengambilan data di
ambil dari beberapa referensi.

5. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis data komparatif dengan melakukan
perbandingan antara komposisi ruang dari 3 perpustakaan dengan melakukan
pengumpulan data statistik dengan menyajikan nya melalui tabel dan grafik untuk
menarik kesimpulan dari komposisi ruang dari perpustakaan Perancis,Spanyo,U.S

6. Hasil Penelitian

Hasil penelitian pada jurnal berupa persentasi komposisi ruang antara 3


perpustakaan dimana komposisi ruang untuk anak-anak dan ruang multimedia 22,5 %
lebih tinggi dari persentasi komposisi ruang di Korea. Komposisi ruang untuk pengguna
umum di Korea memiliki persentasi tertinggi yaitu 16% yang digunakan sebagai jalur
aliran sirkulasi pengguna sedangkan pada perpustakaan di U.S memiliki persentasi
terendah karena U.S secara aktif mengoprasikan pusat-pusat belajar sehingga
menghilangkan beberapa kebutuhan untuk fungsi budaya dan pendidikan. Persentasi
komposisi ruang dapat dilihat pada grafik berikut :
70

60

50
DU
40
CE
30 WM
PU
20

10

0
U.S Spanyol Perancis Korea

7. Kesimpulan
1. Komposisi ruang dan luas area untuk perpustakaan umum berkembang menjadi ruang
yang berpusat pada pengguna, terbuka, dan kompleks karena perubahan dalam
informasi dan lingkungan sosial sekitar tahun 2000.
2. Ruang yang diperlukan untuk perpustakaan umum saat ini dapat dibagi ke dalam
sektor penggunaan data, sektor budaya dan pendidikan, sektor manajemen pekerjaan,
sektor penggunaan publik, dan sektor lain-lain.
3. Ruang yang diperlukan untuk perpustakaan umum dibagi menjadi sembilan jenis
berdasarkan ukuran dan regional karakteristik. Perpustakaan umum telah mengurangi
data penggunaan sektor dan peningkatan sektor penggunaan publik dengan
peningkatan GFA.
4. Ruang tumpukan tertutup terhubung ke ruang sirkulasi membentuk 9% dari sektor
penggunaan data di Indonesia perpustakaan umum di kota-kota berukuran kecil dan
sedang sebelumnya 2000, dibandingkan dengan sistem rak terbuka saat ini.
Persentase area untuk data digital dalam penggunaan data sektor telah meningkat
sejak tahun 2000.

You might also like