You are on page 1of 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.5
2. Tujuan Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang : 5
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
3. Fungsi Puskesmas
Fungsi Puskesmas antara lain :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas berupaya menyelenggarakan dan memantau
penyelenggarakan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. 5
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas berupaya agar baik perorangan, keluarga, dan masyarakat
memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat dan berperan memperjuangkan
kepentingan kesehatan.5,6
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan keseimbangan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi : 5

6
1) Pelayanan Kesehatan Perorangan
Tujuan utama pelayanan ini adalah menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan kesehatan perorangan
tersebut adalah rawat jalan, sedangkan untuk puskesmas tertentu ditambah
dengan rawat inap. 5
2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Tujuan utama pelayanan ini adalah memelihara, meningkatkan, dan
memulihkan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara
lain adalah promosi kesehatan, memberantas penyakit, kesehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya. 5
4. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
Prinsip-prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi :
a. Prinsip paradigma sehat
Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam
upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 5
b. Prinsip pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. 5
c. Prinsip kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. 5
d. Prinsip pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses
dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan
kepercayaan. 5
e. Prinsip teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan. 5

7
f. Prinsip keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan
UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan
Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas. 5
5. Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugasnya,
Puskesmas juga menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut : 5
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama, mempunyai beberapa wewenang dalam Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM), yaitu : 5
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan:
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
Puskesmas juga mempunyai beberapa wewenang dalam
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), yaitu: 5

8
a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, kelompok dan masyarakat;
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi;
f. Melaksanakan rekam medis;
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan;
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan.

6. Upaya Kesehatan Puskesmas


Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama yang
dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. 5
a. Upaya Kesehatan Masyarakat/UKM
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan
masyarakat pokok dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya
kesehatan masyarakat pokok harus diselenggarakan oleh seluruh
Puskesmas guna mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat pokok
meliputi : 5
1) Upaya Pengobatan;
2) Upaya Promosi Kesehatan;
3) Upaya Kesehatan Lingkungan;

9
4) pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
5) pelayanan gizi; dan
6) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.5,6

b. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan


masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif
dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan
potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada, yakni : 5
1) Upaya Kesehatan Sekolah
2) Upaya Kesehatan Olah Raga
3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4) Upaya Kesehatan Kerja
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6) Upaya Kesehatan Jiwa
7) Upaya Kesehatan Mata
8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
b. Upaya Kesehatan Perseorangan/UKP
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuai
dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan dalam bentuk
rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care),
home care, dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan. 5
Untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan
tersebut maka puskesmas harus menyelenggarakan manajemen Puskesmas,
pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat dan
pelayanan laboratorium. 5

10
B. Pelayanan Mutu
1. Pengertian Mutu
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
mengemukakan mutu adalah suatu derajat kesempurnaan pelayan rumah
sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan
kesehatan yang sesuai standar profesi, sumberdaya yang tersedia di rumah
sakit secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan
memuaskan sesuai norma, etika hukum dan sosio budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat
konsumen.7
Mutu adalah penentuan pelanggan, pasar atau ketetapan manajemen.
Mutu dinilai berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk
dan jasa pelayanan, mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak,
sadar atau hanya dirasakan, operasional teknik atau subjektif sama sekali
dan selalu menggambarkan target yang bergerak dalam pasar yang
kompetitif.8

2. Komponen Mutu Pelayanan Kesehatan


Terdapat 5 faktor pokok yang berperan penting dalam menentukan
keberhasilan manajemen mutu pelayanan kesehatan, yaitu : 5
a. Masukan (input)
b. Proses (process)
c. Keluaran (output)
d. Hasil (outcome)
e. Dampak (impact)
Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang
dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen termasuk komitmen,
prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan
diberikan. 5
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. 5
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Hasil (outcome)
merupakan hasil dari suatu proses manajemen. Dampak (impact) adalah

11
akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk manajemen kesehatan dampak
yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan.

3. Dimensi – Dimensi Kualitas Pelayanan


Ada lima dimensi mutu pelayanandiantaranya adalah sebagai berikut:
a. Berwujud (tangible) yaitu kemampuan dalam menunjukan eksistensinya
kepada pihak eksternal. Meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain-
lain), teknologi, serta penampilan pegawai. 9
b. Kehandalan (reliability), yaitu dimensi yang mengukur kemampuan
untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara
akurat dan terpercaya. 9
c. Ketanggapan (responsiveness) yaitu suatu kebijakan yang membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat pada pelanggan dengan
menyampaikan informasi yang jelas. 9
d. Jaminan dan kepastian (assurance) yaitu pengetahuan, kesopansantunan
dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa
percaya para pelanggan terhadap perusahaan. Hal ini meliputi komponen
komunikasi, kredibilitas, kompetensi dan sopan santun. 9
e. Empati, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual
atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya
memahami keinginan konsumen. 9

4. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan dalam mutu pelayanan kesehatan adalah sebagai
berikut :
a. Membangun kesadaran mutu
Merupakan upaya penggeseran cara pandang peran dan fungsi organisasi
pelayanan kesehatan yang biasa dilakukan menjadi pelayanan yang
sesuai standar. 10
b. Pembentukan tim jaminan mutu
Tim jaminan mutu dapat terdiri dari sub tim pembuat standart, sub tim
pelaksana dan sub tim penilai kepatuhan terhadap standar dan evaluasi. 10
c. Pembuatan alur kerja dan standart pelayanan
Alur pelayanan di tempel di dinding agar mudah diketahui dan sebagai
petunjuk jalan bagi pasien maupun pengunjung unit pelayanan kesehatan.
10

d. Penilaian kepatuhan terhadap standar

12
Dibutuhkan daftar tilik untuk mengukur kelengkapan sarana dan
prasarana, pengetahuan pemberi pelayanan, standar kompetensi teknis
petugas dan persepsi penerima pelayanan. 10
e. Penyampaian hasil kerja
Data temuan diolah dan dianalisa kemudian di sajikan di lokakarya mini
jika nilai dibawah 80% maka keadaan ini perlu diperbaiki dengan
melakukan intervensi terhadap rendahnya tingkat kepatuhan terhadap
standart. 10
f. Survey Pelanggan
Dilakukan dengan metode survey pada klien atau pasien. 10
g. Penyusunan rencana kegiatan menggunakan siklus problem solving.

Sebab potensial

Prioritas
Sebab paling
masalah
mungkin

Alternatif
Identifikasi pemecahan
Masalah
masalah masalah

Pengawasan Keputusan
pemecahan
Gambar 2.1. Siklus Problem Solving
Pengendalian masalah
Rencana
penilaian Penerapan

5. Faktor Yang Mempengaruhi mutu pelayanan


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan
meliputi: 8
a. Kompetensi teknik (Technical Competence)
b. Akses terhadap pelayanan (acces to service)
c. Efektifitas pelayanan (Effectiveness)
d. Hubungan antar manusia (Interpersonal relations)
e. Kelangsungan pelayanan (Continuity of care)
f. Keamanan pelayanan (Safety)

13
g. Kenyamanan pelayanan (Amenities) dan
h. Ketepatan waktu (Timeless).
6. Analisis Penyebab Masalah Pada Manajemen Mutu
Permasalahan yang dapat timbul pada mutu pelayanan kesehatan di
puskesmas dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 9
a. Simple problem (masalah sederhana)
Berikut adalah ciri-ciri masalah pada simple problem, yaitu :
1) Kecil
2) Berdiri sendiri
3) Tidak ada hubungan dengan masalah lain
4) Tidak mengandung konsekuensi yang besar
5) Pemecahannya tidak memerlukan pemikiran yang luas, dimana
pemecahannya diilakukan secara individual oleh pimpinan atas dasar
instuisi, pengalaman, kebiasaan dan fakta yang sederhana.
Pada simple problem masalah yang didapat dari perbandingan antara
Standart Operasional Prosedur (SOP) dengan kenyataan yang ada yang
dilakukan petugas dalam pelayanan. 9
b. Complex problem (masalah rumit)
Berikut adalah ciri-ciri pada masalah complex problem, yaitu :
1) Masalahnya besar
2) Tidak berdiri sendiri
3) Saling berkaitan dengan masalah lain
4) Mengandung konsekuensi yang besar
5) Pemecahannya memerlukan pemikiran luas, dimana pemecahannya
dilakukan secara tim, pimpinan dibantu staf.
7. Prinsip perbaikan mutu : 8
a. Jaminan mutu berorientasi pada pemenuhan harapan dan kebutuhan
pelanggan (pasien) dan masyarakat.
b. Jaminan mutu berfokus pada sistem dan proses
c. Jaminan mutu menggunakan data untuk menganalisis proses pemberian
pelayanan.
d. Jaminan mutu mendorong diterapkannya pendekatan tim untuk
pemecahan masalah dan perbaikan mutu yang berkesinambungan.

C. Standar Operasional Prosedur (SOP)


1. Definisi
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu pedoman tertulis
yang dipergunakan untuk mendorong atau menggerakan suatu kelompok
untuk mencapai tujuan organisasi. 11

14
Menurut Depkes RI Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah
ptotap yang merupakan tata atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu
proses kerja tertentu yang dapat diterima oleh seseorang yang berwenang
atau yang bertanggungjawab untuk mempertahankan tingkat penampilan
atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat terselesaikan secara
efektif dan efesien. 11
2. Tujuan SOP
Berikut adalah tujuan dari SOP, yaitu : 11
a. Menjaga konsistensi dan tingkat kerja petugas atau tim dalam
organisasi atau unit.
b. Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap posisi dalam
organisasi.
c. Menjelaskan alur tugas wewenang dan tanggungjawab dari petugas
terkait.
d. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan
administrasi lain.
e. Untuk menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi.
3. Fungsi SOP
Fungsi dari SOP adalah : 11
a. Memperlancar tugas petugas atau tim
b. Sebagai hukum bila ada penyimpangan
c. Mengetahui dengan jelas hambatan bila ada dan mudah dilacak
d. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja
e. Sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas rutin.
4. Prinsip SOP
Beberapa prinsip SOP yaitu : 11
a. Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan.
b. Bila berubah, harus sesuai standart profesi atau perkembangan iptek
serta peraturan yang berlaku.
c. Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada
setiap upaya
d. Harus di dokumentasikan

Nilai CR =

D. Indeks Kepuasan Masyarakat


Indeks Kepuasan Masyarakat adalah data dan informasi tentang
tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara

15
kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh
pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan
membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. 12
Monitor tolak ukur standar operasional prosedur adalah tingkat
kepatuhan atau compliance rate (CR). Dikatakan baik apabila prosentase
lebih dari 80%.12
Unsur pelayanan yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks
kepuasan masyarakat berdasarkan KEPMENPAN No. 14 Th 2107 Kepuasan
Pelanggan ,yaitu :
1. Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis
pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif.
2. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
Prosedur adalah tatacara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan termasuk pengaduan.
3. Waktu Penyelesaian
Waktu Penyelesaian adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan selruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
4. Biaya/Tarif*)
Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam
mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang
besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan
masyarakat.
5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan
dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk
pelayanan ini merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan.
6. Kompetensi Pelaksana **)
Kompetensi pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, ketrampilan, dan pengalaman.
7. Perilaku Pelaksana **)
Perilaku pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan pelayanan.
8. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Penanganan pengaduan, saran dan masukan, adalah tata cara pelaksanaan
penanganan pengaduan dan tindak lanjut.
9. Saran dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang

16
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek). Sarana digunakan untuk benda yang bergerak
(komputer, mesin) dan prasarana untuk benda yang tidak bergerak (gedung).
*) Unsur 4, dapat diganti dengan pertanyaan lain, jika dalam suatu peraturan
perundangan biaya tidak dibebankan kepada penerima layanan.
**) Unsur 6 dan 7, dapat diganti dengan bentuk pertanyaan lain, jika jenis
layanan yang akan disurvei berbasis website.12

D. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

1. Defenisi

Usaha Kesehatan Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui pilot


project di Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara
Departemen kesehatan, Departemen Pendidikan, dan kebudayaan dan
Departeman Dalam Negeri. Pada tahun 1980 ditingkatkan menjadi
keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes tentang kelompok
kerja UKS

Masalah kesehatan seperti tingkat penyakit yang tinggi,


keadaan gizi yang buruk, pencemaran lingkungan, kurangnya
kesadaran, pengertian dan partisipasi terhadap usaha kesehatan,
terdapat pula pada masyarakat sekolah. Masyarakat sekolah terdiri dari
para pendidik, karyawan sekolah, orang tua murid, perlu diikut
sertakan dalam mengenal masalah kesehatannya dan kemudian di ajak
mencoba mengatasi sendiri dengan bimbingan petugas kesehatan

Keikut sertaan mereka sangat menentukan berhasil tidaknya


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dilaksanakan di sekolah
tersebut. Dalam kaitan itulah disamping meningkatkan pengetahuan
serta keterampilan para petugas kesehatan dan pendidik dalam UKS
perlu diselenggarakan penggarapan murid sedini mungkin, secara

17
terencana, terarah, sehingga mempercepat tercapainya peri kehidupan
masyarakat sekolah yang sehat. Konsep hidup sehat yang tercermin
pada perilaku sehat dalam ligkungan sehat, perlu diperkenalkan seawal
mungkin kepada generasi penerus dan kemudian hal ini dihayati serta
diamalkan. Murid bukanlah semata-mata Sebagai objek pembangun
kesehatan, tetapi sebagai subjek dan dengan demikian diharapkan
mereka dapat berperan serta secara sadar dan bertanggung jawab
dalam pembangunan kesehatan

2. Tujuan, Sasaran dan Peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan memungkinkan derajat


kesehatan peserta didik yang mencakup :
a. Menurunkan angka kesakitan anak sekolah

b. Meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik, mental maupun


sosial

c. Agar peserta didik memilki pengetahuan, sikap dan keterampilan


untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi
aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah

d. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah

e. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh


buruk narkotika, rokok, alkohol dan obat berbahaya lainnya.

Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah adalah seluruh peserta didik di sekolah


/ satuan pendidikan luar sekolah, guru, pengelola pendidikan, pengolaan
kesehatan dan masyarakat. Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah
diprioritaskan pada kelas I,II dan kelas VI. Alasannya adalah kelas I,
merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan
lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai

18
penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertiannya tentang kesehatan. Disamping itu kelas satu adalah
saat yang baik untuk diberikan imunisasi ulangan. Pada kelas I ini
dilakukan penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan
yang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan untuk jenjang
berikutnya.

3. Ruang lingkup kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Ruang lingkup kegiatan usaha kesehatan sekolah yang
diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan yang sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh
dan berkembang secara harmonis, optimal serta menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas (Depkes, 2007). Ruang lingkup UKS
tercermin dalam Tri-program dan dikenal “Trias UKS” yang meliputi:
a.Pendidikan kesehatan

b. Pelayanan kesehatan

c.Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat

Dengan demikian Trias UKS merupakan perpaduan antara upaya


pendidikan dengan upaya pelayanan kesehatan. Pendidikan kesehatan
merupakan upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanakan sesuai
dengan kurikulum sekolah. Pelayanan kesehatan merupakan upaya
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik agar
dapat tumbuh dan berkembang secara sehat, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan produktivitas belajar dan prestasi belajar. Sedangkan
pembinaan lingkungan sekolah yang sehat merupakan gabungan
antara upaya pendidikan dan upaya kesehatan untuk dapat diterapkan
dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari peserta didik

19
G. Kerangka Teori

PUSKESMAS

Penjaringan kesehatan sekolah

Input : Proses :
SIMPLE PROBLEM
1. Man P1 : SOP dan Kuesioner
2. Money P2 :
3. Material
4. Methods 1. Kepatuhan Petugas Output : Cakupan
5. Market penjaringan kesehatan
6. Marketing sekolah
7. Environment 2. Kuesioner Kepuasan
Pelanggan Outcome:
Mutu Pelayanan
P3 : (Hasil Akhir)

1. Daftar Tilik SOP


2. Kuesioner Tingkat
Kepuasan Pelanggan

Impact : Kepuasan
TINGKAT PASIEN
KEPATUHAN COMPLEX
PETUGAS PROBLEM

Masalah mutu

Gambar 2.2. Gambar Kerangka Teori Pendekatan Sistem

20
H. Kerangka Konsep

Tingkat Kepatuhan
Petugas Terhadap SOP
Penjaringan kesehatan
sekolah
Masalah Terhadap
penjaringan
kesehatan sekolah
Kepuasan klien terhadap
petugas penjaringan
kesehatan sekolah

Gambar 2.3 Gambar Kerangka Konsep

21

You might also like