You are on page 1of 7

JF

ISSN: 1693-1246 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 47-53


Januari 2009
PFI
http://journal.unnes.ac.id

PERCOBAAN OSILASI BANDUL FISIS BENTUK SEDERHANA SEBAGAI


TUGAS PROYEK PENELITIAN PADA MATERI MOMEN INERSIA DI SMA
S. Khanafiyah*

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Semarang (Unnes), Semarang, Indonesia, 50229

Diterima: 1 Oktober 2010, Disetujui: 1 November 2010, Dipublikasikan: Januari 2011

ABSTRAK

Percobaan ayunan bandul fisis bertujuan untuk menentukan suatu besaran fisis, misalnya percepatan gravitasi bumi atau momen
inersia pusat massa suatu benda. Dasar dari percobaan ini adalah terjadinya getaran harmonis pada benda yang berosilasi
dengan amplitudo kecil, sehingga mempunyai periode yang nilainya tergantung pada besarnya momen inersia. Tiga macam
percobaan osilasi bandul fisis dengan bentuk sederhana telah dilakukan, yaitu dengan bentuk sembarang, batang tipis dan
cakram. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada percobaan ayunan bandul fisis, grafik antara kuadrat perioda dengan variabel
bebas adalah linier. Dengan demikian dapat dibuktikan adanya faktor momen inersia pusat massa yang besarnya tertentu.
Dengan demikian percobaan ini dapat memperdalam pemahaman tentang momen inersia benda, dan dapat dijadikan sebagai
materi pengayaan.

ABSTRACT

Physical oscillation experiments aimed to determine a physical quantity such as gravity acceleration or centre of mass inertia. The
experiment based on harmonic vibration caused by a small amplitude particle oscillation, such that the period depends on its inertia
moment. The experiment was done using three kinds of pendulums, such as arbitrary shape, thin rod and disc. The results show
that in physical oscillation experiment, the graph of free variables of squared period is linear. This proves the existence of a centre
mass inertia moment factor. This experiment can be used to deepen the understanding on moment inertia.

© 2009 Jurusan Fisika MIPA UNNES, Semarang

Keywords: physical oscillation; inertia moment; centre mass; inertia moment

PENDAHULUAN sumbu yang melalui benda tersebut, dinamakan bandul


fisis. Bandul fisis merupakan perluasan dari bandul
Di dalam kurikulum 2004, momen inersia adalah sederhana, yang hanya terdiri dari tali tak bermassa yang
salah satu materi yang diajarkan pada kelas XI semester digantungi sebuah partikel tunggal. Pada kenyataannya
2. Berdasarkan kurikulum 2004 tersebut, fungsi mata semua benda yang berayun adalah bandul fisis (Halliday,
pelajaran fisika antara lain adalah mengembangkan 1991). Selanjutnya, pada dinosaurus nilai momen inersia
kemampuan berfikir analisis, induktif dan deduktif ditentukan oleh penampilan teropod yang bergantung
dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk pada punggung dan ekor sehingga dapat lari cepat
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan (Carrier, et al., 2001). Penelitian inersia juga dilakukan
menyelesaikan masalah secara kualitatif maupun oleh Moon, et al. (2002) menyatakan bahwa
kuantitatif (Foster, 2006). penambahan momen inersia pada leher ular
Salah satu kegiatan yang dapat membantu menentukan kecepatan bergerak dan memiliki daerah
meletakkan fungsi mata pelajaran fisika tersebut adalah kerja tetap pada temperatur dan frekuensi tertentu.
pemberian tugas atau proyek penelitian kepada siswa Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, yang dipilih
yang dikerjakan secara berkelompok maupun sebagai bandul fisis adalah benda pipih dengan bentuk
perseorangan. Berikut ini adalah contoh dari tak beraturan, misal papan tripleks yang digergaji,
pelaksanaan proyek penelitian yang berkaitan dengan kemudian dipasak pada sumbu tanpa gesekan, yang
materi momen inersia, dengan menggunakan peralatan melalui P. Benda dalam posisi seimbang, jika dalam
yang sederhana. Implementasi pada raket dan base ball keadaan pusat massa benda C terletak vertikal di bawah
menyatakan bahwa besar daya intrinsik dan kecepatan P. Jarak dari pasak ke pusat massa adalah d, momen
ayun memberi kontribusi kuat pada nilai momen inersia kelembaman (momen inersia) benda terhadap sumbu
(Cross & Nathan, 2009). yang melalui pasak adalah I dan massa benda adalah M.
Semua benda tegar yang digantungkan sehingga Jika benda disimpangkan dari posisi seimbangnya
benda dapat berayun dalam bidang vertikal terhadap sebesar sudut, maka torsi pemulih dalam keadaan
simpangan sudut yang disebabkan oleh komponen
tangensial gaya gravitasi adalah
*
Alamat korespondensi
Jl. Kendeng IV/28 Semarang
Telp.: (024) 8411402, Mobile Phone: 081325586149
t
=Mgd sin q
- (1)
E-mail: sitikhanafiyah@yahoo.com
48 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 47-53

Gambar 1. Skema analisis gaya-gaya yang bekerja pada bandul fisis yang berupa benda pipih dengan pusat massa
Jika simpangan sudut kecil, maka berlaku Ada hubungan sederhana yang sangat penting antara
pendekatan yang sangat baik sin q @ q sehingga untuk momen inersia rotasi benda terhadap sembarang sumbu
amplitudo kecil, torsi pemulih dapat dituliskan sebagai I de-ngan momen inersia rotasinya yang sejajar dengan
t
=Mgdq
- (2) itu, yang melalui pusat massa benda Ipm. Jika M adalah
d 2q massa benda dan h adalah jarak antara kedua sumbu,
Jika I adalah momen inersia dan.....
dt 2 adalah maka berlaku hubungan
percepatan sudut, maka berlaku persamaan gerak
I= Mh 2
I pm + (8)
d 2q k (3)
+ q
=0
dt 2 I dengan Ipm adalah momen inersia pusat massa.
Persamaan (3) adalah persamaan getaran Sementara, penerapan momen inersia pada kegiatan lari
harmonis sudut sederhana dengan penyelesaian manusia bergantung pada momen rotasi dan gaya yang
(4) bekerja pada lengan kaki, sehingga dapat bergerak lebih
q = q sin (
0 w t- f ) 0 cepat (Lee, et al., 2001).
atau Suatu benda juga dapat berayun dengan frekuensi
tertentu jika benda tersebut dalam posisi setimbang labil.
q
=
q0 cos(
w0)
t-
f (5)
Pada Gambar 2(a) sebuah cakram yang diam mendatar
Besarnya frekuensi sudut adalah pada permukaan horizontal, dibuat berputar oleh gaya F1
dan F2 yang bekerja pada tepi cakram. Kedua gaya yang
k
w
= (6) sama tersebut jika dikerjakan sedemikian sehingga garis
I kerjanya melalui pusat cakram, seperti pada Gambar
2(b) tidak akan menyebabkan cakram berputar. Jadi
Jadi periode bandul fisis yang berosilasi dengan untuk membuat suatu benda dapat berputar, lokasi titik
amplitudo kecil adalah tangkap gaya-gaya adalah penting. Jarak tegak lurus
antara garis kerja sebuah gaya dan sumbu rotasi
I I dinamakan lengan/gaya tersebut. Hasil kali sebuah gaya
T=
2p2=
p (7)
k Mgd dengan lengannya dinamakan torsi t . Torsi yang
diberikan oleh suatu gaya kepada sebuah benda adalah
dengan T, I, M, dan g secara berurutan adalah periode, besaran yang mempengaruhi kecepatan angular benda
momen inersia, massa benda, percepatan gravitasi tersebut.
bumi, dan jarak dari pusat massa sampai pasak (P).

F1

F2 F1
F2

Gambar 2. (a) Skema cakram berputar disebabkan gaya F1 dan F2, dan (b) Skema cakram tidak berputar diakibatkan
kesetimbangan gaya F1 dan F2.
S. Khanafiyah - Percobaan Osilasi Bandul Fisis Bentuk Sederhana 49

F1
F ir
Fi
m1
Garis m1
F it
r1 Kerja
r1
L
o

Gambar 3. (a) skema analisis gaya F1 yang bekerja pada partikel ke i,dan (b) skema analisis Gaya F1 diuraikan
menjadi dua komponen, yaitu Fir =
Fi cos fsepanjang garis radial ri dan Fit = tegak lurus garis radial.
Fi sin f
2
Besaran å
mi ri
Gambar 3.(a) menunjukkan sebuah gaya Fi yang bekerja i
.......... adalah sifat benda terhadap
pada partikel kei pada sebuah cakram. Lengan gaya ini sumbu rotasi, yang dinamakan momen inersia I dan
adalah l = ri sin fdengan f adalah sudut antara gaya Fi dirumuskan dalam persamaan (12)
dengan vektor posisi ri ke titik tangkap gaya. Torsi yang 2 (12)
I= å mi ri
dilakukan gaya Fi terhadap sumbu O dapat ditulis i
dengan ri adalah jarak partikel ke i dengan sumbu rotasi.
t mi ri a
2 (9)
i =
Untuk benda-benda kontinu, sesuai dengan
persamaan (12), momen inersia dapat dituliskan dengan
Jika torsi untuk semua partikel dalam benda dijumlahkan,
maka didapatkan r 2 dm
I=
ò (13)
2 Sebagai contoh besarnya momen inersia sebuah
å
t
=
i
åmr a
i
i
i i (10)
batang dengan kerapatan seragam terhadap sumbu
tegak lurus batang dan melalui salah satu ujungnya
Besaran å
t
adalah torsi netto yang bekerja
i
1
adalah...........
i
pada benda, yang selanjutnya dinyatakan dengan t ML2 momen inersia terhadap sumbu
netto 3
Untuk benda tegar, besarnya percepatan angular untuk x adalah nol, jika semua massa berada di sumbu x (Tipler,
semua partikel dalam benda adalah sama, sehingga 1998). Momen inersia cakram seragam terhadap sumbu
persamaan (10) dapat ditulis yang melewati pusatnya dan tegak lurus bidang cakram
2 adalah 1 MR 2 dengan M adalah massa cakram dan R
å
t

a
i
mr i
i
i i (11)
2
adalah jari-jari cakram

M
y‘ dm = dx
L L

x
x dx

Gambar 4. Geometri untuk menyusun integral dalam menghitung momen inersia batang uniform yang diputar
terhadap sebuah sumbu yang tegak lurus batang dan melalui salah satu ujungnya

dm
d
r

R
Gambar 5. Skema analisis gaya-gaya untuk menghitung momen inersia cakram seragam yang berputar terhadap
sebuah sumbu tegak lurus bidang cakram (Tipler ,1998).
50 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 47-53

Sebuah bandul fisis dengan bentuk sembarang, ayunan bandul fisis bentuk sembarang, dengan
digantungkan pada titik yang bukan merupakan pusat percobaan ayunan bandul fisis yang berbentuk batang
massanya, jika disimpangkan pada posisi tipis dengan panjang bervariasi dan dengan ayunan
setimbangnya, dia akan berayun dengan periode seperti bandul fisis bentuk keping lingkaran tipis
dinyatakan pada persamaan (7) Sudah diketahui bahwa
momen inersia batang tipis terhadap salah satu ujungnya METODE
adalah
1 Alat dan bahan yang diperlukan terdiri dari
I= ML2 (19) lempeng tipis, dengan bentuk dan bahan sembarang,
3 statif, mistar dan stopwatch.
dan jarak antara poros dengan titik pusat massa adalah Langkah pertama dalam pelaksanaan percobaan
d = ½ L, sehingga periode ayunan dapat dinyatakan adalah menentukan letak pusat massa dengan cara
dengan sebagai berikut: Menggantungkan benda pada poros
8p 2 tanpa gesekan pada sembarang titik. Benda tersebut
T2 = L (20) akan tergantung setimbang dengan pusat massanya
3g tepat di bawah poros Jika digambarkan garis vertikal dari
Dari Persamaan (20) dapat dinyatakan bahwa jika poros ke bawah, maka pusat massa akan terletak pada
panjang batang berubah, maka kuadrat periode ayunan suatu titik pada garis itu, seperti ditunjukkan pada
juga akan berubah secara linier. Dan besarnya Gambar 6a. Kemudian menggantungkan benda dengan
pecepatan gravitasi bumi dapat dinyatakan dengan poros titik lain dan menggambar garis vertikal kedua.
persamaan (21) Pusat massa akan terletak di titik potong kedua garis itu,
2
Gambar 6b.
8p L Langkah selanjutnya adalah mengukur periode
g= 2 (21)
3T ayunan untuk tiap-tiap jarak antara poros dengan pusat
massa yang berbeda (d).
Jika sebuah keping lingkaran tipis dengan jari-jari Analisis data dilakukan dengan melihat hubungan
2 ) dengan ( d 2T2 )
2 2 2 2
R, digantungkan pada poros yang terletak pada suatu antara (d1 - ..d...... d1T1 .............
- pada persamaan
titik di atas pusat lingkaran, maka keping lingkaran akan (18) yang menyatakan hubungan linier, sehingga per-
diam dalam posisi stabil. Jika kemudian keping hitungan percepatan gravitasi bumi dapat dilakukan
disimpangkan dengan sudut kecil, maka keping tersebut dengan analisis grafik (Lab Fisika Dasar FMIPA UGM).
akan berosilasi dengan periode seperti dinyatakan Grafik dibuat dengan melukiskan
dalam persamaan (7). Sudah diketahui bahwa momen
1
inersia pusat massa keping lingkaran MR 2 dan r adalah
( )
pada sumbu x, dan d T 2 -
1 1 d 2T2 pada sumbu y (d1 -
2
2 2
d2 )
2
jarak antara poros sampai pusat massa. Sehingga Dari persamaan (18)
periode ayunan dapat dituliskan 4p
g=
()
2
d1 -
2
d2
2

4p
1 R2
2 æ
ç
ö ( )
2
d1T1 - d 2T2
2

T2 = 2 + r÷
g ç r ÷ (22)
Dari grafik diperoleh harga koefisien sudut arah
è ø 2
4p (24)
Sesuai persamaan (22) dapat dikatakan bahwa jika jarak tan a =
antara poros sampai pusat massa (r) diubah, maka g
periode ayunan juga akan berubah. Besarnya Sehingga
2
percepatan gravitasi bumi dapat ditulis sebagai 4p
g= (25)
1 R2
æ 2 ö tan a
4p ç2 ÷
g= r
+ (23) Alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan
T2 ç r ÷
adalah batang tipis dengan panjang yang bervariasi,
è ø
Penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep momen statif, mistar dan stopwatch.
inersia benda. Selain itu juga untuk menentukan Percobaan dilakukan untuk menentukan periode
besarnya percepatan gravitasi bumi, dengan percobaan ayunan pada tiap-tiap panjang batang yang berbeda.

Poros 2
Poros 1

Poros 1

Pusat massa

b
a
Gambar 6. a. Pusat massa terletak pada garis vertikal ke bawah dari poros 1, dan b. Pusat massa terletak di titik
potong garis vertikal kebawah dari poros 1 dan 2
S. Khanafiyah - Percobaan Osilasi Bandul Fisis Bentuk Sederhana 51

Kemudian analisis data dilakukan dengan melihat 4p 2

hubungan antara L (panjang batang) dengan T2 (kuadrat tan a


= (28)
periode) pada persamaan (20) yang menyatakan g
hubungan linier. Dengan demikian untuk perhitungan sehingga
percepatan gravitasi bumi dapat dilakukan dengan ana- 4p 2
lisis grafik, dengan melukiskan panjang batang pada g= (29)
sumbu horizontal dan kuadrat periode pada sumbu tan a
vertikal. Untuk menentukan ralat digunakan persamaan
(30) (Bevington, 1992)
Dari persamaan (20) s2
(d tan a
2
) = N (30)
8p 2 D
T2 = L
3g Sedangkan s
dinyatakan dengan persamaan (31)
1 2
Dari grafik dapat diperoleh harga koefisien sudut arah 2
s S 2 =å
= (
yi -bxi )
a- (31)
N- 2
2
8p
tan a
= (26) dan D 2
N xi -
= xi (
å)
å
2
(32)
3g
Uji kesamaan hasil percobaan dengan harga yang benar,
sehingga dilakukan dengan uji t, dengan persamaan
2
8p (27)
g= X- m
3 tan a t =0 (Montgomery, 1984) (33)
Alat dan bahan yang diperlukan adalah keping
s
lingkaran tipis, statif, mistar dan stopwatch. n
Percobaan dilakukan dengan cara menentukan dengan X adalah harga hasil percobaan m
0 adalah harga
periode ayunan untuk tiap-tiap jarak poros dari pusat yang benar, s adalah ketidakpastian dan n adalah
massa yang bervariasi. banyaknya percobaan.
Analisis dilakukan dengan melihat hubungan
antara HASIL DAN PEMBAHASAN
æ 1 R2 ö
ç dengan T2 (kuadrat periode) pada Dari percobaan ayunan bandul fisis bentuk
2 + r÷
ç r ÷ sembarang, diperoleh hubungan antara
è ø
persamaan (22) yang menyatakan hubungan linier.
2
(d1 -
2
d 2 ) dan d1T12 - 2
( )
d 2T2 yang dinyatakan dengan
Dengan demikian untuk perhitungan percepatan persamaan
gravitasi bumi dapat dilakukan dengan ana-lisis grafik,
dengan melukiskan harga ( d T )()
dT -1 1
2
3,959 d -
= d +
0,0012
2 2
2
1
2
2
2
(34)
1 R2
æ ö
ç2 r÷
+pada sumbu horizontal dan kuadrat periode
ç ÷ Gambar 7 memperlihatkan bahwa
r
è ø 4p 2

2 tan a = =3,959
(T ) pada sumbu vertikal. g 2
4p
sehingga g = =9,97 m / s 2
Dari persamaan (22) 3,959
Dari percobaan ayunan bandul fisis bentuk
1 R2
2 æ ö batang tipis dengan panjang bervariasi diperoleh
4p ç
T = 2
2

+ hubungan antara panjang batang (L) dan kuadrat periode
g ç r ÷
è ø (T2) di-nyatakan dengan
(35)
Dengan menganalisis grafik, maka harga koefisien sudut T2 = 0,0252 L + 0,2219
arah Dari Gambar 8 menunjukkan bahwa tan a
=
0,0254
0,16
0,14
y =3.959x + 0,0012
Selisih (kudrat periode

0,12
x kuadrat jarak)

0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0

0 0,005 -,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035

Selisih Kuadrat Jarak

Gambar 7. Grafik hubungan antara (d1 -


d 2 ) dengan d1T1 -
2 2
( ) 2
d 2T2 pada ayunan bandul fisis bentuk sembarang
2
52 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 47-53

3
y = 0,0252x + 0,2219
2,5

Kuadrat periode (s2)


2

1,5

0,5

0
0 20 40 60 80 100 120

Panjang batang (cm)

Gambar 8. Grafik hubungan antara panjang batang dengan kuadrat peroide ayunan pada bandul fisis bentuk batang
0,92

0,91 y = 3,8306x - 0,0103

0,9
Kuadrat periode

0,89

0,88

0,87

0,86

0,85
0,224 0,226 0,228 0,23 0,232 0,234 0,236 0,238 0,24 0,242

(1/2R^2)/r+r
1 R2
æ ö
Gambar 9. Grafik hubungan antara harga ç2 dengan kuadrat peroide ayunan (T2) pada bandul fisis bentuk

+
ç r ÷
keping lingkaran è ø
2
sehingga 8p 9,78117 mGal (978,117 cm/s2) (Muhrozi dkk, 1996). Dari
g= = 1036,18 hasil uji t, dengan taraf nyata 0,05, pengukuran
3 tan a
percepatan gravitasi dengan percobaan ayunan fisis
Dari percobaan ayunan bandul fisis bentuk keping bentuk sembarang, menunjukkan hasil yang sesuai
lingkaran tipis, diperoleh hubungan antara harga æ
1 R2
ç2
ödengan harga percepatan gravitasi bumi yang benar,
÷
+r÷
2
dengan kuadrat periode ayunan (T ) adalah
ç
ç r ÷sedangkan dengan percobaan yang lain, harga
è ø
percepatan gravitasi yang diperoleh tidak sesuai dengan
æ 1 R2 ö yang sebenarnya, dan mempunyai sesatan sebesar
3,8306ç 2 r÷
2
T2 = + - 0,0103 cm/s (36) 5,42% dan 5,94%. Hal ini disebabkan karena adanya
ç r ÷
è ø gesekan yang terlalu besar antara lubang dengan pasak.
Gambar 9 menunjukkan bahwa Adanya gaya gesek ini menyebabkan torsi pemulih lebih
tan a =3,8306 sehingga besar daripada yang dituliskan pada persamaan (1)
2
.
4p t
=Mgd sin q
-
g == 1030,60 cm/s2
tan a
Tetapi jika dilihat dari kelinieran kurva yang diperoleh
Tiga percobaan menghasilkan harga percepatan (Gambar 7, 8 dan 9), menunjukkan bahwa hubungan
gravitasi bumi yang berbeda. Percobaan ayunan bandul antara variable x dengan variable y cukup linier, hal ini
fisis bentuk sembarang menghasilkan percepatan sesuai dengan teori. Sehingga penurunan persamaan
g= (9,97 ± 0,32)m / s 2 dan ketelitian
gravitasi sebesar................................. yang mengandung besaran momen inersia benda
97%. Percobaan ayunan bandul fisis bentuk batang tipis adalah benar.
dengan panjang bervariasi, menghasilkan percepatan
gravitasi sebesar g =(
10,36 ± 0,16 ) m / s 2 dengan ketelitian SIMPULAN DAN SARAN
98,5 %. Percobaan ayunan bandul fisis dengan bentuk
keping lingkaran tipis, menghasilkan percepatan Dapat disimpulkan bahwa percobaan osilasi
gravitasi sebesar g =(
10,31 ± 0,14 ) m / s 2 dengan ketelitian bandul fisis dengan benda-benda yang berbentuk
98,6%. sederhana dapat digunakan untuk tugas proyek
Dari data pengukuran yang dilakukan di kota penelitian, karena ketelitian cukup besar dan sesatan
Semarang di daerah Candi, di depan rumah sakit cukup kecil.
Elizabeth, diperoleh percepatan gravitasi sebesar Berdasarkan hasil percobaan yang telah
S. Khanafiyah - Percobaan Osilasi Bandul Fisis Bentuk Sederhana
53

dilakukan, penulis memberikan saran kepada para theropod dinosaurs:clues from humans with
pengajar fisika, bahwa percobaan ayunan bandul fisis increased rotational inertia. The Journal of
dapat dikembangkan lebih lanjut untuk tujuan Experimental Biology, 204: 3917–3926
menanamkan konsep momen inersia benda dan David, H. & Robert, R. 1991. Fisika Jilid 1.Terjemahan
pengayaan materi, misal untuk membuktikan persamaan oleh Pantur Silaban & Erwin Sucipto. Jakarta:
momen inersia dari suatu benda dengan bentuk tertentu. Erlangga
Untuk lebih memahami konsep momen inersia, sebelum Foster, B. 2006. Terpadu Fisika SMA. Jakarta: Erlangga.
melakukan percobaan, siswa diminta untuk menurunkan Lee, D.V, Walter, R.M., Deban, S.M., & Carrier, D.R.
persamaan-persamaan yang terkait dengan percobaan 2001. Influence of increased rotational inertia on
tersebut. Untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih the turning performance of humans. The Journal of
baik dari percobaan osilasi bandul fisis, antara lubang Experimental Biology, 204: 3927–3934
dengan pasak perlu diusahakan agar mempunyai Moon, B.R., Hopp, J.J., & Conley, K.E. 2002. Mechanical
gesekan yang sangat kecil misal dengan cara trade-offs explain how performance increases
memperhalus lubang. without increasing cost in rattlesnake tailshaker
muscle. The Journal of Experimental Biology, 205:
DAFTAR PUSTAKA 667–675
Montgomery, D.C. 1984. Design And Analysis Of
Bevington, P.R., 1992. Data Reduction And Error Experiments. New York : John Willey and Sons
Analysis For The Physical Sciences. New York: McGraw- Muhrozi, Pranoto, S., dan Nasrullah. 1996. Studi
Hill Book Company Penentuan Penurunan Permukaan Tanah di
Cross, R. & Nathan, A.M. 2009. Performance versus Semarang Bagian Bawah. Laporan akhir
moment of inertia of sporting implements. Sports Penelitian. Fakultas Teknik Sipil Universitas
Technology, 0 (0): 1-9 Diponegoro
Carrier, D.R., Walter, R.M. & Lee, D.V. 2001. Influence of Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1.
rotational inertia on turning performance of Jakarta: Erlangga

You might also like