You are on page 1of 10

MAKALAH

‘’ MENJAGA LISAN ‘’
Untuk Memenuhu Mata Kuliah Pembelajaran Akidah Ahklak

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK : 8

NAMA : LOLA SINTYA

SEMESTER : VI

DOSEN PENGAMPUH : DEDI IRAMA , M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QURANIYAH(STIT Q)


MANNA BENGKULU SELATAN
2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt,dimana berkat


Rahmat Hidayah, Hidayah serta nikmat-nyalah sehingga pada saat ini
pemakalah dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul
‘’MENJAGA LISAN’’. Shalawat beriring salam semoga tetap tercurahkan
kepada nabi Besar Muhammad Saw, dimana berkat perjuangan beliaulah
kita dapat mengetahui arti islam itu sebenarnya. Dan mudah-mudahan kita
mendapat syafaatnya (pembelaan)nanti di yaumul akhir, amin ya
rabbal’alamin.

Atas selesainya makalah ini,pemakalah mengucapkan banyak


ucapan terimah kasih pada para dosen,terutama dosen DEDI IRAMA
,M.Pd.i Serta teman-teman seperjuangan atas motifasinya. Harapan besar
bagi pemakalah bisa membuat para pembaca mudah mengerti atas materi-
materi yang dijelaskan di dalam makalah ini.

Dan pemakalah juga mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya


mendukung dari para pembaca makalah ini, agar nantinya pemakalah bisa
introspeksi diri untuk perbaikan pembuatan makalah berikutnya .dan
separti kata pepatah tak ada gading yang tak retak ,maka dari itu
pemakalah mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan
makalah ini.

Manna, 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halama Judul

Kata Pengantar...................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB 1.PENDAHULUAN

A. Latar belakang.........………………………………………………..…1

B. Rumsan masalah...............………………………………………...….2

BAB 11.PEMBAHASAN

A. Pengertian Menjaga Lisan........................................................................5


B. Kewajiban Menjaga Lisan........................................................................6
C. Keutamaan Menjaga Lisan.......................................................................7
D. Tata Cara Menjaga Lisan.........................................................................8

BAB 111. PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................…………………….…….......10

B. Saran....................................................................................................10

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lidah adalah anggota badan yang benar-benar perlu dijaga dan
dikendalikan. Sesungguhnya lidah adalah penerjemah hati dan pengungkap isi
hati. Oleh karena itulah, setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan istiqamah, beliau mewasiatkan untuk menjaga lisan. Dan
lurusnya lidah itu berkaitan dengan kelurusan hati dan keimanan seseorang.
Ketahuilah bahwa lisan amat besar. Tidak ada orang yang selamat dari
bahayanya kecuali diam. Karena itu Rasulullah saw memuji diam dan
menganjurkannya. Lisan merupakan bagian tubuh yang paling banyak
digunakan dalam keseharian kita.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga lisan kita. Apakah
banyak kebaikannya dengan menyampaikan yang haq ataupun malah
terjerumus ke dalam dosa dan maksiat. Menyadari atau tidak bahwa Lidah
adalah karunia yang telah diberikan oleh Allah Yang Maha Pengasih.akan
tetapi manusia tidak menyadari akan hal tersebut.

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian menjaga lisan ?
2. Bagaimana kewajiban menjaga lisan dan apa saja keutamaan dari kita
menjaga lisan !
3. Bagaimana tata cara menjaga lisan !
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian menjaga lisan.
2. Untuk mengetahui kewajiban menjaga lisan dan apa saja keutamaan
dari kita menjaga lisan.
3. Untuk mengetahui tata cara menjaga lisan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. MENJAGA LISAN
a. Pengertian Lisan
Lisan menurut bahasa berasal dari akar kata yang berasal dari tiga
huruf; lam – sin – nun yang dihubungkan menjadi ‫ لسن‬dan mempunyai
makna dasar yaitu panjang yang agak lembut. Dalam lisan al-‘Arabi kata
lisan diartikan anggota badan yang bisa mengeluarkan perkataan. Sedangkan
dalam bentuk jamak dari lisan adalah alsun dan alsinah.
Kata lisan yang dimaksud ayat diatas adalah salah satu pancaindra
yang mengandung banyak manfaat seperti alat perasa untuk mencicipi
makanan, mengatur suara, menggerakkan makanan didalam mulut agar
mudah dikunyah dan ditelan.Lisan menurut istilah adalah kumpulan otot
rangka bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan
dengan mengunyah dan menelan. Lisan berada di dalam mulut manusia, dan
bertetangga dengan gigi dan gusi.
Lisan merupakan nikmat Allah swt, yang sangat besar dan luar
biasa bagi manusia. Lisan juga merupakan karunia besar yang harus
disyukuri manusia. Karena denganlisan manusia dapat merasakan berbagai
citra rasa masakan, dengan lisan manusia dapat berkata-kata dan berbicara,
dengan lisan manusia menjadi makhluk yang paling mulia dan istimewa
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain yang telah diciptakan-Nya.1

b. Menjaga Lisan
Tanda kesempurnaan Islam dan Iman seseorang salah satunya
adalah dengan jalan menjaga lidah dari segala sesuatu ucapan yang tidak
memberikan manfaat serta faedah. Karenanya barangsiapa yang bisa

1
Ghoffar M. Abdul, Akidah dan Ahklak,( Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi’I,2005), h:50

5
menjaga lidahnya maka sungguh dia telah mendapatkan keberuntungan
dan keselamatan di dunia dan di akhirat.2
Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
senantiasa mengingatkan kepada para sahabatnya untuk senantiasa
memperhatikan lidahnya, jangan sampai lidah tersebut digunakan untuk
sesuatu hal yang akan menimbulkan kejelekan bagi dirinya, tatkala pada
hari kiamat dia tidak bisa mempertanggung jawabkan semua ucapan
yang keluar dari mulutnya.
Tidak bisa disangkal bahwasannya orang-orang yang
tidak menjaga lisannya dengan mengucapkan kata-kata tidak bermanfaat
bahkan sampai dengan mencaci maki. menceritakan aib seseorang
lainnya, seringkali berbohong dan melakukan berbagai tindakan yang
tidak sepatutnya orang mukmin melakukannya akan bisa disukai dan
dicintai olah masyarakat? Tentunya orang tersebut malahan akan
dihindari karena tidak bisa menjaga lidah dari hal yang kurang baik.
Pada masa sekarang ini banyak orang yang pandai mahir berbicara
bahkan sampai bersekolah di tingkat jenjang pendidikan yang tinggi akan
tetapi kepandaiannya dalam hal berbicara tidak dimanfaatkan dengan
sebaik mungkin dan digunakan untuk kemanfaatan umat manusia. Kita
mengetahui bahwasannya lisan ini memang karunia Allah yang demikian
besar. Dan ia harus selalu disyukuri dengan sebenar-benarnya. Caranya
adalah dengan menggunakan lisan untuk bicara yang baik atau diam.
Bukan dengan mengumbar pembicaraan semaunya sendiri.

B. KEWAJIBAN MENJAGA LISAN


Ayat Al-Qur'an yang menjadi dasar dalam menjaga lisan ini adalah
“Dan janganlah kamu bersikap pada apa yang kamu tidak mempunyai ilmu
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu
akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra`: 36). Ada juga hadist

2
Manzur Ibnu,Pembelajaran Akidah,( Beirut: Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi,2005),h: 45

6
yang menjadi dasar untuk kita menjaga bicara kita yaitu Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Barang siapa beriman kepada Allah
dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR.Bukhari
hadits no. 6089 dan Muslim hadits no. 46 dari Abu Hurairah).
C. KEUTAMAAN MENJAGA LISAN
Adapun keutamaan dari menjaga lisan yang didapatkan dari
perkataan para ulama mengenai bahaya lidah diantaranya yaitu :

1. "Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali salah satu dari dua orang
yaitu orang yang diam namun berpikir atau orang yang berbicara dengan
ilmu." ( Abu Ad-Darda’)
2. "Segala sesuatu akan bermanfaat dengan kadar lebihnya, kecuali
perkataan. Sesungguhnya berlebihnya perkataan akan membahayakan."
( Anas bin Malik ).
3. "Awal ibadah adalah diam, kemudian menuntut ilmu, kemudian
mengamalkannya, kemudian menghafalnya lantas menyebarkannya." (
Sufyan Ats-Tsauri ).

Adapun beberapa manfaat hikmah menjaga lisan diantaranya yaitu :

1. Akan mendapatkan keutamaan dari pada melaksanakan perintah Allah


dan juga Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam . Dasar dari hal tersebut
adalah sebuah hadist yang berbunyi :"Barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
(HR. Al-Bukhari no. 6090 dan Muslim no. 48).
2. Akan mendapat jaminan surga yang datangnya dari Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah hadistnya yaitu yang artinya
:"Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang berada di antara dua
rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku
akan menjamin baginya al-jannah (surga)." (HR. Al-Bukhari no. 6088).
3. Akan memiliki kedudukan tersendiri dalam agama Islam ini. Hal ini
berdasarkan hadist Rasulullah yang terdapat dalam hadits Abu Musa Al-

7
3
Asy’ari, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ketika ditanya tentang
orang yang paling utama dari orang-orang Islam, beliau menjawab :
"(Orang Islam yang paling utama adalah) orang yang orang lain selamat
dari kejahatan tangan dan lisannya." (HR. Al-Bukhari no. 11, Muslim
no. 42).

D. TATA CARA MENJAGA LISAN


Adapun cara dari kita menjaga lisan adalah sebagai berikut :
1. Senantiasa berbicara dengan baik
2. Menjauhkan diri dari kebiasaan berkata-kata yang tidak bermanfaat.
3. Tidak berbicara berlebih-lebihan
4. Tidak bicara tentang kebathilan
5. Tidak berbicara yang kotor
6. Tidak berkata dusta dan berjanji palsu
7. Tidak menggunjing orang
8. Tidak mencela dan melaknat orang
9. Tidak berkata kasar
10. Tidak mengadu domba

3
Rizkiputra Dikalustian,Pembelajaran Akidah, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Jakarta,2011) h:32

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa lisan merupakan
nikmat Allah swt, yang sangat besar dan luar biasa bagi manusia. Lisan
juga merupakan karunia besar yang harus disyukuri manusia. Karena
denganlisan manusia dapat merasakan berbagai citra rasa masakan, dengan
lisan manusia dapat berkata-kata dan berbicara, dengan lisan manusia
menjadi makhluk yang paling mulia dan istimewa dibandingkan dengan
makhluk-makhluk lain yang telah diciptakan-Nya. Tetapi selain nikmat
lisan juga perlu dijaga agar tidak menjadi senjata yang mematikan.
Memahami tentang Bahaya Lisan atau ucapan yang sering kita
ucapkan dalam kehidupan sehari-hariyang keluar dari lidah kita tentunya
kita harus menjaga setiap Lisan yang hendak kita ucapkan,agar kita
terhindar dari perkataan yang dilarang oleh Allah SWT. Sehingga kita
terhindar dari dosa-dosa lisan. Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah dengan judul
“Bahaya Lidah” . Dan tentunya masih banyak kekurngan dan kelemahan
,penyusun banyak berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan
saran agar Makalah ini dapat menjadi lebih baik. Semoga Makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca dan diharapkan
bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa dalam makalah yang saya buat ini jauh
dari kesempurnaan,oleh karena itu mohon kepada teman-teman atau
pembaca semua untuk masukanya yang lebih membangun lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ghoffar M. Abdul,2005, Akidah dan Ahklak, Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi’I


Manzur Ibnu,2005, Pembelajaran Akidah, Beirut: Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi.
Rizkiputra Dikalustian, 2011,Pembelajaran Akidah, Jakarta: Universitas Islam
Negeri Jakarta.

10

You might also like