You are on page 1of 15

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BISNIS-IFRS :

KAJIAN KEBERLANJUTAN USAHA –


PENGUKURAN KEKAYAAN
(Sumber dana dari luar badan usaha, sumber dana saat pendirian/pemilik,
akumulasi laba)

Dosen Pengampu : Dr. Jaka Isgiyarta, M.Si., Akt

Disusun oleh:

Oleh

1. Patricia Ika Pratiwi 12030117420088


2. Mila Minkhatul Maula 12030117420073

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018

1
1. Definisi Kekayaan
A. KekayaanMenurut Pribadi
Kekayaan adalah aset yang dimiliki dalam berbagai bentuk yang terlihat
secara fisik atau secara mudah dapat di tukar atau diuangkan tanpa melakukan
pengelompokan tertentu.
B. Kekayaan Menurut Akuntansi
Kekayaan adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam berbagai
bentuk baik wujud dan tak berwujud dan terdiri atas beberapa jenis (akun-akun)
tertentu. Secara pribadi banyak orang menilai bahwa kekayaan pribadi seseorang
hanyalah berupa sesuatu yang terlihat seperti mobil, rumah, tanah dan sebagainya
atau bisa di uangkan dengan cepat seperti deposito dan rekening bank, namun
terkadang tidak menghitung piutang di luar atau investasi pada orang lain tidak
hitung sebagai kekayaan, bahkan jika menyewa rumah jangka waktu 5 tahun di
bayar di muka tidak pernah menghitungnya sebagai kekayaan.Sedangkan
pandangan akuntansi kekayaan adalah harta dalam semua bentuk termasuk
piutang, sewa di bayar dimuka, Investasi pada usaha orang lain.Sehingga ketika
mencatat tentang kekayaan pribadi maka akan berbeda dengan kekayaan yang di
bukukan dengan sistem akuntansi. Contoh : Anda membeli mobil secara tunai
dengan harga Rp. 150.000.000. Setelah 3 bulan ada seorang yang bertanya kepada
anda, nilai mobil anda berapa ?, maka anda akan menjawab Rp. 150.000.000
tanpa memikirkan bahwa nilai mobil anda telah susut 3 bulan. Berbeda dengan
akuntansi yang memiliki perhitungan tertetu yang di sebut amortisasi atau
penyusutan. Yang jelasnya akan menjawab, nilainya kurang dari 150.000.000.
C. Kekayaan Dalam Perusahaan
Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan adalah aset yang mempunyai
manfaat dimasa yang akan datang. Jadi maksudnya, semua yang ada pada
perusahaan baik yang berupa materi atau pun bukan materi yang memiliki nilai
ekonomis sejak saaat ini sampai masa yang akan datang maka itu adalah
kekayaan.

2
2. Kekayaan Yang Harus Dilaporkan
Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
1) Aset;
2) Liabilitas;
3) Ekuitas;
Laporan Posisi Keuangan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) :
ASET LIABILITAS

Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek

Aset tidak Lancar Liabilitas Jangka Panjang

EKUITAS
Hak Non Pengendali
Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas
induk

3. Pengelompokan Kekayaan
Klasifikasi Liabilitas Jangka Pendek Menurut IFRS
1. Jika dapat dibayar dalam waktu operasional normal perusahaan
2. Jatuh tempo tidak lebih dari 12 bulan dari tanggal neraca
3. Dimiliki untuk diperdangangkan
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
sekurang-kurangnya 12 bulan setelah pelaporan
Klasifikasi Liabilitas Jangka Pendek
Jika diantara keempat kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka liabilitas
dikategorikan sebagai Liabilitas kangka panjang. Yang masuk dalam klasifikasi
liabilitas jangka pendek adalah :

3
1. Kewajiban yang timbul karena pembelian barang atau jasa untuk kegiatan
perusahaan, seperti utang dagang, utang tertulis jangka pendek, utang upah dan
gaji pegawai, utang pajak, utang lain-lain.
2. Pembayaran diterima dimuka sehingga menyebabkan adanya kewajiban
menyerahkan barang atau jasa di masa yang akan datang, contohnya pendapatan
diterima dimuka, deposit dari pelanggan, sewa diterima dimuka.
3. Kewajiban lain yang akan jatuh tempo di periode berjalan, contohnya: promes
yang akan jatuh tempo.
Sedangkan Klasifikasi Liabilitas Jangka Panjang Menurut IFRS :
1. Kewajiban yang timbul sebagai bagian dari strukturisasi modal perusahaan
berjangka panjang, misalnya: pinjaman bank jangka panjang, promes, kewajiban
sewa jangka panjang.
2. Kewajiban yang timbul tidak dari operasional normal perusahaan, misalnya:
kewajiban premi pensiun, liabilitas pajak tangguhan yang penyelesaiannya belum
diketahui secara pasti.

Jenis – Jenis Ekuitas Modal dan Contohnya


Didalam suatu perusahaan yang berbentuk perseroan modal ditunjukan dengan
rekening modal yang terdiri dari beberapa elemen seperti berikut :
a. Modal Disetor
Modal disetor yakni jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham dimana
modal disetor ini dibagi menjadi 2 kelompok yakni :
 Modal saham adalah jumlah nominal saham yang besar
 Agio/disagio saham ialah selisih dari setoran pemegang saham dengan
jumlah nominal saham. Agio ialah selesih atas nominal sedangakan
disagio selisih dibawah nominal.
Dalam neraca agio akan ditambahkan pada modal saham yang beredar sedangkan
untuk disagio akan diuangkan.
b. Laba Tidak Dibagi
Modal ini merupakan sebuh kumpulan dari laba tahun-tahun sebelumnya yyang
dibagi sebagai deviden, laba ini berasal dari dalam perusahaan. Apabila laba inni

4
bersaldo debit sehingga dikatakan defisit.Bila sewaktu-waktu dapat diminta oleh
yang bersangkutan (pemegang saham) sebagai deviden maka modal laba ini tidak
bisa di bagi-bagi.
Namun perusahaan harus mengatisipasi apabila laba tidak dibagi diminta sebagai
devideen dengan membuat cadangan-cadangan dari laba tidak dibagi.
c. Modal Penilaian Kembali
Selisih dari nilai buku lama (buku periode sebelumnya) dengan nilai buku yang
baru dicatat sebagai modal penilaian kembali jika sudah dilakukan penilaian
kembali tentang aktiva-aktiva perusahaan..
d. Modal Sumbangan
Modal sumbangan mmerupakan modal yang muncul akibat sebuah perusahaan
memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan.
e. Modal lain-lain
Contoh dari modal ini seperti modal pada cadangan pelunasan obligasi dan
sebagainya. Jumlah laba tidak dapat diminta kembali sebagai deviden apabila
sudah dicadangkan.

4. Sumber Dana Dari Kekayaan Yang Dikuasai Badan Usaha


Persamaan akuntansi atas aset adalah sebagai berikut :

ASET = LIABILITAS + EKUITAS

Dari persamaan akuntansi diatas menunjukkan hubungan antara aset,


liabilitas, dan ekuitas yang kemudian disebut sebagai persamaan akuntansi
atau accounting equation. Persamaan akuntansi merupakan perangkat dasar
dalam bidang akuntansi. Persamaan akuntansi menjelaskan bahwa nilai aset
selalu sama dengan penjumlahan nilai liabilitas dan ekuitas. Artinya aset
dipengaruhi oleh dua variabel yaitu liabilitas dan ekuitas.

5
1. Liabilitas
Liabilitas adalah kewajiban saat ini yang timbul akibat peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas
yang mengandung manfaat ekonomi. Liabilitas sering juga disebut klaim/hak
tertentu pihak lain terhadap aset perusahaan. Hal ini disebabkan suatu unit
usaha dapat memiliki aset/jasa karena adanya pihak lain yang menyediakan
dana untuk memperoleh aset/jasa tertentu. Oleh karena itu aset perusahaan
dapat diperoleh salah satunya adalah dengan membuat terbentuknya liabilitas
atas perolehan aset tersebut.
Liabilitas dalam hal ini dikelompokkan kedalam dua jenis :
a. Liabilitas pada kreditor
b. Liabilitas pada pemilik (owner equity).
Liabilitas diklasifikasikan sebagai Liabilitas Jangka Pendek jika ( PSAK 1) :
a. Liabilitas diharapkan akan diselesaikan dalam siklus operasi normalnya
b. Liabilitas yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan (misalnya
instrumen derivatif)
c. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu
12 bulan setelah periode pelaporan
d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode
pelaporan
Contoh liabilitas jangka pendek antara lain : utang dagang, biaya akrual untuk
karyawan,atau biaya operasi lain yang merupakan bagian modal kerja yang
digunakan dalam siklus operasi normal.
Liabilitas yang tidak termasuk 4 kategori diatas, diklasifikasikan sebagai
liabilitas jangka panjang. Liabilitas jangka panjang biasanya mencakup:
a. Liabilitas yang berasal dari pembiayaan, seperti penerbitan obligasi,
utang sewa guna usaha, dan untang bank jangka panjang
b. Liabilitas yang berasal dari kegiatan operasi, seperti kewajiban pensiun,
dan kewajiban pajak ditangguhkan

6
c. Liabilitas yang bergantung pada terjadi atau tidak terjadinya suatu
peristiwa di masa depan, seperti provisi untuk kewajiban garansi
2. Ekuitas
Definisi ekuitas dalam PSAK no 21 “ekuitas merupakan bagian hak
pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara asset dan kewajiban yang ada, dan
dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut”. Ekuitas
pada dasarnya bukan kewajiban, tetapi merupakan klaim sisa (residual claim)
terhadap aset. Ekuitas dapat berupa modal untuk perusahaan bentuk perseorangan
atau persekutuan (firma atau commanditer vennootschap) atau laba ditahan
ditambah dengan modal saham yang diterbitkan kepada pemegang saham
perusahaan induk dan pemilik minoritas untuk perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas.
Komponen ekuitas terdiri dari :
a. Modal setoran (contributed capital), terdiri dari modal yuridiksi (legal
capital) yang dihitung berdasar nilai pari (par value) menunjukkan aset
netto yang tidak dapat distribusikan. Kelebihan nilai diatas nilai nominal
diakui sebagai agio saham (additional paid in capital).
b. Laba Ditahan (retained earnings) terdiri dari laporan laba rugi,
penyesuaian periode sebelumnya, dan deviden.
c. Penyesuaian modal belum terealisasi (unrealized capital adjustment).

Untuk ekuitas dibedakan menjadi dua yaitu untuk ekuitas badan usaha
bukan PT dan ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT. Akuntansi untuk ekuitas
badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar akuntansi keuangan yang
berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan, misalnya koperasi.

5.Analisis Standar Kekayaan Badan Usaha : Sumber dana dari luar badan
usaha, sumber dana saat pendirian/pemilik, akumulasi laba)

7
Definisi, Pengukuran dan Pelaporan Liabilitas
Kewajiban adalah elemen kunci dalam akuntansi. Sekarang kita
bandingkan bagaimana untuk mendefinisikan kewajiban, ketika mereka harus di
akui dalam akun dan bagaimana mengukur mereka. IASB Kerangka Definisi ayat
49 (b) mendefinisikan kewajiban adalah:
Kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian
yang diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya dari
perusahaan sumber daya dan manfaat ekonomi.
Definisi tersebut mengandung dua komponen arti:
- Keberadaan kewajiban sekarang, membutuhkan penyerahan di masa mendatang
- Hasil dari transaksi masa lampau atau kegiatan lain yang lewat.
Kewajiban diakui apabila sebagai kewajiban apabila memenuhi empat kriteria
umum :
1. memenuhi definisi suatu kewajiban,
2. dapat diukur,
3. relevan dan
4. dapat diandalkan.
Tujuan penilaian kewajiban adalah:
1. Keinginan untuk mencatat beban dan kerugian dalam penentuan laba masa
berjalan
2. Pengukuran kewajiban harus memungkinkan penyajian informasi kepada
investor dan kreditur sebagai sarana untuk meramalkan arus kas.
3. Penilaian sebagai dasar untuk perbandingan laba antar periode dan antar
perusahaan dan sebagai perbandingan dari klaim beberapa pemegang
ekuitas
Mengukur Kewajiban Moneter
Kewajiban Moneter adalah kewajiban yang dinyatakan dalam satuan nominal.
Dengan kata lain, hal itu biasanya melibatkan pembayaran sejumlah uang kas.
Dalam semua kasus, penilaian saat ini dari utang adalah nilai sekarang yang
didiskontokan dari jumlah yang terutang di masa depan.

8
Mengukur Kewajiban Lancar Nonmoneter
Kewajiban lancar non moneter adalah kewajiban untuk memberikan barang atau
jasa dalam jumlah dan kualitas tertentu. Hal itu biasanya berasal dari pembayaran
dimuka untuk jasa oleh pelanggan. Kewajiban moneter dinyatakan dalam satuan
harga yang ditentukan lebih dahulu atau yang disepakati untuk barang atau jasa
spesifik.
Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk
kewajiban adalah biaya historis. Nilai wajar merupakan pengukuran yang
digunakan pada awal transaksi yang melibatkan kewajiban dalam hubungannya
dengan IAS 17 tentang sewa, IAS 39 tentang pengakuan dan pengukuran
instrumen keuangan, IFRS 2 tentang setoran saham berbasis IFRS 3 tentang
penggabungan usaha. Apa yang kita maksud dengan nilai wajar dalam hal ini?
Konsep ini didefinisikan dalam standar IAS 17 (ayat 4):
“The amount for which an asset could be exchanged or liability settled
between konowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction.”
Liabilitas jangka pendek menurut PSAK 1 (Revisi 2009) dalam laporan
keuangan disajikan pada bagian atas sebelum liabilitas jangka panjang. Penyajian
menurut PSAK ini berbeda dengan penyajian menurut IAS 1 yang menempatkan
liabilitas jangka pendek setelah liabilitas jangka panjang. Namun ada perusahaan
di Indonesia yang meletakkan liabilitas jangka pendek liabilitas ekuitas dan
liabilitas jangka panjang misalnya PT PLN (Persero).
PSAK tidak menjelaskan klasifikasi dan jenis liabilitas jangka pendek
yang harus disajikan dalam laporan keuangan. Perusahaan yang harus menentukan
informasi apa yang material dan signifikan bagi pembaca sehingga perlu
diklasifikasikan secara terpisah. Umumnya liabilitas jangka pendek
diklasifikasikan atas utang usaha, utang pajak, utang jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di
muka, dan utang jangka pendek lainnya.

9
Definisi, Pengukuran dan Pelaporan Ekuitas
PSAK No. 21 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002) menyatakan bahwa ekuitas
sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa
sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan
sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.

Akuntansi ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT meliputi modal saham


yang meliputi saham preferen, saham biasa, dan akun tambahan modal disetor.
Pos modal lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan
sebagai bagian dari tambahan modal disetor. Akun tambahan modal disetor terdiri
dari berbagai macam unsur penambahan modal, seperti : agio saham, tambahan
modal dari perolehan kembali saham dengan harga yang lebih rendah dari pada
jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan
saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada
saat perolehaannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor dan lain
sebagainya. Akun tambahan modal disetor tidak boleh didebit atau dikredit
dengan pos laba/rugi usaha maupun laba/rugi luar biasa.

1. Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Bukan PT

Akuntansi untuk ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar
akuntansi keuangan yang berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan,
misalnya koperasi.

Ekuitas perusahaan perseorangan adalah kepemilikan usaha pemilik yang


pada umumnya disajikan dalam satu jumlah tertentu, dimana tidak diperlukan
penyajian subklasifikasi ekuitas karena pemilik tidak membatasi mengenai berapa
banyak yang harus diinvestasikan atau ditarik dari bisnis. Dalam hal likuidasi atau
insolvensi, kreditor dapat mengambil aktiva pribadi si pemilik, dan laba yang
timbul dihitung secara berkala dan ditambahkan pada akun modal pada setiap
akhir periode. Transaksi modal (penarikan dan investasi tambahan) dicatat

10
langsung dalam akun modal, dan semua perubahan diikhtisarkan dalam laporan
perusahaan yang terpisah.

2. Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Berbentuk PT

Modal saham berbentuk PT meliputi saham preferen, saham biasa dan akun
tambahan modal disetor. Pos modal lainnya seperti modal yang berasal dari
sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor.Pada
umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah
menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efisiensi dan
kepengurusan manajemen. Tujuan yang lain adalah menyediakan informasi
tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya,
serta merupakan tanggung jawab yuridis pemilik. Untuk memenuhi tujuan
tersebut, informasi yang harus disampaikan berkaitan tentang ekuitas pemegang
saham tersebut minimal adalah sumber ekuitas, pembatasan pembagian dividen
dan likuidasi, batas perlindungan dan urutan penyerapan rugi.

Komponen Ekutitas Pemegang Saham


Ekuitas pemilik tercermin dalam neraca terdiri dari :
1. Modal Saham
2. Tambahan modal saham
3. Saldo laba
Modal Saham
Modal Saham merupakan bagian dari ekuitas suatu PT yang dikontribusikan
pemilik. Jenis saham dapat meliputi saham biasa dan saham preferen.
Saham Biasa (Common Stock)
 Dgn nilai nominal
 Tanpa nilai nominal, ttp tercatat pada saat dikeluarkan
 Tanpa nilai nominal dan tdk tercatat pada saat dikeluarkan

11
Saham Prioritas/Preferen (Preferred Stock):
Jenis :
1. Callable : Saham dapat ditebus kembali atas opsi perusahaan
penerbit
2. Convertible : Pemodal dapat menukarkan porto folio investasinya yang
saham prioritas ke bentuk saham biasa
3. Redeemable : Harus dilunasi atau dibayar kembali pada tanggal tertentu
sesuai dg kontraknya
Saldo Laba
Pos saldo biasanya disajikan terpisah dari pos modal saham. Biasanya
saldo laba disediakan untuk dibagikan sebagai deviden. Namaun apabila dianggap
perlu maka saldo laba dapat dicadangkan untuk keperluan lain, seperti untuk
ekspansi perusahaan sehingga tidak seluruh saldo laba didistribusikan. Saldo laba
adalah laba yang dikumpulkan setelah dipotong PPh sehingga menurut akuntansi
komersial laba ini tidak boleh dibebani atau dikredit dengan pos-pos yang
seharusnya diperhitungkan pada perhitungan laba rugi tahun berjalan.
Permbayaran yang bersumber dari saldo laba tidak diperkenankan sebagai biaya
untuk tahun buku berikutnya.
Contoh : pembayaran bonus, gratifikasi, jasa produksi dan tantiem kepada
pegawai serta pengurus yang diambil dari saldo laba tidak boleh diperhitungkan
sebagai biaya. Perlakuan ini sama dengan ketentuan fiskal yang menyatakan
bahwa pernyataan tersebut bukan merupakan biaya.
Distribusi dividen menyebabkan berkurangnya jumlah saldo laba
Pengecualian :
1. dividen saham dalam bentuk pemecahan saham
2. Dividen likuidasi
3. Pembagian lainnya yang bukan merupakan dividen dalam pengertian
akuntansi komersial,tetapi diperlakukan seperti itu dalam perpajakan
Pengertian deviden:
1. Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran

12
2. Penerimaan atau perolehan dari pembelian kembali sebagian atau seluruh
saham yang disetor
3. Pembayaran kembali sebagian atau seluruh penyetoran modal, sepanjang
terdapat laba daritahun-tahun lampau, kecuali dalam pengecilan modal
statuter
4. Pembayaran kepada atau penerbitan tanda-tanda laba
5. Laba yang dibagikan kepada pemegang obligasi yang berpartisipasi dalam
laba
6. Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi persero yang dibebankan
sebagai biayaperusahaandeviden secara resmi terhutang saat dilakukan
pengumuan pembagian deviden
Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha perodik setelah
memperhitungkan pembagian dividend an koreksi L/R periode lalu. Akun ini
harus dinyatakan terpisah dari akun modal saham. Seluruh saldo laba dianggap
bebas untuk dibagikan sebagai dividen, kecuali jika diberikan indikasi mengenai
pembatasan terhadap saldo laba, misalnya dicadangkan untuk perluasan pabrik
atau untuk memenuhi ketentuan undang-undang meupun ikatan tertentu.
Saldo laba tidak tersedia dibagikan dividen karena pembatasan-pembatasan
tersebut, dilaporkan akun tersendiri yang menggambarkan tujuan pencadangkan
termaksud; pembatasan-pembatasan yang ada harus diungkapkan dalam catatan
atas LK.
Saldo laba tidak boleh dibebani atau dikredit dengan pos-pos yang
seharusnya diperhitungkan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Pengungkapan laba tersebut meliputi :

a. Pengungkapan penjatahan (apropriasi) dan pemisahan saldo laba,


menjelaskan jenis penjatahan dan pemisahan, tujuan penjatahan dan
pemisahan saldo laba, serta jumlahnya. Perubahan akun-akun penjatahan
atau pemsahan saldo laba harus pula diungkapkan.

13
b. Peraturan, perikatan, batasan, dan jumlah batasan disekitar saldo laba,
harus dingkapkan. Misalnya selama perjalanan kredit berlangsung ,
perusahaan tidak diizinkan membagi saldo laba tanpa seizin kreditur.
c. Perubahan saldo laba karena penggabungan usaha degan metode
penyatuan kepemilikan (pooling of investasi).
d. Koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setalah pajak.
e. pengungkapan jumlah dividend an deviden per lembar saham,
pengunglapan keterbatasan saldo laba tersedia bagi dividen.
f. Tunggakan dividenb
g. Pengungkapan deklarasi dividen setelah tanggal neraca, sebelum tanggal
penerbitan LK
h. Pengungpan dividen saham dan pecah-pecah saham (stock split),
pengungkapan jumlah yang dikapitalisasi, dan saji ulang laba per saham
(EPS) agar laporan keuangan berdaya banding.

14
Kesimpulan

Modal dikeluarkan untuk membentuk bagian dari investor dan pinjaman


dari kreditur merupakan kewajiban. Utang mempunyai tingkat resiko yang
rendah karena besarnya sudah dipastikan, sedangkan modal mempunyai tingkat
resiko yang tinggi karena belum pasti, besarnya imbalan tergantung pada kinerja
perusahaan. Selain itu, modal mempunyai hak suara, hak diberikan setelah
pelunasan hutang sedangkan hutang tidak ada hak suara, hutang harus dilunasi
dulu sebelum memberi hak kepada pemilik.

Konsep kesatuan usaha memisahkan secara fisik dan konseptual antara


manajemen dan pemilik. Ekuitas pemegang saham menggambarkan hubungan
yuridis antara perseroan dengan para pemegang saham. Ekuitas pemegang saham
terdiri atas dua komponen yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran
dipecahkan menjadi modal yuridis dan modal setoran lain. Ekuitas didefinisikan
secara sintatik sebagai hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban. Ekuitas terpaksa didefinisi secara sintatik bukan semantik karena
keperluan untuk memprtahankan artikulasi statemen keuangan. Ekuitas
mengandung makna pemilikan. Oleh karena itu, untuk organisasi nonbisnis
ekuitas sering disebut sebagai aset bersih.

Ekuitas berbeda dengan kewajiban dalam tiga hal, yaitu hak atas
penyelesaian klaim, hak penggunaan aset, dan substansi perjanjian (yuridis).
Walaupun demikian, atas dasar konsep kesatuan usaha kreditor dan investor
dipandang sebagai pihak luar perusahaan yang terpisah dari manajemen.

Modal setoran perlu dibedakan dengan laba ditahan karena modal setoran
merupakan suatu bentuk kontrak yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya
sedangkan laba ditahan merupakan modal yang tercipta atau terhimpun karena
pemanfaatan aset. Modal setoran merupakan perubahaan aset dalam rangka
pendanaan (transaksi modal) sedangkan laba ditahan merupakan perubahan aset
dalam rangka produksi (transaksi operasi).

15

You might also like