You are on page 1of 3

STANDAR 18 : PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN

PADA PARTUS LAMA/MACET


Posted on June 15, 2012 by galeripakguru

Oleh : NN

Tujuan

Mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan darurat pada partus lama/macet.

Prasyarat

1. Bidan dipanggil jika ibu mulai mulas/ketuban pecah.


2. Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk :
2.1. Menggunakan partograf dan catatan persalinan.

2.2. Melakukan periksa dalam secara baik.

2.3. Mengenali hal-hal yang menyebabkan partus lama/macet.

2.4. Mengindentifikasi presentasi abnormal (selain verteks/presentasi belakang kepala )dan kehamilan.

2.5. Penatalaksanaan penting yang tepat untuk partus lama dan partus macet.

1. Tersedianya alat untuk pertolongan DTT termasuk beberapa pasang sarung tangan dan kateler DTT/steril.
2. Tersedianya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air bersih yang mengalir , sabun dan
handuk bersih, dua handuk/kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan bayi,yang lain untuk dipakai kemudian),
pembalut wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan menggunakan sarung tangan.
3. Tersedianya partograf dan kartu ibu, Buku KIA. Partograf digunakan dengan tepat untuk setiap ibu dalam proses persalinan,
semua perawatan dan pengamaatan dicatat tepat waktu. Tindakan tepat diambil sesuai dengan temuan yang dicatat pada
partograf.

Proses

Bidan harus :

1. Memantau dan mencatat secara berkala keadaan ibu dan janin, his dan kemajuan persalinan pada partograf dengan cermat
pada saat pengamatan dilakukan.
2. Jika terdapat penyimpangan dalam kemajuan persalinan (misalnya garis waspada pada partogaraf tercapai, his selalu
kuat/cepat/lemah sekali, nadi melemah dan cepat, atau DJJ menjadi cepat/tidak teratur/lambat), maka palpasi uterus dengan
teliti untuk mendeteksi gejala-gejala dan tanda lingkaran retraksi patologis/lingkaran Bandl.
3. Jaga agar ibu mendapat hidrasi yang baik selama proses persalinan, anjurkan ibu agar sering minum.
4. Menganjurkanibu untuk berjalan-jalan dan merubah posisi selama proses persalinan dan kelahiran. Jangan biarkan ibu
berbaring terlentang selama proses persalinan dan kelahiran.
5. Mintalah ibu sering buang air kecil selama proses persalinan (sedikit setiap 2 jam). Kandung kemih yang penuh akan
memperlambat penurunan bayi dan membuat ibu tidak nyaman. Pakailah kateter hanya bila ibu tidak bisa kencing sendiri
dan kandung kemih dapat dipalpasi. Hanya gunakan kateter dari karet. (Hati-hati bila memasang kateter, sebab uretra
mudah teluka pada partus lama/macet).
6. Amati tanda-tanda partus macet dan lama dengan melakukan palpasi abdomen, menilai penurunan janin, dan periksa
dalam, menilai penyusupan janin dan pembakaan serviks paling sedikit tiap 4 jam selama fase laten dan aktif persalinan.
Catat semua temuan pada partograf. Lihat standar 9 untuk melihat semua pengmatan yang diperlukan untuk partograf.
7. Selalu amati tanda-tanda gawat ibu atau gawat janin, rujuk dengan cepat dan tepat jika hal ini terjadi!
8. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk
bersih setiap kali sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien. (Kuku harus dipotong pendek dan bersih).
Gunakan sarung tangan DTT/dteril untuk semua periksa dalam. Selalu menggukan teknik aseptik pada saat melakukan
periksa dalam.
Periksa dengan teliti vagina dan kondisinya (jika vagina panas/gejala infeksi dan kering/gejala ketuban minimal, maka menunjukkan
ibu dalam keadaan bahaya).

Periksa juga letak janin, pembukaan serviks serta apakah serviks tipis, tegang atau mengalami edema. Coba untuk menentukan
posisi dan derajat penurunan kepala.

Jika ada kelainan atau bila garis waspada pada partograf dilewati persiapan rujukan yang tepat.
 Rujuk dengan tepat untuk fase laten persalinan yang memanjang (0-4 cm): berlangsung lebih dari 8 jam.
 Rujuk dengan tepat untuk fase aktif persalinan yang memenjang, pembukaan kurang dari cm/jam dan garis waspada pada
partograf yang telah dilewati.
 Rujuk dengan tepat untuk kala II persalinan yang memanjang:
 2 jam meneran untuk primipara
 1 jam meneran untuk multipara
1. Jika ada tanda dan gejala persalinan macet,gawat janin,atau tanda bahaya pada ibu,maka ibu dibaringkan miring kesisi kiri
dan berikan cairan IV (Ringer Laktat).
Rujuk segera kerumah sakit. Didampingi ibu untuk menjaga agar keadaan ibu tetap baik. Jelaskan kepada ibu, suami/keluarganya
apa yang terjadi dan mengapa ibu perlu dibawa kerumah sakit.

1. Jika dicurigai adanya ruptura uteri (his tiba-tiba berhenti atau syok berat),maka rujuk segera. Berikan antibiotika dan cairan
IV (Ringer Laktat), biasanya diberikan ampisilin 1 gr IM, diikuti pemberian 500 mg setiap 6 jam secara IM, lalu 500 mg per
oral setiap 6 jam setelah bayi lahir.
2. Bila kondisi ibu/bayi buruk dan pembukaan serviks sudah lengkap, maka bantu kelahiran bayi dengan ektraksi vakum (lihat
standar 19).
3. Bila keterlambatan terjadi sesudah kepala lahir (distosia bahu):
 Lakukan episiotomi
 Dengan ibu dalam posisi berbaring terlentang,minta ibu melipat kedua paha dan menekuk lutut ke arah dada sedekat
mungkin. (Minta dua orang untuk membantu (mungkin suami atau anggota keluarga lainnya) untuk menekan lutut ibu
dengan mantap kearah dada. (Manuver Mc Robert)
 Gunakan sarung tangan DTT/steril.
 Lakukan tarikan kepala curam ke bawah untuk membantu melahirkan bahu depan. Hindarkan tarikan berlebihan pada
kepala karena mungkin akan melukai bayi.
 Pada saat melakukan tarikan pada kepala, minta seseorang untuk melakukan takanan suprapubis ke bawah untuk
membantu kelahiran bahu. Jangan pernah melakukan dorongan pada fundus! Pemberiaan dorongan pada fundus nantinya
akan dapat mempengaruhi bahu lebih jauh dan menyebabkan ruptura uteri.
 Jika bahu tetap tidak lahir.
 Dengan menggunakan sarung tangan DTT/steril, masukkan satu tangan kedalam vagina.
 Berikan tekanan pada bahu anterior ke arah sternum bayi untuk mengurangi dimeter bahu.
 Kemudian jika bahu masih tetap tidak lahir.
 Masukkan satu tangan ke dalam vagina.
 Pegang tulang lengan atas yang berada pada posisi posterior, lengan fleksi dibagian siku, tempatkan
lengan melintang di dada. Cara ini akan menberikan ruang untuk bahu anterior bergerak di bawah simfisis
pubis.
 Mematah clavicula bahu dilakukan jika semua pilihan lain telah gagal.
1. Isi partograf, kartu ibu, dan catatan kemajuan persalinan dengan lengkap dan menyeluruh. Jika ibu di rujuk ke rumah sakit
atau puskesmas kirimkan satu copy partograf ibu dan dokumen lain bersama ibu.

Gejala dan tanda persalinan macet

 Ibu tampak kelelahan dan lemah.


 Kontraksi tidak teratur tetapi kuat.
 Dilatasi serviks lambat atau tidak terjadi.
 Tidak terjadi penurunan bagian terbawah janin, walaupun kontraksi adekuat.
 Molding – sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki (pantograf ++)
 Lingkaran retraksi patologis (lingkaran bandl) timbul nyeri di bawah lingkaran Bandl merupakan tanda akan terjadi ruptura
uteri.

Tidak adanya his dan syok yang tiba-tiba merupakan tanda ruptura uteri.
Tabel 2.2. Ikhtisar Kriteria Diagnostik dan Penatalaksanaan
Distosia

Pola Persalinan Nulipara Multipara Terapi di Terapi di Rumah


Tanda- tanda
Puskesmas Sakit gawat ibu
Kelainan Pembukaan R
Serviks U  Menigka
· Kemajuan < 1,2 cm/jam < 1,5 cm/jam J tkan
pembukaan U denyut
(dilatasi) serviks K nadi,
pada fase aktif < 1 cm/jam < 2 cm/jam denyut
· Kemajuan melemah
turunnya bagian  Menurun
· Dukungan
terendah nya
dan terapi
tekanan
ekspektatif
darah
· Seksio
 Nafas
sesarea bila
cepat
CPD /
dan
obstruksi
dangkal
Partus Macet
>3 jam >1 jam atau
· Fase deselerasi
pernafas
memanjang
>2 jam >2 jam an
· Terhentinya
melamba
pembukaan
t
(dilatasi) >1 jam >1 jam  Dehidras
· Terhentinya
· Infus i
penurunan bagian oksitosin  Gelisah
bila
terendah Tidak ada Tidak ada tidak adaKontraks
· Kegagalan penurunan penurunan kemajuan,
penurunan bagian pada fase pada fase lakukan seksio i uterus
sesarea yang
terendah deselerasi atau deselerasi atau
· Sesksio terlalu
kala 2 kala 2
sasarea bilakuat atau
CPD atauterlalu
obstruksi sering

You might also like