You are on page 1of 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan tuntunan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Paper atau Makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah dibuat sebagai laporan tugas yang berjudul “ SPIRIT KEWIRAUSAHAAN “dalam mata
kuliah kewirausahaan penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Mengingat banyaknya
kekurangan yang penulis miliki, baik dari segi isi, penyajian maupun penulisan itu sendiri. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan pendapat, saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat menjadi inspirasi dan memberikan
manfaat bagi kita semua.

Denpasar , 5 oktober 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................3


B. RUMUSAN MASALAH ...............................................................................................4
C. TUJUAN ........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ....................................................................................................................5

2.2 SPIRIT WIRAUSAHA .......................................................................................................7

2.3 SIKAP ORANG YANG TIDAK MEMILIKI SPIRIT WIRAUSAHA ..........................9

2.4 KUNCI AGAR MEMILIKI SPIRIT KEWIRAUSAHAAN ...........................................11

BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN .........................................................................................................................12
3.2 SARAN .................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,


dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan
usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon
pada tahun 1755.Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di
Jerman dikenal denganunternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an
di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak
universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-
an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.
DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya
krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-
pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Wirasusaha adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi
kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.
Manusia wiraswasta mempunyai kekuatan mental yang tinggi sehingga memungkinkan ia
melompat dan meluncur maju kedepan di luar kemampuan rata-rata, adakalanya wiraswatawan
tidak berpendidikan tinggi.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul
pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang
berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi
dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Banyak hal yang mendorong seseorang untuk menjadi seorang wirausahawan,
diantaranya dorongan teman, dorongan ini cukup berpengaruh terhadap semangat membuka

3
suatu usaha, karena kita dapat berdiskusi lebih bebas, dibandingkan dengan orang lain, teman
bisa memberikan dorongan, pengertian, bahkan bantuan, tidak perlu takut terhadap kritikan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dibahas di atas maka masalah yang muncul adalah
bagaimana hakekat dari kewirausahaan dan apa yang menjadi spirit dari kewirausahaan itu
sendiri.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hakekat dari
kewirausahaan dan menjadi orang yang memiliki spirit kewirausahaan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Istilah wirausaha berasal dari kata entrepreneur (bahasa prancis) yang diterjemahkan
kedalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-between.Dan pada abad pertengahan
berarti aktor atau orang yang bertanggung jawab dalam proyek produksi berskala besar.

Geoffrey G. Meredith et al (2000) menjelaskan seorang wirausaha adalah orang-orang


yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, dan
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari
padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

Dalam Konteks management seseorang yang memiliki kemampuan dalam


menggunakan sumber daya seperti financial (money), bahan mentah (matrials), dan tenaga
kerja (labors), untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi atau
pengembangan organisasi usaha.

Secara garis besar wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan
inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan
peluang dan perbaikan hidup.

Arti kata spirit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan semangat yang tinggi
merupakan salah satu factor kemenangan.Spirit merupakan satu bagian yang sangat prinsip
atau yang dirasakan dalam kehidupan manusia dan merupakan bagian dari suasana hati atau
posisi emosi yang merupakan karakteristik gelora, semangat, gairah, kegembiraan dalam
melakukan suatu hal.

Semangat dan gairah merupakan hal yang menarik untuk dijelaskan lebih detail.
Tampaknya sama namun memiliki inti yang berbeda.

Semangat merupakan energy untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada keinginan dan
hasrat untuk mencapainya, yaitu ada unsur manfaat dan tujuan.sedangkan gairah merupakan

5
energy yang diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan karena ada unsur kecintaan,
kesukaan, dan hobi di dalamnya (love).Jadi, bukan semata-mata karena manfaat dan tujuannya.

Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. Sedangkan
yang dimaksud dengan seorang wirausahawan adalah orang–orang yang memiliki kemampuan
melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber
daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta
memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata
secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan.

Ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
(Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro,
1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai
lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.

6
2.2 Spirit Wirausaha

Negara maju umumnya memiliki wirausaha yang lebih banyak ketimbang negara
berkembang, apalagi miskin. Amerika Serikat, misalnya, memiliki wirausaha 11,5 persen dari
total penduduknya. Sekitar 7,2 persen warga Singapura adalah pengusaha sehingga negara
kecil itu maju.

Indonesia dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya ternyata hanya memiliki
wirausaha tak lebih 0,18 persen dari total penduduknya. Secara historis dan konsensus, sebuah
negara minimal harus memiliki wirausaha 2 persen dari total penduduk agar bisa maju.Untuk
itu, bagi kita bangsa Indonesia sumber energy yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan
atau kegiatan apapun adalah mempunyai semangat dan gairah untuk mengerjakannya.Kedua-
duanya adalah satu dan menjadi sumber energy (motivasi) dalam berwirausaha. Kita juga buku
dynamo stater atau pematik agar sumber energy itu bisa ‘menyala’ (bergairah dan
bersemangat) terus menerus, yaitu komitmen dalam memilih jalan karir sebagai wirausaha
yang sukses dan cerdas. Kunci penting dalam menciptakan semangat kewirausahaan itu bisa
disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:

1. Figure bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat ong itu sukses
dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.
2. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan
kewirausahaan.
3. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan dan hidup semangat bisa
muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.
4. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi; tidak ingin miskin
selamaya.
5. Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan mengambil jalan pintas untuk
semangat menjadi wirausahawan.
6. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.

Kewirausahaan bisa diterapkan dalam semua bidang seperti kampus, di tempat kerja,
saat melakukan kegiatan sehari-hari, atau ketika memutuskan dan menjalankan sebuah unit
usaha.Keterampilan wirausaha itu ada pada setiap orang termasuk mahasiswa, tetapi yang

7
sering terjadi adalah kemampuan kewirausahaan tidak dimunculkan, dioptimalkan dan
digunakan sebagaimana mestinya.Hal itu terjadi karena kita terjebak oleh pola pikir logika
yang selalu mengutamakan kenyamanan, bebas dari risiko, memilih solusi yang pasti sehingga
kemampuan berpikir kita jarang gunakan. Namun disisi lain ada juga orang yang
memanfaatkan kemampuan berwirausaha mereka dengan maksimal seiring dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi dan bidang lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan, social, ekonomi, politik, budaya, teknologi,
kesejahteraan telah menciptakan gap dia antara factor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan.Gap yang muncul akan menyebabkan perubahaan status social, perilaku, gaya
hidup, kebutuhan, keinginan selera, dan sebagainya sehingga bisa membangkitkan sebuah
inspirasi bisnis sehingga pada akhirnya memunculkan peluang bisnis.
Munculnya peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya entrepreneur-
entrepreneur muda. Hal inilah yang mendorong muculnya spirit of entrepreneurship seiring
dengan perubahan dan perkembangan ekonomi. Ada beberapa factor yang menstimulus spirit
of entrepreneurship, yaitu:
1. Evolusi produk
Peubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang memunculkan sebuah
peluang baru.
2. Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru dan begitu
seterusnya.
3. Prubahan gaya hidup, selera, dan hobi
Peubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk yang berbeda.
4. Perubahan teknologi
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan menciptakan
produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
5. Perubahan budaya
Perkembangan gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan sebagainya akan
mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini mempengaruhi kebutuhan akan produk
yang berbeda di setiap tempat.

8
Joseph A. Schumpeter, ekonom asal Austria yang kemudian menetap di Amerika (1883
– 1950) mengatakan bahwa perilaku dan sifat entrepreneur yang khas adalah kemampuannya,
kecerdasannya dan keberaniannya yang ditopang oleh ketetapan hatinya dan keteguhan
jiwanya untuk melancarkanusaha yang serba baru dengan melihat pada kemungkinan-
kemungkinan potensial di masa depan dan berhasil menjelmakan menjadi kenyataan efektif.
Satu hal dari pandangan Schumpeter yang menggugah adalah penilainnya tentang
entrepreneur yang sama sekali berbeda dengan pengusaha (businessman). Entrepreneur
memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan potensial yang terbayang dalam perkembangan
masa depan, kemudian mampu merintis dan mengatur inovasi, menempuh pola baru
dalampenggunaan sumber dana dan daya produksi dalam suatu kombinasi optimal yang baru
pula (neue Kombination).
Entrepreneur cenderung menggunakan enerjinya untuk melakukan dan membangun suatu
kegiatan, ketimbang hanya melakukan pengamatan dan analisis. Dengan visinya, entrepreneur
itu dengan sadar memperhitungkan risiko, baik secara personal maupun finansial dan
kemudian melakukan apa saja agar bisa mengurangi risiko dan kemungkinan gagal.
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengindera (sensing) suatu peluang, ketika yang
lain masih melihatnya sebagai suatu yang kontradiksi, dan membingungkan. Entrepreneur itu
memiliki know-how bagaimana menemukan sesuatu, merangkai, dan mengendalikan sumber-
sumber (yangkadang-kadang dimiliki oleh orang lain) untuk mewujudkan tujuannya.
Modal paling mendasar menjadi wirausahawan adalah tekad dankeberanian mengambil
dan menghitung resiko. Tanpa ini, diberi modal sebesar apapun, tidak akan pernah menjadi
wirausahawan. Kalau sudah ada keberanian, kita beri kesempatan bagaimana mengelola bisnis
dengan baik.
Kewirausahaan adalah lebih kepada spirit, bukan sekedar yang terlihat secara kasat mata.Bisa
saja orang yang sehari-harinya berbisnis tapi di dalam dirinya tidak terdapat spririt
kewirausahaan.

2.3 Sikap Orang yang Tidak Memiliki Spirit Wirausaha yang Baik
Kewirausahaan itu sendiri sebenarnya merupakan ketrampilan hidup (life skill) bagi
manusia dimanapun, sehingga orang yang masih hidup, tidak sadar bahwa mereka memiliki

9
kemampuan ini. Disisi lain,banyak diantara kita yang tidak sadar bahwa spirit kewirausahaan,
telah tergerus kemampuan dan performanya karena keadaan yang berlangsung lama.
Kewirausahaan hanya bisa bangkit manakala diberi lahan subur untuk bersemai,
dipupuk, dilindungi, dan dibela kepentingannya.Untuk mempercepat pertumbuhan wirausaha,
harus ada upaya serius untuk menciptakan orang-orang yang mampu mengambil peluang yang
ada dan menciptakan lapangan kerja untuk dirinya maupun untuk orang lain.
Banyak orang yang berpikir positif dan mempunyai semangat yang tinggi tetapi tetap
saja sulit meraih kesuksesan. Hal ini dikarenakan sikap yang salah dalam menanggapi
kegagalannya, diantaranya yaitu:
1. Sikap “saya takut gagal”
Sikap takut gagal menghentikan semua energy, semangat, daya, upaya dan gairah kerja
yang dahulunya tinggi dan sekarang berubah drastic sehingga mengalami
kemunduran.Takut gagal berarti takut beresiko sehingga lebih baik memilih mundur
dan tidak mau mencari jalan keluarnya.
2. Sikap yang keliru tentang kegagalan
Bila seseorang mendapat nilai merah saat mengerjakan ulangan, kita akan berpendapat
ia telah gagal dalam mata kuliah yang diuji, padahal itu baru sebagian dari pengalaman
proses untuk berprestasi. Gagal bukan berarti terminasi sebuah perjalanan karena itu
merupakan perjalanan yang panjang. Dibutuhkan proses untuk menakhlukkan
kegagalan demi kegagalan. Jadi, kegagalan adalahepisode perjalanan yang harus kita
lalui baik sebuah pertandingan yang kalah tapi bisa menang.
3. Tidak siap mengalami kegagalan
Banyak orang berprestasi dikampus tapi tidak siap untuk menghadapi kegagalan dalam
bekerja atau berwirausaha.Hal ini dikarenakan orang yang berprestasi cenderung ingin
segalanya sukses dan tidak pernah gagal.Padahal di kampus kita menghadapi suatu hal
yang pasti ada jawabannya, sedangkan di dunia bisnis atau pekerjaan kita menghadapi
jawaban yang kompleks, majemuk, dan bahkan mungkin belum ada jawabannya.
4. Sikap berhenti mencoba
Disamping sikap tidak siap menghadapi kegagalan, ada pula sikap lain yang
mematahkan semangat wirausaha, yaitu sikap berhenti mencoba. Kesuksesan itu terjadi

10
pada saat kita selalu mencoba dan mencoba lagi (ada rasa penasaran) sehingga tidak
terasa bila kita sudah dekat dengan kesuksesan itu.

2.4 Kunci agar Memiliki Spirit Kewirausahaan


Kunci sukses dalam membangun semangat kewirausahaan adalah tidak takut gagal dan
jangan mengenal arti gagal dalam kamus hidup anda. Bila kita takut gagal, artinya semangatnya
akan turun sebanding dengan besarnya rasa takut untuk gagal.Keberhasilan kewirausahaan harus
didasarkan pada kerja keras, kerja sama dengan orang lain, penampilan yang baik, yakin,
semangat, bergairah pandai membuat keputusan, mau menambah pengetahuan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara
kreatif.Entrepreneur memiliki “sikap jeli” terhadap kemungkinan potensial yang terbayang
dalam perkembangan masa depan, kemudian mampu merintis dan mengatur inovasi,
menempuh pola baru dalampenggunaan sumber dana dan daya produksi dalam suatu
kombinasi optimal yang baru pula.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam makalah ini , jika ada
kekurangan maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya serta besar
harapan kami untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Geoffrey, G. Meredith, et. Al. (1996). Kewirausahaan Teori Dan Praktek. Jakarta :
PT. Pustaka Binaman Presindo

Hendro, 2011 Dasar-dasar Kewirausahaan, Erlangga : Jakarta

Soeharto Prawiro. 1997. Kewirausahaan, Bandung. CV. Alfabeta

Suryana. 2003. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat

Zimmerer, W. Thomas Et al. 1996. Entrepreneurship and The New Venture Formation.
Prentice Hall Inc. New Jersey.

13

You might also like