Professional Documents
Culture Documents
Pengertian kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat
dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun
masyarakat untuk berkerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat
pemberian pelayanan kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat,
departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan
anak. Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan
menghitung secara sederhana.
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta pimpinan
yang ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat
melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari
sebuah tim kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara fulltime atau
partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau
bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga kader
kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan
secukupnya oleh masyarakat setempat.
Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan
oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat
bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapi juga merupakan mitra pembangunan
itu sendiri. Selanjutnya dengan adanya kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan sempurna berkat adanya kader, jelaslah bahwa pembentukan kader
adalah perwujudan pembangunan dalam bidang kesehatan.
A. Macam Kader Kesehatan Dalam Pelayanan Puskesmas dan Tupoksinya
Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada
beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi
masyarakat atau sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.
Kader yang bertugas membantu petugas puskesmas dan berperan serta dalam melakukan
semua kegiatan program untuk desa yang berkaitan dengan lingkungan seperti
Penyuluhan/ Sosialisasi, Pemicuan Kesehatan, Inspeksi/ Pemeriksaan, dll. Kader Kesling
juga berperan aktif untuk meneruskan semua kegiatan yang sudah dilaksanakan serta
memajukan dan menjaga kesehatan lingkungan diwilayah kerjanya masing-masing.
Kader yang bertugas di pos pelayanan terpadu (posyandu) dengan kegiatan rutin setiap
bulannya melakukan pendaftaran, pencatatan, penimbangan bayi dan balita.
Kader yang bertugas di posyandu lanjut usia (lansia) dengan kegiatan rutin setiap
bulannya membantu petugas kesehatan saat pemeriksaan kesehatan pasien lansia.
Kader yang bertugas membantu bidan puskesmas melakukan pendataan, pemeriksaan ibu
hami dan anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan (penyakit).
6. Kader Keluarga Berencana (KB)
Keikut sertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar
terbatasnya daya, dan upaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan
memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang
semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, “Meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan”.
Menurut Santoso Karo-Karo, kader yang dinamis dengan pendidikan rata-rata tingkat
desa teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi
masyarakat sekelompoknya meliputi :
C. Pembentukan Kader
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini disebabkan karena
kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan kader
ini diberikan kepada para calon kader didesa yang telah ditetapkan. Sebelumnya telah
dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan desa, pengamatan dan
adanya keputusan bersama untuk terlaksanakan acara tersebut. Calon kader berdasarkan
kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk tiap posyandu. Persiapan dari
pelatihan kader ini adalah:
Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sektor. Camat otomatis bertanggung jawab
terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas. Pelaksanaan harian
pelatihan ini adalah staf puskesmas yang mampu melaksanakan. Adapun pelatihannya
adalah tanaga kesehatan, petugas KB (PLKB), pertanian, agama, pkk, dan sector lain.
Waktu pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode yang digunakan
adalah ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, pemainan peran, penugasan, dan praktik
lapangan. Jenis materi yang disampaikan adalah:
Secara disadari bahwa memilih kader yang merupakan pilihan masyarakat dan memdapat
dukungan dari kepala desa setempat kadang-kadang tidak gampang. Namun
bagaimanapun proses pemilihan kader ini hendaknya melalui musyawarah dengan
masyarakat, sudah barang tentu para pamong desa harus juga mendukung.
Dibawah ini salah satu persaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk pemilihan
calon kader :
Dr. Ida Bagus, mempunyai pendapat lain mengenai persaratan bagi seorang kader antara
lain :
Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upanya meningkatkan kemampuan
masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu
peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan
yang dilakukan baik di Posyandu.
D. Tugas Kegiatan Kader
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah
tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini
perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis
pelayanan.
Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh kader dan semua pihak dalam rangka
melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu
antara lain :
Melaksanan pendaftaran.
Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.
Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan.
Memberikan penyuluhan.
Memberi dan membantu pelayanan.
Peran kader kesehatan dan pemerhati KIA di wilayahnya cukup banyak dan tergolong
cukup berat. Sedikitnya ada 10 tugas yang harus dijalani, yaitu :
Setelah kader posyandu terbentuk, maka perlu adanya strategi agar mereka dapat selalu
eksis membantu masyarakat dibidang kesehatan.
1. Refresing kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh
bidan desa maupun petugas lintas sektor yang mengikuti kegiatan posyandu.
2. Adanya perubahan kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan pertemuan rutin
tiap bulan secara bergilir disetiap posyandu.
3. Revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan. Dimana semua
kader di undang dan diberikan penyegaran materi serta hiburan dan bisa juga
diberikan rewards.
4. Pemberian rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis ke puskesmas untuk
kader dan keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang diberikan
setiap tahun.
Para kader kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan pembinaan atau pelatihan
dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah yang dihadapinya.
Pembinaan atau pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu atau bahkan
lebih lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan peran serta
masyarakat adalah melaksanakan pembinaan kader.
1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan (promosi bidan siaga).
2. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukannya.
3. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana.
4. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu.
5. Promosi tabulin, donor darah berjalan, ambulan desa, suami siaga, satgas gerakan
sayang ibu.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang peran kader adalah
dalam daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan bayi.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam persiapan persalinan adalah sebagai
berikut :
1. Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan
atau dokter
2. Suami atau keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
3. Ibu dan suami menanyakan ke bidan atau ke dokter kapan perkiraan tanggal
persalinan.
4. Jika ibu bersalin dirumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan ruangan yang
terang, tempat tidur dengan alas kain yang bersih, air bersih dan sabun untuk cuci
tangan, handuk kain, pakaian kain yang bersih dan kering dan pakaian ganti ibu.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader dalam deteksi
dini tanda bahaya dalam kehamilan maupun hal-hal berikut ini.
Kader unit kesehatan kerja (UKK) adalah pekerja, sukarela, yang bertugas meningkatkan
kesehatan diri dan kelompoknya. Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai kader UKK
adalah dipilih dari, oleh masyarakat pekerja, bisa baca tulis, tinggal di lingkungan tempat
bekerja, mau, mampu bekerja sukarela, mempunyai waktu, sudah dilatih kesehatan kerja
dan mengikuti pelatihan kader pos ukk.
Setelah terlatih sebagai kader UKK, ada 13 (tiga belas) tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
yang harus dijalankannya secara optimal, antara lain :
1. Pertemuan tingkat pekerja (PTP) : mengadakan sosialisasi upaya kesehatan kerja
di tempat kerja, merencanakan pelaksanaan survey mawas diri dan musyawarah
masyarakat pekerja
2. Survey mawas diri (SMD) : pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah
kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai
kesehatan kerja
3. Musyawarah masyarakat pekerja (MMP) : mengenal masalah kesehatan dan
keselamatan kerja, dengan pekerja, keluarga pekerja, petugas puskesmas, aparat
pemerintah
4. Membentuk pos UKK : menentukan pengurus pos UKK, jadwal kegiatan,
rencana kerja tahunan, target, pembiayaan, lokasi dekat dengan tempat kerja
5. Perencanaan UKK : menentukan masalah kesehatan kerja berdasarkan hasil smd,
menentukan prioritas masalah, perkiraan biaya, jadwal, rencana, dan target
kegiatan
6. Penyuluhan ukk : materi tentang gizi, PHBS, kebersihan lingkungan, potensi,
risiko bahaya, penggunaan APD (alat pelindung diri), pengolahan limbah,
penyakit dan kecelakaan akibat kerja
7. Pemeriksaan kesehatan, P3K dan P3P : membantu petugas kesehatan, pemeriksaan
ksehatan umum, pengadaan dan pengelolaan kartu kunjungan, formulir status
kesehatan pekerja, membuat daftar penyakit akibat kerja, pemberian obat bebas
pada penyakit ringan
8. Upaya rujukan : merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit berat yang tidak
bisa tertangani.
9. Pencatatan pelaporan : membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan
10. Kerjasama lintas sektoral : pertemuan berkala dengan anggota pos UKK,
pertemuan rutin teratur dengan petugas, kunjungan rumah kepada pekerja,
membantu kesulitan pekerja
11. Mengelola sumber keuangan UKK : mengatur sumber pemasukan dan
pengeluaran pos ukk
12. Membantu pemberdayaan ekonomi pekerja : integrasi kegiatan ekonomi yang
menguntungkan, pembentukan dan pengelolaan dana simpan pinjam (koperasi),
pemberiaan kredit modal usaha, penyediaan alat kesehatan kerja.
13. Membina kemampuan diri : meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan dan
penataran, pertemuan rutin anggota UKK, kunjungan lapangan, melaksanakan
kegiatan secara kontinyu
PENUTUP/KESIMPULAN