You are on page 1of 9

Perlawanan Gowa

Anggota:
Cicilia Debby/XI IPA 1/08
Fidelis Kevin/XI IPA 1/12
Sheera Keintjem/XI IPA1/21

SMAK SANTA MARIA MALANG


TAHUN AJARAN 2018/2019

1
Daftar Isi

1. Daftar Isi .............................................................................................................. 2


2. Latar Belakang ..................................................................................................... 3
3. Isi ..........................................................................................................................4
a. Latar Belakang Perlawanan Gowa .................................................................4
b. Proses dan Tokoh Perlawanan Gowa .............................................................5
c. Dampak atau Akhir Perlawanan Gowa ..........................................................6
4. Penutup .................................................................................................................7
5. Daftar Pustaka ......................................................................................................9

2
Latar Belakang

Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Gowa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling
sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari
Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah
kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan daerah sekitarnya yang
dalam bingkai negara kesatuan RI dimekarkan menjadi Kotamadya Makassar dan
kabupaten lainnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan
Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang
Makassar (1666-1669) terhadap Belanda yang dibantu oleh Kerajaan Bone yang berasal
dari Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka. Tetapi perang ini bukan berati perang
antar Suku Makassar – Suku Bugis, karena di pihak Gowa ada sekutu bugisnya
demikian pula di pihak Belanda-Bone, ada sekutu Makassarnya. Politik Divide et
Impera Belanda, terbukti sangat ampuh disini. Perang Makassar ini adalah perang
terbesar Belanda yang pernah dilakukannya di abad itu.

Seperti yang telah diketahui bahwa kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan
berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang
oleh beberapa faktor seperti letak yang strategis, memiliki pelabuhan yang baik serta
didukung oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan
banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.
Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan internasional dan
banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark
dan sebagainya yang datang untuk berdagang di Makasar. Pelayaran dan perdagangan di
Makasar diatur berdasarkan hukum niaga yang disebut dengan ADE’ ALOPING
BICARANNA PABBALUE, sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, maka
perdagangan di Makasar menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat.

3
Isi

A. Latar Belakang
Pada awalnya orang-orang belanda ketika datang ke kepulauan Indonesia pada mulanya
tidak begitu tertarik dengan kerajaan Gowa yang letaknya di kaki barat daerah sulawesi
selatan. Belanda pada mulanya dalam perjalanan ke Timur sesudah berangkat dari
pelabuhan-pelabuhan jawa mereka meneruskan perjalanan nya ke maluku. Belanda baru
mengetahui pentingnya pelabuhan Gowa setelah kejadian di dekat perairan malaka.
Dimana pihak belanda merampas kapal milik portugis yang ternyata memilki seorang
awak kapal makassar. Dari orang makassar ini lah belanda mengetahui bahwa
pelabuhan Gowa merupakan pelabuhan transito bagi kapal-kapal yang berlayar deri atau
ke maluku. Selain itu setelah bertemu dengan kapal-kapal Gowa yang memuat orang-
orang portugis tidak di serang oleh belanda. Hal ini di lakukan guna mencari kesan yang
baik dengan raja Gowa. Pada saat itu belanda berkesimpulan bahwa pelabuhan Gowa
sangat strategis karena terletak antara malaka dan maluku
Kemudian belanda mencoba menjajagi hubungan dengan terlebih dahulu mengirim
sepucuk surat yang dikirim dari banda kepada sultan Gowa. Isi dari surat itu adalah
semata-mata tujuan belanda hanya ingin berdagang saja. Ahirnya raja Gowa mengundan
belanda berkunjung ke pelabuhan Gowa, tetapi dengan tekanan bahwa belanda hanya
boleh berdagang saja di Gowa. Raja Gowa tidak ingin kerajaanya menajdi tempat adu
senjata antara orang asing yang datang berdagang disana.atas undangan raja gowa,
pedagang belanda mulai dtang ke pelabuhan gowa untuk berdagang. Belanda pernah
mengajak kerjaan gowa untuk menyerang Banda yang merupakan pusat rempah-
rempah, tetapi raja gowa menolak hal tersebut. Anggota kompeni belanda sering
melakukan kunjungan ke gowa. Meraka selalu membujuk raja gowa agar tidak menjual
berasnya pada portugis. Akan tetapi raja gowa tidak ingin memmutuskan hubungan
dagang dengan portugis karena di anggap menguntungkan. Bahkan raja gowa mengeluh
karena kapal-kapal kompeni mulai melakukan penyerangan ke maluku. Ahinya
keadaan gowa dan belanda pun makin memburuk karena kedua-duanya mempunyai
kepantingan yang sama dalam perdagangan. Karena itu suatu saat bentrokan antara ke
duanya tidak dapat terelakkan.(Nugroho Notosutanto, 79 : 1992).
Beberapa penyebab timbulnya perselisihan belanda dengan kerajaan gowa di karenakan
kelicikan orang belanda yang hendak menagih hutang dari pembesar-pembesar Gowa.
Pembesar ini du undang ke kapal belanda untuk di jamu, akan tetapi mereka di lucuti
oleh belanda. Hal ini yang membuat kebencian masyarakat makassar tidak senag
dengan belanda. Sebagai balas dendam orang-orang makassar membunuh awak kapal
belanda. Hal ini membuat Jon Pieteers Coen menaruh dendam pada orang makassar.

4
B. Proses
Kompeni menginginkan bagian terbesar dalam perdagangan rempah-rempah dimaluku,
padahal pada waktu itu perdagangan ini berada di tangan orang-orang makassar, maka
dengan sendirinya menimbulkan permusuhan. Belanda berencana melumpuhkan
kerajaan Gowa. Pada tahun 1634 diadakan pemblokiran terhadap kerajaan Gowa.
Dengan bantuan dari kapal yang datang dari batavia, belanda memblokir sombaopu.
Kapal ini di tugaskan agar tidak membuang waktu. Tetapi lansung merusak,
merongrong, merebut kapal portugis dan india yang berdagang di sombaopu, tidak
terkecuali juga kapal-kapal makassar. Selain itu desa-desa kerajaan Gowa juga di
musnahkan. Akan tetapi hal ini tidak tepat sasaran karena gowa telah mengetahui berita
tentang VOC dari jepara. Dan tiga minggu sebelumnya kapal portugis telah berangkat
menuju kakao. Pada tahun 1635 belanda melakukan lagi pemblokiran. Tetapi orang-
orang makassar menyeberang melalui darat, sehingga dapat terus melakukan
perdagangan. Bahkan dari buton, banyak terjadi penyerbuan dan pembunuhan terhadap
orang belanda.(Nugroho Notosutanto, 80 : 1992)

Dua kali perang diistirahatkan ( 1635-1655 dan 1660). Tetapi dalam masa ini sering
timbul permasalan yang membawa ke jurang permusuhan. Maetsuycker bahwa perang
melawan makassar akan menelan belanja yang sangat besar karena melengkapi
persiapan perang yang banyak. Dunia juga sadar bahwa pengarah-pengarah di
amsterdam(Belanda) benci membelanjakan uang untuk menawan. Tambahan pula
dalam tahun 1651 kompeni belanda sedang berperang dengan orang-orang portugis
yang menghabiskan banyak biaya. (Bernard H.M. Vlekke, 167: 1967).

Pada tahun awal tahun 1654 terjadi perang, Gowa telah menyiapakan suatu armada
prang dengan kekuatan 5.000 orang bersenjata untuk berlayar ke maluku. Pertempuran
ini bermula karena belanda merampas suatu angkutan kayu cendana yang telah dijual
rakyat makassar kepada orang portugis. Dan ahrinya belanda dipaksa membayar ganti
rugi, Dan membuat pecahnya perang. Pertempuran terjadi di buton dan maluku,
terutama di Ambon. Orang-orang makassar mendapat bantuan dari Gowa maupun dari
Majira, seorang pemimpin maluku. Bagi belanda sendiri sangat kewalahan dengan
perang ini karena dijalankan di beberapa tempat yang saling berjauhan sehingga
merepotkan. Ahirnya pada tanggal 27 februari 1656 membuat perjanjian yang
menguntungkan makassar. Akan tetapi tahun 1660 VOC menyiapakan diri untuk
berperang, armada yang terdiri dari 31 buah kapal dan 2.600 awak dikirim ke sulawesi.
Perang dimulai ketika armada ini sampai di depan sombaopu,dan menyebar ke kerajaan
Gowa. Belanda berhasil merebut benteng Penanukang.

5
C. Dampak Perang Gowa

Atas kekalahan ini Sultan Gowa menandaatngani suatu perjanjian yang sangat
merugikan karena harus melepas Buton, Menado, dan Kepulauan maluku. Dan portugis
harus meninggalkan kerajaan gowa. Tetapi pada tanggal 19 juni 1667,belanda di bawah
pimpinan Speelmen melakukan penyerangan ke benteng gowa di sombaopu. Dan
tembakan dilepaskan dri sombaopu ke kapal Speelmen. Tembakan sengit terdengar
sepanjang hari. Spellmen mengambil taktik yaitu berlayar ke selatan dan merampok
kampung sepanjang pantai untuk menyibukkan kerajaan Gowa terus-menerus. Di bantu
oleh Aru palaka yang membawa 6.000 prajurit, belanda ahirnya dapat mengalahkan
pos-pos kerajaan gowa dan berhasil merebut kerajaan Gowa.

6
Penutup

Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama
Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa:
Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili.
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling
sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Kerajaan Gowa dan Tallo lebih
dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi
Selatan. Makassar sebenarnya adalah ibukota Gowa yang dulu disebut sebagai
Ujungpandang. Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki posisi yang sangat
strategis, karena berada di jalur pelayaran (perdagangan Nusantara). Bahkan daerah
Makasar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari Indonesia
bagian Timur maupun yang berasal dari Indonesia bagian Barat
Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan
pesisir barat Sulawesi, Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan
Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang
Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu oleh Kerajaan Bone yang dikuasai
oleh satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka. Perang Makassar
bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis,
demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar. Perang Makassar
adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya di abad ke-17.
Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri pasukannya
untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan
Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasannudin tersebut maka Belanda
memberikan julukan padanya sebagai “Ayam Jantan dari Timur.” Upaya Belanda untuk
mengakhiri peperangan dengan Makasar yaitu dengan melakukan politik adu-domba
antara Makasar dengan kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makasar). Raja Bone
yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makasar mengadakan persetujuan kepada
VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makasar. Sebagai akibatnya Aru Palaka
bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makasar.
Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota kerajaan
Makasar. Dan secara terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui kekalahannya dan
menandatangai perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan
kerajaan Makasar.
Isi dari perjanjian Bongaya antara lain:
1. VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makasar.
2. Belanda dapat mendirikan benteng di Makasar.
3. Makasar harus melepaskan daerah-daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau
di luar Makasar.
4. Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.
Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makasar terhadap Belanda tetap
berlangsung.

7
Pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil
di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale
Troepen pimpinan Raymod Paul Pierre Westerling. Peristiwa ini terjadi pada bulan
Desember 1946 – Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency
(penumpasan pemberontakan).
Berapa ribu rakyat Sulawesi Selatan yang menjadi korban keganasan tentara Belanda
hingga kini tidak jelas. Tahun 1947, delegasi Republik Indonesia menyampaikan
kepada Dewan Keamanan PBB, korban pembantaian terhadap penduduk, yang
dilakukan oleh Kapten Raymond Westerling sejak bulan Desember 1946 di Sulawesi
Selatan mencapai 40.000 jiwa. Pemeriksaan Pemerintah Belanda
tahun 1969 memperkirakan sekitar 3.000 rakyat Sulawesi tewas dibantai oleh Pasukan
Khusus pimpinan Westerling, sedangkan Westerling sendiri mengatakan, bahwa korban
akibat aksi yang dilakukan oleh pasukannya hanya 600 orang.
Pembantaian tentara Belanda di Sulawesi Selatan ini dapat dimasukkan ke dalam
kategori kejahatan atas kemanusiaan (crimes against humanity), yang hingga
sekarangpun dapat dimajukan ke pengadilan internasional, karena untuk pembantaian
etnis (Genocide) dan crimes against humanity, tidak ada kadaluarsanya. Perlu
diupayakan, peristiwa pembantaian ini dimajukan ke International Criminal Court (ICC)
di Den Haag, Belanda.

8
Daftar Pustaka

http://id.Wikipedia.org/wiki/kesultanan_Gowa
http://blog.unila.ac.id/redha/2009/01/04/kerajaan-islam-nusantara-kerajaan-islam-di-
Sulawesi/
http://wawan-sejarahmakassar.blogspot.com/
http://alanmalingi.wordpress.com/2010/03/02/perjanjian-bongaya-dan-serpihan-sejarah-
yang-tak-terungkap/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Bungaya
http://yanuaridho.wordpress.com/2011/12/22/v-o-c-di-makassar/
http://sejarahsemarang.wordpress.com/zaman-belanda/raymond-westerling/
http://sejarahindonesiakesukaanku.blogspot.com/2014/10/perlawanan-goa.html

You might also like