You are on page 1of 16

PENGARUH UMUR REKLAMASI LAHAN

BEKAS TAMBANG BATUBARA TERHADAP


FUNGSI HIDROLOGIS

(IMPACT OF COAL MINE LAND RECLAMATION ON


HYDROLOGY FUNCTION)
1 2 2
Onesimus Patiung , Naik Sinukaban , Suria Darma Tarigan , dan
2
Dudung Darusman

ABSTRACT

The research was conducted at the PT. Adaro coal mining area in watershed
Barito, a sub-watershed Negara, South Kalimantan Province. The aims of the study
were: 1) to analysis impacts of land reclamation on soil physical properties; and 2)
to analysis impact of coal mine land reclamation on the hydrological functions
of watershed. Runoff, erosion and carbon sequistration plots were establisment at
different any method of reclamation. Characteristics of soil physic were observed in
each plot. The results showed: 1). Bulk density, porosity and permeability were not
significantly but showed a decrease in the Bulk density and an increase in
porosity and permeability of soil. 2). The largest erosion occurred in TP (130.28
tons/ha) and the lowest erosion found AP (13.97 tons/ha). The largest runoff
occurred in TP (263.73 mm) and the lowest runoff found AP (75.17 mm).
Revegetation at the reclamation methods, significanly reduces the rate of erosion
and runoff, increased porosity, permeability and infiltration. Nevertheles, bulk
density is hihger then forest soil.

Key wordS : erosion, hydrological function, reclamation, and runoff


PENDAHULUAN kebutuhan dalam negeri (ESDM,

Sektor pertambangan merupakan 2011). Tambang batubara di Indonesia

salah satu penggerak roda umumnya dilakukan dengan sistem

perekonomian dan pembangunan tambang terbuka (open pit mining)

nasional yang terbesar bagi Indonesia sehingga berdampak terhadap

termasuk batubara. Total sumber daya kerusakan lingkungan.

batubara di Indonesia tahun Dampak kerusakan lingkungan

2011diperkirakan mencapai 105 miliar antara lain hilangnya vegetasi hutan,

ton, saat ini, 75% dari total produksi flora dan fauna serta lapisan tanah. Hal

batubara diekspor, terutama ke Jepang, tersebut menyebabkan terganggunya

Taiwan, Korea Selatan dan Eropa, fungsi hidrologis, keragaman

dan sisanya untuk jenis


1
Mahasiswa S3 Pengelolaan DAS IPB
13
2 3
Dosen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB; Dosen Fakultas Kehutanan IPB
J. Hidrolitan, Vol 2 : 2 : 60-73, 2011
ISSN 2086-4825
60
Onesimus. P et al : Pengaruh Umur Reklamasi Lahan Bekas Tambang

(biodiversity), serapan karbon (carbon aliran permukaan dan serapan karbon.


sequestration), pemasok oksigen dan Tujuan penelitian ini adalah
pengatur suhu lingkungan. Perubahan 1) mengkaji pengaruh reklamasi lahan
pada suatu DAS seperti bekas tambang batubara terhadap
berkurangnya debit air sungai, sifat fisik tanah, 2) menganalisis
rusaknya bentang lahan sebagai dampak reklamasi lahan bekas
recharge area, tingginya sedimentasi, tambang batubara terhadap fungsi
menurunnya kualitas air sungai dan hidrologis.
infiltrasi.
METODOLOGI PENELITIAN
Setiap perusahaan tambang
Penelitian ini dilaksanakan pada
batubara mempunyai kewajiban
areal bekas tambang batubara PT.
dalam melaksanakan reklamasi areal
Adaro Indonesia yang terletak pada
bekas tambang dan daerah sekitarnya
Sub DAS Negara, DAS Barito
yang terganggu akibat aktivitas
meliputi Kabupaten Tabalong dan
pertambangan. Areal yang direklamasi
Kabupaten Balangan, Provinsi
dilakukan dengan menata tanah
Kalimantan Selatan.
timbunan (over burden/OB) dan
Bahan-bahan yang digunakan
selanjutnya dilakukan penaburan tanah
antara lain peta konsesi PT. Adaro dan
pucuk (topsoil). Areal tersebut harus
peta areal reklamasi, plastik, drum,
segera diberikan lapisan penutup tanah
bak, kayu, paku dan tali plastik. Alat-
seperti mulsa dan penanaman vegetasi
alat meliputi : GPS, pisau profil tanah,
penutup tanah untuk mengurangi
meteran, kompas, doble ring
dispersi hujan pada permukaan tanah.
infiltrometer, stopwacth, tabung
Hasil reklamasi diharapkan mampu
sampel, kantong plastik, camera
memberikan dampak terhadap suatu
digital, komputer, peralatan
ekosistem seperti pengaturan
laboratorium dan alat penakar hujan.
keseimbangan karbon dioksida dan
Penelitian dilaksanakan dengan
oksigen dalam udara, perbaikan sifat-
metode survei dan pengamatan
sifat tanah, pengaturan tata air dan
lapangan dengan membuat plot
sebagainya. Untuk mengetahui hal
pengamatan pada umur reklamasi
tersebut maka perlu dilakukan kajian
yang berbeda. Plot pengamatan
terhadap umur dan dampak
dilaksanakan pada beberapa umur
reklamasi
lahan bekas tambang terhadap
erosi,
61
J. Hidrolitan, Vol 2 : 2 : 60-73, 2011

reklamasi yaitu umur 0 bulan tanpa suhu 103


o
C selama 2 x 24 jam
penutup tanah (TP), umur 3 bulan (konstan). Pengamatan infiltrasi
dengan tanaman penutup tanah (cover dilakukan dengan menggunakan doble
crop/CC), umur 6 bulan dengan ring infiltrometer.
tanaman utama acacia (AC), umur 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun dengan tanaman utama johar
Sifat Fisik Tanah
(JR), umur 4 tahun dengan tanaman
Bobot Isi
utama kaliandra (KL), umur 6 tahun
Analisis statistik menunjukkan
dengan tanaman utama waru (WR) bobot isi (BI) tanah semua umur
dan umur 15 tahun dengan tanaman reklamasi pada kedalaman 0 – 15 cm
utama acacia (AP) serta hutan dan 15 – 30 cm tidak berbeda nyata.
sekunder (HS) sebagai pembanding. BI pada semua umur reklamasi pada
Kajian pengaruh umur reklamasi kedalaman 0 – 15 cm (1,40 – 1,50
3
lahan terhadap sifat fisik tanah g/cm ) dan 15 – 30 cm (1,55 – 1,60
3
dilakukan pengamatan dengan g/cm ). Jika dibandingkan dengan BI
mengambil sampel tanah utuh lahan hutan pada kedalaman 0 – 15 cm
3
menggunakan ring sampel ukuran (1,21 g/cm ) dan 15 – 30 cm (1,31
3
diameter 5 cm dan tinggi 7 cm dan g/cm ) menunjukkan perbeda yang
sampel tanah tidak utuh selanjutnya sangat nyata (Tabel 2).
Bobot isi pada semua areal
dikirim ke laboratorium untuk
reklamasi bekas tambang batubara
menganalisis porositas, bobot isi,
masih sangat tinggi dengan
permeabilitas dan tekstur tanah. Untuk
karakteristik yang berbeda dari
menganalisis dampak reklamasi lahan
ekosistem aslinya. Areal ini
bekas tambang batubara terhadap
merupakan lahan marginal dengan
fungsi hidrologis dilakukan karakteristik yang paling
pengamatan dengan membuat plot menonjol adalah tipisnya lapisan atas
erosi pada umur reklamasi hasil tanah (top soil). Lapisan ini
identifikasi. Plot erosi dibuat dengan merupakan sumber hara, bahan
ukuran 4 m x 5 m. Pengamatan erosi organik dan aktivitas mikroba
dan aliran permukaan dilakukan yang dapat mendukung
setiap hari hujan. Sampel yang pertumbuhan tanaman. Hal tersebut
diambil selanjutnya timbang dan menyebabkan pertumbuhan akar

oven pada tanaman terbatas sekitar

62
Onesimus. P et al : Pengaruh Umur Reklamasi Lahan Bekas Tambang

Tabel 2. Bobot isi, porositas dan permeabilitas tanah pada berbagai umur reklamasi
Bobot isi (g/cm3) Porositas (%) Permeabilitas (cm/jam)
Umur
Reklamasi 0–
TP 1,4
CC 1,5
AC 1,5
JR 1,4
KL 1,4
WR 1,4
AP 1,4
HS 1,2
Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom, tidak berbeda nyata menurut uji
jarak berganda Duncan α 0.05
lapisan topsoil. Banyaknya akar dapat Sinukaban (2007)
meningkatkan produksi exudant dan mengemukakan bahwa faktor-faktor
akar yang mati juga merupakan yang mempengaruhi bobot isi tanah
sumber bahan organik tanah yang tanah adalah tekstur, struktur, dan
mampu memacu aktivitas pengolahan tanah. Tekstur dan
mikroorganisme sehingga dapat struktur tanah yang menciptakan
mengurangi kepadatan tanah. banyak ruang pori akan menghasilkan
Vegetasi hasil revegetasi pada bobot isi tanah yang rendah.
areal reklamasi berkontribusi bagi Pengolahan tanah dengan
produksi serasah, perkembangan akar menggunakan alat berat dalam waktu
serta aktivitas organisme tanah belum yang lama akan meningkatkan bobot
mampu memperbaiki bobot isi tanah. isi tanah yang berakibat pada
Sebaliknya pada lahan hutan dengan menurunnya porositas tanah. Bobot isi
beragam jenis vegetasi dan tidak tanah dapat menggambarkan
terganggu banyak menghasilkan kepadatan tanah yang mempengaruhi
serasah yang didekomposisi menjadi aerasi tanah, perkembangan akar dan
bahan organik tanah mempengaruhi gerakan air dalam tanah.
bobot isi tanah. Rendahnya bobot isi
Porositas
pada lahan hutan menunjukkan bahwa
Analisis statistik menunjukkan
lapisan tanahnya sudah porous
bahwa porositas tanah pada semua
sehingga mempercepat gerakan air
umur reklamasi tidak berbeda nyata,
serta mempengaruhi daya tembus akar
namun berbeda nyata jika
dalam penyebarannya.

63
dibandingkan dengan lahan hutan perubahan ketersediaan seresah/bahan
(Tabel 2). Persentasi pori pada umur organik tanah. Bahan organik tanah
reklamasi TP yaitu 44,02% lebih tersebut dapat melindungi pori makro
tinggi dibandingkan dengan CC dan mempengaruhi keberadaan biota
(42,71%), AC (43,29%) dan JR tanah. Keberadaan biota
(43,60%), namun lebih rendah dari KL mempengaruhi struktur tanah dan
(47,92%), WR (44,59%) dan AP struktur tanah mempengaruhi
(44,67%). Rendahnya porositas tanah porositas tanah.
pada metode reklamasi disebabkan
Permeabilitas
oleh tingginya BI, rendahnya penutup
Analisis statistik menunjukkan
tanah, tajuk dan perakaran pohon,
bahwa permeabilitas tanah pada semua
produksi serasah serta aktivitas
umur reklamasi tidak berbeda nyata,
organisme tanah.
namun berbeda nyata jika
Tingginya porositas lahan
dibandingkan dengan lahan hutan.
hutan ditunjukkan oleh bertambahnya
Permeabilitas pada umur TP – AC
biodiversitas mampu meningkatkan
berkisar antara 3,39 – 5,66 cm/jam,
ketebalan serasah, kelembaban tanah
sedang pada JR – AP telah meningkat
serta aktivitas organisme tanah.
yaitu 7,86 – 12,03 cm/jam (Tabel 2).
Serasah yang tebal memiliki masa
Rendahnya permeabilitas pada awal
tinggal lebih lama pada permukaan
reklamasi sangat tergantung pada
tanah akan menambah bahan organik
tekstur material timbunan dan
tanah hasil didekomposisi organisme
pemadatan tanah timbunan. Disisi lain
tanah. Meningkatnya aktivitas
meningkatnya permeabilitas tanah
organisme tanah seperti membuat
dapat disebabkan oleh meningkatnya
ruang pori tanah mampu
populasi dan aktivitas organisme
meningkatkan infiltrasi dan aerasi
tanah. Aktivitas organisme tanah dapat
tanah. Sifat porositas tanah yang
membentuk rongga dalam tanah,
penting dalam pengelolaan tanah
mendekomposisi serasah menjadi
adalah total pori dan distribusi ukuran
bahan organik yang mampu
pori tanah. Suprayogo, et al. (2004)
memperbaiki agregat tanah. Hal
mengemukakan bahwa pada awal
tersebut dapat mengakibatkan
perubahan penggunaan lahan
terjadi

64
Onesimus. P et al : Pengaruh Umur Reklamasi Lahan Bekas Tambang

peningkatan pori-pori tanah untuk tanah meningkat disebabkan oleh


melewatkan air kedalam tanah. adanya keterkaitan dengan sifat fisik
Berdasarkan analisis regresi tanah seperti porositas dan bobot isi.
menunjukkan ada keterkaitan yang Peningkatan pori makro tanah mampu
erat antara permeabilitas dengan meningkatkan permeabilitas tanah dan
porositas. Semakin tinggi porositas sebaliknya semakin sedikit pori tanah
maka secara linier meningkatkan menurunkan permabilitas. Porositas
permeabilitas tanah (Gambar 3). merupakan salah satu faktor penentu
Peningkatan porositas tanah sangat dalam peningkatan produktivitas tanah
ditentukan oleh ukuran dan pemadatan seperti kemampuan tanah memegang
tanah dan berpengaruh pada dan melewatkan air (permeabilitas)
peningkatan aerasi dan kandungan air serta perbaikan aerasi tanah.
tanah yang seimbang. Permeabilitas

Gambar 3. Hubungan antara porositas (%) dengan permeabilitas tanah (cm/jam)


tanah relatif kecil dan kanopi
Penutupan tajuk, tumpukan serasah
tanaman yang relatif sedikit menjadi
dan kelembaban tanah menjadi faktor
faktor pembatas terhadap
penentu terhadap jumlah organisme
perkembangan organisme tanah.
tanah. Hal ini berkaitan dengan
Kondisi lahan yang terbuka
adanya sumber energi dan
memacu proses dekomposisi bahan
kestabilan iklim
mikro. Pada lahan dengan penutup

65
J. Hidrolitan, Vol 2 : 2 : 60-73, 2011

organik akan lebih dipercepat, namun meningkatkan infiltrasi. Pertumbuhan


pada musim hujan sebagian besar hasil tanaman penutup tanah yang lambat
dekomposisi terbawa oleh erosi dan serta perakaran dan tajuk tanaman
aliran permukaan (Stevenson, 1994). masih sedikit belum mampu

Fungsi Hidrologis memperbaiki sifat fisik tanah. Pada


umur JR – WR terdapat tanaman dan
Infiltrasi
penutup tanah mampu memperbaiki
Hasil pengukuran lapangan sifat fisik tanah walaupun lambat.
menunjukkan laju infiltrasi pada Pada umur AP menunjukkan infiltrasi
semua umur reklamasi mengalami meningkat namun masih lebih rendah
peningkatan yaitu: TP (6,31 mm/jam), dibandingkan dengan infiltrasi pada
CC (7,64 mm/jam), AC (10,01 lahan hutan.
mm/jam), JR (12,47 mm/jam), KL Peningkatan laju infiltrasi pada
(15,52 mm/jam), WR (21,76 mm/jam), areal hutan disebabkan oleh kualitas
AP (30,16 mm/jam) (Tabel 4). Dilihat sifat fisik tanah yang baik seperti
dari klasifikasi Kohnke (1968; dalam porositas dan stabilitas agregat tanah
Lee, 1990), kapasitas infiltrasi lahan yang sudah baik. Keragaman jenis
pada Waru, Acacia Paring dan Hutan tanaman dengan struktur tajuk
sekunder tergolong sedang (20 - 65 menghasilkan serasah sebagai sumber
mm/jam), sedang kapasitas infiltrasi utama bahan organik tanah. Menurut
TP, CC, JR dan KL tergolong sedang Stothoff et al. (1999) dan Suprayogo,
lambat (5 – 20 mm/jam). Hasil et al. (2004) kapasitas infiltrasi tidak
pengukuran dan perhitungan kapasitas ditentukan oleh pori mikro tetapi oleh
infiltrasi disajikan pada tabel 4. jumlah pori makro dalam tanah.
Rendahnya infiltrasi pada TP - Fenomena ini sesuai dengan pendapat
AC dipengaruhi oleh penutupan Foth (1988) yang menyatakan bahwa
permukaan tanah. Umur TP belum tanah pasir mempunyai porositas total
terdapat penutup tanah sedangkan lebih kecil dibanding tanah liat. Akan
pada CC dan AC sudah ada tanaman tetapi karena tanah pasir memiliki
penutup tanah namun belum proporsi ruang pori makro lebih
mampu

66
Onesimus. P et al : Pengaruh Umur Reklamasi Lahan Bekas Tambang

Tabel 4. Aliran Permukaan, erosi dan infiltrasi pada berbagai umur reklamasi
Umur Aliran Permukaan Erosi Infiltrasi
Reklamasi (mm) (% CH) (Ton/ha) (mm/jam)
TP
CC
AC
JR
KL
WR
AP
HS
Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom, tidak berbeda nyata menurut uji jarak
berganda Duncan α 0,05
banyak, maka pergerakan air di dalam pori semakin besar laju infiltrasi dan
tanah dapat berlangsung cepat; tergantung tekstur dan struktur; 2)
sebaliknya tanah dengan tekstur halus kadar air tanah saat permulaan
mempunyai ruang pori total lebih infiltrasi; semakin tinggi kadar air
banyak, tetapi sebagian besar tersusun semakin lambat laju infiltrasi; 3)
atas pori mikro sehingga air bergerak lamanya hujan atau kontak dengan air
lebih lambat. Hal ini sesuai pendapat bebas pada permukaan tanah, infiltrasi
Asdak (2007) yang mengatakan bahwa akan semakin lambat dengan
masuknya air ke dalam tanah pertambahan waktu infiltrasi dan 4)
tergantung pada kondisi biofisik pengaruh lapisan-lapisan tanah,
permukaan tanah. Mengenai peran lapisan kerak (surface crust & surface
sifat fisik tanah, Carrow dan Waltz sealing) menurunkan infiltrasi. Lanjut
(1985) dan Winanti (1996) Asdak (2007) mengemukakan bahwa
menyatakan bahwa tekstur, struktur, infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur dan
porositas, dan kepadatan tanah struktur tanah, persediaan air awal
merupakan faktor utama yang (kelembaban awal), kegiatan biologi
menentukan besar kecilnya kapasitas dan unsur organik, jenis dan
infiltrasi. kedalaman serasah, dan tumbuhan
Sinukaban (1999) bawah atau tajuk tanaman lainnya.
mengemukakan bahwa faktor-faktor Bahan organik yang belum
yang mempengaruhi infiltrasi yaitu: mengalami pelapukan mampu
1) menghambat kecepatan aliran
distribusi ukuran pori, makin
besar

67
J. Hidrolitan, Vol 2 : 2 : 60-73, 2011

permukaan sehingga mengalir dengan mulsa dan serasah yang masih minim.
kecepatan yang tidak merusak Pada JR – AP telah memiliki tanaman
permukaan tanah (Arsyad, 2006). penutup tanah dan pohon dengan tajuk
Selain itu BO juga meningkatkan lebar, meningkatnya serasah dan
kelembaban pada permukaan tanah organisme tanah mampu menurunkan
untuk aktivitas organisme tanah untuk aliran permukaan. Laju aliran
mendekomposisi bahan organik, permukaan pada berbagai umur
membuat sarang dan lubang dalam reklamasi ditunjukkan pada Gambar 4.
tanah. Aktivitas makro fauna tanah Lahan hutan jauh lebih efektif
memberikan kontribusi penting dalam menyerap dan menyimpan air
meningkatkan proses infiltrasi dibanding semua umur reklamasi. Hal
(Edwars et al., 1988). Hal tersebut ini terjadi karena lahan hutan
merubah sifat fisik tanah sehingga memiliki porositas tinggi
memberikan dampak pada sehingga permeabilitasnya sangat
peningkatan infiltrasi dan menurunkan cepat. Tutupan permukaan tanah
erosi dan aliran permukaan. bergantung pada jumlah serasah,

Aliran Permukaan (Runoff) kerapatan dan jenis vegetasi yang


menutupi permukaan lahan
Analisis statistik menunjukkan
Ketersediaan serasah dan
bahwa aliran permukaan pada umur
keragaman vegetasi efektif
TP (263,73 mm), CC (229,07 mm)
meredam energi kenetik hujan dan
dan AC (198,68 mm) nyata lebih
menghambat kecepatan aliran
tinggi dibandingkan dengan umur JR
permukaan. Selain itu porositas
(104,68 mm), KL (91,39), WR (89,89
tanah yang tinggi dapat mencegah laju
mm) dan AP (75,17mm) (Tabel 4).
aliran permukaan sehingga
Tingginya aliran permukaan pada
meningkatkan air masuk tanah hingga
umur TP karena belum adanya
kapasitas tertentu hingga tanah jenuh.
penutup tanah berupa tanaman cover
Lahan hutan nyata memiliki
crop atau mulsa. Demikian juga pada
kemampuan tinggi mencegah
umur CC dan AC baru berumur 3 – 6
terjadinya erosi dan meningkatkan laju
bulan dengan tanaman penutup
tanah, infiltrasi kedalam tanah. Menurut

68
Onesimus. P et al : Pengaruh Umur Reklamasi Lahan Bekas Tambang

Gambar 4. Laju aliran permukaan (% CH) pada berbagai umur reklamasi


Liedloff (2003) semakin rapat dan tumbuh masih sangat sedikit serta
beraneka vegetasi, akan semakin agregat tanah rendah. Pada umur JR –
banyak jumlah bahan organik, dan AP memiliki tanaman bawah dan
tentunya akan semakin banyak tanaman tahunan dengan tajuk yang
ditemukan cacing dalam tanah. lebar menurunkan energi kinetik

Erosi hujan, erosi dan aliran permukaan.


Laju erosi pada berbagai umur
Analisis statistik menunjukkan
reklamasi ditunjukkan pada Gambar 5.
bahwa umur reklamasi TP (130,28
Pada lahan hutan, erosi sangat
ton/ha) menghasilkan erosi nyata lebih
kecil dibandingkan dengan semua
tinggi bila dibandingkan dengan umur
umur reklamasi. Hal tersebut
lainnya CC (40,26 ton/ha), AC (30,62
disebabkan oleh tingginya
ton/ha), JR (14,99 ton/ha), KL (8,98
biodiversitas (tanaman bawah, semak
ton/ha), WR (8,26 ton/ha) dan AP
dan pohon), produksi serasah,
(7,64 ton/ha) (Tabel 4). Tingginya
porositas dan permeabilitas serta
erosi pada umur TP karena permukaan
menurunnya bobot isi sehingga
tanah belum ada tanaman atau mulsa
mampu menurunkan erosi. Ketika
sehingga tanah mudah terdispersi oleh
proses erosi berlangsung, terjadi pula
energi kinetik hujan. Pada umur CC
selektivitas terhadap partikel-partikel
dan AC erosi juga masih cukup tinggi,
tanah. Selektivitas ini terjadi secara
hal tersebut disebabkan tanaman
alami oleh adanya tumpukan
yang bahan

69
J. Hidrolitan, Vol 2 : 2 : 60-73, 2011

Gambar 5. Laju erosi (ton/ha) pada berbagai umur reklamasi


organik dan serasah dalam tanah dan tanah mampu menurunkan erosi,
di atas permukaan tanah dimana aliran permukaan dan meningkatkan
partikel-partikel yang halus seperti laju infiltrasi yang pada gilirannya
koloid dan humus akan mudah memperbaiki fungsi hidrologis.
terbawa erosi dan aliran permukaan Pengaturan kemiringan dan panjang
(Sinukaban, 2007). Curah hujan,jenis lereng juga memiliki kontribusi dalam
tanah, kemiringan lereng, vegetasi dan menurunkan besar dan kecepatan
aktivitas manusia mempunyai peranan aliran permukaan. Pemilihan jenis
penting dalam proses berlangsungnya vegetasi penutup tanah, pengaturan
erosi. kemiringan dan panjang lereng areal
Pertambahan umur reklamasi reklamasi sangat penting untuk
yang ditumbihi oleh beragam jenis perbaikan fungsi hidrologis.
vegetasi nyata meningkatkan Fungsi hidrologis dipengaruhi
pertumbuhan tanaman, biodiversitas, oleh bagian air hujan yang sampai
serasah dan organisme tanah. Hal diatas permukaan tanah sebagai aliran
tersebut mampu memperbaiki sifat permukaan tanah dan yang masuk
fisik tanah seperti meningkatkan kedalam tanah sebagai infiltrasi.
porositas dan permeabilitas serta Aliran permukaan dan erosi berkaitan
menurunkan bobot isi. dengan kondisi tutupan permukaan
Peningkatan lahan dan kepadatan tanah. Tutupan
keragaman jenis tanaman
penutup

70
Onesimus. P et al : Pengaruh Umur Reklamasi Lahan Bekas Tambang

permukaan tanah bergantung pada indikator yang perlu diperhatikan


kerapatan jenis vegetasi, peningkatan dalam menilai keberlanjutan
produksi serasah dan pertumbuhan pengelolaan suatu DAS, yaitu: 1)
akar serta aktivitas organisme tanah. pendapatan masyarakat dalam DAS
Pada areal reklamasi menunjukkan cukup atau produktivitasnya tinggi, 2)
penurunan aliran permukaan yaitu TP agroteknologi yang diterapkan untuk
umur 0 bulan (263,73 mm) menjadi mencapai produktivitas tidak
AP umur 15 tahun (75,17mm) dan, menimbulkan degradasi pada lahan
sebaliknya meningkatkan laju infiltrasi yang dikelola, dan 3) teknologi yang
dari TP (6,31 mm/jam) menjadi AP diterapkan harus “acceptable” (dapat
(30,16 mm/jam). Penurunan aliran diterima) dan ”replicable” (dapat
permukaan dan peningkatan laju dikembangkan) dengan memanfaatkan
infiltrasi berdampak pada menurunnya sumberdaya lokal yang ada
erosi yang terjadi. (Sinukaban, 1999).
Meningkatnya kemampuan tanah
KESIMPULAN
lahan reklamasi dalam meningkatkan
infiltrasi dan menurunkan aliran 1. Sifat fisik tanah seperti bobot isi,
permukaan berdampak pada fungsi porositas dan permeabilitas tidak
hidrologis pada suatu DAS. Hal berbeda nyata tetapi menunjukkan
tersebut mendukung tercapainya terjadinya penurunan bobot isi
fungsi hidrologis DAS yang baik dan peningkatan porositas dan
menuju pengelolaan DAS yang permeabilitas tanah pada berbagai
lestari. Pengelolaan DAS yang lestari umur reklamasi.
ditunjukkan oleh produksi optimum 2. Reklamasi bekas tambang
dalam waktu yang tidak terbatas, batubara memberikan pengaruh
menekan bahaya kerusakan lahan positif terhadap penurunan erosi
seminimal mungkin, serta diperoleh dan aliran permukaan. Erosi
water yield yang merata sepanjang menurun dari TP umur 0 bulan
tahun. Semua kegiatan pemanfaatan (130,28 ton/ha) menjadi 7,64
sumberdaya alam di dalam DAS harus ton/ha pada AP umur 15 tahun.
mempunyai tujuan untuk Aliran permukaan menurun dari
keberlanjutan (sustainable). Ada TP (263,73 mm) menjadi 75,17
tiga

71
J. Hidrolitan, Vol 2 : 2 : 60-73, 2011

mm pada AP serta peningatan laju Foth, H.D. 1984. Fundamental of Soil


infiltrasi dari TP (6,31 mm/jam) Science. John Willey and Sons,
New York.
menjadi AP (30,16 mm/jam).
Heriansyah, I., Miyakuni, K., Kato,T.,
3. Perbaikan fungsi hidrologis pada Kiyono, Y dan Y. Kanazawa.
2007. Crowth characteristics and
areal reklamasi yang ditunjukkan
biomass accumulations of Acacia
oleh menurunnya erosi dan aliran mangium under different
management practices in
meningatkan laju infiltrasi seiring
Indonesia. Journal of Tropical
dengan meningkatnya kerapatan Forest Science.
jenis vegetasi, peningkatan Lee, R. 1990. Hidrologi Hutan. Gama
Press, Yogyakarta
produksi serasah dan
Sinukaban, N. 1999. Sistem pertanian
pertumbuhan akar serta aktivitas konservasi kunci kembangunan
organisme tanah. pertanian berkelanjutan. Pada
Seminar Sehari “Paradigma Baru
Pengelolaan dan Pemanfaatan
DAFTAR PUSTAKA Sumberdaya Lahan yang
Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Berkelanjutan”, Dalam Rangka
Pengelolaan Daerah Aliran Dies Natalis ke-43 FP USU
Sungai. Gadjah Mada University Medan, 4 Desember 1999.
Press, Yogyakarta.
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah
dan Air. Serial Pustaka IPB
Press. Bogor. Berkelanjutan. Konservasi
Tanah
Carrow, R.N. dan Waltz, C. 1985. dan Air (Kunci Pembangunan
Turfgrass Soil & Water
Berkelanjutan). Direktorat
Relationships. Crop and Soil
Jenderal Rehabilitasi Lahan dan
Science Dept., Universty of
Perhutanan Sosial, Departemen
Georgia , Georgia.
Kehutanan. Jakarta.
Edwars, W.M., L.D. Norton and C.E.
Stevenson F.J. 1994. Humus
Redmond. 1988. Characterizing
Chemistry. Genesis, Composition,
macropores that affect infiltration
Reaction. Department of
into no tilled soil. Soil Science
Agronomy. University of illinois.
Society of Amer.
A Wiley-Interscience Publication.
ESDM, 2011. Sumber Daya Batubara John Wiley & Sons.
Indonesia Capai 105 Miliar Ton. Stothoff, S.A. 1999. The effect of
Jakarta. vegetation on infiltration in
http://www.esdm.go.id/berita/batu shallow soil underlain by fissure
bara/44-batubara/4557-sumber- bedrock. J. Hydrology 218:169-
daya-batu bara-indonesia- 190.
capai-
105-miliar-ton.html Suprayogo, D., Widianto,
Purnomosidi, P., Widodo, R.H.,

72
Onesimus. P et al : Pengaruh Umur Reklamasi Lahan Bekas Tambang

Rusiana, F., Aini, ZZ., street/2003report/Soil%20Health


Khasanah, N., dan Kusuma, Z. %20in%20Relation%20to%20Gra
2004. Degradasi Sifat Fisik zing.htm.
Tanah Sebagai Akibat Alih
Winanti, T. 1996. Pekarangan Sebagai
Guna Lahan Hutan Menjadi
Sistem Kopi Monokultur: Media
Dalam
Kajian Perubahan
Sumberdaya Air, Makalah
Makroiporositas Tanah,
disajikan dalam Konferensi
J.Agrivita 26 (1): 60-68.
Nasional Pusat Studi Lingkungan
Volk, J., Barker, W., dan Richardson, BKPSL, Tanggal 22-24 Oktober
J. 2003. Soil Health in Relation to 1996 di Universitas Udayana,
Grazing. Range Science and Soil Denpasar Bali.
Science Depertment.
http://www.ag.ndsu.nodak.edu/
73

You might also like