Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
2
permukaan bumi (ESRI, 1990). Definisi tersebut dengan tegas menyebutkan sistem
komputer sebagai bagian yang tak terpisahkan dari SIG, sehingga jika berbicara SIG
tidak lepas dari komputer, baik hardware maupun software. Sebagai definisi yang
lebih lengkap mengenai Sistem Informasi Geografis adalah “SIG adalah sistem yang
berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi
informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan
menganalisis obyek-obyek dan fenomena di mana lokasi geografi merupakan
karakteristik yang penting atau kritis atau dianalisis. Dengan demikian, SIG
merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam
menangani data yang bereferensi geografi : (a) masukan, (b) menyimpan data
(penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran”
(Aronoff 1989).
I.5.1.1. Model data spasial. Model data adalah organisasi konseptual dalam
suatu basis data. Ada dua pendekatan mendasar untuk menyajikan komponen spasial
dari suatu informasi geografik, yaitu :
1. Model data vektor. Pada model vektor, lokasi suatu feature di permukaan
bumi direferensikan pada peta menggunakan sistem koordinat kartesi.
Feature geografik biasanya dicatat pada peta dua dimensi sebagai titik,
garis, dan luasan.
2. Model data raster. Secara sederhana, model data raster terdiri dari sel-sel
beraturan yang berbentuk bujur sangkar, persegi panjang atau bentuk-
bentuk lainnya.
tersebut dapat dikirim ke komputer lainnya dan tiba dalam waktu yang cepat tanpa
adanya kerusakan atau kehilangan data. TCP berfungsi untuk penyampai data yang
dikirim sedangkan IP berfungsi menyampaikan paket data ke alamat yang tepat.
Web adalah salah satu layanan TCP/IP yang paling popular dalam memberikan
kemudahan informasi (Purbo, 2002). Web bekerja dengan konsep client side, yaitu
suatu sistem yang melakukan permintaan data atau layanan ke webserver. Kemudian,
webserver akan menyediakan data atau layanan yang diminta oleh web client.
Komunikasi antara webserver dengan web client dengan mengirimkan dan menerima
dokumen web melalui suatu protokol yang disebut dengan Hypertext Transfer
Protokol (HTTP). HTTP berfungsi mendefinisikan dan menjelaskan bagaimana
webserver dan web client berinteraksi dalam mengirimkan dan menerima dokumen
web. Informasi yang ada pada dokumen web dapat diakses dengan suatu kumpulan
karakter alfanumerik yang merepresentasikan lokasi atau alamat dari halamanweb
pada internet yang disebut dengan Uniform Resource Languange (URL). URL terdiri
atas tiga bagian, yaitu protokol, nama host atau nama webserver, dan path berkas
dokumen (Rachmat, 2005).
I.5.2.2. Definisi Web GIS. Web GIS adalah suatu sistem yang dapat terhubung
ke dalam jaringan internet yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan
menampilkan data informasi bergeoreferensi atau data yang mengidentifikasikan
lokasi objek tanpa adanya kebutuhan penggunaan software SIG (Painho, 2001).
Menurut Fonseca & Davis (1999), internet sebagai media antarmuka pada web based
SIG memiliki 3 hal penting dalam hal arsitekturnya, yaitu:
a. Integrasi perangkat antarmuka internet dengan perangkat lunak SIG, bertambah
luasnya jaringan internet, membuat bertambahnya jumlah penggunaan internet
sebagai perangkat antarmuka dalam pengaksesan SIG menggantikan
pengaksesan dengan perangkat lunak SIG konvensional. Terdapat dua jenis
hubungan antara perangkat antarmuka internet dengan perangkat antarmuka
SIG, yaitu:
1. Berintegrasi Kuat (Strong Integration)
Hubungan ini terjadi apabila internet digunakan hanya sebagai media
penyimpanan data spasial saja. Sedangkan untuk melakukan pengaksesan
6
Query GIS
(Voisard, 1995):
1. Modul interaksi pemakai.
2. Modul koneksi basisdata.
3. Modul konversi objek geografis dari format SIG ke format antarmuka atau
sebaliknya.
Modul interaksi pemakai menyediakan menu interaksi pemakai dengan
antarmuka sistem. Menu interaksi ini antara lain berupa fasilitas pengguna
dalam memilih data spasial yang ditampilkan pada antarmuka, selain itu pada
modul ini juga terdapat hasil query yang dilakukan oleh pemakai.
Modul konversi adalah sebuah modul yang memberikan fasilitas untuk
membaca format data spasial yang digunakan oleh sistem SIG kedalam format
yang digunakan oleh antarmuka sistem internet. Konfigurasi antara data SIG
dengan tampilan web dilakukan pada modul ini.
c. Pembagian fungsi antara SIG dan perangkat antarmuka
Pembagian fungsi antara SIG dan perangkat lunak antarmuka internet memiliki
alasan sebagai berikut (Fonseca & Davis, 1999):
1. Mencegah timbulnya redudansi kode yang terdapat instruksi pada
perangkat antarmuka ketika dieksekusi secara berulang–ulang saat akses
data spasial dilakukan. Hal ini disebabkan karena halaman web standar
tidak mampu untuk menyimpan instruksi dan data untuk akses selanjutnya,
sehingga seluruh instruksi harus diulang, begitu pula data yang telah ada
harus diinput kembali. Misalnya seorang pengguna mengakses dengan
tujuan untuk menampilkan sebuah objek geometri garis, maka perangkat
antarmuka akan menerjemahkan permintaan pengguna kedalam sebuah
query yang dapat diterjemahkan oleh perangkat lunak SIG, kemudian
perangkat lunak SIG akan mengirim data untuk ditampilkan menggunakan
perangkat antarmuka. Saat pengguna melakukan permintaan untuk kedua
kalinya, misal dengan meminta objek titik yang sama dan sebuah objek
garis, maka data titik tadi akan diproses seolah data titik pada permintaan
pertama tidak ada.
2. Perbedaan tingkat perkembangan perangkat antarmuka dengan perangkat
lunak SIG.
8
web browser menangani format data yang tidak dapat ditangani oleh web
browser dengan kemampuan standar. Pada pendekatan ini data akan
dikirim ke klien dalam bentuk format data vector yang disederhanakan dan
penggambaran kembali akan dilakukan di sisi klien, sehingga pengem-
bangan aplikasi dengan pendekatan thick client akan lebih fleksibel
dibandingkan dengan pendekatan thin client. Namun untuk mendukung
proses penggambaran kembali pada sisi klien, maka harus ada tambahan
aplikasi yang dipasang.
Sedangkan menurut Kraak (2000), terdapat dua jenis peta berbasis web yaitu :
1. Static Map : peta yang digunakan hanya untuk memvisualisasikan saja,
biasanya dalam bentuk raster JPG, PNG, TIFF.
2. Dinamic Map : peta dinamis yang tidak hanya digunakan untuk
memvisualisasikan saja akan tetapi memiliki menu interaktif sehingga
mampu menampilkan perubahan komponen spasial dari obyek yang
ditampilkan.
Klasifikasi peta berbasis web dapat dilihat seperti pada gambar I.4
Static Maps
View Interactive Interface
Web and/or content
Maps
Dinamic Maps
Peta statis dalam halaman web biasanya paling banyak digunakan. Peta statis
ini adalah peta yang dihasilkan dari produk kartografi seperti peta pada umumnya
atau didapat dari hasil scan peta yang kemudian dimasukkan ke dalam web.
Kebanyakan dari jenis peta statis ini adalah berupa view only. Peta jenis ini tidak
dinamis karena peta jenis ini akan berubah jika data peta tersebut di perbaharui lagi
10
dengan cara di-scan atau di-upload sebagai bitmap melalui server. Peta ini akan
menjadi interaktif, apabila kemudian pengguna dapat melakukan perintah-perintah
tertentu, misalnya: zooming, panning, dan hyperlink ke informasi tertentu, atau
pengaturan pada layer tertentu yang ingin ditampilkan pengguna.
Peta dinamis merupakan peta yang merepresentasikan perubahan-perubahan.
Perubahan yang dimaksud di sini adalah bahwa pemetaan jenis ini datanya selalu
terkini karena sifat dari data spasial pada petanya yang selalu dapat diperbaharui dan
secara otomatis dilakukan penyesuaian yang dilakukan oleh pengguna tanpa harus
melalui server. Dinamic view only map merupakan peta berbasis web yang petanya
hanya terdapat zooming dan panning saja. Pada peta dinamis interaktif, peta ini dapat
memberikan fungsi seperti geocoding, geotagging, dan pencarian lokasi dengan
menggunakan query yang dapat dilakukan oleh pengguna situs, misalnya
menentukan jalur perjalanan dari suatu lokasi. Peta dinamis yang sering ditemui di
halaman web misalnya: peta dinamis perubahan pertumbuhan kota, peta jalur
perjalanan dengan animasi jalurnya, peta tiga dimensi yang dapat dilihat dari sudut
pandang yang berbeda-beda (Kraak, 2000).
I.5.3.1. WMS (Web Map Service). Sistem WMS bekerja dengan menerima
permintaan dari pengguna yang kemudian diteruskan menuju server WMS yang akan
memproses permintaan tersebut dan melakukan pencarian data yang diinginkan. Data
yang telah didapatkan kemudian akan dikirimkan kembali oleh server menuju
pengguna. Data peta yang ditampilkan pada sistem WMS berupa file dalam format
gambar, sehingga dalam sistem WMS peta yang ditampilkan berbentuk data raster.
Format file yang dapat digunakan adalah Scalable Vector Graphics (SVG), Portable
11
I.5.3.2. WFS (Web Feature Service). WFS bekerja serupa dengan WMS yaitu
pengguna akan melakukan permintaan yang akan diterima oleh server WFS. Server
WFS kemudian akan melakukan pemrosesan permintaan dan akan melakukan
pencarian data yang diinginkan. Setelah data didapatkan oleh server WFS, berbeda
dengan WMS, server WFS akan menampilkan data dalam format vektor. WFS
ditulis dengan bahasa XML (Extensible Markup Language) yang berisikan mengenai
sistem referensi koordinat dari data, bentuk geometri dari data (titik, garis, atau
poligon), dan seluruh koordinat yang membentuk data. XML ini kemudian akan
digambarkan dengan menggunakan GML (Geography Markup Language) berupa
data vector dari koordinat yang tertulis pada XML.
WFS memiliki lima protoKol operasi utamanya yaitu GetCapabilities,
DescribeFeatureType, GetFeature, LockFeature dan Transaction. GetCapabilities
mendeskripsikan kepasitas yang dimiliki oleh server WFS seperti tipe fitur yang
dapat diberikan dan operasi yang dapat didukung pada setiap tipe fitur.
DescribeFeatureType memberikan informasi mengenai struktur dari setiap tipe
feature setiap kali dilakukan permintaan. GetFeature mengambil dan menampilkan
feature yang diminta oleh pengguna. LockFeature melakukan penguncian pada satu
atau lebih feature yang diambil selama durasi operasi Transaction. Transaction
12
membagi dan mengedit data yang terdapat pada peta di web. Aplikasi ini akan
membuat transparansi data semakin dimudahkan bagi pengguna internet.
GeoServer merupakan aplikasi bebas. Hal ini tentunya sangat berbeda
dibandingkan dengan produk-produk SIG yang terdahulu telah ada, seperti misalnya
ArcGIS. GeoServer dapat menunjukkan data dari aplikasi pemetaan yang sudah
sering sekali digunakan dan sudah tidak awam bagi masyarakat, yaitu seperti Google
Maps, Google Earth, Yahoo Maps, dan Microsft Virtual Earth. Selain itu GeoServer
juga dapat berinteraksi dan terdapat koneksi dengan aplikasi SIG lainnya yaitu
seperti ESRI ArcGIS.
GeoServer dapat membaca beragam format data, dari berkas di dalam media
penyimpanan data hingga basisdata dari luarsistem. Berikut ini merupakan berkas
dan sumber data yang didukung oleh GeoServer :
1. Data vektor yaitu Shapefile, Java Properties, GML, VPF, Pregeneralized
Features.
2. Data raster yaitu GeoTIFF, GTOPO30, WorldImage, ImageMosaic,
ArcGrid, GDAL Image Formats, Oracle Georaster, Postgis Raster,
ImagePyramid, dan Image Mosaic JDBC.
3. Basisdata yaitu PostGIS, H2, ArcSDE, DB2, MySQL, Oracle, Microsoft
SQL Server, Teradata, JNDI.
Komponen utama dari GeoServer terdiri dari tiga, yaitu Workspace, Store, dan
Layer (Kemenristek, 2013). Ketiga komponen ini memiliki definisi dan fungsinya
masing-masing, serta dalam penggunaannya saling berkaitan satu sama lain.
1. Workspace
Workspace adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
tempat yang digunakan untuk mengelompokkan layer yang serupa. Workspace
didesain terpisah, terisolasi antara satu proyek dengan proyek lainnya. Dengan
menggunakan Workspace, dimungkinkan untuk menggunakan layer dengan
nama yang sama (dengan nama layer pada Workspace) tanpa adanya konflik
data. Nama Workspace digunakan sebagai awalan dari layer atau store.
Sebagai contoh, layer jalan dalam Workspace airport akan ditulis seperti
airport : jalan. Stores dan Layer harus terhubung dengan Workspace tertentu.
14
2. Store
Store adalah sebuah istilah yang digunakan untuk tempat penyimpanan data
geografik. Sebuah Store mengacu pada sumber data spesifik, apakah berupa
shapefile, basisdata atau data lainnya yang didukung oleh GeoServer.
a. Sebuah Store dapat terdiri dari banyak layer, seperti sebuah basisdata yang
dapat terdiri dari banyak tabel.
b. Sebuah Store juga dapat terdiri dari satu layer saja, sebagai contoh, apabila
berkas yang digunakan adalah GeoTIFF.
c. Sebuah Store harus menyimpan paling tidak satu layer.
GeoServer menyimpan parameter koneksi dalam setiap Store (seperti alamat
shapefile untuk terhubung ke basisdata). Setiap Store terhubung dengan satu
(dan hanya satu) Workspace.
3. Layer
Sebuah Layer adalah himpunan fitur geospasial atau sebuah coverage. Layer
merupakan hasil berupa data vektor atau rasteryang akan ditransmisikan
melalui protokol web service.
a. Biasanya sebuah layer terdiri dari satu tipe geometri (titik, garis, poligon,
raster),
b. Memiliki satu tipe tema (jalan, permukiman, batas administrasi, dan
sebagainya).
Selain sebagai fitur individual, sebuah layer adalah kelompok terkecil dari data
geospasial. Sebuah layer merupakan representasi satu tabel atau view dari satu
basisdata, atau dari berkas tertentu. GeoServer menyimpan informasi yang
terkait dengan sebuah layer, seperti informasi proyeksi, bounding box, Style,
dan lainnya. Setiap layer harus dihubungkan dengan satu (dan hanya satu)
Workspace.
Fitur Layer ini berfungsi menyimpan data spasial yang hanya memiliki satu
layer saja, untuk menggabungkan beberapa layer dalam satu tampilan dapat
digunakan fitur Layer Group. Sebuah Layer Group memungkinkan permintaan
banyak layer dalam satu permintaan WMS tunggal. Sebuah Layer Group
mengandung informasi mengenai layer yang ada dalam grup tersebut, urutan
visualisasi layer, proyeksi, Style dan lainnya. Informasi ini dapat berbeda dari
15
setiap layer yang menjadi komponen grup. Layer Group tidak terkait dengan
konsep Workspace, dan hanya relevan dengan permintaan WMS.
dibutuhkan oleh tanaman (Sufyandi, 2001). Biogas pada hakikatnya telah lama
dikenal oleh masyarakat Indonesia terutama masyarakat yang ada di Pulau
Jawa. Biogas yang telah dikenal tersebut diolah dari kotoran hewan terutama
kotoran sapi dalam keadaan kedap udara (Said, 2010). Melalui deskripsi di
atas, persebaran biogas yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo dapat
dikategorikan sebagai salah satu sumberdaya alam, karena dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk kehidupan sehari-hari.
2. Sumberdaya mineral merupakan salah satu dari jenis sumberdaya geologi,
sedangkan untuk dua jenis lainnya adalah sumberdaya energi dan sumberdaya
lingkungan. Sumberdaya mineral itu sendiri dibagi menjadi dua golongan,
yaitu sumberdaya mineral logam dan non logam. Sumberdaya mineral non
logam sering disebut sebagai bahan galian golongan C atau bahan galian
industry. Kelompok sumberdaya mineral ini antara lain pasir, batu kali, batu
gunung, tras, kaolin, belerang, sinabar, dan lain-lain yang kesemuanya itu
sangat era hubungannya dengan kegiatan gunung api pada masa lalu (Bronto
dan Hartono, 2003).
3. Pembangkit listrik tenaga sel surya adalah suatu teknologi yang dapat
mengubah energi sinar matahari secara langsung menjadi energi listrik. Sel
surya ini banyak digunakan untuk penyediaan tenaga listrik bagi penerangan,
pompa air, telekomunikasi, dan lain sebagainya. Pemanfaatan sistem sel surya
sebagai pembangkit tenaga listrik telah banyak diterapkan baik yang
menghasilkan daya rendah maupun yang berdaya tinggi (Effendi, 2012).
4. Lahan merupakan suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup komponen
biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di
bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief,
hidrologi, tumbuhan, dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh
aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengarh
terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa akan
datang (Brinkman dan Smyth, 1973). Lahan sebagai suatu sistem mempunyai
komponen-komponen yang terorganisir secara spesifik dan perilakunya menuju
kepada sasaran-sasaran tertentu. Komponen-komponen lahan ini dapat
18