You are on page 1of 7

PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014

HUBUNGAN ANTARA MASUKAN CAIRAN DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAINS


(IDWG) PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASES DI UNIT HEMODIALISIS
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Yuni Permatasari Istanti


Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email: permata_06@yahoo.com

ABSTRACT

Background. Interdialytic Body Weight gains (IDWG) is an increase volume of liquid that is
manifested by an increase in body weight as an indicator to determine the amount of fluid intake during
the period interdialytic and patients' adherence to fluid regulation in patients receiving hemodialysis
therapy. Increased IDWG exceed 5% of dry weight can cause various complications such as
hypertension, hypotension intradialysis, left heart failure, ascites, pleural effusion, congestive heart
failure, even death. IDWG caused by various factors both internal factors include age, gender,
educational level, thirst, Stress, Self-efficacy, as well as external factors as family, social support and
fluid intake.
Purpose. The purpose of this research was to know the correlation between fluid intake and IDWG on
Chronic Kidney deseases (CKD) patients undergoing hemodialysis in the hemodialysis unit RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Research Method. Descriptive analytic study with cross sectional design with 48 patients, collected
from 79 hemodialysis patients.
Result. The results showed there is significant relationship between fluid intake and IDWG (r = 0.541,
p-value = 0.000).
Conclusion. It was concluded that fluid intake is a significant contributing of IDWG.

Keywords: Interdialytic Weight Gains (IDWG), fluid intake, Chronic Kidney Deseases (CKD)

PENDAHULUAN merupakan suatu proses difusi partikel larut dari


suatu kompartmen darah melewati membran
Ginjal merupakan organ vital yang semipermeabel. Tindakan hemodialisis
berfungsi menyaring darah dari kelebihan berdasar pada 2 pilar yaitu pembatasan cairan
cairan, garam, dan produk sisa untuk menjaga dan pembuangan produk sisa metabolisme dari
komposisi kimiawi tubuh tetap stabil1. Chronic darah dengan menggunakan mesin dialisis.
Kidney Diseases (CKD) adalah gangguan Asupan cairan harian yang dianjurkan
fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pada pasien dibatasi hanya sebanyak
pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu “insensible water losses” ditambah jumlah urin.
memelihara metabolisme dan gagal memelihara Namun yang menjadi permasalahan tidak hanya
keseimbangan cairan dan elektrolit yang yang dapat meningkatkan berat badan
berakibat pada peningkatan ureum (uremia) 2. interdialitik namun masukan makanan yang
Gangguan fungsi ginjal ditandai dengan banyak mengandung air seperti gelatin atau
proteinuria, hipertensi dan penurunan Laju soup juga memberikan kontribusi pada total
Filtrasi Glomerulus (LFG) hingga < 15 masukan cairan. Sehingga pasien menjadi
ml/menit disertai dengan kondisi klinis pasien banyak mengkonsumsi cairan dan berat badan
yang semakin memburuk. akan naik sampai jadwal hemodialisis yang
Ketika Laju Filtrasi Glomerulus < 15 akan datang.
ml/menit, pasien harus mendapatkan TPG Pembatasan cairan mempunyai tujuan
seperti hemodialisis, peritoneal dialysis untuk mengurangi kelebihan cairan pada
maupun transplantasi ginjal. Hemodialisis periode interdialitik. Kelebihan cairan dapat
14
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014

menyebabkan edema dan hipertensi, hipertropi cairan, dan timbangan berat badan yang
ventrikuler kiri dan juga berhubungan dengan digunakan untuk mengumpulkan data IDWG.
lama hidup pasien (Ifudu et al 1997 dalam Prosedur pengumpulan data dilakukan selama 2
Thomas3). Tindakan hemodialisis dilakukan (dua) kali periode hemodialisis. Pada periode 1
untuk menarik cairan pasien sampai mencapai (pertama) hemodialisis dilakukan pengumpulan
target berat badan kering pasien. data demografi dan berat badan setelah
IDWG merupakan peningkatan volume hemodialisis. Kemudian pada saat pasien akan
cairan yang dimanifestasikan dengan pulang diberikan lembar pencatatan berat badan
peningkatan berat badan sebagai dasar untuk dan urine output saat pasien di rumah, serta
mengetahui jumlah cairan yang masuk selama diberikan penjelasan tentang cara pengisian
periode interdialitik. Pasien secara rutin diukur lembar catatan tersebut. Pada period ke 2 (dua)
berat badannya sebelum dan sesudah dilakukan pengumpulan data berat badan pasien
hemodialisis untuk mengetahui kondisi cairan dengan menimbang berat badan sebelum
dalam tubuh pasien, kemudian IDWG dihitung hemodialisis.
berdasarkan berat badan kering setelah
hemodialisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa penelitian menunjukkan 60%-
80% pasien meninggal akibat kelebihan Hasil
masukan cairan dan makanan pada periode Karakteristik Responden. Umur
interdialitik4. Karena kelebihan cairan pada Responden. Rata-rata umur responden adalah
periode interdialitik dapat mengakibatkan 48,46 tahun (SD=12,42), di mana umur termuda
edema atau kongesti paru, sehingga monitoring adalah 20 tahun dan umur tertua adalah 70
masukancairan pada pasien merupakan tahun. Jenis Kelamin Responden. Distribusi
tindakan utama yang harus diperhatikan oleh jenis kelamin pada kelompok laki-laki lebih
perawat5. Karena itu, peneliti tertarik untuk banyak daripada perempuan. Responden
meneliti hubungan antara masukan cairan dengan jenis kelamin laki-laki adalah 30 orang
dengan IDWG pada pasien CKD yang (62,5%) dan perempuan sebanyak 18 orang
menjalani hemodialisis. (37,5 %).Tingkat Pendidikan. Distribusi tingkat
pendidikan responden sebagian besar
mempunyai pendidikan SLTA (23,1%).
METODE PENELITIAN
Masukan cairan. Rata-rata masukan cairan
Jenis penelitian adalah deskriptif responden 1409,92 ml per hari (SD=379,267),
analitik dengan rancangan Cross Sectional. dimana masukan cairan terendah yaitu 633 ml
Populasi dalam penelitian ini adalah semua dan masukan cairan tertinggi 2333 ml perhari.
pasien CKD yang menjalani hemodialisis di IDWG. Rata-rata IDWG responden adalah
unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah 4,00% (SD=1,89), di mana data IDWG
Yogyakarta pada bulan Mei 2009. Teknik terdistribusi normal dengan nilai p = 0,89. Nilai
sampling yang digunakan adalah menggunakan IDWG terendah yaitu 0% dan tertinggi yaitu
total sampling dengan kriteria inklusi sebagai 8,25%.
berikut: Sedang menjalani terapi hemodialisis
dua kali minggu sesuai jadwal dengan lama HD Hubungan Karakteristik responden dengan
4 jam, Dapat ditimbang berat badannya dengan IDWG
berdiri, Kesadaran composmentis, Dapat Hubungan antar umur dengan IDWG
berkomunikasi secara verbal, Dapat membaca Hasil analisis antara umur dengan
dan memahami tulisan sederhana, Bersedia IDWG pada pasien CKD diketahui bahwa tidak
menjadi responden. Sedangkan kriteria ekslusi ada hubungan yang signifikan antara umur
sebagai berikut: Pasien yang menjalani HD dengan IDWG (r= 0.177, p-value = 0,230). Dari
bukan karena CKD, Pasien yang mengalami persamaan garis menunjukkan semakin
gangguan jiwa. Sampel yang diperoleh dalam meningkat umur responden maka IDWG
penelitian ini adalah 48 responden. Instrumen semakin menurun. Besaran koefisien
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini determinan umur adalah 3,1%, berarti umur
antara lain menggunakan kuesioner untuk menentukan 3,1% IDWG, sisanya 96,9%
mengumpulkan data demografi, lembar ditentukan oleh faktor lain.
observasi untuk mengumpulkan data masukan

15
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014

Tabel 1. Hubungan antar Umur dengan IDWG pendidikan dengan IDWG (p-value=0,753,
pada Pasien CKD di Unit α=0,05).
Hemodialisis RS PKU
Tabel 3. Perbedaan antara Tingkat Pendidikan
Muhammadiyah Yogyakarta Mei dengan IDWG Pasien CKD di Unit
2009 (n=48) Hemodialisis RS PKU
Variabel R r2 Persamaan garis p-value Muhammadiyah Yogyakarta Mei
2009 (n=48)
Umur - 0.0 IDWG = 5.299 - 0.230
0.177 31 0,27*umur Variabel Rata- SD SE F p-
rata value
SD 4,255 2,296 0,811
SLTP 3,446 1,972 0,697
10.00

SLTA 3,746 1,598 0,412 0,501 0,753


8.00 DIII 4,660 2,062 0,729
6.00
Sarjana 4,083 1,958 0,652
ibwg responden

4.00

Tabel 4. Hubungan antara Masukan Cairan


2.00

R Sq Linear = 0.031
dengan IDWG pada Pasien CKD di
0.00
Unit Hemodialisis RS PKU
20 30 40 50 60 70

umur responden Muhammadiyah Yogyakarta Mei


2009 (n=48)

Gambar 1. Hubungan antara Umur dengan Variabel r Persamaan p-


IDWG pada Pasien CKD di Unit Hemodialisis garis value
Masukan 0,541 0,293 IDWG = 0,195 0,000
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Mei cairan + 0,003*
2009 (n=48)

Tabel 2. Perbedaan Jenis Kelamin dengan Hubungan Masukan cairan dengan IDWG.
IDWG pada Pasien CKD di Unit Hemodialisis Hasil analisis antara Masukan cairan
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Mei dengan IDWG pada pasien CKD diketahui
2009 (n=48) bahwa ada hubungan yang signifikan antara
Variabel n Rata- SD p-value masukan cairan dengan IDWG (r=0,541, p-
rata value = 0,000). Arah hubungan adalah positif di
Laki-laki 30 4,058 1,836 0,775 mana semakin banyak masukan cairan
Perempuan 18 3,890 2,026 responden maka IDWG juga akan meningkat.
Besaran koefisien determinan masukan cairan
Perbedaan antara Jenis Kelamin dengan adalah 29,3%, berarti masukan cairan
IDWG menentukan 29,3% IDWG, sisanya 70,7%
Hasil uji statistik menggambarkan rata- ditentukan oleh faktor lain.
rata IDWG pada laki-laki lebih tinggi (4,058%)
daripada perempuan. Setelah diuji statistik,
maka disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dengan
IDWG (p-value=0,775, α=0,05).

Perbedaan antara Tingkat Pendidikan


dengan IDWG
Hasil analisis menggambarkan bahwa
rata-rata IDWG yang paling rendah adalah yang
mempunyai pendidikan SLTP (3,446) dan yang
paling tinggi adalah pendidikan DIII (4,660).
Analisis statistik menggambarkan bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan antara tingkat
16
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014

10.00 lebih dari 75 tahun tidak menjalani hemodialisis


ibwg responden

karena mempertimbangkan kondisi personal,


8.00

fisik, sosial dan psikososial pasien, sehingga


6.00 banyak pasien CKD yang berumur tua tidak
mendapatkan terapi secara layak.
4.00

Hasil uji statistik menunjukkan tidak


2.00
ada hubungan yang signifikan antara umur
R Sq Linear = 0.293 dengan IDWG dengan nilai r = 0,177 (p-value
0.00 = 0,230). Peningkatan IDWG dapat terjadi pada
500 1000 1500 2000 2500
setiap umur, hal ini berhubungan dengan
Masukan cairan harian
kepatuhan dalam pengaturan masukan cairan.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sapri9, tidak ada pengaruh antara umur pasien
dengan kepatuhan dalam mengurangi asupan
cairan pada pasien yang menjalani
Gambar 2. Hubungan antar Masukan Cairan
hemodialisis. Pada umur yang lebih tua belum
dengan IDWG pada Pasien CKD di Unit
tentu akan lebih mengetahui bila tidak ditunjang
Hemodialisis RS PKU Muhammadiyah
dengan pengetahuan dan pengalaman yang
Yogyakarta Mei 2009(n=48)
pernah dialami, sementara pada penderita yang
tidak patuh dipandang sebagai seorang yang
Pembahasan lalai lebih mengalami depresi, ansietas, sangat
Karakteristik responden memperhatikan kecemasannya dan memiliki
keyakinan ego yang lebih lemah ditandai
Hasil penelitian menunjukkan rentang dengan kekurangan dalam hal pengendalian diri
umur responden dalam penelitian ini adalah 20 sendiri dan kurangnya penguasaan terhadap
hingga 70 tahun (n=48 responden) dengan rata- lingkungan, dan bukan hanya karena pengaruh
rata 48,46 tahun (SD=12,42). CKD merupakan tingkat umur penderita. Namun hasil penelitian
penyakit yang dapat dialami oleh semua umur yang dilakukan oleh Kimmel, Varela, Peterson,
et al10 menunjukkan bahwa umur merupakan
sesuai dengan etiologinya, akan tetapi tidak
faktor yang kuat terhadap tingkat kepatuhan
semua pasien CKD menjalani hemodialisis. pasien dimana pasien dengan umur muda
Rentang rata-rata umur pasien yang menjalani mempunyai tingkat kepatuhan yang rendah
hemodialisis pada penelitian ini adalah 44,85 – dibanding umur tua.
52,07 tahun, karena umur tersebut merupakan Hasil penelitin ini hampir sama dengan
umur produktif sehingga dengan melakukan penelitian yang dilakukan oleh Sapri9 karena
hemodialisis diharapkan pasien dapat mempunyai persamaan dalam jumlah sampel
yang kecil yaitu 51 responden. Sedangkan hasil
beraktifitas dengan baik dan dapat
penelitian ini berbeda dengan studi yang
meningkatkan kualitas hidupnya. Fefendi6 dilakukan Kimmel, Varela, Peterson, et al 10
menjelaskan bahwa pasien dengan umur disebabkan karena perbedaan jumlah
produktif merasa terpacu untuk sembuh, responden, lama waktu penelitian, serta
mempunyai harapan hidup yang tinggi, dan karakteristik responden, yaitu menggunakan
sebagai tulang punggung keluarga. Berdasarkan 283 responden yang dilakukan selama 48,9
penelitian yang dilakukan oleh Reddan, bulan, dengan karakteristik pasien ESRD
dengan diabetes mellitus. Sedangkan penelitian
Szczech, Hasselblad, et al7 bahwa umur pasien ini menggunakan 48 responden dan hanya
ESRD yang menjalani hemodialisis di 10 pusat dilakukan dalan rentang waktu 1 (satu) minggu
unit hemodialisis (Seattle, WA; Dallas, TX; tanpa mengidentifikasi karakteristik penyakit
Durham, NC; Washington, DC; Portland, ME; penyerta pasien.
and London, Ontorio, Canada) berada pada Jenis Kelamin. Hasil analisis
rentang umur 18 – 85 tahun dengan rata-rata menunjukkan jumlah responden laki-laki lebih
besar (62,5%) daripada perempuan (37,5%).
umur 59,2 tahun. Selain itu menurut Woerden8
Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan
bahwa pasien ESRD di inggris yang berumur oleh Reddan, Szczech, Hasselblad, et al7 bahwa
17
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014

pasien CKD yang menjalani hemodialisis di 10 cepat daripada penambahan yang disebabkan
pusat unit hemodialisis (Seattle, WA; Dallas, oleh kalori. Terkait dengan hal tersebut, pada
TX; Durham, NC; Washington, DC; Portland, pasien hemodialisis, penambahan berat badan
ME; and London, Ontorio, Canada) dari 227 diantara dua waktu dialisis pada laki-laki lebih
responden 51% adalah laki-laki. Begitu juga tinggi daripada pada perempuan8. Hal ini sesuai
dengan studi yang dilakukan oleh Cos (2008) dengan studi yang dilakukan oleh Brunstrom11
kepada 54 responden yang menjalani bahwa perempuan membutuhkan volume air
hemodialisis bahwa 51,9% responden adalah yang lebih sedikit daripada laki-laki untuk
laki-laki dan 48,1% adalah perempuan. menimbulkan efek puas terhadap rasa hausnya.
Prinsipnya, setiap orang baik laki-laki
maupun perempuan mempunyai resiko yang Tingkat pendidikan
sama untuk menderita CKD, namun Hasil analisis menunjukkan sebagian
kecenderungan laki-laki lebih rentan terkena besar responden mempunyai pendidikan SLTA
CKD karena pekerjaan laki-laki lebih berat dari (23.1%). Sedangkan hasil analisis bivariat
perempuan. Sebagian besar responden menunjukkan bahwa rata-rata IDWG terendah
mengatakan penyakit CKD yang diderita terjadi pada responden dengan tingkat
disebabkan karena konsumsi minuman pendidikan SLTP dan tertinggi pada tingkat
suplemen. Selain itu hipertensi yang pendidikan DIII (4,660%). Tingkat pendidikan
berkepanjangan juga merupakan factor resiko sering dihubungkan dengan pengetahuan,
terjadinya CKD. Hal ini didukung dengan dimana seseorang berpendidikan tinggi
pernyataan beberapa responden bahwa rata-rata diasumsikan lebih mudah menyerap informasi
responden laki-laki mempunyai kebiasaan sehingga pemberian asuhan keperawatan dapat
merokok, sehingga kemungkinan hipertensinya disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang
disebabkan oleh merokok. mencerminkan tingkat kemampuan
Penelitian ini menunjukkan rata-rata pemahaman dan kemampuan menyerap edukasi
IDWG pada laki-laki lebih tinggi (4.058%) self-care.
daripada perempuan (3,890%), namun hasil Uji statistik menunjukkan tidak ada
analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin pendidikan dengan kejadian IDWG (p-
dengan IDWG (p-value=0.781, α=0.05). IDWG value=0.808, α=0.05). Hal ini menunjukkan
berhubungan dengan perilaku patuh pasien bahwa kemampuan melakukan perawatan
dalam menjalani hemodialisis. Baik laki-laki mandiri selama hemodialisis terutama
maupun perempuan mempunyai faktor resiko pengelolaan IDWG tidak hanya dipengaruhi
yang sama untuk terjadi peningkatan IDWG, oleh tingkat pendidikan namun dihasilkan dari
hal ini dipengaruhi oleh kepatuhan pasien. interaksi pengetahuan, sikap dan tindakan
Penelitian ini sesuai dengan studi yang pasien terhadap pengelolaan cairan, diet, yang
dilakukan Kimmel, Varela, Peterson, et al 10 diperoleh melalui pengalaman sendiri atau
yang menunjukkan bahwa laki-laki mempunyai orang lain dan sumber informasi lain seperti
tingkat kepatuhan yang rendah daripada media. Studi yang dilakukan oleh Barnett 12
perempuan, walaupun tidak ada hubungan yang menunjukkan tingkat pendidikan tidak
signifikan antara IDWG dan jenis kelamin. memberikan perbedaan terhadap kemampuan
Selain faktor tingkat kepatuhan, Air melakukan perawatan mandiri pada pasien
tubuh total laki-laki membentuk 60% berat hemodialisis. Pasien hemodialisis dapat
badannya, sedangkan air tubuh total perempuan melakukan perawatan mandiri tanpa
membentuk 50% berat badannya. Laki-laki dipengaruhi oleh tingkat pendidikan akan tetapi
memiliki komposisi tubuh yang berbeda dengan dipengaruhi oleh pengetahuan pasien,
perempuan dimana jaringan otot laki-laki lebih sedangkan pengetahuan pasien dipengaruhi
banyak dibandingkan perempuan yang oleh informasi yang didapat. Sebagian besar
memiliki lebih banyak jaringan lemak. Lemak responden mengatakan kurang pengetahuan
merupakan zat yang bebas air, maka makin tentang CKD terutama tentang IDWG dan
sedikitnya lemak akan mengakibatkan makin restriksi cairan karena kurangnya informasi dari
tinggi persentase air dari berat badan petugas kesehatan, karena dengan tingkat
seseorang1. Total air tubuh akan memberikan pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah
penambahan berat badan yang meningkat lebih tidak memungkinkan untuk mendapatkan
18
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014

informasi dari sumber lain misalnya dari masukan cairan pasien. Perawat mempunyai
seminar ataupun internet. peranan yang sangat penting dalam membantu
pasien untuk mengatur masukan cairan
Masukan cairan sehingga dapat mencegah komplikasi. Namun
Hasil uji statistik diketahui bahwa ada selama ini pasien belum pernah diberikan
hubungan yang signifikan antara masukan edukasi terkait dengan pengaturan cairan. Hal
cairan dengan IDWG (r=0.541), di mana rata- ini karena beban kerja perawat yang cukup
rata masukan cairan responden 1409,92 ml per tinggi dilihat dari rasio perawat dan jumlah
hari (SD=379,26), dengan masukan cairan mesin yang menggambarkan jumlah pasien, di
terendah 633 ml dan masukan cairan tertinggi mana jumlah perawat 9 orang yang dibagi
2333 ml perhari. IDWG sangat erat kaitannya dalam 3 shift, jumlah mesin hemodialisis 22
dengan masukan cairan pasien. Pembatasan buah dengan jumlah pasien 79 orang.
cairan merupakan salah satu terapi yang
diberikan bagi pasien penyakit ginjal tahap
akhir untuk pencegahan dan terapi terhadap KESIMPULAN
kondisi komorbid yang dapat memperburuk Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
keadaan pasien. Jumlah cairan yang ditentukan Rata-rata IDWG responden cukup tinggi dan
untuk setiap harinya berbeda bagi setiap pasien masukan cairan yang tidak sesuai. Hal ini
tergantung fungsi ginjal, adanya edema dan ditunjukkan dari masukan cairan responden
haluaran urine pasien. Denhaerynck,et al13 yang cukup tinggi melebihi aturan yang telah
menjelaskan bahwa ketidakpatuhan dalam ditetapkan yaitu sebesar insensible water loses.
pengaturan cairan akan mengakibatkan IDWG Terdapat hubungan yang signifikan antara
yang berlebihan antara 10% sampai dengan masukan cairan dan IDWG, sehingga
60%, dengan prevalensi kejadian berada pada direkomendasikan kepada perawat untuk
rentang 30% sampai dengan 74%. memberikan edukasi kepada pasien tentang
Pengaturan masukan cairan yang baik pengaturan cairan untuk mencegah tingginya
dapat mencegah IDWG yang berlebihan. IDWG
Kapple & Massry14 merekomendasikan tentang
masukan cairan ideal yang dikonsumsi pasien
setiap harinya adalah 600 mL + urine DAFTAR PUSTAKA
output+extrarenal waterlosses, dimana 600 mL
merupakan cairan yang hilang setiap harinya.
Sedangkan extrarenal waterlosses meliputi 1. Price, S.A. & Wilson,L.M ( 1995 ).
diare, muntah dan sekresi nasogastrik. Maka Pathophysiology. Clinical concepts of
berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan disease processes. Philadelphia : by
bahwa rata-rata masukan cairan harian Mosby Year Book,Inc.
responden mempunyai kecenderungan melebihi 2. Smeltzer,S.C,. Bare,B.G., Hinkle,J.L &
masukan cairan yang telah direkomendasikan. Cheever,K.H. ( 2008 ). Textbook of
Terdapat beberapa alasan pasien untuk minum, medical –surgical nursing. ed 12. Wolter
yaitu karena haus dan karena keinginan minum Kluwer : Lippincott William & Wilkins.
bukan karena haus misalnya karena hubungan 3. Thomas, N. (2003). Renal nursing.
sosial. Beberapa responden mengaku dapat London: Bailliere Tindall
mematuhi aturan masukan cairan karena
akibatnya sangat fatal yaitu sesak dan edema. 4. Sonnier, B. (2000). Effects of self
Tetapi sebagian besar responden mengatakan monitoring and monetery reward on fluid
tidak bisa menahan rasa haus sehingga tidak adherence among adult hemodialysis
mempedulikan aturan masukan cairan yang patients.
harus diminum setiap harinya. Satu orang http://www.library.unt.eduthesesopen200
responden mengalami kelebihan cairan setelah 03sonnier_bridget_lDissertation.PDF.
mengkonsumsi banyak cairan pada saat diunduh tanggal 15 Februari 2009
berkumpul dengan teman. 5. Daugirdas, J.T, Blake, P.B, Ing, T.S.
Selain itu kelebihan cairan terjadi (2007). Handbook of dyalisis. 4th edition.
karena tidak adanya edukasi dari petugas Philadelphia: Lipincot William & Wilkins
kesehatan di unit hemodialisis terhadap
19
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014

6. Fefendi. (2008). Faktor-faktor yang Amarashinge, A, Mishkin,G.J, Cruz, I,


mempengaruhi ketidakpatuhan perawatan Veis. J.H (2000). Interdialytic weight gain
hemodialisis. and survival in hemodialysis patients:
http://indonesiannursing.com/2008/07/30/ Effects of duration of ESRD and diabetes
faktor-faktor diunduh tanggal 15 Februari mellitus. Kidney International 57 (3).
2009 1141–1151; doi:10.1046/j.1523-1755
7. Reddan, D.N, Szczech, L.A, Hasselblad, V, 11. Brunstrom, J.M. (1997). Effects of
Lowrie, E.G, Lindsay, R.M, Himmelfarb, temperature and volume on measures of
J, Toto, R.D, Stivelman, J, Winchester, J.F, mouth dryness, thirst and stomach fullness
Zillman, L.A, Calif, R.M, Owen. W.F. in males and females.
(2005). Interdialytic blood volume http://www.medscape.com/medline/92684
monitoring in ambulatory hemodialysis 23 . diunduh tanggal 18 Februari 2009
patiens: a randomized trial. J Am Nephrol, 12. Barnett, M. (2008). Fluid compliance
Juni (16). 2162-2169 among patients having haemodialysis: can
8. Worden, V. (2007). Gender, age, and an educational programmer make a
geographical location on of renal difference? Journal of advance nursing.
replacement therapy. Oxford: Feb. 61.300
http://www.medscape.com/viewarticle/56 13. Denheirynck, K., Gees, S. D., Manhaeve,
0158_4. diunduh tanggal 24 Mei 2009 D., Dobbels, S., Garzoni, D, dan Nolte, C.
9. Sapri, A (2004). Faktor-faktor yang (2007), Prevalence and consecuences of
mempengaruhi kepatuhan dalam non adherence to hemodialysis regiment
mengurangi asupan cairan pada penderita http://ajcc.aacnjournals.org/cgi/content/ful
gagal ginjal kronik yang menjalani l/16/3/222, diunduh tanggal 15 Februari
hemodialisis di RSUD dr. H. Abdul 2009
Moeloek Bandar Lampung. , 14. Kopple, J.D., & Massry, S.G. (2004).
http://indonesiannursing.com. diunduh Nutritional management of renal disease
tanggal 15 Februari 2009 (2nd ed.). Philadelphia: Lippincott
10. Kimmel, P.L, Varela, M.P, Peterson, R. A, Williams & Wilkins.
Weihs, K.L, Simmens, S.J, Alleyne, S,

20

You might also like