Professional Documents
Culture Documents
60 100 1 SM PDF
60 100 1 SM PDF
ABSTRACT
Background. Interdialytic Body Weight gains (IDWG) is an increase volume of liquid that is
manifested by an increase in body weight as an indicator to determine the amount of fluid intake during
the period interdialytic and patients' adherence to fluid regulation in patients receiving hemodialysis
therapy. Increased IDWG exceed 5% of dry weight can cause various complications such as
hypertension, hypotension intradialysis, left heart failure, ascites, pleural effusion, congestive heart
failure, even death. IDWG caused by various factors both internal factors include age, gender,
educational level, thirst, Stress, Self-efficacy, as well as external factors as family, social support and
fluid intake.
Purpose. The purpose of this research was to know the correlation between fluid intake and IDWG on
Chronic Kidney deseases (CKD) patients undergoing hemodialysis in the hemodialysis unit RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Research Method. Descriptive analytic study with cross sectional design with 48 patients, collected
from 79 hemodialysis patients.
Result. The results showed there is significant relationship between fluid intake and IDWG (r = 0.541,
p-value = 0.000).
Conclusion. It was concluded that fluid intake is a significant contributing of IDWG.
Keywords: Interdialytic Weight Gains (IDWG), fluid intake, Chronic Kidney Deseases (CKD)
menyebabkan edema dan hipertensi, hipertropi cairan, dan timbangan berat badan yang
ventrikuler kiri dan juga berhubungan dengan digunakan untuk mengumpulkan data IDWG.
lama hidup pasien (Ifudu et al 1997 dalam Prosedur pengumpulan data dilakukan selama 2
Thomas3). Tindakan hemodialisis dilakukan (dua) kali periode hemodialisis. Pada periode 1
untuk menarik cairan pasien sampai mencapai (pertama) hemodialisis dilakukan pengumpulan
target berat badan kering pasien. data demografi dan berat badan setelah
IDWG merupakan peningkatan volume hemodialisis. Kemudian pada saat pasien akan
cairan yang dimanifestasikan dengan pulang diberikan lembar pencatatan berat badan
peningkatan berat badan sebagai dasar untuk dan urine output saat pasien di rumah, serta
mengetahui jumlah cairan yang masuk selama diberikan penjelasan tentang cara pengisian
periode interdialitik. Pasien secara rutin diukur lembar catatan tersebut. Pada period ke 2 (dua)
berat badannya sebelum dan sesudah dilakukan pengumpulan data berat badan pasien
hemodialisis untuk mengetahui kondisi cairan dengan menimbang berat badan sebelum
dalam tubuh pasien, kemudian IDWG dihitung hemodialisis.
berdasarkan berat badan kering setelah
hemodialisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa penelitian menunjukkan 60%-
80% pasien meninggal akibat kelebihan Hasil
masukan cairan dan makanan pada periode Karakteristik Responden. Umur
interdialitik4. Karena kelebihan cairan pada Responden. Rata-rata umur responden adalah
periode interdialitik dapat mengakibatkan 48,46 tahun (SD=12,42), di mana umur termuda
edema atau kongesti paru, sehingga monitoring adalah 20 tahun dan umur tertua adalah 70
masukancairan pada pasien merupakan tahun. Jenis Kelamin Responden. Distribusi
tindakan utama yang harus diperhatikan oleh jenis kelamin pada kelompok laki-laki lebih
perawat5. Karena itu, peneliti tertarik untuk banyak daripada perempuan. Responden
meneliti hubungan antara masukan cairan dengan jenis kelamin laki-laki adalah 30 orang
dengan IDWG pada pasien CKD yang (62,5%) dan perempuan sebanyak 18 orang
menjalani hemodialisis. (37,5 %).Tingkat Pendidikan. Distribusi tingkat
pendidikan responden sebagian besar
mempunyai pendidikan SLTA (23,1%).
METODE PENELITIAN
Masukan cairan. Rata-rata masukan cairan
Jenis penelitian adalah deskriptif responden 1409,92 ml per hari (SD=379,267),
analitik dengan rancangan Cross Sectional. dimana masukan cairan terendah yaitu 633 ml
Populasi dalam penelitian ini adalah semua dan masukan cairan tertinggi 2333 ml perhari.
pasien CKD yang menjalani hemodialisis di IDWG. Rata-rata IDWG responden adalah
unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah 4,00% (SD=1,89), di mana data IDWG
Yogyakarta pada bulan Mei 2009. Teknik terdistribusi normal dengan nilai p = 0,89. Nilai
sampling yang digunakan adalah menggunakan IDWG terendah yaitu 0% dan tertinggi yaitu
total sampling dengan kriteria inklusi sebagai 8,25%.
berikut: Sedang menjalani terapi hemodialisis
dua kali minggu sesuai jadwal dengan lama HD Hubungan Karakteristik responden dengan
4 jam, Dapat ditimbang berat badannya dengan IDWG
berdiri, Kesadaran composmentis, Dapat Hubungan antar umur dengan IDWG
berkomunikasi secara verbal, Dapat membaca Hasil analisis antara umur dengan
dan memahami tulisan sederhana, Bersedia IDWG pada pasien CKD diketahui bahwa tidak
menjadi responden. Sedangkan kriteria ekslusi ada hubungan yang signifikan antara umur
sebagai berikut: Pasien yang menjalani HD dengan IDWG (r= 0.177, p-value = 0,230). Dari
bukan karena CKD, Pasien yang mengalami persamaan garis menunjukkan semakin
gangguan jiwa. Sampel yang diperoleh dalam meningkat umur responden maka IDWG
penelitian ini adalah 48 responden. Instrumen semakin menurun. Besaran koefisien
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini determinan umur adalah 3,1%, berarti umur
antara lain menggunakan kuesioner untuk menentukan 3,1% IDWG, sisanya 96,9%
mengumpulkan data demografi, lembar ditentukan oleh faktor lain.
observasi untuk mengumpulkan data masukan
15
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
Tabel 1. Hubungan antar Umur dengan IDWG pendidikan dengan IDWG (p-value=0,753,
pada Pasien CKD di Unit α=0,05).
Hemodialisis RS PKU
Tabel 3. Perbedaan antara Tingkat Pendidikan
Muhammadiyah Yogyakarta Mei dengan IDWG Pasien CKD di Unit
2009 (n=48) Hemodialisis RS PKU
Variabel R r2 Persamaan garis p-value Muhammadiyah Yogyakarta Mei
2009 (n=48)
Umur - 0.0 IDWG = 5.299 - 0.230
0.177 31 0,27*umur Variabel Rata- SD SE F p-
rata value
SD 4,255 2,296 0,811
SLTP 3,446 1,972 0,697
10.00
4.00
R Sq Linear = 0.031
dengan IDWG pada Pasien CKD di
0.00
Unit Hemodialisis RS PKU
20 30 40 50 60 70
Tabel 2. Perbedaan Jenis Kelamin dengan Hubungan Masukan cairan dengan IDWG.
IDWG pada Pasien CKD di Unit Hemodialisis Hasil analisis antara Masukan cairan
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Mei dengan IDWG pada pasien CKD diketahui
2009 (n=48) bahwa ada hubungan yang signifikan antara
Variabel n Rata- SD p-value masukan cairan dengan IDWG (r=0,541, p-
rata value = 0,000). Arah hubungan adalah positif di
Laki-laki 30 4,058 1,836 0,775 mana semakin banyak masukan cairan
Perempuan 18 3,890 2,026 responden maka IDWG juga akan meningkat.
Besaran koefisien determinan masukan cairan
Perbedaan antara Jenis Kelamin dengan adalah 29,3%, berarti masukan cairan
IDWG menentukan 29,3% IDWG, sisanya 70,7%
Hasil uji statistik menggambarkan rata- ditentukan oleh faktor lain.
rata IDWG pada laki-laki lebih tinggi (4,058%)
daripada perempuan. Setelah diuji statistik,
maka disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dengan
IDWG (p-value=0,775, α=0,05).
pasien CKD yang menjalani hemodialisis di 10 cepat daripada penambahan yang disebabkan
pusat unit hemodialisis (Seattle, WA; Dallas, oleh kalori. Terkait dengan hal tersebut, pada
TX; Durham, NC; Washington, DC; Portland, pasien hemodialisis, penambahan berat badan
ME; and London, Ontorio, Canada) dari 227 diantara dua waktu dialisis pada laki-laki lebih
responden 51% adalah laki-laki. Begitu juga tinggi daripada pada perempuan8. Hal ini sesuai
dengan studi yang dilakukan oleh Cos (2008) dengan studi yang dilakukan oleh Brunstrom11
kepada 54 responden yang menjalani bahwa perempuan membutuhkan volume air
hemodialisis bahwa 51,9% responden adalah yang lebih sedikit daripada laki-laki untuk
laki-laki dan 48,1% adalah perempuan. menimbulkan efek puas terhadap rasa hausnya.
Prinsipnya, setiap orang baik laki-laki
maupun perempuan mempunyai resiko yang Tingkat pendidikan
sama untuk menderita CKD, namun Hasil analisis menunjukkan sebagian
kecenderungan laki-laki lebih rentan terkena besar responden mempunyai pendidikan SLTA
CKD karena pekerjaan laki-laki lebih berat dari (23.1%). Sedangkan hasil analisis bivariat
perempuan. Sebagian besar responden menunjukkan bahwa rata-rata IDWG terendah
mengatakan penyakit CKD yang diderita terjadi pada responden dengan tingkat
disebabkan karena konsumsi minuman pendidikan SLTP dan tertinggi pada tingkat
suplemen. Selain itu hipertensi yang pendidikan DIII (4,660%). Tingkat pendidikan
berkepanjangan juga merupakan factor resiko sering dihubungkan dengan pengetahuan,
terjadinya CKD. Hal ini didukung dengan dimana seseorang berpendidikan tinggi
pernyataan beberapa responden bahwa rata-rata diasumsikan lebih mudah menyerap informasi
responden laki-laki mempunyai kebiasaan sehingga pemberian asuhan keperawatan dapat
merokok, sehingga kemungkinan hipertensinya disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang
disebabkan oleh merokok. mencerminkan tingkat kemampuan
Penelitian ini menunjukkan rata-rata pemahaman dan kemampuan menyerap edukasi
IDWG pada laki-laki lebih tinggi (4.058%) self-care.
daripada perempuan (3,890%), namun hasil Uji statistik menunjukkan tidak ada
analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin pendidikan dengan kejadian IDWG (p-
dengan IDWG (p-value=0.781, α=0.05). IDWG value=0.808, α=0.05). Hal ini menunjukkan
berhubungan dengan perilaku patuh pasien bahwa kemampuan melakukan perawatan
dalam menjalani hemodialisis. Baik laki-laki mandiri selama hemodialisis terutama
maupun perempuan mempunyai faktor resiko pengelolaan IDWG tidak hanya dipengaruhi
yang sama untuk terjadi peningkatan IDWG, oleh tingkat pendidikan namun dihasilkan dari
hal ini dipengaruhi oleh kepatuhan pasien. interaksi pengetahuan, sikap dan tindakan
Penelitian ini sesuai dengan studi yang pasien terhadap pengelolaan cairan, diet, yang
dilakukan Kimmel, Varela, Peterson, et al 10 diperoleh melalui pengalaman sendiri atau
yang menunjukkan bahwa laki-laki mempunyai orang lain dan sumber informasi lain seperti
tingkat kepatuhan yang rendah daripada media. Studi yang dilakukan oleh Barnett 12
perempuan, walaupun tidak ada hubungan yang menunjukkan tingkat pendidikan tidak
signifikan antara IDWG dan jenis kelamin. memberikan perbedaan terhadap kemampuan
Selain faktor tingkat kepatuhan, Air melakukan perawatan mandiri pada pasien
tubuh total laki-laki membentuk 60% berat hemodialisis. Pasien hemodialisis dapat
badannya, sedangkan air tubuh total perempuan melakukan perawatan mandiri tanpa
membentuk 50% berat badannya. Laki-laki dipengaruhi oleh tingkat pendidikan akan tetapi
memiliki komposisi tubuh yang berbeda dengan dipengaruhi oleh pengetahuan pasien,
perempuan dimana jaringan otot laki-laki lebih sedangkan pengetahuan pasien dipengaruhi
banyak dibandingkan perempuan yang oleh informasi yang didapat. Sebagian besar
memiliki lebih banyak jaringan lemak. Lemak responden mengatakan kurang pengetahuan
merupakan zat yang bebas air, maka makin tentang CKD terutama tentang IDWG dan
sedikitnya lemak akan mengakibatkan makin restriksi cairan karena kurangnya informasi dari
tinggi persentase air dari berat badan petugas kesehatan, karena dengan tingkat
seseorang1. Total air tubuh akan memberikan pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah
penambahan berat badan yang meningkat lebih tidak memungkinkan untuk mendapatkan
18
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
informasi dari sumber lain misalnya dari masukan cairan pasien. Perawat mempunyai
seminar ataupun internet. peranan yang sangat penting dalam membantu
pasien untuk mengatur masukan cairan
Masukan cairan sehingga dapat mencegah komplikasi. Namun
Hasil uji statistik diketahui bahwa ada selama ini pasien belum pernah diberikan
hubungan yang signifikan antara masukan edukasi terkait dengan pengaturan cairan. Hal
cairan dengan IDWG (r=0.541), di mana rata- ini karena beban kerja perawat yang cukup
rata masukan cairan responden 1409,92 ml per tinggi dilihat dari rasio perawat dan jumlah
hari (SD=379,26), dengan masukan cairan mesin yang menggambarkan jumlah pasien, di
terendah 633 ml dan masukan cairan tertinggi mana jumlah perawat 9 orang yang dibagi
2333 ml perhari. IDWG sangat erat kaitannya dalam 3 shift, jumlah mesin hemodialisis 22
dengan masukan cairan pasien. Pembatasan buah dengan jumlah pasien 79 orang.
cairan merupakan salah satu terapi yang
diberikan bagi pasien penyakit ginjal tahap
akhir untuk pencegahan dan terapi terhadap KESIMPULAN
kondisi komorbid yang dapat memperburuk Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
keadaan pasien. Jumlah cairan yang ditentukan Rata-rata IDWG responden cukup tinggi dan
untuk setiap harinya berbeda bagi setiap pasien masukan cairan yang tidak sesuai. Hal ini
tergantung fungsi ginjal, adanya edema dan ditunjukkan dari masukan cairan responden
haluaran urine pasien. Denhaerynck,et al13 yang cukup tinggi melebihi aturan yang telah
menjelaskan bahwa ketidakpatuhan dalam ditetapkan yaitu sebesar insensible water loses.
pengaturan cairan akan mengakibatkan IDWG Terdapat hubungan yang signifikan antara
yang berlebihan antara 10% sampai dengan masukan cairan dan IDWG, sehingga
60%, dengan prevalensi kejadian berada pada direkomendasikan kepada perawat untuk
rentang 30% sampai dengan 74%. memberikan edukasi kepada pasien tentang
Pengaturan masukan cairan yang baik pengaturan cairan untuk mencegah tingginya
dapat mencegah IDWG yang berlebihan. IDWG
Kapple & Massry14 merekomendasikan tentang
masukan cairan ideal yang dikonsumsi pasien
setiap harinya adalah 600 mL + urine DAFTAR PUSTAKA
output+extrarenal waterlosses, dimana 600 mL
merupakan cairan yang hilang setiap harinya.
Sedangkan extrarenal waterlosses meliputi 1. Price, S.A. & Wilson,L.M ( 1995 ).
diare, muntah dan sekresi nasogastrik. Maka Pathophysiology. Clinical concepts of
berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan disease processes. Philadelphia : by
bahwa rata-rata masukan cairan harian Mosby Year Book,Inc.
responden mempunyai kecenderungan melebihi 2. Smeltzer,S.C,. Bare,B.G., Hinkle,J.L &
masukan cairan yang telah direkomendasikan. Cheever,K.H. ( 2008 ). Textbook of
Terdapat beberapa alasan pasien untuk minum, medical –surgical nursing. ed 12. Wolter
yaitu karena haus dan karena keinginan minum Kluwer : Lippincott William & Wilkins.
bukan karena haus misalnya karena hubungan 3. Thomas, N. (2003). Renal nursing.
sosial. Beberapa responden mengaku dapat London: Bailliere Tindall
mematuhi aturan masukan cairan karena
akibatnya sangat fatal yaitu sesak dan edema. 4. Sonnier, B. (2000). Effects of self
Tetapi sebagian besar responden mengatakan monitoring and monetery reward on fluid
tidak bisa menahan rasa haus sehingga tidak adherence among adult hemodialysis
mempedulikan aturan masukan cairan yang patients.
harus diminum setiap harinya. Satu orang http://www.library.unt.eduthesesopen200
responden mengalami kelebihan cairan setelah 03sonnier_bridget_lDissertation.PDF.
mengkonsumsi banyak cairan pada saat diunduh tanggal 15 Februari 2009
berkumpul dengan teman. 5. Daugirdas, J.T, Blake, P.B, Ing, T.S.
Selain itu kelebihan cairan terjadi (2007). Handbook of dyalisis. 4th edition.
karena tidak adanya edukasi dari petugas Philadelphia: Lipincot William & Wilkins
kesehatan di unit hemodialisis terhadap
19
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
20