You are on page 1of 24

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep komunitas dan kesehatan masyarakat

1. Pengertian

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai

bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,

pskologi, sosial dan spiritual secara komprehensif, ditunjukan kepada

individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup

siklus hidup manusia (Achjar, 2011).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik

maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan

menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara

mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan, serta pemeliharaan

kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama

(Primary Health Care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai

kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai

dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan

(Efendi, 2009).

Komunitas adalah kelompok sosial dari beberapa organisme yang

terdiri beberapa lingkungan, memiliki ketertarikan dan habitat yang

sama. Menurut kertajaya hermawan (Faisalado, 2014).

8
9

komunitas adalah sekelompok orang yang saling perduli satu sama

lain lebih dari yang seharusnya dimana dalam sebuah komunitas terjadi

relasi pribadi yang erat antara para anggota komunitas tersebut karena

adanya kesamaan interest atau values (Mubarak, 2009).

Jadi dapat disimpulkan, komunitas adalah sekumpulan warga atau

masyarakat yang hidup bersama saling menolong bersosialisasi dan

berkomunikasi dengan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu sintesi dari praktik

keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk

meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk (Faisalado,

2014).

Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan

keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim

kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat

kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat yang lebih tinggi

(Mubarak, 2009).

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang

merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan

masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara
10

komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif serta resosilitatif dengan melibatkan orang serta aktif dari

masyarakat. Peran secara aktif masyarakat bersama tim kesehatan

diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta

memecahkan masalah tersebut (Achjar, 2011).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga

/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer,

sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang

kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam

mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan

menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan

yang oktimal .

Pada keperawatan komunitas terdapat beberapa prinsip yaitu:

a. Kemanfaatan

Intervensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas

yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya

bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan

kerugian.

b. Otonomi

Dalam keperawatan komunitas, masyarakat diberikan

kebebasan untuk melakukan atau memilih alternative terbaik

yang disediakan.

c. Keadilan
11

Hal ini menegaskan bahwa upaya atau tindakan yang

dilakukan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas

3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi Intervensi yang dapat digunakan dalam Keperawatan

Komunitas menurut Faisalado (2014) yaitu:

a. Proses kelompok (Group Process)

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya

setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain dari faktor

pendidikan/pengetahuan individu, media massa, televise,

penyuluhan yang dilakukan oleh petugas kesehatan, dan

sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan

sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering

mereka temukan sebelumnnya sangat sangat mempengaruhi upaya

penanganan dan pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika

masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat individual tidak

akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,

maka mereka telah melakukan pendekatan pemecahan masalah

kesehatan menggunakan proses kelompok.

b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang

dinamis, dimana perubahan tersebut akan sekedar proses transfer

materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula

seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi

adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok, atau


12

masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah

agar seseorang mampu:

1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri

2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap

masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka dang

ditambah dengan dukungan luar

3) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk

meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.

c. Kerjasama (Patnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan

masyarakat jika tidak ditangani denagn baik akan menjadi ancaman

bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerjasama

sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan

keperawatan komunitas, melalui berbagai upaya ini berbagai

persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi

dengan lebih cepat.

4. Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan

masyarakat menurut Mubarak (2009) diantaranya adalah:

a. Sebagai penyedia pelayanan

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah

keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperaatan,

melaksanakan tindaka keperawatan dan mengevaluasi pelayanan


13

yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

b. Sebagai pendidikan dan kosultan

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu,

keluarga, dan masyarakat baik dirumah,puskesmas, dan

dimasyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan

perilaku sehat, sehingga terjadi perunbahan perilaku sepert yang

diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari

dan mengatasi tekanan fisiologis atau masalah sosial untuk

membangun hubungan persional yang baik dan untuk

meningkatkan perkembangan seseorang (Achjar, 2011).

c. Sebagai panutan

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan

contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tatacara

hidup yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

d. Sebagai pembela

Pembela dapat diberikan kepada individu, kelompok atau

tingkat komunitas.Pada tingkat keluarga, perawat dapat

menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam

masyarakat.Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak

klien. Pembela termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik


14

untuk klien, memastikan kebutuhan klie terpenuhi dan melindungi

hak-hak klien.

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggunga

jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan

informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan

informasi hal lain yan diperlukan untuk mengambil persetujuan

atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang

lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus

dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat dirumah sakit akan

berinteraksi dengan petugas kesehatan (Achjar, 2011).

e. Sebagai manajer kasus

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengeklola

berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat

sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya.

f. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan

dengan cara bekerja sama dengan tim kesehatan lain, baik dengan

dokter, ahli gizi, ahli radiologi dan lain-lain dalam kaitannya

membantu mempercepat proses penyembuhan klien tindakan

kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan

keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.

Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan

yang akan dilasanakan.


15

g. Sebagai perencana tindakan lanjut (discharge planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah

menjalani perawatan disuatu instansi kesehatan atau rumah

sakit.Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah

mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (case finder)

Pelaksanaan monitoring terhadap perubahan yang terjadi

pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menyangkut masalah-masalah keperawatan yang timbul serta

dampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,

pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

i. Koordinator pelayanan kesehatan (coordinator of services)

Peran perawat sebagai coordinator antara lain mengarahka,

perencanaan dan pengorganisasikan pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim

kesehatan, Karena klien menerima pelayanan dari bayak

professional .

j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (change

agent and leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok

yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain

membuat perubahan pada dirinya atau pada system. Marriner

torney mendeskripsikan pembawa perubahan adalah yang

mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan


16

klien untuk berubah, menunjukan alternative, menggali

kemungkinan hasil dari alternative, mengkaji sumber daya,

menunjukan peran pembantu, membina dan mempertahankan

hubungan membantu, membantu selama fase dari proses

perubahan, dan membimbing klien selama fase-fase ini (Mubarak,

2012) Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari

perawatan, dengan menggunakan proses keperawatan, perawat

membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga

perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

dapat meningkatkan kesehatan (Achjar, 2011).

k. Pengidentifikasi dan pemebri pelayanan komunitas ( community

care provider and researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan

keperawatan kepada masyarakat yang meliputi

pengkajian,perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi masalah

kesehatan dan perencanaan masalah yang diberikan, tindakan

pencarian atau mengidentifikasi masalah kesehatan yang lain juga

merupakan dari peran perawat komunitas .

B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

1. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara

lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis

sehingga masalah kesehatan yang menyangkut permasalahan pada

fisiologis, psikologis, sosial, ekonomi, maupun spiritual dapat


17

ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu

pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau

penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah

(Faisalado, 2014).

Beberapa teroi yang membahas tentang pengkajian komunitas,

yaitu:

a. Sanders Interactional Framework

Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas.

Model ini juga dikenal sebagai tiga model dimensi dengan

komponen pengkajian:

1) Komunitas sebagai system sosial (Dimensi Sistem)

2) Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)

3) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi

populasi)

b. Cliens Interactional Framework

1) Masyarakat sebagai sistem sosial

a) Pola Komunikasi

b) Pengambilan keputusan

c) Hubungan dengan sistem lain

d) Batas wilayah

2) Penduduk dan Lingkungannya

a) Karakter penduduk (demografi)

b) Faktor Lingkungan

c) Lingkungan Psikis (nilai-nilai, agama, kepercayaan)


18

3) Community assessment wheel (Community as client model)

Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus diakaji,

ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri

(community core)

a) community core (data inti)

aspek yang dikaji:

(1) Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan

komunitas

(2) Demografi : umur, jenis kelamin, ras, tipe keluarga,

status perkawinan.

(3) Vital statistic : angka kelahiran, angka kematian, angka

kesakitan

(4) Sistem nilai/normal/kepercayaan dan agama.

b) Phisical Environment pada Komunitas

Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian

lingkungan dengan metode winshield survey atau survey

dengan mengelilingi wilayah komunitas.

c) Pelayanan kesehatan dan sosial

Pelayanan kesehatan :

(1) Hospital

(2) Praktik swasta

(3) Puskesmas

(4) Rumah perawatan

(5) Pelayanan kesehatan khusus


19

(6) Perawatan di rumah

(7) Counseling Support Services

(8) Pelayanan Khusus (social worker)

Dari tempat pelayanan tersebut aspek yang didata:

(1) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)

(2) Sumber daya (tenaga, tempat, dana, dan perencanaan)

(3) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya

hidup, sarana transportasi)

(4) Statistic, jumlah pengunjung perhari/minggu/bulan

(5) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan

pemberian pelayanan

d) Ekonomi

(1) Karakteristik pendapatan keluaraga/RT

Rata-rata pendapatan keluarga/rumah tangga,

pendapatan kelas bawah, keluarga mendapat bantuan

sosial, keluarga dengan kepala keluarga wanita, rata-

rata pendapatan perorangan.

(2) Karakteristik pekerjaan

Jumlah populasi secara umum (umur > 18 tahun),

yang menganggur, yang bekerja, yang menganggur

terselubung, jumlah kelompok khusus, kategori yang

bekerja, jumlah dan keamanan transportasi.

e) Politik dan Government

a) Jenjang pemerintahan
20

b) Kebijakan departemen kesehatan

f) Komunikasi

a) Formal

b) In formal

g) Pendidikan

a) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)

b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP, dll) baik di dalam

maupun di luar komunitas

h) Rekreasi

Menyangkut tempat rekreasi

Kerangka pengkajian profil masyarakat (modifikasi),

pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori

sebelumnnya tentang pengkajian komunitas.

a) Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperolah

informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat

sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil

untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek

fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor

lingkungan yang mempengaruhi (Faisalado, 2014).

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

(1) Wawancara atau Anamnesa


21

Wawancara adalah kegiatan komukasi timbale balik

yang berbentuk Tanya jawab antara perawat dengan

pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal

yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien atau

keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau

anamnesa dicata dalam format proses keperawatan

(Mubarak, 2009).

(2) Pengamatan

Pengamatatan dalam keperawatan komunitas dilakukan

meliputi aspek fisik, psikologis, prilaku dan sikap dalam

rangka menegakan diagnose keperawatan. Pengamatan

dilakukan dengan menggunakan panca indra dan

hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan

(Faisalado, 2014).

(3) Pemeriksaan fisik

Dalam keperawatan komunitas dimana slah satu

asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan

keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang

dilakukan dalam upaya membantu menegakan diagnose

keperawatan dengan cara inspeksi, perkusi, palpasi dan

auskultasi Pengolahan data (Mubarak, 2009).

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah

pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

(1) Klasifikasi data atau kategori data


22

(2) Perhitungan presentase cakupan

(3) Tabulasi data

(4) Interpretasi data

b) Analias data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan

data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif

yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan

atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu

masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Faisalado,

2014).

c) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah

kesehatan dan keperqawatan yang dihadapi oleh

masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya

dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah

dirumuskan tidak mungkin di atasi sekaligus.Oleh karena

itu diperlukan prioritas masalah (Faisalado, 2014).

d) Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan

masyarakat dan keperawatan perlu dipertimbangkan

berbagai factor sebagai kriteria diantaranya adalah :

(1) Perhatian masyarakat

(2) Prevalansi kejadian

(3) Berat ringangannya masalah


23

(4) Kemungkinan masalah diatasi

(5) Tersedianya sumber daya masyarakat

(6) Aspek politis

Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas

menurut Mubarak (2009) mempunyai penapisan,antara lain:

(1) Sesuai dengan peran perawat komunitas

(2) Jumlah yang berisiko

(3) Besarnya resiko

(4) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

(5) Minat masyarakat

(6) Kemungkinan untuk diatasi

(7) Sesuai dengan program pemerintah

(8) Sumber daya tempat

(9) Sumber daya waktu

(10) Sumber daya dana

(11) Sumber daya peralatan

(12) Sumber daya manusia

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah

kesehatan baik yang aktual maupun potensial masalah aktual adalah

masalah yang diproleh pada saat pengkajian ,sedangkan masalah

potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi

diagniosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan

pasti tentang tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi
24

dengan tindakan keperawatan.Dengan demikian diagnosis

keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah nyang ditemukan.

Diagnose keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status

kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual)dan yang mungkin

terjadi (Faisalado, 2014).

3. Perencanaan keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai

dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kebutuhan klien (Faisalado, 2014).

Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat

disusun berdasarkan diagnose keperawatan yang telah ditetapkan dan

rencana keperawatan yang disusun berdasarkan harus mencakup

perumusan tujuan,rencana tindakan keperawatan yang dilakukan

dengan criteria hasil untukn menilai pencapaian tujuan (Mubarak,

2009).

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan

masyarakat antara lain sebagai berikut :

a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

b. Tetapakan tehnik dan prosedur yang digunakan\

c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menysun perencanaan

melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini

d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia


25

e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi

kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat

f. Mengarah pada tujuan yang akan dicapai

g. Tindakan harus bersifat realistis

h. Disusun secara berurutan

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan, perawat kesehhatan masyarakat harus bekerjasama

dengan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini melibatkan pihak

Puskesmas, Bidan Desa dan anggota masyarakat (Faisalado, 2014).

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau

implementasi pada keperawatan komunitas adalah :

a. Innovative

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas

dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan

taqwa (IMTAQ)

b. Integratet

Perawat kesehatan masyrakat harus mampu bekerja sama

dengan sesama propesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat berdasar kan azas kemitraan (Faisalado,

2014).
26

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan

keperawatan harus mengunakan pengetahuan secara rasional demi

tercapainya rencana program yang telah disusun (Faisalado, 2014).

a. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai

kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan

keperawatan serta kompeten (Achjar, 2011).

b. Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas

kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan

keperawatan yang diberikan akan tercapai.

5. Evaluasi atau penilaian

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan

membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses

tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan

membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam

perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan

masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau

dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian

menurut Faisalado (2014) :

a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan

yang telah ditetapkan.


27

b. Menilai efektifitas proses keperawtan mulai dari tahap

pengkajian sampai dengan pelaksanaan.

c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan

perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat

bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas.

D. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas

1. Kesehatan Lingkungan

Lingkungan dapat mengidentifikasikan sebagai tempat

pemukiman dengan segala sesuatu dimana organisme hidup beserta

segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak

langsung diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun

kesehatan dari organisme tersebut (Faisalado, 2014).

Kesehatan lingkungan yang dpat dijabarkan sebagai suatu

kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi

yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung

tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia ( himpunan

ahli kesehatan lingkungan Indonesia), lingkungan merupakan suatu

keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan

agar dpat menjadi keadaan sehat dari manusia (Mubarak, 2009).

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi

atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga mempengaruhi

dampak positif terhadap terwujudnya status kesehatn yang optimal

pula (Achjar, 2011).


28

Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, pemerintah

menggalangkan program nasional seminar sanitasi total berbasis

masyarakat (STBM). Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)

nerupakan program nasional yang bersifat lintas sektoral dibidang

sanitasi. Program nasional STBM di rancang oleh Menteri Kesehatan

RI

Tujuan dari program nasional sanitasi total berbasis

masyarakat(SPBM) adalah menurunkan kejadian diare melalui

intervensi terpadu dan menggunakan pendekatan sanitasi total. Sanitasi

total adalah kondisi ketika suatu komunitas :

a. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan

b. Mencuci tangan pakai sabun

c. Mengelola air minum dan makanan yang aman

d. Mengelola sampah dengan benar

e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman

Menurut WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatn lingkungan yaitu

sebagai berikut :

a. Penyediaan air minum

b. Pengelolaan air bungana (limbah) dan pengendalian perencanaan

pencemaran

c. Pembuangan sampah padat

d. Pengendalian vector

e. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta

manusia
29

f. Hygiene makanan, termasuk hygiene susu

g. Pengendalian pencemaran udara

h. Pengendalian radiasi

i. Kesehatan kerja

j. Pengendalian kebisingan

k. Perumahan dan pemukiman

l. Aspek kesehatan lingkungan dan transfortasi udara

m. Perencanaan daerah dan perkotaan

n. Pencegahan kecelakaan

o. Rekreasi umum dan peristiwa

p. Rindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan

epidemic (wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk

q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan

Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-undang nomor 23 tahun 1992, terdapat

delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut :

a. Penyehatan air dan udara

b. Pengamana limbah padat atau sampah

c. Pengamanan limbah cair

d. Pengamanan limbah gas

e. Pengamanan radiasi

f. Pengamanan kebisingan

g. Pengam,anan vector penyakit

h. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca

bencana.
30

2. Perilaku masyarakat

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi

dan tujuan baik disadari maupun tidak.perilaku merupan kumpulan

berbagai factor yang saling berinteraksi (Faisalado, 2014).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system

pelayanan kesehatn, makanan serta lingkungan, batasan ini mempunyai 2

unsur pokok, yakni respond dan stimulus atau perangsangan respon atau

reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan

sikap)maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atu practice) sedangkan

stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok yakni : sakit

dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan

Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam 2

kategori yaitu :

a. Perilaku yang terwujud secara nyata dan sadar

b. Perilakuy yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar

Ada perilaku-perilaku sengaja atu tidak sengaja membawa manfaat bagi

kesehatan individu atau kelompok masyarakat sebaliknya ada yang

sengaja atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan


31

You might also like