PROGRAM STUDI MAKSI-PPAk
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ep. UNIVERSITAS INDONESIA
KASUS PAJAK PERTEMUAN 3
Dari kasus dibawah ini, produk hokum apa yang dapat diterbitkan Direktur Jenderal Pajak dan
sebutkan jenis sanksi dan jumlahnya (jika ada). serta pajak yang masih harus dibayar atau jumlah
kelebihan pembayaran pajak terkait dengan penerbitan produk hokum dimaksud :
1, Telah diterbitkan SKPKB tanggal 7 Oktober 2014 ates SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
‘Tahun 2013 dengan rincian sebagai berikut :
~ Pokok Pajak terutang ~ Rp100.000.000
~ Kredit Pajak = Rp 60.000.000
- Kekurangan Pokok Pajak Terutang = Rp 40.000.000
+ Sanksi administrasi : 2% x 10 bulan x Rp40juta =Ro 8.000.000
+ Jumlsh pajak yang masit harus dibayor =Rp 48.000.000
Diketahui dikemudian hari babwa terdepat kesalahan hitung tariff schingga scharusnya Pokok
Pajak terutang adalah Rp110.000.000,00. Atas Kesalahan ini diterbitken produk hukum
tanggal 10 November 2014.
2. Telah diterbitkan SKPPKP alas kelebihan pembayaran PPh badan WP dengan criteria tertentu
untuk tahun pajak 2013 (tahun takwim) pada tanggal 19 Juni 2014 dengan rincian sebagai
berikut:
+ Pokok P: = Rp 400.000.9000
~ Kredit Paja = Rp 500,000,000
+ Lebih Bayar = Rp 100.000.000
Atas WP (crsebut dilakukan pemeriksaan dan dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa pokok
pajak terutang adalah sebesar Rp 430.000,000,00 dan kredit pajak tetap sama. Produk hokum
hasil pemeriksaan diterbitkan anggal 4 Maret 2015.
3. Telah terjedi Kekeliruan pemotongan PPh Pasal 23 dimana scharusnya dipotong dengan tariff
2% namun oleh pemotong PPh dipotong dengan tariff $%, Dasar Pengenaan Pajak untule
objek PPh Pasal 23 ini adalah Rp 100 Juta sudah dilaporkan dalam SPT Masa PPh Masa
Desomber 2014 dan disctor tanggal 9 Januari 2015. Atas kekeliruan ini Wajib Pajak yang
dipotong mengajukan permohonan restitusi. Produk hokum atas permohonan ini diterbitkan
tanggal 10 Maret 2015,4, Ditemukan data baru atas penetbitan SKPLB terkait pemeriksaan SPT Masa PPN Masa
Oktober tahun 2013 yang menyebabkan terdapat kekurangan pembayaran pajak dengan
rincian sebagai berikut
Sesuai SKPLB
~ Pajak Keluaran
~ Pajak Masukan
- Lobih Bayar
1D 1,300.000.000
p 1.649.000.000
1p 340.000.000
SKPLB terbit tanggal 20 Desember 2013
Berdasarkan data baru yang ditemukon Dirjon Pajak, Pajak Keluaran scharusnya sebesar Rp
1.450.000,00. Produk hokum tersebut berdasarkan data baru diterbitkan pada 18 Oktober
2015.
5. Wajib Pajak Orang Pribadi menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2013 pada tangeal
10 Mei 2014, Rincian SPT adalah sebagai berikut :
- Pajak Teutang, = Rp 600.000.000
- Kredit Pajak = Rp $00.000.000
+ Kurang Bayar Pp 100,000,000
Kekurangan pembayaran pajak dilunasi tanggal 9 Mei 2014,
Produk hukum diterbitkan tanggal 22 Juli 2014.
6. Dilakukan pemeriksaan atas SPT Masa PPN Masa Desember 2014 dengan rincian schagai
berikut
+ Dasar Pengenaan Pajak = Kp 7.000.000.000
+ Pajak Keluaran ‘700.000.0060
+ Pajak Masukan p 600.000.000
- Kurang Bayar =Rp 100.000.000
Kekurangan pembayaran pajak dilunasi pada tanggal 29 Januari 2015 dan SPT disampaikan
tanggal 30 Januari 2015.
Berdasarkan hasil_pemeriksaan ditemukan bahwa terdapat ponjualan BKP yang belum
dipungut PPN sekaligus diterbitkan Paktur Pajaknya dengan Harga Jual Rp|00.000.000.
Produk hukum dari pemerikssan diterbitkan tanggal 8 Oktober 2015Kasus Transaksi Khusus
BIBLIOGRAF! KASUS PERPAJAKAN KHUSUS
Judut Kasus : PT SELALU OKEH dan PT ABC.
Tanggat :
Penyusun : INDRAYAGUS SLAMET, SST, Ak, MAcc, BKP
Ruang Lingkup
Abstaksi
Dua Kasus dibawah ini merupakan contoh kasus-kesus yang dapat digunakan untuk
menganalisis aspek-aspek PPh atas pengalthan saham, revaluasi, dan PPh final yang
umumnya terjadi_ dalam dunia usaha. Diharapkan mahasiswa mampu memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terkandung datam kasus ini
PENGALIHAN SAHAM - DIVIDEN - REVALUASI - PPH FINAL
Permasalahan
- Objek PPh umum atas capital gain
2. Aspek PPh Potong pungut atas Saham Bonus, pengalihan saham, dan Equalisasi Rugi
Laba dengan SPT PPN, Joint Operation, dan Controlled Foreign Corporation (CFC)
Tingkatan Kasus
Konsep 12 (Sederhana)
Analisis 23 Gulit)
Penyajian —: 2 (Sedang)
KASUS | - PENYETORAN MODAL & SAHAM BONUS.
PT Selalu Okeh adalah distributor mobil sedan kelas menengah. Pada saat pendirian di
tahun 2012, Saham pendiri perusahaan ini adalah olen PT. ABG, PT Bagus Rupiah, dan Th.
C. Pada saat awal pendirian, PT ABG menyerahkan Kendaraan dan inventaris kantor
dengan harga pasar seluruhnya Rp 2 milliar sebagai modal dimana Nilai Bukunya adalah Rp
1,2 miltiar, Namun demikian, saham PT ABG dicatat sebagai modal pada PT Selalu Okeh
adalah sebesar Rp 1,8 milliar. Pemegang saham lainnya, PT Bagus Rupiah dan Tn. Cahyo
‘menyetor kas masing-masing Rp 1,2 miliar dan Rp 200 juta, sehingga total modal disetor
adalah Rp 3,2 milliar. Data susunan modal saham dan Laba Ditahan per 31 Desember 2014
adalah sbb:
(Nama a __.._ Modal Saham “""_-|-Persentase |
[PT ABG COE Rp 1,800 juta 56%
| PT Bagus Rupiah | Rp 1,200 juta 37%,
(in. Cahyo Rp 200 juta Th
Nodal Disetor Rp 3,200 juta 00%
[haba Ditahan Rp_8,000 juta
Jawablah pertanyaan dibawah i
kecuali dinyatakan sebaliknya.
a. Hitunglah taba rugi pada penyetoran saham dalam bentuk Kendaraan dan
inventaris Kantor bagi PT ABG di tahun 2012
b. _Jika PT ABG saat pendiriannya tidak menyerahkan kendaraan dan inventaris
kantor sebagai penyetoran saham tapi dengan tanah dengan nilai pasar Rp 2
mittiar, bagaimana aspek pajaknya bagi PT ABG ?
¢. Merujuk pada huruf b (PT ABG menyetorkan tanah sebagai modal), jika pada
saat penyerahan tanah tersebut timbul beban komisi, beban notaris, dan
beban administrasi kepengurusan surat-surat tanah pada rugi taba PT ABG,
apakah beban-beban tersebut merupakan tax deductible ?
|. Setiap soal tidak berhubungan satu dengan yang lain,