You are on page 1of 1

Bowel program dengan tipe disfungsi bowel saraf motorik bagian atas:

1. Lakukan pembersihan usus melalui enema (injeksi cairan untuk mengosongkan usus) jika feses
ada di rektum atau teraba proksimal ke kolon desenden pada awal program.
2. Mengatur kelembutan feses dengan memberikan diet dan asupan cairan yang sesuai.
3. Masukkan supositoria gliserin ke dalam rektum setelah makan jika pasien tidak dapat
melakukan defekasi secara spontan
4. Pasien duduk di toilet atau berbaring di sisi kiri tempat tidur 20-30 menit setelah makan.
5. Lakukan stimulasi digital: mulai 15-20 menit setelah penempatan supositoria dan ulangi setiap 5
menit.
6. Lengkapi perawatan usus jika feses tidak keluar setelah dua stimulasi digital terakhir.
7. Obat oral berjangka waktu. Tambahkan obat pencahar oral pada terapi jika tidak bisa defekasi
secara teratur. Obat pencahar diminum 6-1 jam sebelum perawatan usus.
8. Jika defekasi terjadi kurang dari 10 menit setelah pemasukan supositoria maka lanjutkan
penetapan dengan teknik stimulasi digital saja.

Bowel program pada pasien dengan disfungsi usus saraf motorik bagian bawah:
1. Lakukan pembersihan usus dengan enema jika feses ada di rektum atau teraba proksimal ke
kolon desenden pada awal program
2. Atur kelembutan feses dengan diet dan supan cairan sesuai dengan masalah konstipasi dan
inkontinensia
3. Pasien duduk di toilet atau berbaring di sisi kirinya di tempat tidur 20-30 menit setelah makan
4. Stimulasi digital: mulai 20-30 menit setelah makan dan ulangi setiap 5 menit. Mengurangi
tekanan kulit setiap 10 menit namun metode manuver valsava (Manuver Valsava adalah
pembuangan napas paksa dengan menutup bibir dan hidung untuk mendesak udara masuk ke
telinga dalam ketika saluran Eustachi terbuka) dan pijat perut dapat digunakan.
5. Terapi digital/manual jika perlu
6. Lengkapi perawatan usus jika tidak ada feses yang teraba pada sfingter anus internal.

Program usus akhirnya mencapai tujuan yang efektif dan efisien dan dalam waktu periode yang
dapat diterima oleh masyarakat yang mengalami konsistensi feses dan frekuensi BAB yang tepat.
Diet dan asupan serat pasien direncanakan sesuai dengan konsistensi feses. Asupan cairan pasien
meningkat sebanyak mungkin mengingat program perawatan neurogenik bladder. Pada awal hingga
akhir program bowel obat-obatan seperti obat pencahar, supositoria, enema dan metode evakuasi
bowel dengan stimulasi digital, masase perut, enema, manuver valsava semua dicatat untuk bowel
care. Bowel care disini diartikan sebagai teknik terjadwal untuk evakuasi feses.

Dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas program bowel pada masalah pencernaan
dan keparahan disfungsi neurogenik bowel. Masalah yang muncul antara lain: konstipasi,
inkontinensia, nyeri perut, distensi abdomen, kehilangan nafsu makan, wasir, perdarahan rektal.

You might also like