You are on page 1of 7

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

IMPLEMENTASI PERAWATAN LUKA MODERN


DI RS HARAPAN MAGELANG

Rohmayanti1), Sodiq Kamal2)


1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang
Email: rohmayanti80@gmail.com
2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang
email: diqmail@gmail.com

Abstract
Wound management is an important part in wound management of patients at the Hospital. In
practice wound management is often overlooked by less applying knowledge continues to evolve
today. Latest wound management is the principle of moist, which is conditioned wounds covered
and accompanied bandage application by using a drug that can accelerate wound healing. This
study was using descriptive approach. Subject were nurses who have worked in Hospital and
interest with woundcare and selected by purposive sampling. The analysis data using univariate
and bivariate. This devotion is done in Harapan Hospital by conducting seminar and workshop
latest wound care, followed by practice on direct patient with injuries for a month. These activities
are carried out in the span of two months implemented in the Harapan Hospital. The number of
participants is 50 people during the workshop and 25 people on the presentation case. Results of
this activity is an increase in knowledge and skills of nurses on the latest wound care and changing
policies at the Hospital with special room as a wound care clinic by using the principles of modern
wound care.

Keywords: implementation, modern wound care

1. PENDAHULUAN peroxide, povidone iodine, acetic acid, dan


Penanganan luka tidak bisa dianggap chlorohexadine selalu digunakan untuk
remeh, namun hingga kini penanganan luka menangani luka. Masalah utama yang timbul
masih dilakukan dengan cara lama. Biasanya adalah antiseptic tersebut tidak hanya
penanganan luka atau disebut sebagai membunuh kuman-kuman yang ada, tapi juga
manajemen luka, khususnya luka ringan adalah membunuh leukosit yaitu sel darah yang dapat
dengan cara membersihkan luka dan membunuh bakteri pathogen dan jaringan
mengoleskan obat luka yang dikenal dengan fibroblast yang membentuk jaringan kulit baru.
obat merah. Sementara pada luka berat, Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada
langkah yang diambilpun hampir sama. proses penyembuhan luka.
Banyak yang tidak memikirkan apakah luka Perawatan luka tergantung dari derajat
tersebut perlu dibalut atau tidak luka tersebut, semakin dalam lapisan kulit
Cara lain yang telah dikembangkan untuk yang terkena, maka akan memakan waktu
membantu penyembuhan luka, seperti dengan yang lebih lama. Apalagi jika pasien memiliki
menjahit luka, menggunakan antiseptic dosis riwayat penyakit yang memperlama
tinggi, dan juga pembalutan dengan penyembuhan luka seperti diabetes melitus.
menggunakan bahan yang menyerap. Namun, Luka pada penderita diabetes melitus, jika
ketika diteliti lebih lanjut, ternyata cara tidak ditangani dengan benar akan
penyembuhan seperti ini sama sekali tidak menyebabkan gangren dan bahkan dapat
membantu bahkan berisiko memperburuk luka. berakibat diamputasi. Namun, tindakan
menggunakan antiseptic pada luka dengan amputasi dapat dicegah jika dirawat dengan
tujuan menjaga luka tersebut agar menjadi cara yang seksama dan metode yang benar dan
‘steril’. Bahkan antiseptic seperti hydrogen dilakukan oleh perawat yang ahli.

599
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

Namun sekarang, perkembangan konvensional untuk pasien di ruang perawatan


perawatan luka atau disebut dengan wound kelas 2 dan 3 dengan alasan masalah
care berkembang sangat pesat di dunia keuangan, karena terapi topikal yang dipakai
kesehatan. Manajenen luka yang berkembang tidak terdapat dalam daftar ASKES, kecuali
saat ini adalah perawatan luka dengan jika pasien atau keluarga memintanya.
menggunakan prinsip moisture balance, Sedangkan di ruang perawatan kelas 1, utama,
dimana disebutkan dalam beberapa literatur klinik rawat jalan khusus luka dan VIP telah
lebih efektif untuk penyembuhan luka jika menggunakan aplikasi obat topikal untuk
dibandingkan dengan metode penyembuhan perawatan luka modern (semi modern).
luka konvensional. Perawatan luka dengan Dengan data-data diatas maka perlu
menggunakan prinsip moisture balance ini kiranya dilakukan penyebaran ilmu
dikenal sebagai metode modern dressing dan pengetahuan dan teknologi dengan cara
memakai alat ganti balut yang lebih modern. memberikan implementasi perawatan luka
Manajemen tersebut memang belum modern agar dapat digunakan untuk
banyak dikenal dan dipahami oleh perawat meningkatkan kesembuhan luka secara efektif
Indonesia. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan efisien.
Rohmayanti (2012) di Rumah Sakit wilayah
Eks Karesidenan Kedu, sebanyak 100% dari 2. KAJIAN LITERATUR DAN
total sampel yang dilakukan penelitian PENGEMBANGAN HIPOTESIS
menunjukkan bahwa semua Rumah Sakit A. Pengertian Luka
belum menggunakan aplikasi balutan modern. Luka merupakan suatu kerusakan yang
Dari salah satu Rumah Sakit yang menjadi abnormal pada kulit yang menghasilkan
lokasi penelitian adalah RS Harapan Magelang kematian dan kerusakan sel-sel kulit (Carville
yang merupakan rumah sakit swasta di Kota K, 2007). Luka juga dapat diartikan sebagai
Magelang. Selain melayani pasien umum, interupsi kontinuitas jaringan, biasanya akibat
rumah sakit ini juga melayani pasien dengan dari suatu trauma atau cedera (Wound Care
jaminan kesehatan misalnya Jamsostek dan Solutions Telemedicine, 2010). Luka dapat
asuransi swasta lainnya. Dimana ditempat diklasifikasikan secara umum, yaitu; luka akut
inipun juga belum dipergunakan aplikasi dan luka kronis (Carville K, 2007).
balutan modern secara penuh, penggunaan B. Tipe Penyembuhan Luka
balutan baru sebatas pemakaian pada obat Menurut Carville K (2007), luka dapat
atau topikal terapi yang digunakan untuk diklasifikasikan berdasarkan dari proses
merawat luka saja, yang diperuntukkan bagi penyembuhan lukanya. Tipe penyembuhan
pasien di ruang rawat jalan (klinik) khusus luka dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
luka. Dan dari pengamatan ulang di RS 1. Penyembuhan primer yitu penyembuhan
Harapan Magelang, pasien yang memerlukan luka dengan alat bantu seperti jaritan, klip
perawatan luka terdapat di beberapa ruang atau tape, misalnya; luka operasi, laserasi
perawatan yaitu: ruang Cendana (ruang dan lainnya.
perawatan kelas 2 dan 3), ruang Edelweis (VIP 2. Penyembuhan sekunder yaitu
dan ruang perawatan kelas1 ) dan terkadang di penyembuhan luka pada tepi kulit yang
ruang intensif. tidak dapat menyatu dengan cara
Dari ruangan tersebut, terdapat sejumlah pengisian jaringan granulasi dan
pasien dengan luka post op, pasien dengan kontraksi. Misalnya pada leg ulcers,
luka bakar, pasien dengan luka ulkus multiple trauma, ulkus diabetik, dan
diabetikum dan pasien dengan luka karena lainnya
trauma misalnya kecelakaan serta luka lain. 3. Penyembuhan primer yang terlambat/
Lama perawatan yang bervariasi tergantung tersier, yaitu ketika luka terinfeksi atau
kondisi luka. Kondisi luka pasien pada terdapat benda asing dan memerlukan
umumnya sudah menunjukkan perbaikan perawatan luka/ pembersihan luka secara
ketika diputuskan untuk pulang sehingga intensif maka luka tersebut termasuk
setelahnya diwajibkan kontrol kondisi luka penyembuhan primer yang terlambat.
pasien. Perawatan luka di Rumah Sakit Penyembuhan luka tersier diprioritaskan
tersebut menggunakan perawatan luka

600
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

menutup dalam 3-5 hari berikutnya. ditentukan dari pengkajian klien, luka
Misalnya luka terinfeksi, luka infeksi klien dan lingkungannya serta
pada abdomen dibiarkan terbuka untuk bagaimana kolaborasi klien dengan tim
mengeluarkan drainase sebelum ditutup kesehatan. Tujuan dari manajemen
kembali, dan lainnya. luka, yaitu: Mencapai hemostasis,
C. Proses Penyembuhan Luka mendukung pengendalian infeksi,
Proses penyembuhan luka merupakan membersihkan (debride)
proses yang dinamis (Hutchinson J, 2010). devaskularisasi atau material infeksi,
Proses ini tidak hanya terbatas pada proses membuang benda asing,
regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga mempersiapkan dasar luka untuk graft
sangat dipengaruhi oleh faktor endegon atau konstruksi flap, mempertahankan
seperti; umur, nutrisi, imunologi, sinus terbuka untuk memfasilitasi
pemakaian obat-obatan, kondisi metabolik drainase, mempertahankan
. Fase-fase penyembuhan luka dapat dibagi keseimbangan kelembaban,
menjadi tiga fase (Hutchinson J, 2010), melindungi kulit sekitar luka,
yaitu; mendorong kesembuhan luka dengan
1. Fase inflamasi, yaitu fase yang terjadi penyembuhan primer dan
ketika awal terjadinya luka atau cedera penyembuhan sekunder
(0-3 hari). Manajemen luka yang lama
2. Fase rekontruksi yaitu fase ini akan diganti dengan manajemen luka
dimulai dari hari ke-2 sampai 24 hari terbaru yang memiliki tujuan salah
(6 minggu). Fase ini dibagi menjadi satunya yaitu menciptakan lingkungan
fase destruktif dan fase proliferasi atau luka yang lembab untuk mempercepat
fibroblastik fase. proses penyembuhan luka (moist
3. Fase maturasi, merupakan fase wound healing).
remodeling, dimana fungsi utamanya Perkembangan moist wound
adalah meningkatkan kekuatan healing diawali pada tahun 1962 oleh
regangan pada luka. Ini bertepatan Winter, yang melakukan penelitian
dengan penurunan dalam vaskularisasi eksperimen menggunakan luka
dan ukuran skar. Fase ini biasanya superfisial pada babi (Rainey J, 2002).
membutuhkan waktu antara 24 hari Setengah dari luka ini dilakukan teknik
sampai 1 tahun. perawatan luka kering dan sebagian
D. Manajemen Penyembuhan Luka ditutupi polythene sehingga
Manajemen luka sebelumnya tidak lingkungan luka lembab. Hasilnya
mengenal adanya lingkungan luka yang menunjukkan bahwa perawatan luka
lembab. Manajemen perawatan luka yang dengan polythene terjadi epitelisasi
lama atau disebut metode konvensional dua kali lebih cepat dari pada
hanya membersihkan luka dengan normal perawatan luka kering. Hal tersebut
salin atau ditambahkan dengan iodin menunjukkan bahwa lingkungan luka
povidine, kemudian di tutup dengan kasa yang kering menghalangi sel epitel
kering. Tujuan manajemen luka ini adalah yang migrasi di permukaan luka,
untuk melindungi luka dari infeksi sedangkan dengan lingkungan lembab
(Carville, 2010). Ketika akan merawat luka sel-sel epitel lebih cepat migrasinya
di hari berikutnya, kasa tersebut menempel untuk membentuk proses epitelisasi
pada luka dan menyebabkan rasa sakit pada (Carville K, 2007).
klien, disamping itu juga sel-sel yang baru Moist wound healing merupakan
tumbuh pada luka juga rusak. suatu metode yang mempertahankan
Menurut Carville K (2007) lingkungan luka tetap lembab untuk
manajemen luka yang dilakukan tidak memfasilitasi proses penyembuhan
hanya melakukan aplikasi sebuah luka (Carville K, 2007). Lingkungan
balutan atau dressing tetapi bagaimana luka yang lembab dapat diciptakan
melakukan perawatan total pada klien dengan occlusive dressing/ semi-
dengan luka. Manajemen luka occlusive dressing. Dengan perawatan

601
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

luka tertutup (occlusive dressing) ideal digunakan untuk menciptakan


maka keadaan yang lembab dapat lingkungan lembab, yaitu occlusive
tercapai dan hal tersebut telah diterima dressing/ semi-occlusive dressing
.
secara universal sebagai standar baku Penelitian yang dilakukan oleh Kim et
untuk berbagai tipe luka. Alasan yang al pada tahun 1996, menunjukkan
rasional teori perawatan luka dengan bahwa balutan hidrokoloid dengan
lingkungan luka yang lembab adalah: occlusive dressing lebih efektif,
1. Fibrinolisis; Fibrin yang terbentuk efisiensi waktu dan cost efektif
pada luka kronis dapat dengan daripada kasa basah dan kering.
cepat dihilangkan (fibrinolitik) Tujuan manajemen luka
oleh netrofil dan sel endotel selain mempertahankan keseimbangan
dalam suasana lembab. kelembaban (moist wound healing)
2. Angiogenesis; Keadaan hipoksi dengan occlusive dressing adalah
pada perawatan tertutup akan mempersiapkan dasar luka sebelum
lebih merangsang lebih cepat dilakukan pemasangan graft atau flap
angiogenesis dan mutu pembuluh konstruksi. Menurut Scnultz et al
kapiler. Angiogenesis akan (2003), mempersiapkan dasar luka
bertambah dengan terbentuknya atau disebut wound bed preparation
heparin dan tumor nekrosis faktor adalah manajemen luka untuk
– alpha (TNF-alpha) mempercepat penyembuhan
3. Kejadian infeksi lebih rendah endogenous atau untuk memfasilitasi
dibandingkan dengan perawatan keefektifan pengukuran terapeutik
kering (2,6% vs 7,1%) lainnya (Carville K, 2007). Sedangkan
4. Pembentukan growth factors yang Falanga (2004) menyatakan bahwa
berperan pada proses manajemen luka dengan wound bed
penyembuhan dipercepat pada preparation memiliki tahapan-tahapan
suasana lembab. Epidermal yang disingkat dengan TIME, yaitu;
Growth Factor (EGF), Fibroblast tissue management (manajemen
Growth Factor (FGF) dan jaringan), infection or inflammation
Interleukin 1/Inter-1 adalah control (pengendalian infeksi),
substansi yang dikeluarkan oleh moisture balance (keseimbangan
magrofag yang berperan pada kelembaban), dan edge of wound
angiogenesis dan pembentukan (pinggiran luka) (Carville K, 2007).
stratum korneum. Platelet Pelaksanaan wound bed preparation
Derived Growth Factor (PDGF) dengan TIME.
dan Transforming Growth
Factor- beta (TGF-beta) yang 3. METODE PENELITIAN
dibentuk oleh platelet berfungsi Metode yang digunakan dalam
pada proliferasi fibroblast pengabdian ini adalah deskriptif. Untuk
5. Percepatan pembentukan sel aktif; evaluasinya menggunakan pre test dan
Invasi netrofil yang diikuti oleh post test. Pengabdian pada pelatihan
makrofag, monosit, dan limfosit perawatan luka terkini ini dikemas dalam
ke daerah luka berfungsi lebih bentuk seminar dan workshop. Pada
dini. kegiatan ini dibagi dalam 5 sesi sebagai
Keuntungan lainnya berikut:
menggunakan moist wound healing 1. Sesi I : materi anatomi dan fisiologi
juga akan mengurangi biaya perawatan kulit/integument oleh dr Susilowati,
pada klien dan mengefektifkan jam Sp.KK dilanjutkan dengan tanya
perawatan perawat di rumah sakit jawab.
(Rainey J, 2002). Untuk menciptakan 2. Sesi II: materi pengkajian pada luka
kelembaban lingkungan luka maka serta nutrisi dalam proses
diperlukan pemilihan balutan luka atau penyembuhan luka oleh Rohmayanti,
dressing yang tepat. Dressing yang

602
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

S.Kep.,Ns dan dilanjutkan tanya kelompok selama 1 bulan tersebut.


jawab peserta. Dan selanjutnya akan diberikan
3. Sesi III: materi prinsip perawatan feedback dari narasumber terhadap
luka terkini dan permasalahan pada seluruh kegaiatan yang dilakukan
perawatan luka, dilanjutkan tanya untuk menilai keefektifitasan
jawab. perawatan luka yang dilakukan dengan
4. Sesi IV: workshop perawatan luka prinsip modern wound care.
terkini, dimana peserta dibagi dalam
4 kelompok besar, kemudian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
diberikan kasus pemicu berupa
tayangan slide gambar luka dalam Pada pelaksanaan pre test untuk
berbagai kondisi yang memerlukan mengetahui tingkat pengetahuan perawat
perawatan dengan cara yang berbeda. tentang perawatan luka terkini dan prinsip-
Peserta diminta berdiskusi tentang prinsipnya didapatkan hanya 5 peserta saja
cara pengkajian yang harus dilakukan yang mampu menjawab dengan kategori
pada tiap kasus tersebut dan baik. Hasil analisa univariat mrnunjukkan
bagaimana cara perawatan luka yang bahwa rata-rata tingkat pendidikan mereka
benar menggunakan prinsip-prinsip yaitu SPK dan D3 Keperawatan dengan
perawatan luka terkini yang telah masa kerja bervariasi, rata-rata lebih dari 5
disampaikan sebelumnya. tahun dan 5 peserta tersebut tingkat
5. Sesi V : peserta mempresentasikan pendidikannya adalah SPK dan dan DIII
perawatan luka yang dilakukan sesuai keperawatan tetapi salah satunya telah
dengan hasil diskusi pada kelompok mengikuti pelatihan perawatan luka selama
masing-masing, kelompok lain 2 hari di Yogjakarta dan 4 orang lainnya
mengkritisi hasil presentasi tersebut. adalah tim perawatan luka di RS Harapan
Setelah itu masing-masing yang telah mendapatkan pengetahuan dari
narasumber memberikan feedback perawat yang telah mengikuti perawatan
terhadap hasil diskusi kelompok. luka tersebut. Sebagian besar pengetahuan
Setelah kegiatan ini berakhir, mereka sedang dan rendah, dimana mereka
peserta sesuai dengan kelompoknya belum pernah mendapatkan pengetahuan
masing-masing harus mencari pasien tentang perawatan luka terkini.
untuk dilakukan home care atau Dari proses kegiatan seminar dan
perawatan luka di rumah dengan workshop perawatan luka terkini ini dapat
waktu sekitar 1 bulan. Semua kegiatan diketahui bahwa dengan adanya pelatihan
perawatan luka yang dilakukan harus ini dapat meningkatkan pengetahuan
didokumentasikan sebagai bentuk perawat tentang perawatan luka terkini. Hal
legal aspek perawatan, sehingga ini dapat diketahui dari hasil peningkatan
penerapannya bisa dilihat apakah pengetahuan perawat sebelum dan sesudah
sudah sesuai dengan prinsip pelatihan perawatan luka terkini.
perawatan luka terkini atau belum. Peningkatan pengetahuan perawat dari
Selama perawatan, para peserta boleh tingkat pengetahuan tinggi naik sebesar
melakukan konsultasi cara perawatan 40%, tingkat sedang naik 20 % dan tingkat
yang seharusnya dengan narasumber rendah turun 40%.
(terutama keperawatan) melalui email Seperti yang disampaikan oleh
ataupun datang langsung dengan Notoatmodjo (1997), pengetahuan
pasiennya ke klinik sembuh lukaku merupakan domain yang sangat penting
Fikes UMM. Hasil perawatan luka ini untuk terbentuknya tindakan seseorang.
kemudian dipresentasikan dalam Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan
bentuk seminar kecil oleh masing- pikir dalam menumbuhkan kepercayaan
masing kelompok dan kemudian diri maupun dorongan sikap dan perilaku,
didiskusikan kembali kekurangan dan sehingga dapat dikatakan bahwa
kelebihan serta permasalahan luka pengetahuan merupakan stimuli terhadap
yang terjadi dalam perawatan oleh

603
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

tindakan seseorang. Seseorang dapat ketrampilan perawat dalam perawatan luka


mengingat suatu materi yang telah terkini.
dipelajari sebelumnya dan menjelaskan Berdasarkan hasil pemantauan
secara benar tentang objek yang diketahui, setelah dilakukan pelatihan perawatan luka
dan dapat menginterpretasikan materi terkini pada perawat RS Harapan
tersebut secara benar. Pengetahuan yang didapatkan bahwa satu bulan setelah
telah dimiliki tersebut menjadikan pelatihan pihak RS menyediakan ruangan
seseorang memiliki kemampuan untuk khusus untuk klinik perawatan luka
menggunakan materi yang telah dipelajari dengan prinsip moist pada penyembuhan
pada situasi atau kondisi sebenarnya. luka pasien.
Kondisi ini juga sejalan dengan hasil Optimalisasi klinik perawatan luka
penelitian yang dilakukan oleh Kusriyati mutlak dilakukan kedepan dengan
(2005) yang menyimpulkan bahwa dukungan dari semua pihak, senantiasa
pengetahuan perawat yang baik akan diikuti meningkatkan kemampuan sumberdaya
oleh meningkatnya keterampilan perawat manusia terutama perawat dalam
dalam pemasangan infus di ruang rawat mengikuti perkembangan ilmu
inap RSUD Cilacap. Domain kognitif pengetahuan dan teknologi terkini serta
pengetahuan pada tingkatan aplikasi mendasarkan praktek keperawatan pada
menjadikan perawat memiliki kemampuan adanya evidence base yaitu hasil-hasil
untuk melaksanakan prosedur tetap isap penelitian tentang perawatan luka yang
lendir/suction pada situasi atau kondisi paling up date.
sebenarnya. Namun peserta lain belum mampu
Sedangkan kemampuan peserta mengaplikasikan perawatan luka terkini
dalam aplikasi/praktek perawatan luka ditempatnya, terutama peserta terbanyak
terkini juga sangat baik, terlihat dari hasil kedua yaitu dari RS dr Soedjono
dan dokumentasi pengelolaan pasien Magelang. Mereka masih menggunakan
perawatan luka yang dalam waktu 1 bulan metode perawatan luka konvensional pada
mampu merawat luka pasien dengan luka bangsal umum dan semi modern pada
kronis, dimana hasil bangsal VIP. Hal ini karena birokrasi yang
pengelolaan/perawatan pada pasien tidak memungkinkan, dimana pelatihan
menunjukkan perbaikan luka dengan hanya diikuti oleh perawat pelaksana saja
progress yang amat baik. Hal ini dapat bukan oleh manager sehingga hal ini tidak
dilihat dari dokumentasi asuhan memberikan dampak pada pengubahan
keperawatan luka pada lampiran. Hasil ini keputusan di tingkat kebijakan.
sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Tandipadjung (2002) yang Pelatihan pada perawat tentang
mendapatkan kesimpulan bahwa ada perawatan luka terkini yang dikemas
peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dalam bentuk seminar dan workshop di RS
dan peningkatan ketrampilan tenaga Harapan Magelang terbukti efektif untuk
keperawatan tentang perawatan luka dalam meningkatkan pengetahuan perawat yang
upaya pencegahan infeksi nosokomial luka dibuktikan dengan peningkatan
operasi di Bagian Obstetri dan Ginekologi pengetahuan tentang perawatan luka
RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta jika terkini yaitu tingkat pengetahuan tinggi
dilakukan pelatihan terkait hal tersebut. naik sebesar 40%, tingkat sedang naik
Data diatas dapat menunjukkan 20% dan tingkat rendah turun 40%. Selain
bahwa pelatihan perawatan luka terkini ini itu, pelatihan ini dilanjutkan dengan
bermanfaat karena dapat meningkatkan praktek langsung ke pasien selama satu
pengetahuan dan ketrampilan perawatan bulan lebih. Dimana aplikasi perawatan
dalam perawatan luka terkini. Hal ini luka terkini yang dipelajari di workshop
menunjukkan adanya hubungan yang telah dipraktekkan secara langsung dan
bermakna bahwa pemberian pelatihan dibuktikan dengan kemampuan peserta
akan dapat meningkatkan pengetahuan dan merawat pasien hingga menunjukkan
perbaikan luka pasien. Hal ini

604
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189

menunjukkan adanya hubungan yang Clinimed. Theory of Moist Wound Healing.


bermakna bahwa pemberian pelatihan [Online]. 2010 [Cited 2010 April 20].
dalam bentuk seminar dan workshop akan Availabel from; URL
dapat meningkatkan pengetahuan dan http://www.clinimed.co.uk/wound-
ketrampilan perawat. care/education/wound-essentials/theory-of-
moist-wound-healing.aspxGitarja WS.
5. SIMPULAN Perawatan luka diabetes: seri perawatan luka
Pelatihan pada perawat tentang perawatan terpadu. Bogor: Wocare Indonesia; 2008. P.
luka terkini yang dikemas dalam bentuk 18-3.
seminar dan workshop di RS Harapan
Magelang terbukti efektif untuk meningkatkan Convatec. Moist Wound Healing. [Online].
pengetahuan perawat yang dibuktikan dengan 2010 [Cited 2010 April 20]. Availabel from;
peningkatan pengetahuan tentang perawatan URL http://www.convatec.com/en/cvtus-
luka terkini yaitu tingkat pengetahuan tinggi mstwndheus/cvt-
naik sebesar 40%, tingkat sedang naik 20% portallev1/0/detail/0/1499/1808/moist-wound-
dan tingkat rendah turun 40%. Selain itu, healing.html/
pelatihan ini dilanjutkan dengan praktek
langsung ke pasien selama satu bulan lebih. Gitarja WS. Perawatan Luka Diabetes: seri
Dimana aplikasi perawatan luka terkini yang perawatan luka terpadu. Bogor: Wocare
dipelajari di workshop telah dipraktekkan Indonesia; 2008. P. 18-3.
secara langsung dan dibuktikan dengan
kemampuan peserta merawat pasien hingga Kusriyati. 2006. Gambaran kemampuan
menunjukkan perbaikan luka pasien. Hal ini perawat menurut persepsi pasien dalam
menunjukkan adanya hubungan yang tindakan pemasangan infuse diruang rawat
bermakna bahwa pemberian pelatihan dalam inap RSUD Cilacap tahun 2005. Karya Tulis
bentuk seminar dan workshop akan dapat Ilmiah. Program Studi DIII Kebidanan Sekolah
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad
perawat. Al- Islamiyyah Cilacap. (unpublished).
Pelatihan tersebut telah mampu untuk
mengubah metode perawatan luka dari Morrison MJ. Manajemen Luka; Seri Pedoman
konvensional ke modern terbukti dari adanya Praktis. Jakarta: EGC; 2003. P. 11-1Rainey
kebijakan RS Harapan dengan menyediakan J.Wound care: A Handbook For Community
satu ruangan khusus sebagai klinik perawatan Nurses. Philadelphia: Whurr Publisher; 2002.
luka dengan metode perawatan luka terkini. p. 10-1.
Namun untuk Rumah Sakit lain belum mampu
merubah metode perawatan luka karena Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
birokrasi dan gaya kepemimpinan yang tidak Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
memungkinkan untuk dilakukan perubahan
dalam pelaksanaan perawatan luka. Sukmawijaya, I, Manajemen Wound Healing.
Diakses dari
6. REFERENSI http://www.dharmamuliacare.wordpress.com
Agustina RD, 2003. Aplikasi Balutan Modern
Tandipajung, T. 2002. Pengetahuan, sikap dan
Vs Konvensional Wound Care. Jurnal
keterampilan tenaga keperawatan tentang
Keperawatan UNPAD, Volume.IV, tahun
perawatan luka dalam upaya pencegahan
2006.
infeksi nosokomial luka operasi. Bagian
Becker D. Wound Healing. [Online]. 2005
Obstetri dan Ginekologi RSUP. Dr. Sardjito
[Cited 2010 April 20]. Availabel from; URL
Yogyakarta. (unpublished).
http://www.anat.ucl.ac.uk/business/becker1.sht
mlCarville K. Wound Care: manual. 5th ed.
Wound Care Solutions Telemedicine. Wounds.
Osborne Park:Silver Chain Foundation;
[Online]. 2010 [citez 2010 april 31]; Availabel
2007.p. 20-9
from; URL http://www.woundcaresolutions-
telemedicine.co.uk/wounddefinition.php

605

You might also like