Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perawat
a. Pengertian Perawat
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix
yang berarti merawat atau memelihara. Perawat adalah seseorang yang
berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi
seseorang karena sakit, injury dan peruses penuaan (Harlley, 1997).
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan keperawatan, berwenang di Negara bersangkutan untuk
memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien
(International Council of Nurses, 1965).
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan bahwa Perawat adalah
mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan.
b. Peran Perawat
Peran Perawat Menurut Hasil Lokakarya Keperawatan Tahun 1983
adalah sebagai berikut :
1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan, memberikan asuhan
keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dengan
metode proses keperawatan.
2. Pendidik dalam Keperawatan, mendidik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di
bawah tanggung jawabnya.
3. Pengelola pelayanan Keperawatan, mengelola pelayanan maupun
pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan
dalam kerangka paradigma keperawatan
4. Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan,
mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan
metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk
meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan
keperawatan.
a. Ceroboh
c. Kurang fokus
d. Mengabaikan SOP
Cedera jarum suntik juga bisa terjadi saat jarum ditukar antara
personel, dimasukkan ke dalam driver jarum, atau saat jahitan diikat saat
masih terhubung ke jarum. Selama operasi, jarum bedah atau instrumen
tajam lainnya mungkin secara tidak sengaja menembus sarung tangan dan
kulit personil ruang operasi jika tidak bekerja sesuai dengan Standart
Operasional Prosedur yang berlaku. Di Indonesia sendiri cedera akibat
tertusuk jarum sering terjadi karena petugas kesehatan tidak melakukan
prosedur sesuai SOP yang berlaku. Meski umumnya luka needlestick hanya
menyebabkan trauma ringan atau pendarahan; namun, meski tidak ada
pendarahan, risiko infeksi virus tetap ada.
b. Peralatan rusak.
2) Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi.
3. Safety Talk
a. Pengertian Safety Talk
Safety talk merupakan salah satu sarana penunjang dalam upaya
mencegah terjadinya bahaya di tempat kerja serta berbagai masalah
pekerjaan dapat kita diskusikan (secara teoritis), untuk kemudian dapat
diterapkan dan dipraktekan hasil dari diskusi tersebut dilapangan, dengan
safety talk dapat pula meningkatkan pengetahuan kita terhadap :
- Pekerjaan yang kita hadapi dan bahayanya serta penanggulangannya.
- Prosedur kerja.
- Peralatan safety (alat-alat pelindung diri).
- Komunikasi.
b. Manfaat Safety Talk
1. Meningkatkan pengetahuan pekerjaan yang kita hadapi dan bahayanya
serta penangulangannya.
Semakin banyak pekerja melaksanakan tugas/pekerjaan dan tanggung
jawab yang diberikan maka akan membuat pekerja semakin
berpengalaman dengan tugas dan tanggung jawab tersebut, sehingga
pekerja akan semakin mengerti dengan keadaan lingkungan tempat
bekerja dan akan dengan cepat pula mengatasinya bila terjadi problem
atau keadaan darurat.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang prosedur kerja.
Selama ini pekerja sering melakukan pekerjaan yang sama sehingga
pekerja menjadi terbiasa dan membuat pekerja semakin menguasai
pekerjaan itu, tetapi dilain pihak menjadikan pekerja tersebut terlena
dengan kemampuan itu, dikarenakan sudah terbiasa melakukannya
terkadang menjadikan pekerja lalai, gegabah dan sembrono dengan
prosedur kerja yang ada, akibatnya sangat fatal terhadap peralatan
maupun manusianya.
Apabila pekerja bekerja sesuai dengan prosedur, maka pekerja akan lebih
terlindungi bila terjadi hal – hal yang tidak kita inginkan, karena yang
akan bertanggung jawab adalah yang menyiapkan, memeriksa dan
mengesahkan prosedur tersebut.
3. Meningkatkan pengetahuan pekerja terhadap alat – alat pelindung diri.
Setiap pekerja mempunyai tanggung jawab yang sama untuk bekerja
yang aman dan selamat, pada dasarnya pekerja seharusnya mengerti
bahaya-bahaya yang mungkin timbul ditempat area kerjanya masing-
masing dan alat-alat pelindung diri apa saja yang harus digunakan.
Instansi tempat kerja seharusnya telah menyediakan dan memcukupi
perlengkapan dan kelengkapan alat pelindung diri yang diharapkan dapat
dipergunakan secara baik dan tepat.
4. Meningkatkan kemampuan pekerja untuk meningkatkan komunikasi.
Dalam safety talk tanpa sadar pekerja juga akan belajar berkomunikasi,
kapan pekerja harus mendengarkan, kapan pekerja berusaha untuk
mengutarakan pendapat sehingga permasalahan yang ada di lapangan
(tempat kerja) dapat disampaikan dan di diskusikan untuk mencari
solusi.