You are on page 1of 3

SKENARIO LBM 2 MODUL CARDIOVASKULAR SEMESTER 3

A 62-year-old man arrives to the emergency department complaining of acute severe precordial
chest pain radiating to his arm and neck. He reports a feeling like ”an elephant is standing on his chest”
and states that his symptoms are accompanied with nausea. His chest pain began approximately 30
minutes ago while he was watching television and it has not completely resolved since the onset. His
medical history includes hypertension, hyperlipidemia and a 50 pack/year history of cigarette smoking.
The physical examination saw that the patient has a diaphoretic and moderate distress with the following
vital signs: blood pressure 160/95 mmHg, pulse 113 bpm, respiratory rate 24 breaths /min and oxygen
saturation 98% on room air. He is tachycardia with a normal S1 and S2 and without murmur, rubs or
gallops. His jugular venous pressure is not elevated. Chest auscultation reveals faint crackles at the left
base but is otherwise clear. His abdomen is protuberant but soft and without masses. His lower
extremities are without edema. An electrocardiogram (ECG) is performed and shown elevation ST in V1 –
V4

STEP 1

 Diaphoretic: keringat dingin


 Murmur: suara desingan ketika aliran darah abnormal
 Rubs or gallops: suara kasar/keras, kalo gallops ritme jantung abnormal
 S1 dan s2: kontraksi ventrikel normal dg takikardi
 Elevasi ST di v1-v4: peninggian dr ST

STEP 2

1. Mengapa pasien merasa sakit dada yang menyebar ke lengan dan leher?
2. Bagaimana korelasi dari riwayat penyakit dengan apa yg diderita sekarang?
3. Dx dan dd dari skenario?
4. Mengapa penderita disertai dengan gejala mual?
5. Bagaimana gejala dan tanda dari angina pektoris?
6. Penatalaksanaan dari angina pektoris?
7. Bagaimana pathogenesis angina pektoris?
8. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik dan ekg?
9. Pemeriksaan penunjang dari angina pektoris?
10. Faktor resiko dari angina pektoris?
11. Bagaimana aktivitas listrik jantung terekam pada ekg normal?
12. Mengapa tekanan vena jugularis tidak meningkat?
13. Kemungkinan penyakit dengan durasi gejala seperti scenario diatas dan apa bedannya jika yg
muncul gejala yg sama dengan durasi yang berbeda?
14. Hubungan ekstremitas bawah mengalami edema dan abdomen yg protuberant dengan
scenario diatas?
15. Perbedaan nyeri dada cardiac dan non cardiac?
16. Perbedaan nyeri dada cardiac coroner dan non coroner?
STEP 2

1. Perbedaan nyeri dada cardiac dan non cardiac?


 Nyeri dada cardiac: tidak berhubungan dg aktivitas pernafasan, nyeri tumpul (tekan),
nyeri pegel
 Nyeri dada non cardiac: berhubungan dengan aktivitas pernafasan, nyeri tusuk, nyeri
tidak nyaman dan terus menerus
2. Perbedaan nyeri dada cardiac coroner dan non coroner?
 Nyeri dada cardiac coroner:
 Nyeri dada cardiac non coroner: nyeri dada bukan karena sumbatan tetapi terjadi
spasme vaskular
3. Bagaimana gejala dan tanda dari angina pektoris?
 Rasa tidak enak di dada(tekan, nyeri,tercekit) pada leher, tenggorokan, diantara tulang
scapula saat istirahat
 Palpitasi dan keringat dingin
 GIT: mual dan muntah pada infark
 Pusing, cepat lelah
4. Mengapa pasien merasa sakit dada yang menyebar ke lengan dan leher?
Dari jantung terhambat aliran darahnya sehingga aliran darah ke area ekstremitas kekurangan
vaskularisasi sehingga kekurangan O2 dan timbul rasa nyeri
5. Mengapa penderita disertai dengan gejala mual?
Penyempitan  energy yg dibutuhkan naik  tekanan darah naik  saraf simpatis menekan
saraf parasimpatis  pengaruh pd gerak peristaltic  gejala mual
6. Bagaimana korelasi dari riwayat penyakit dengan angina pektoris?
Hyperlipidemia: tinggi LDL dapat mengendap di permbuluh darah (coroner) membentuk plak 
aterosklerosis  supply O2 tersumbat  tidak bisa metabolism aerob  metabolism anaerob
dengan lemak  menghasilkan asam laktat  AP
Rokok: kandungan bahaya  px menghirup karbon  terhambat
Hipertensi: tekanannya yg terlalu tinggi  pecahnya vaskuler  supply O2 kurang  AP
7. Faktor resiko dari angina pektoris?
 FR dapat dimodifikasi: rokok, alcohol, hipertensi sistemik, obesitas, DM
 FR tidak dapat dimodifikasi: usia (menopause), gender (wanita), riwayat keluarga, ras
8. Bagaimana pathogenesis angina pektoris?
FR menyebabkan sumbatan pada Arteri koronari  Kekurangan supply O2  metabolism
anaerob  penumpukan asam laktat  nyeri dada
9. Pemeriksaan penunjang dari angina pektoris?
 EKG: infark miokard lama, pembesaran LV
 Foto ronsen dada: jantung membesar
 Px lipid darah: HDL, LDL, kolesterol, trigliserid
 Angiograf: untuk melihat vaskularisasi jantung
10. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik dan ekg?
 Hasil pemeriksaan fisik
Tensi darah: Hipertensi stage 2
Nadi: tinggi
RR: tinggi
Saturasi O2: normal (95-100 normal)
 Hasil rekam EKG
Peninggian ST: cermin dari pembuluh coroner tertentu yg tersumbat total (Rusaknya
bagian otot jantung karena insufisiensi darah coroner karena proses degenerative atau
byk factor dan disertai nyeri dada)
11. Dx dan dd dari skenario?
Dx: Angina pectoris tidak stabil (nyeri dada selama sekit lebih dari 20 menit)
Dd: Artherosklerosis, Angina pectoris stabil (nyeri dada selama sekitar 10 menit)
12. Bagaimana aktivitas listrik jantung terekam pada ekg normal?
13. Mengapa tekanan vena jugularis tidak meningkat?
Karena aliran darah berkurang yg disebabkan sumbatan a. coronari
14. Kemungkinan penyakit dengan durasi gejala seperti scenario diatas dan apa bedannya jika yg
muncul gejala yg sama dengan durasi yang berbeda?
1. Angina pectoris tidak stabil (nyeri dada selama sekit lebih dari 20 menit)
2. Angina pectoris stabil (nyeri dada selama sekitar 10 menit)
15. Hubungan ekstremitas bawah tidak mengalami edema dan abdomen yg protuberant dengan
angina pektoris?
16. Penatalaksanaan dari angina pektoris?
 Nonmedikamentosa
1. Olahraga aerobic teratur
2. Tidak merokok
3. Diet rendah lemak jenuh dan tidak jenuh
4. Mengonsumsi makanan kaya antioksidan
 Medikamentosa
1. Statin (penurun lipid)
2. Morfin (antinyeri)
3. ACE inhibitor

You might also like