You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 1, Januari 2016(ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA DOKTER


SPESIALIS RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG PASCA
IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Amalia Choirun Nafi’ah, Chriswardani Suryawati, Eka Yunila Fatmasari


Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: amalia.c.nafiah@gmail.com

ABSTRAK: The National Health Insurance (JKN) characterized the operation of the
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan on 1st January 2014. The medical
specialist plays an important role related to health care in hospital. Preliminary study of
the specialist, obtained complaints less comfortably with INACBG's (Indonesian Case
Base Groups) and medical services. The purpose of this study was to analyze factors
related to job satisfaction specialist in Islamic Hospital Sultan Agung (RSISA) post-JKN.
This type of research using quantitative and qualitative methods with cross sectional
design. Most tetap respondents (56.5%) perceive less satisfied and as much as 69.2% of
mitra respondents perceive satisfied. Most tetap respondents (56.5%) perceive poor
medical services, 52.2% good working conditions, 69.6% administrative discretion good
organization, poor leadership 52.2%, 69.6% good interpersonal relationships, and 52.2%
less good promotion opportunities. Most mitra respondents (53.8%) perceive a good
medical services, 61.5% good working conditions, 61.5% administrative discretion poor
organization, 53.8% good leadership, 61.5% good interpersonal relationships, and 61.5%
good chance of promotion.There relationship between the perception of medical services
(p = 0.007), there is a correlation between the perception of working conditions (p =
0.003), there was no correlation between the perception of the organization's policy
administration (p = 0.194), there the relationship between the perception of leadership (p
= 0.019), there was no correlation between the perception of interpersonal relationships
(p = 0.345) and there is a correlation between the perception of promotion opportunities
(p = 0.047) and job satisfaction specialist. Several factors related to job satisfaction
RSISA is a specialist in medical services, working conditions, leadership, and promotion
opportunities. Management can improve job satisfaction evaluation specialists to conduct
an ongoing job satisfaction, optimizing gathering, seeking disclosure of the calculation of
medical services, and to seek equal opportunities training.

Keyword : job satisfaction, medical specialist, JKN


Bibliography : 51 (1970 – 2015)

PENDAHULUAN jaminan sosial yang menyeluruh


Berdasarkan Undang-Undang dengan mengembangkan Sistem
Nomor 40 Tahun 2004, setiap orang Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
berhak atas jaminan sosial untuk bagi seluruh rakyat Indonesia. SJSN
dapat memenuhi kebutuhan dasar diselenggarakan berdasarkan asas
hidup yang layak dan meningkatkan kemanusian, asas manfaat, dan
martabatnya menuju terwujudnya asas keadilan bagi seluruh rakyat
masyarakat Indonesia yang Indonesia yang bertujuan untuk
sejahtera, adil, dan makmur. Oleh memberikan jaminan terpenuhinya
karena itu, pemerintah memberikan kebutuhan dasar hidup yang layak

1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016(ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

bagi setiap peserta dan/atau Kepuasan kerja adalah keadaan


anggota keluarganya yang telah emosional yang menyenangkan atau
membayar iuran atau iurannya sikap umum terhadap perbedaan
dibayarkan oleh pemerintah.1 penghargaan yang diterima dan
Rumah Sakit Islam Sultan yang seharusnya diterima serta
Agung (RSISA) merupakan rumah terhadap faktor-faktor pekerjaan,
sakit swasta tipe B yang menjalin penyesuaian diri, dan hubungan
kerjasama dengan BPJS Kesehatan sosial individu diluar kerja.4
dalam rangka menjalankan Sedangkan menurut Cormick dan
pelayanan program JKN mulai awal Ilgen, kepuasan kerja merupakan
tahun 2014. Kerjasama antara sikap seseorang terhadap
RSISA dengan BPJS Kesehatan pekerjaannya. Dengan kata lain
telah terjalin sejak BPJS Kesehatan kepuasan kerja merupakan respon
masih bernama PT. Askes. Hingga afektif seseorang terhadap
saat berjalannya program JKN, pekerjaan. Dalam Iswanti, 2005
RSISA tetap berkomitmen untuk bahwa Cue dan Gianakis
memberikan pelayanan kesehatan menyatakan bahwa kepuasan kerja
kepada masyarakat pemegang kartu adalah hal penting dalam teori dan
BPJS Kesehatan. 2 praktek karena mempengaruhi
Menurut Soeroso, meskipun kapasitas kerja agar menghasilkan
dokter tidak dapat bekerja sendiri kinerja yang efisien dan dapat
untuk tugasnya itu, dokter diakui memenuhi pekerjaan dengan
memiliki peran sentral dalam sukses.5
membentuk citra dan kinerja rumah Dari studi pendahuluan oleh
sakit.3 Terutama bagi RSISA yang peneliti dengan Manajer Pelayanan
merupakan rumah sakit swasta tipe Medik RSISA pada tanggal 20 Juni
B, kedudukan dan peran dokter 2015 melalui wawancara mendalam
spesialis sangat penting. Dokter tentang keluhan dokter khususnya
spesialis berperan penting dalam dokter spesialis, didapatkan keluhan
pelayanan di rumah sakit karena dokter terhadap ketidaknyamanan
rumah sakit merupakan fasilitas dengan sistem yang baru.
kesehatan yang memberikan Dari hasil studi pendahuluan
pelayanan spesialistik dan dalam oleh peneliti pada 3 orang dokter
JKN merupakan fasilitas kesehatan spesialis pada tanggal 22 juni 2015
rujukan tingkat lanjutan. Sumber melalui wawancara mendalam,
data dari bagian Personalia RSISA, didapatkan keluhan dokter mengenai
jumlah dokter di RSISA secara kurang nyamannya menyesuaikan
keseluruhan adalah 114 orang, dengan INACBG’s.
dengan rincian dokter umum 27 TUJUAN PENELITIAN
orang; dokter spesialis 74 orang; Penelitian ini dilakukan dengan
dokter gigi 7 orang, dan dokter gigi tujuan:
spesialis 6 orang. Sebanyak 70% 1. Mengetahui gambaran kepuasan
dari 114 dokter diantaranya kerja dokter spesialis (tetap dan
merupakan dokter spesialis. mitra) RSISA pasca implementasi
Selanjutnya dari 70% tersebut, 49% Jaminan Kesehatan Nasional
diantaranya adalah dokter mitra. Hal 2. Menganalisis hubungan faktor
ini perlu diperhatikan oleh pihak jasa medis, kondisi kerja,
manajemen demi menjaga prosedur administrasi terkait
hubungan kemitraan yang baik. BPJS, kepemiminan, hubungan

2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016(ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

antar pribadi, dan kesempatan baik, sedangkan sebagian besar


promosi. responden berstatus mitra (53,8%)
mempersepsikan jasa medis baik.
BAHAN DAN METODE Kondisi kerja
Penelitian ini menggunakan Distribusi frekuensi menurut
metode kuantitatif didukung kondisi kerjadiperoleh hasil bahwa
informasi kualitatif dengan sebagian besar responden berstatus
desaincross sectional study.Populasi tetap (52,2%) mempersepsikan
dalam penelitian kuantitatif adalah kondisi kerja baik, dan sebagian
seluruh dokter spesialis yang besar responden berstatus mitra
bekerja di RSISA, sejumlah 80 (61,5%) mempersepsikan kondisi
orang. Sedangkan populasi untuk kerja baik.
kualitatif adalah seluruh jajaran Prosedur Administrasi Terkait
manajemen RSISA.Untuk BPJS
pengambilan sampel penelitian Berdasarkan hasil penelitian
dipilih dengan purposive sampling terkait dengan kepuasan kerja
sejumlah 70 orang.Pengumpulan dokter spesialis diketahuibahwa
data dilakukan dengan metode sebagian besar responden berstatus
wawancara diperoleh melalui angket tetap (69,6%) mempersepsikan
yang diisi oleh responden dan kebijaksanan administrasi organisasi
wawancara langsung kepada baik, sedangkan sebagian besar
informan triangulasi. Analisis data responden berstatus mitra (61,5%)
meliputi analisis univariat dan mempersepsikan kebijaksanan
bivariat (deskriptif dan analitik) administrasi organisasi kurang baik.
dengan menggunakan uji Chi Kepemimpinan
Square dengantaraf kemaknaan 5%. Berdasarkan hasil penelitian
Dan dilakukan content analysis terkait dengan terkait dengan
untuk data kualitatif dengan informan kepuasan kerja dokter spesialis
triangulasi melalui wawancara diketahui bahwa sebagian besar
mendalam. responden berstatus tetap (52,2%)
HASIL PENELITIAN mempersepsikan kepemimpinan
Karakteristik Responden kurang baik, sedangkan sebagian
Berdasarkan hasil penelitian besar responden berstatus mitra
diketahui bahwa sebagian besar (53,8%) mempersepsikan
responden berjenis kepemimpinan baik.
kelaminperempuan (55,6%), lebih Hubungan antar pribadi
dari setengah responden dokter Berdasarkan hasil
spesialis berusia 41-50 tahun penelitiandiketahui bahwa sebagian
(52,9%). Sebagian besar pendidikan besar responden (69,6%)
terakhir responden adalah spesialis mempersepsikan hubungan antar
(88,9%), dan sebagian besar pribadi baik, begitu pula dengan
responden (memiliki lama masa sebagian besar responden berstatus
kerja di RSISA selama antara 1-10 mitra (61,5%) yang mempersepsikan
tahun77,8%). hubungan antar pribadi baik.
Deskripsi Variabel Penelitian Kesempatan promosi
Jasa Medis Berdasarkan hasill penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar
bahwa sebagian besar responden responden berstatus tetap (52,2%)
berstatus tetap (56,5%) mempersepsikan kesempatan
mempersepsikan jasa medis kurang promosi kurang baik, sedangkan

3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016(ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Persepsi Kepuasan kerja variabel jasa medis dengan


tentang kepuasan kerja.
Kurang Total
kondisi Puas
kerja
puas Tabel 1.
12 4 16
Kurang Tabulasi Silang Antara Variabel
baik 75,0% 25,0% 100,0%
Kondisi Kerja dengan Kepuasan
5 15 20 Kerja
Baik
25,0% 75,0% 100,0% Tabel 2.
17 19 36 Hasil analisa
Total
47,2% 52,8% 100,0% deskriptifmenunjukkan bahwa
sebagian besar responden (61,5%) diketahui dari kelompok responden
mempersepsikan kesempatan yang mengatakan kurang puas,
promosi baik. sebagian besar (75,0%) menyatakan
Kepuasan Kerja bahwa kondisi kerja kurang baik dan
Berdasarkan hasil penelitian sisanya (25,0%) menyatakan kondisi
kerja baik.
diketahui bahwa sebagian besar
Hasil uji Chi Square
responden berstatus tetap (56,5%) menunjukkan nilai p sebesar 0,003
mempersepsikan kepuasan kerja yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga
kurang puas, sedangkan sebagian Ho ditolak yang berarti ada
besar responden berstatus mitra hubungan yang bermakna antara
(69,2%) mempersepsikan kepuasan variabel kondisi kerja dengan
kepuasan kerja.
kerja puas.
Tabulasi Silang Antara Variabel
Tabulasi Silang Antar Variabel Prosedur Administrasi Terkait
Tabulasi SilangAntara Variabel BPJS dengan Kepuasan Kerja
Jasa Medis dengan Kepuasan Tabel 3.
Kerja Persepsi Kepuasan kerja
Dari hasil analisa deskriptifdiketahui tentang
prosedur
bahwa dari kelompok responden administrasi
Kurang
Puas
Total
yang mengatakan kurang puas, puas
terkait
sebagian besar (68,4%) menyatakan BPJS
9 6 15
Persepsi Kepuasan kerja
Kurang baik
tentang 60,0% 40,0% 100,0%
Kurang Total
jasa Puas
puas 8 13 21
medis
Baik
Kurang 13 6 19 38,1% 61,9% 100,0%
baik 68,4% 31,6% 100,0%
17 19 36
4 13 17
Baik Total
23,5% 76,5% 100,0% 47,2% 52,8% 100,0%
17 19 36
Total
47,2% 52,8% 100,0%
bahwa jasa medis kurang baik dan Hasil analisa deskriptif
sisanya (23,5%) menyatakan jasa menunjukkan bahwa dari kelompok
medis baik. responden yang mengatakan kurang
Hasil uji Chi Square puas, sebagian besar (60,0%)
menunjukkan nilai p sebesar 0,007 menyatakan bahwa kebijakan
yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga administrasi organisasi kurang baik
Ho ditolak yang berarti ada dan sisanya (38,1%) menyatakan
hubungan yang bermakna antara kebijakan administrasi organisasi
baik.

4
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016(ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabulasi Silang Antara Variabel


Persepsi Kepuasan kerja
tentang Hubungan Antar Pribadi dengan
hubungan Kurang Total Kepuasan Kerja
Puas
antar puas Tabel 5.
pribadi Hasil analisa deskriptif
7 5 12
Kurang baik
diketahuibahwa dari kelompok
58,3% 41,7% 100,0% responden yang mengatakan kurang
10 14 24 puas, sebagian besar (58,3%)
Baik
41,7% 58,3% 100,0% menyatakan bahwa hubungan antar
pribadi kurang baik dan sisanya
17 19 36
Total
(41,7%) menyatakan hubungan
47,2% 52,8% 100,0% antar pribadi baik.
Hasil uji Chi Square Hasil uji Chi Square menunjukkan
menunjukkan nilai p sebesar 0,194 nilai p sebesar 0,345 yang lebih
yang lebih besar dari 0,05. Sehingga besar dari 0,05. Sehingga Ho
Ho diterima yang berarti tidak ada diterima yang berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara hubungan yang bermakna antara
variabel kebijakan administrasi variabel hubungan antar pribadi
organisasi dengan kepuasan kerja. dengan kepuasan kerja.
Tabulasi Silang Antara Variabel Tabulasi Silang Antara Variabel
Kepemimpinan dengan Kepuasan Kesempatan Promosi dengan
Kerja Kepuasan Kerja
Hasil analisa deskriptif
Hasil analisa menunjukkan bahwa dari kelompok
deskriptifmenunjukkan bahwa dari responden yang mengatakan kurang
kelompok responden yang puas, sebagian besar (64,7%)
mengatakan kurang puas, sebagian menyatakan bahwa kesempatan
Persepsi Kepuasan kerja promosi kurang baik dan sisanya
tentang Kurang Total
kepemimpinan puas
Puas (31,6%) menyatakan kesempatan
12 6 18 promosi baik.
Kurang baik Hasil uji Chi Square menunjukkan
66,7% 33,3% 100,0%
nilai p sebesar 0,047 yang lebih kecil
5 13 18 dari 0,05. Sehingga Ho ditolak yang
Baik
27,8% 72,2% 100,0% berarti ada hubungan yang
17 19 36 bermakna antara variabel
Total kesempatan promosi dengan
47,2% 52,8% 100,0%
kepuasan kerja.
besar (66,7%) menyatakan bahwa Tabel 6.
kepemimpinan kurang baik dan Persepsi Kepuasan kerja
sisanya (27,8%) menyatakan tentang
Kurang Total
kepemimpinan baik. kesempatan Puas
puas
promosi
Hasil uji Chi Square men-
11 6 17
unjukkan nilai p sebesar 0,019 yang Kurang baik
lebih kecil dari 0,05. Sehingga Ho 64,7% 35,3% 100,0%
ditolak yang berarti ada hubungan 6 13 19
yang bermakna antara variabel Baik
31,6% 68,4% 100,0%
kepemimpinan dengan kepuasan 17 19 36
kerja. Total
Tabel 4. 47,2% 52,8% 100,0%

5
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016(ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hasil Wawancara Mendalam Hubungan Antar Pribadi


Jasa Medis Berdasarkan hasil wawancara
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa
mendalam dapat diketahui bahwa hubungan dokter spesialis dengan
terdapat fasilitas jasa medis online rekan sejawat baik termasuk dalam
bagi dokter spesialis agar pelimpahan wewenang. Hubungan
mengetahui rincian jasa medis yang dengan paramedis juga terbentuk
diterima per hari. Pemberian jasa kemitraan yang baik. Menurut
medis dilakukan setiap tanggal 5 manajemen hubungan dokter
bagi pasien umum dan tanggal 25- spesialis dengan manajemen baik
30 bagi pasien BPJS setiap karena sering mengadaan
bulannya. Manajemen menyatakan pertemuan, sehingga terjalin
bahwa penentuan tarif jasa medis komunikasi yang baik.
sudah didasarkan pada evaluasi Kesempatan Promosi
yang objektif, selain itu kesesuaian Berdasarkan hasil wawancara
jasa medis dengan kinerja dokter mendalam dapat diketahui bahwa
dinilai tergantung pada banyaknya kesempatan mengikuti pelatihan
pelayanan yang diberikan. lebih banyak pada dokter tetap
Kondisi Kerja namun untuk dana pelatihan
Berdasarkan hasil wawancara masing-masing dokter spesialis baik
mendalam dapat diketahui bahwa tetap ataupun mitra memiliki
kondisi kerja dokter bersih dan kesempatan yang sama. Sedangkan
nyaman. Manajemen untuk kesempatan melanjutkan
mengupayakan fasilitas yang pendidikan hanya untuk dokter
dibutuhkan oleh dokter spesialis. spesialis tetap dan mendapatkan
sedangkan untuk ketersediaan dukungan dana sebesar 25%.
sarana dan kondisi dinilai baik. Selanjutnya untuk promosi jabatan
Selanjutnya untuk menjamin dokter spesialis lebih banyak pada
keamanan kerja bagi dokter fungsional dan diutamakan bagi
spesialis manajemen menyatakan dokter spesialis tetap.
semua aturan demi kemanan dokter PEMBAHASAN
spesialis sudah masuk di dalam Analisis Faktor Jasa Medis
akreditasi versi terbaru KARS Dikutip dari laman
(Komite Akreditasi Rumah Sakit), persakmi.or.id,6 di tingkat nasional
selain itu ada petugas keamanan berbagai keluhan memang dialami
dan CCTV serta demi menjamin oleh rumah sakit terkait jasa medis
keamanan, dokter spesialis yang yang mengacu pada tarif INACBG’s.
praktek di RSISA harus memiliki Perbedaan tarif yang dirasakan
STR dan SIP. kurang realistis (JKN menggunakan
Kepemimpinan tarif basis INA-CBG’s. Semua rumah
Berdasarkan hasil wawancara sakit berharap pemerintah untuk
mendalam dapat diketahui bahwa dapat mengoreksi tarif INA-CBG’s
supervisi kepada dokter spesialis dari tim penentu tarif (National
dilakukan hanya ketika terjadi Casemix Center). Pada bulan bulan
permasalahan. Manajemen Mei 2014 sudah disepakati
menyatakan memberikan dukungan perbaikan tarif dari Kemenkes, tetapi
kepada dokter spesialis berupa nominal masih dirasakan kurang
kesempatan mengikuti pelatihan dan sehingga masih memerlukan
pendanaan untuk pengembangan perjuangan untuk renegosiasi di
kompetensi. tahun-tahun mendatang (negosiasi

6
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016(ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

hendaknya tidak sepihak tetapi Analisis Faktor Prosedur


disepakati bersama antara BPJS Administrasi Terkait BPJS
dan asosiasi RS yang diwakili para Hasil penelitian ini tidak sesuai
dokter spesialis). dengan teori dari herzberg11,12,
Hasil penelitian ini sesuai bahwa kebijaksanaaan administrasi
dengan pendapat Soeroso3, organisasi yang termasuk dalam
Kepuasan kerja diperoleh dari maintanance factors memberikan
tingkat imbalan atau hasil yang dampak pada kepuasan kerja.
diperoleh dari pekerjaan, Hilangnya faktor-faktor pemeliharaan
dibandingkan dengan apa yang ini dapat menyebabkan banyak
diharapkan atau dinilai karyawan. karyawan yang tidak puas dengan
Rumah sakit harus pekerjaannya. Maintenance factors
mengembangkan sistem insentif ini bukanlah merupakan motivasi
yang memadai dan dapat bagi karyawan, tetapi merupakan
ditanggung oleh penerimaan keharusan yang harus diberikan oleh
fungsionalnya. Adanya kesepakatan pimpinan kepada mereka demi
antara semua pihak akan memberi kesejahteraan dan kepuasan
kepastian bagi manajemen dalam karyawan.
merencanakan anggaran dan Ni Wayan dan Komang13
kepastian bagi pasien dalam mengemukakan bahwa kebijakan
memperkirakan biaya yang harus perusahaan memberikan dampak
dikeluarkan.7 pada kepuasan kerja karyawan.
Analisis Faktor Kondisi Kerja Setiap langkah, keputusan serta
Sebagaian besar sumber daya peraturan yang diberlakukan oleh
manusia rumah sakit mempunyai perusahaan menimbulkan
tingkat status intelek dan sosial tanggapan yang berbeda-beda dari
ekonomi yang tinggi, dalam setiap karyawan. Perusahaan
perlengkapan peralatan yang dapat hendaknya berhati-hati dalam
membantu penegakan diagnosis menerapkan suatu kebijakan agar
maupun proses perawatan pasien seimbang sehingga menimbulkan
harus disesuaikan dengan kepuasan bagi karyawannya.
kemampuan dokter spesialis yang Analisis Faktor Kepemimpinan
tersedia, apabila ini dapat terpenuhi Faktor kepemimpinan yang
akan menjadikan dokter spesialis diteliti dalam penelitian ini
bergairah dalam melaksanakan merupakan persepsi responden
tugas yang tentunya akan terhadap cara memimpin oleh
meningkatkan kepuasan kerja.8 direktur utama rumah sakit, direktur
Faktor lingkungan kerja pelayanan, dan manajer pelayanan
merupakan salah satu faktor lain medik, meliputi supervisi,
yangmampu mempengaruhi pembuatan keputusan,
kepuasan kerja karyawan. ketanggapan, keterbukaan,
Lingkungan kerjayang baik dalam keteladanan dan dukungan.
arti sempit tempat/lokasi kerja aman Peneliti menemukan
nyaman,bersih dan tenang. fenomena di lapangan bahwa
Demikian pula dengan yang sebagian besar dokter spesialis
dinyatakanFlippo9,10, kondisi kerja mitra saat mengisi angket terstruktur
yang nyaman aman dan mereka menanyakan apakah
menarikmerupakan keinginan mereka perlu mengisi di bagian
karyawan untuk dipenuhi kepemimpinan. Hal ini menunjukkan
perusahaan. bahwa dokter spesialis mitra

7
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016(ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

cenderung tidak ingin terlibat lebih yang mendukung untuk menghantar


dalam di RSISA selain untuk kepuasan kerja yang meningkat
kepentingan pelayanan. meliputi sikap rekan yang tanggap,
Jika dikaitkan dengan hasil dapat diajak bekerjasama, dan dapat
data dari angket terstruktur dilihat dipercaya.Berdasarkan hasil
dari besarnya prosentase wawancara mendalam, didapatkan
pernyataan unfavorable, sebagian informasi bahwa hubungan antar
besar responden yang sejawat, dengan paramedis, dengan
mempersepsikan kepemimpinan karyawan, dan manajemen baik.
kurang baik dikarenakan pemimpin David15 menyatakan pekerjaan
yang kurang tanggap, kurang adil, yang memberikan interaksi sosial
kurang terbuka. biasanya menghasilkan kepuasan
Hal ini sesuai Steers dalam dengan tingkat yang lebih tinggi
12
Robbin yang menyebutkan bahwa daripada pekerjaan yang
kepuasan kerja akan meningkat jika mempunyai ruang yang sempit dan
manajer melakukan pendekatan kontak yang kurang.
yang melibatkan partisipasi Analisis Faktor Kesempatan
karyawan sebagai bawahan. Jika Promosi
manajemen menggunakan Faktor kesempatan promosi yang
pendekatan otoriter dan sentralisasi diteliti dalam penelitian ini
pengambilan keputusan akan merupakan persepsi responden
menyebabkan kurangnya kepuasan terhadap kesempatan untuk
kerja dan kreativitas. meningkatkan kompetensi, tanggung
Gibson14 menyebutkan jawab yang lebih besar, dan status
bahwa pimpinan yang efektif adalah sosial yang meningkat seperti
sikap pimpinan yang direktif suportif, kesempatan mengikuti pelatihan,
partisipatif dan berorientasi pada melanjutkan pendidikan, dan naik
prestasi kerja. Seorang pemimpin jabatan.
atau direktur rumah sakit harus Sebagian besar responden berstatus
mampu memahami perkembangan tetap mempersepsikan kesempatan
lingkungan yang ada, ia harus siap mengikuti pelatihan tidak dilakukan
mendapat tekanan dari berbagai secara adil dan merata. Hal ini
pihak dan dapat segera melakukan berbeda dengan yang dipersepsikan
langkah-langkah untuk membuat oleh manajemen. Berdasarkan hasil
keputusan yang strategis yang harus wawancara mendalam, untuk
dilaksanakan dan dievaluasi oleh mengikuti pelatihan baik dokter tetap
lembaga. Seorang direktur harus maupun mitra memiliki kesempatan
berusaha megetahui keadaan pendanaan, hanya kesempatan lebih
lingkungan apa sekarang ini, banyak pada yang tetap dan
kemana kita ingin tuju, bagaimana mengikuti azas pemerataan dengan
kita akan mencapai tujuan itu, dasar data yang dimiliki oleh
perubahan apa yang kita perlukan, manajemen. Sedangkan untuk
untuk siapa perubahan ini.8 kesempatan melanjutkan pendidikan
hanya untuk dokter tetap dan ada
Analisis Faktor Hubungan Antar
dukungan dana dari RS. Selanjutnya
Pribadi
untuk kesempatan naik jabatan lebih
Faktor hubungan antar
banyak di fungsional, namun hanya
pribadi yang diteliti dalam penelitian
untuk dokter tetap.
ini merupakan persepsi responden
Gibson14 mengatakan bahwa
terhadap kebutuhan akan interaksi
kesempatan promosi yaitu
sosial dengan sesama rekan kerja

8
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016(ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tersedianya kesempatan untuk maju pasca implementasi JKN adalah


merupakan faktor yang faktor jasa medis, kondisi kerja,
mempengaruhi kepuasan kerja kepemimpinan dan kesempatan
seseorang. Muchlas16 dan Robbins12 promosi.
menyebutkan bahwa reward system 2. Sebagian besar responden
(kesempatan untuk memperoleh berstatus tetap (56,5%)
promosi melalui jenjang mempersersepsikan kurang
kepangkatan) mempengaruhi puas bekerja sebagai dokter
kepuasan kerja karyawan. spesialis di rumah sakit.
Kesempatan promosi dokter Sedangkan sebagaian besar
di rumah sakit antara lain responden berstatus mitra
kesempatan untuk menduduki (69,2%) mempersepsikan puas
jabatan anggota audit medik, bekerja sebagai dokter
konsultan, spesialisasi, spesialis.
subspesialisasi yang memerlukan 3. Sebagian besar responden
pendidikan lebih lanjut dengan berstatus tetap (56,5%)
tersedianya dana untuk meraih hal mempersepsikan jasa medis
tersebut, yang dapat meningkatkan kurang baik, 52,2%
kinerja rumah sakit. Hal ini dapat mempersepsikan kondisi kerja
mendorong motivasi dokter untuk baik, 69,6% mempersepsikan
senantiasa meningkatkan komitmen Prosedur Administrasi Terkait
bekerja di rumah sakit tersebut.12 BPJS baik, 52,2%
Muchlas11 dan mempersepsikan kepemimpinan
Robbins12menyebutkan bahwa kurang baik, 69,6%
reward system (kesempatan untuk mempersepsikan hubungan
memperoleh promosi melalui jenjang antar pribadi baik, dan 52,2%
kepangkatan) mempengaruhi mempersepsikan kesempatan
kepuasan kerja karyawan. Kepuasan promosi kurang baik.
kerja mempengaruhi produktivitas 4. Sebagian besar responden
kerja karyawan, dengan demikian berstatus mitra (53,8%)
untuk meningkatkan produktivitas mempersepsikan jasa medis
kerja karyawan perlu memperhatikan baik, 61,5% mempersepsikan
kepuasan kerja karyawan. kondisi kerja baik, 61,5%
Kesempatan promosi dokter mempersepsikan Prosedur
di rumah sakit antara lain Administrasi Terkait BPJS
kesempatan untuk menduduki kurang baik, 53,8%
jabatan anggota audit medik, mempersepsikan kepemimpinan
konsultan, spesialisasi, baik, 61,5% mempersepsikan
subspesialisasi yang memerlukan hubungan antar pribadi baik,
pendidikan lebih lanjut dengan dan 61,5% mempersepsikan
tersedianya dana untuk meraih hal kesempatan promosi baik.
tersebut, yang dapat meningkatkan 5. Ada hubungan antara persepsi
kinerja rumah sakit. Hal ini dapat tentang jasa medis dengan
mendorong motivasi dokter untuk kepuasan kerja dokter spesialis
senantiasa meningkatkan komitmen di rumah sakit, p value = 0,007
bekerja di rumah sakit tersebut.12 6. Ada hubungan antara persepsi
KESIMPULAN DAN SARAN tentang kondisi kerja dengan
1. Beberapa faktor yang kepuasan kerja dokter spesialis
berhubungan dengan kepuasan di rumah sakit, p value = 0,003
kerja dokter spesialis di RSISA

9
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016(ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

7. Tidak ada hubungan antara Rumah Sakit. Jakarta : EGC.


persepsi tentang Prosedur 2002
Administrasi Terkait BPJS 4. Gitosudarmo, dkk. Perilaku
dengan kepuasan kerja dokter Keorganisasian. Yogyakarta :
spesialis di rumah sakit, p value BPFE. 1997
= 0,194 5. Dhini Iswanti, Sriningsih.
8. Ada hubungan antara persepsi Analisis Faktor – Faktor Yang
tentang kepemimpinan dengan berhubungan dengan Kepuasan
kepuasan kerja dokter spesialis Kerja Tenaga Medis poliklinik
di rumah sakit, p value = 0,019 Rawat Jalan RSUD Tugurejo
9. Tidak ada hubungan antara Semarang tahun 2004. Tesis.
persepsi tentang hubungan Universitas Diponegoro : tidak
antar pribadi dengan kepuasan dipublikasikan. 2004
kerja dokter spesialis di rumah 6. Persakmi. Menyoal JKN dalam
sakit, p value = 0,345 Sistem Kesehtan Nasional.
10. Ada hubungan antara persepsi Diakses melalui
tentang kesempatan promosi http://persakmi.or.id/program/me
dengan kepuasan kerja dokter nyoal-jkn-dalam-sistem-
spesialis di rumah sakit, p value kesehatan-nasional-skn/
= 0,047 Jakarta. 2015
Saran 7. Soedarmo,Alkatiri,Ibrahim.
Manajemen dapat meningkatkan Reformasi Perumahsakitan
kepuasan kerja dengan Indonesia. Jakarta: Grasindo PT
mengoptimalkan gathering, Gramedia Widiasarana
mengupayakan keterbukaan Indonesia. 2002
besaran jasa medis, memberikan 8. Trisnantoro, Laksono. Aspek
pemahaman prinsip kendali mutu Strategis Manajemen Rumah
dan biaya, ketanggapan dan Sakit : Antara Misi Sosial dan
keterbukaan pemimpin, serta Tekanan Pasar. Jakarta : Andi
mengupayakan pemerataan Offset. 2005Notoatmodjo S.
pelatihan. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA 2007
1. Undang-Undang Republik 9. Strauss, G & Sayles.
Indonesia Nomor 40 Tentang Manajemen Personalia Segi
Sistem Jaminan Sosial Manusia dalam Organisasi.
Nasional. Tahun 2004 Jakarta: PT Pustaka Binaman
2. Mahmudah, Puri Nur. Analisis Pressindo. 1997
Upaya Rumah Sakit Islam 10. Lameshow,S; W.H.Jr D. Besar
Sultan Agung Kota Semarang Sampel dalam Penelitian
Sebagai Fasillitas Kesehatan Kesehatan (terjemahan).
Tingkat Lanjut dalam penerapan Yogyakarta: Gajahmada
Program Jaminan Kesehatan University Press;1997.56p
Nasional Tahun 2014. Skripsi. 11. Robbins, Stephen P. Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Organisasi,Konsep Kontroversi–
Universitas Diponegoro : tidak Aplikasi. Edisi Bahasa
dipublikasikan. 2014 Indonesia,Jilid 1. Jakarta: PT
3. Soeroso, Santoso. Manajemen Prenhalindo. 1996
Sumber Daya Manusia di

10
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 1, Januari 2016(ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

12. Robbins,Stephen P. Perilaku


Organisasi. Jakarta: PT
Prenhalindo. 2001
13. Handoko, T. Hani, Manajemen,
Edisi II, Cetakan Keenam.
Yogyakarta: BPFE. 1992
14. Gibson, dkk. Organisasi :
Perilaku-Struktur-Proses. Jilid 2.
Edisi Kedelapan. Jakarta:
Binarupa Aksara.1997
15. David CJ. Organizational
Behavior: The Management of
Individual & Organizational
Performance,. 1994.
16. Muclas, M. Perilaku
Organisasi Edisi II.
Yogyakarta : UGM. 1997

11

You might also like