Professional Documents
Culture Documents
1
Yuki B. J. Rumampuk
2
Pemsi M. Wowor
2
Christi D. Mambo
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email: 14011101021yukirumampuk@gmail.com
Abstract: Indonesia has the greatest marine biodiversity due to its coral reef ecosystem.
Callyspongia aerizusa is a type of sponges that has bioactive potential as antibacterial,
anticancer, and antifungal that has not been widely used. This study was aimed to determine
whether sea sponge Callyspongia aerizusa had inhibitory activity against Salmonella typhi and
Streptococcus pyogenes. This was an experimental laboratory study with Kirby-Bauer well
method. Two types of bacteria were used and each of them was repeated 3 times. The first
well formed on the agar medium in 6 Petri dishes was filled with concentrated extract of sea
sponge. The second well was filled with ciprofloxacin as the positive control. The third well
was filled with aquadest as the negative control. The results showed that the total inhibitory
zone diameter of Callyspongia aerizusa extract to Salmonella typhi was 12 mm (mean of 4
mm) and to Streptococcus pyogenes the total inhibitory zone diameter was 18 mm (mean of 6
mm). Conclusion: Sea sponge extract of Callyspongia aerizusa could inhibit the growth of
Salmonella typhi and Streptococcus pyogenes but were categorized as weak and moderate
respectively. Moreover, their inhibitory activities were weaker than the antibiotic
cyprofloxacin.
Keywords: inhibition, Kirby-Bauer, sea sponges Callyspongia aerizusa
Abstrak: Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut terbesar karena memiliki ekosistem
terumbu karang. Callyspongia aerizusa merupakan salah satu jenis spons yang berpotensi
bioaktif sebagai antibakteri, antikanker, antijamur yang belum banyak dimanfaatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya daya hambat spons laut Callyspongia
aerizusa terhadap Salmonella typhi dan Streptococcus pyogenes. Jenis penelitian ialah
eksperimental dengan metode sumuran Kirby-Bauer. Pada penelitian ini digunakan 2 jenis
bakteri dan tiap bakteri dilakukan pengulangan 3 kali. Sumur pertama yang sudah terbentuk
pada media agar di 6 cawan Petri diisi dengan larutan ekstrak pekat spons laut Callyspongia
aerizusa. Sumur kedua diisi dengan kontrol positif yaitu siprofloksasin. Sumur ketiga diisi
dengan kontrol negatif yaitu akuades. Hasil penelitian memperlihatkan diameter zona hambat
total dari ekstrak Callyspongia aerizusa terhadap Salmonella typhi sebesar 12 mm (rerata 4
mm) dan terhadap Streptococcus pyogenes diameter zona hambat total sebesar 18 mm (rerata
6 mm). Simpulan: Ekstrak spons laut Callyspongia aerizusa dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella typhi dan Streptococcus pyogenes, namun masih dikategorikan lemah dan
sedang, juga masih lebih lemah dibandingkan dengan obat antimikroba siprofloksasin.
Kata kunci: daya hambat, Kirby-Bauer, spons laut Callyspongia aerizusa
Indonesia merupakan salah satu negara sitas) laut terbesar di dunia, karena memiiki
dengan keanekaragaman hayati (biodiver- ekosistem pesisir yang khas, salah satunya
Rumampuk, Wowor, Mambo: Uji daya hambat ekstrak spons laut ...
yaitu ekosistem terumbu karang (coral untuk menguji apakah ekstrak spons laut
refs). Jenis biota laut di daerah tropis Callyspongia aerizusa dapat menghambat
Indonesia diperkira-kan 2-3 kali lebih besar pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dan
dibandingkan dengan biota laut di daerah Streptococcus pyogenes.
subtropik dan di daerah beriklim dingin.1-3
Spons atau porifera adalah hewan dari METODE PENELITIAN
phylum porifera yang merupakan salah satu Jenis penelitian ini ialah eksperimental
penyusun pada ekosistem pesisir dan laut, labortorik di Laboratorium Analisa Farmasi
terutama pada ekosistem terumbu karang Program Studi Farmasi Universitas Sam
yang mempunyai potensi bioaktif sebagai Ratulangi Manado.
anti-bakteri, antikanker, antijamur yang Alat-alat yang digunakan dalam
belum banyak dimanfaatkan. Sebanyak 850 penelitian ini yaitu: cawan petri, tabung
sampai 1500 spesies spons terdapat di reaksi, gelas ukur, wadah, pinset, oven,
perairan Indonesia.4-11 Penelitian yang inkubator, api bunsen, jarum ose, jangka
dilakukan oleh Krisyuninda10 pada tahun sorong, timbangan, tabung erlenmeyer,
2012 tentang isolasi senyawa bioaktif spons vacuum rotary evaporator, autoclave,
Callyspongia sp. dengan metode kromato- laminar air fow, gunting, spidol, kamera,
grafi lapis tipis (KLT) mendapatkan bahwa masker dan sarung tangan.
pada spons tersebut terdapat kandungan Bahan-bahan yang digunakan dalam
steroid, alkaloid, flavonoid dan treponoid. penelitian ini yaitu: spons laut
Hasil penelitian tersebut didukung oleh Callyspongia aerizusa, bakteri Salmonella
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Typhi, bakteri Streptococcus pyogenes, NA
oleh Cowan11 pada tahun 1999 yang (Nutrient Agar), NaCl 0,9%, MHA
menyatakan bahwa dalam ekstrak spons (Mueller Hinton Agar), akuades, sipro-
laut Callyspongia sp. terdapat senyawa floksasin, larutan BaCl2 1%, larutan H2SO4
steroid, alkaloid, flavonoid, dan antra- 1% dan akuades.
kuinon. Pembuatan ekstrak spons laut
Salmonella typhi adalah salah satu Callyspongia aerizusa dilakukan menggu-
bakteri Gram negatif yang merupakan nakan metode maserasi dengan etanol 96%
kuman patogen penyebab demam tifoid, selama 24 jam dengan perbandingan 1:2
yaitu suatu penyakit infeksi sistemik (w/v). Bagian sisa dari penguapan etanol
bersifat akut, ditularkan melalui jalur fekal- disebut ekstrak pekat. Esktrak pekat yang
oral terutama melalui makanan dan air dihasilkan sebanyak 5,3 gram.
yang terkontaminasi. Gejala tidak spesifik Alat-alat yang digunakan dalam
dan biasanya demam, anoreksia, sakit penelitian ini disterilkan dalam oven pada
kepala, mialgia, dan konstipasi. Demam suhu 170oC selama ± 1 jam (sterilisasi
tifoid didahului oleh gastroenteritis, yang kering). Media disterilkan dalam autoclave
biasanya sembuh sebelum timbulnya sampai suhu mencapai 121oC dan tunggu
penyakit sistemik.12-14 selama 15 menit (sterilisasi basah).
Streptococcus pyogenes adalah bakteri Inokulasi bakteri pada media agar
Gram positif yang merupakan salah satu miring. Bakteri uji diambil dengan jarum
patogen yang banyak menginfeksi manusia. ose steril, lalu ditanamkan pada media agar
Penyakit yang berhubungan dengan miring dengan cara menggores. Selanjutnya
Streptococcus terjadi terutama pada saluran diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC
pernapasan (faringitis atau tonsilitis) atau selama 24 jam. Perlakuan yang sama
infeksi kulit (pyoderma).15,16 dilakukan pada setiap jenis bakteri uji.
Penelitian oleh Warbung et al.3 pada Standar kekeruhan suspensi bakteri uji
tahun 2013 menlaporkan bahwa ekstrak menggunakan larutan baku McFarland.
spons laut Callyspongia sp. dapat meng- Metode pengujian yang digunakan
hambat pertumbuhan bakteri Staphylo- ialah metode modifikasi Kirby-Bauer
coccus aureus. Penelitian ini bertujuan dengan menggunakan sumuran. Sumur
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017
Tabel 3. Perbandingan diameter zona hambat kontrol negatif (akuades), kontrol positif
(siprofloksasin), dan ekstrak spons laut Callyspongia aerizusa terhadap bakteri Salmonella typhi dan
Streptococcus pyogenes.
Salmonella typhi Streptococcus pyogenes
Cawan Petri
K (-) K (+) Ekstrak K (-) K (+) Ekstrak
I 0 17,5 3,5 0 24,5 5,5
II 0 18 4,5 0 21 6,5
III 0 18 4 0 24,5 6
Total 0 53,5 12 0 70 18
Rerata 0 17,8 4 0 23,3 6
kontrol positif. Hasilnya, disekitar sumur konsentrasi yang sama 100mg/ml termasuk
yang diberi akuades sebagai kontrol negatif sedang yaitu 6 mm.
tidak ditemukan terbentuknya zona hambat. Terbentuknya zona hambat dipenga-
Hal tersebut membuktikan bahwa terben- ruhi oleh kandungan senyawa aktif yang
tuknya zona hambat di sekitar sumur yang terdapat pada ekstrak spons laut
diberi ekstrak spons laut Callyspongia Callyspongia aerizusa. Hal tersebut telah
aerizusa tidak ada pengaruh dari larutan dilaporkan oleh penelitian yang dilakukan
pengencer. oleh Krisyuninda10 yang mendapatkan
Antibiotik siprofloksasin digunakan adanya kandungan steroid, alkaloid,
sebagai kontrol positif untuk membanding- flavonoid dan treponoid, yang didukung
kan daya hambat antara obat antimikroba oleh hasil penelitian sebelumnya oleh
dengan ekstrak spons laut. Pemilihan Cowan11 yang menyatakan bahwa dalam
siprofloksasin sebagai kontrol positif ekstrak spons laut Callyspongia sp.
karena siprofloksasin merupakan anti- terdapat senyawa steroid, alkaloid,
mikroba spektrum luas.18 Pada penelitian flavonoid, dan antrakuinon.
ini, didapatkan hasil adanya zona hambat Mekanisme penghambatan bakteri oleh
yang terbentuk disekitar sumur. Bila senyawa steroid diduga dengan cara meru-
dibandingkan dengan zona hambat yang sak membran sel bakteri. Steroid dapat
terbentuk di sekitar sumur yang diberi meningkatkan permeabilitas membran sel
siprofloksasin, zona hambat ekstrak spons sehingga akan terjadi kebocoran sel yang
laut Callyspongia aerizusa lebih kecil. diikuti dengan keluarnya materi intra-
Berdasarkan hasil pengamatan yang sel.11,20 Senyawa flavonoid memiliki spek-
dilakukan pada uji daya hambat menunjuk- trum aktivitas antimikroba yang luas dan
kan bahwa dengan pemberian ekstrak spons dapat mengurangi kekebalan pada organis-
ke dalam sumur pada media MHA yang me sasaran. Sifat antibakteri senyawa
sudah diinokulasi dengan bakteri uji flavonoid ialah dengan menyebabkan
didapatkan adanya zona hambat, artinya terjadinya denaturasi protein di dalam sel
ekstrak spons laut Callyspongia aerizusa bakteri.21,22 Mekanisme penghambatan
kemungkinan memiliki efek antibakteri bakteri oleh senyawa alkaloid diduga
terhadap bakteri Salmonella typhi dan dengan cara merusak komponen penyusun
Streptococcus pyogenes. peptidoglikan pada sel bakteri sehingga
Lebar diameter zona hambat yang lapisan dinding sel tidak terbentuk secara
terbentuk di sekitar sumur dapat dijadikan utuh dan menyebabkan kematian sel
sebagai parameter untuk melihat kekuatan tersebut.21,23
senyawa bioaktif yang terkandung dalam Hasil penelitian ini dibandingkan
spons laut. Semakin luas zona hambat yang dengan penelitian yang dilakukan oleh
terbentuk, maka semakin kuat senyawa Warbung et al.3 yaitu daya hambat ekstrak
bioaktif menghambat pertumbuhan bakteri. spons laut Callyspongia sp. terhadap
Kriteria kekuatan daya hambat sebagai pertumbuhan bakteri Staphylococcus
berikut: diameter zona hambat ≤5 mm aureus (bakteri gram positif) menunjukkan
dikategorikan lemah, zona hambat 5-10 perbedaan nilai yang cukup bermakna,
mm dikategorikan sedang, zona hambat 10- terutama untuk bakteri uji Streptococcus
20 mm dikategorikan kuat dan zona hambat pyogenes (bakteri gram positif). Hal ini
≥20 mm dikategorikan sangat kuat.19 terjadi kemungkinan karena spesies sampel
Berdasarkan kriteria tersebut, maka daya yang digunakan berbeda. Pada penelitian
hambat ekstrak spons laut Callyspongia ini yang digunakan ialah Callspongia
aerizusa pada bakteri Salmonella typhi aerisuza. Menurut penelitian Hanani et al.24
dengan konsentrasi 100mg/ml termasuk pada tahun 2005 tentang identifikasi
lemah yaitu 4 mm. Daya hambat ekstrak senyawa antioksidan dalam spons
spons laut Callyspongia aerizusa pada Callyspongia sp. dari Kepulauan Seribu
bakteri Streptococcus pyogenes dengan menunjukkan bahwa ekstrak Callyspongia
Rumampuk, Wowor, Mambo: Uji daya hambat ekstrak spons laut ...
7. Haris A. Sponge: biologi dan ekologi. 16. Patterson MJ. Streptococcus. In: Baron S,
Makalah yang tidak dipublikasikan. editor. Medical Microbiology (4th ed).
2013. Galveston (TX): University of Texas
8. Samawi MF, Rani C, Ramli. Keterkaitan Medical Branch at Galveston, 1996.
antara kondisi oseanografi dengan 17. Valgas C, de Souza SM, Sumania EFA, &
komposisi jenis dan kepadatan sponge Sumania A. Screening methods to
laut di kepulauan Spermonde. determine antibacterial activity of
Makassar: Faculty of Marine Science natural products. Braz J Microbiol.
and Fishery Hasanuddin University; 2007;38:369-80.
2009. 18. Ganiswarna S, Setiabudy R, Suryatna FD,
9. Menggelea FP, Posangi J, Wowor MP, Bara Purwantyastuti, Nafrialdi (Editors).
R. Uji efek antibakteri jamur Farmakologi dan Terapi (5th ed).
endosimbion spons laut callyspongia Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1995.
sp. terhadap bakteri Pseudomonas 19. Davis WW, Stout TR. Disc plate methods of
aeruginosa dan Eschericia coli. eBm. microbiological antibiotic assay.
2015;3(1). Microbiol. 1971;22(4):659-65.
10. Kriyuninda M. Uji toksisitasfraksi spons 20. Hardiningtyas S. Aktivitas antibakteri
Callyspongia sp. dengan metode brine ekstrak karang lunak Sarcophyton sp.
shrimp test dari perairan pasir putih yang difragmentasi dan tidak
situbondo. Surabaya: Institut Teknologi difragmentasi di perairan Pulau
Sepuluh November; 2012. Pramuka Kepulauan Seribu [Skripsi].
11. Cowan M. Plant products as antimicrobial Bogor: IPB; 2009.
agents. Clin Microbiol Rev. 21. Wulandari R, Utami P, Hartanti D.
1999;12(4):564-82. Penapisan fitokimia dan ui aktivitas
12. Kidgell C, Reichard U, Wain J, Linz B, antibakteri ekstrak etanol herba pulutan
Torpdahl M, Dougan G, et al. (Urena lobata Linn.) Pharmacy.
Salmonella typhi, the causative agent of 2009;6(1).
typhoid fever, is approximately 50.000 22. Dewanti S. Antibacteri activity of bay leaf
years old. Journal of Infect Genet Evol. infuse (Folia syzygium polyyanthum
2002;2:39-45. WIGHT) to Eschericia coliin-vitro.
13. Vollaard AM, Ali S, van Asten HA, Jurnal Medika Planta. 2011;1(4).
Widjaja S, Visser LG, Surjadi C, et 23. Smith AJ, Jackson MS, Bagg J. The
al. Risk factor for typhoid fever and ecology of Staphylococcus species in
paratyphoid fever in Jakarta, Indonesia. the oral cavity. J Med Microbiol. 2011;
J Am Med Assoc. 2004;291:2607-15. 50(11):940-6.
14. Gianella RA. Salmonella. In: Baron S, editor. 24. Hanani E, Mun’im A, Sakarini R.
Medical Microbiology (4th ed). Identifikasi senyawa antioksidan dalam
Galveston (TX): University of Texas spons Callyspongia sp. dari Kepulauan
Medical Branch at Galveston, 1996. Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian.
15. Kusuma SAF. Strepococcus pyogenes. 2010 2005;2(3):127-33.
Mar 5 [cited 27 Agustus 2017]. 25. Kayser FH, Bienz KA, Eckert J,
Available from: http://pustaka.unpad. Zinkernagel RM. Color Atlas of
ac.id/wpcontent/uploads/2011/09/pusta Medical Microbiology. New York:
ka_unpad_streptococcus-pyogenes.pdf. Thieme, 2005.