You are on page 1of 115

MANUAL

PEDOTATA
AN CARA
PEDOMAN

E KPPD
PEN
PENYUSUNAN
SUNAN

LTAH
P
TAHUN
P D
N 2015
TAHUN 2016
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman


Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah melalui Tim Nasional
EPPD dibantu oleh Tim Teknis dan Tim Daerah melakukan evaluasi kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah (EKPPD) terhadap laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah setiap tahunnya. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
sumber infromasi utama Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) yang
disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Pemerintah 3 (tiga) bulan setelah tahun
anggaran berakhir. LPPD dimaksud, disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan
Keterangan Pertanggung Jawaban Kepala Daerah Kepada DPRD dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Sebagai pedoman pelaksanaan EKPPD Tahun
2016 terhadap LPPD Tahun 2015 agar lebih efektif dan efisien, telah disusun Manual
Tata Cara Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 sebagai
pedoman utama bagi para evaluator yang tergabung dalam Teknis Nasional EPPD
maupun Tim Daerah EPPD.
Manual Tata Cara Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun 2016 mencakup penjelasan terkait pelaksanaan evaluasi, termasuk di antaranya
metodologi evaluasi, instrumen evaluasi, prinsip dasar evaluasi, prosedur evaluasi dan
manual aplikasi EKPPD Provinsi serta Kabupaten/Kota.
Dengan diterbitkannya Manual Tata Cara Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah diharapkan terdapat keselarasan pemahaman bagi evaluator
dalam pelaksanaan EKPPD Tahun 2016 terhadap LPPD Tahun 2015, sehingga hasil
evaluasi yang diperoleh menjadi lebih objektif, akurat dan akuntabel.

Jakarta, Mei 2016

DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH


SELAKU
KETUA TIM TEKNIS NASIONAL EPPD

Ttd.

Dr. SUMARSONO, MDM

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………….......... i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Dasar Hukum dan Landasan Pelaksanaan Evaluasi ..................... 3
C. Maksud Dan Tujuan ................................................................. 3
D. Ruang Lingkup Evaluasi ........................................................... 4
E. Organisasi Evaluasi .................................................................. 4
F. Jadwal Pelaksanaan Evaluasi .................................................... 6
G. Pelaksana Evaluasi ................................................................... 9
H. Hasil Evaluasi .......................................................................... 9
I. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi ….................................................. 9
BAB II PELAKSANAAN EVALUASI ......................................................... 9
A. Tahapan Evaluasi .................................................................... 11
B. Metodologi Evaluasi ................................................................ 11
C. Instrumen Evaluasi .................................................................. 15
D. Prinsip Dasar Evaluasi .............................................................. 24
E. Prosedur Evaluasi .................................................................... 31

F. Dasar Penugasan dan Pemeringkatan ....................................... 34


BAB III PELAPORAN HASIL EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH (EKPPD) ........................................... 37
A. Jenis dan Format Laporan Hasil Evaluasi.................................... 37
B. Pelaporan EKPPD oleh Timda .................................................... 37
C. Pelaporan EKPPD oleh Tim Teknis EPPD ..…………………………….... 37
D. Penyampaian Laporan ............................…………………………….... 38
E. Lain-Lain ................................................................................ 39
BAB IV PENUTUP ………………………………………………….........……....... 46

Lampiran 1 : Data Pendukung Elemen Data IKK Provinsi dan Kab/Kota


Lampiran 2 : Manual Aplikasi EKPPD 2015 Provinsi
Lampiran 3 : Manual Aplikasi EKPPD 2015 Kabupaten/Kota
Lampiran 4 : Format Laporan Hasil Evaluasi Individu Kabupaten/Kota
Lampiran 5 : Program Nasional Per Urusan

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sesuai Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, antara
lain ditegaskan bahwa Kepala Daerah memiliki kewajiban untuk menyampaikan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Presiden
melalui Menteri Dalam Negeri untuk Gubernur dan kepada Menteri Dalam
Negeri melalui Gubernur untuk Bupati/Walikota.
LPPD tersebut digunakan sebagai bahan bagi Pemerintah dalam
melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah, selanjutnya hasil
evaluasi LPPD digunakan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Semangat yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 menganut penyederhanaan penyusunan pelaporan, karena itu Pemerintah
sedang merumuskan bentuk pelaporan dan pelaksanaan evaluasi disesuaikan
dengan pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014.
Untuk melaksanakan urusan pemerintahan sesuai Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 diperlukan persiapan yang matang, karena itu pula
sambil menunggu keluarnya produk hukum yang mengatur penyusunan LPPD
dan mekanisme evaluasi sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014, maka pelaksanaan evaluasi tahun 2016 atas LPPD tahun 2015
mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
73 Tahun 2009.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah (LKPJ) kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (ILPPD) kepada masyarakat, Kepala Daerah wajib
menyampaikan LPPD kepada Pemerintah paling lama 3 bulan setelah tahun

1
anggaran berakhir. Ditegaskan dalam Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 6
tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
bahwa LPPD merupakan sumber informasi utama untuk melakukan Evaluasi
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD).
Terkait dengan pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah (EPPD) terdapat beberap hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :
1. EPPD di tingkat Provinsi dilaksanakan oleh Tim Nasional yang terdiri dari
Menteri Dalam Negeri selaku Ketua merangkap anggota, Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi selaku Wakil
Ketua merangkap anggota, Menteri Keuangan sebagai anggota, Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai anggota, Menteri Sekretaris Negara
sebagai anggota, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas sebagai anggota, Kepala Badan Kepegawaian
Negara sebagai anggota, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan sebagai anggota, Kepala Badan Pusat Statistik sebagai
anggota, dan Kepala Lembaga Administrasi Negara sebagai anggota.
2. Tim Nasional dibantu oleh Tim Teknis yang terdiri dari para Pejabat Eselon I
yang merepresentasikan keanggotaan Tim Nasional. Tim Teknis melakukan
evaluasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan Provinsi dan Tim Daerah
melakukan EKPPD kabupaten dan kota dalam wilayah provinsi setiap tahun.
3. EPPD di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh Tim Daerah yang terdiri
dari Gubernur selaku penanggungjawab, Sekretaris Daerah selaku Ketua
merangkap anggota, Kepala Inspektorat Wilayah Provinsi selaku Sekretaris
merangkap anggota, Kepala Bappeda Provinsi sebagai anggota, Kepala
Perwakilan BPKP sebagai anggota, Kepala BPS Provinsi sebagai anggota,
dan Pejabat daerah lainnya.
4. Tim Teknis dan Tim Daerah EPPD bertugas melakukan EKPPD terhadap
penyelenggaraaan pemerintahan daerah berpedoman kepada Peraturan
Pemerintah No 6 Tahun 2008 beserta ketentuan pelaksanaannya.
5. Tim Nasional dan Tim Teknis EPPD dalam melaksanakan tugasnya, dibantu
oleh Sekretariat Tim Nasional EPPD yang keanggotaannya terdiri para
pejabat yang merepresentasikan keanggotaan Tim Teknis.

2
B. DASAR HUKUM DAN LANDASAN PELAKSANAAN EVALUASI
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah kepada Masyarakat.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 120.04/7504/OTDA tanggal 31
Desember 2015 tentang Pedoman Penyusunan LPPD Tahun 2015.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud diterbitkannya Manual Tata Cara Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah sebagai pedoman/panduan/
acuan bagi para evaluator, baik Tim Teknis EPPD maupun Tim Daerah dalam
melaksanakan EKPPD Tahun 2016 terhadap LPPD Tahun 2015.
Tujuan diterbitkannya Manual Tata Cara Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah agar terdapat kesamaan
pemahaman bagi para evaluator dalam melaksanakan EKPPD Tahun 2016
terhadap LPPD 2015, sesuai dengan langkah-langkah dan tahapan yang telah
ditetapkan sehingga diperoleh hasil evaluasi yang berkualitas dan akurat.

3
D. RUANG LINGKUP EVALUASI
Ruang lingkup Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun 2016, meliputi Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota yang sudah
berusia di atas 3 tahun sejak dipimpin oleh kepala daerah yang definitif.

E. ORGANISASI DAN HUBUNGAN KERJA DALAM PELAKSANAAN EKPPD


ORGANISASI TIM EVALUASI EPPD
TIM NASIONAL

 Menteri Dalam Negeri selaku Ketua merangkap anggota;


 Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi selaku Wakil Ketua merangkap
anggota;
Anggota :
 Menteri Keuangan;
 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
 Menteri Sekretaris Negara;
 Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas;
 Kepala Badan Kepegawaian Negara;
 Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
 Kepala Badan Pusat Statistik; dan
 Kepala Lembaga Administrasi Negara sebagai anggota.

TIM TEKNIS
SEKRETARIAT
TIMNAS  Kementerian Dalam Negeri;
EPPD  Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi;
 Kementerian Keuangan;
 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
 Sekretariat Negara (Sekretariat Militer);
 Sekretariat Kabinet;
 Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas;
 Badan Kepegawaian Negara;
 Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan;
TIMDA  Badan Pusat Statistik;
 Lembaga Administrasi Negara; dan

SEKRETARIAT
TIM TEKNIS
TIMDA DAERAH

4
Hubungan Kerja TIMNAS, TIM TEKNIS dan TIMDA
Dalam Pelaksanaan EKPPD

PRESIDEN

C.2.1 L H E NASIONAL

C.2 LHE-NASIONAL &


LHE-I PROV

P TIM NASIONAL
E C1.PERINGKAT-NASIONAL P/K/K
M MENTERIMENDAGRI
DALAM NEGERI
E
R B1. LPPD Prov
I
N
T
B3. Prov
A
(Klarifikasi
H
Tim Teknis) B2. LPPD Prov

P TIM TEKNIS-N
U A9. PERINGKAT –S
S K/K
A C.2.2 LHE-I PROV
T
A8.
PERINGKAT-S
K/K A4.
P A5. PERINGKAT-S GUBERNUR Validasi
E K/K A6. LHE-S EKPPD Timda
M K/K K/K
A7. LHE-I
P LPPD PROVINSI K/K
R
A2. LPPD K / K
O
V
I
N TIMDA
S
I

TIM TEKNIS-D
A1. LPPD K / K

A3. Klarifikasi TIMDA


K
A LPPD
B KABUPATEN / KOTA
U
P
A
T
E
N Evaluasi
/
K Laporan
O
T Wilayah Pemerintahan
A 5
F. JADWAL PELAKSANAAN EVALUASI :

Jadual pelaksanaan evaluasi direncanakan akan dimulai pada bulan Juni 2016 sampai dengan bulan Desember 2016 dengan
gambaran sebagai berikut:
No Aktivitas April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1. Persiapan pelaksanaan
EKPPD: Penyusunan
draft manual EKPPD
Pengumpulan data
LPPD
2. Sosialisasi Manual
EKPPD 2016 thd LPPD
2015
3. Pelaksanaan EKPPD
Kab/Kota oleh Timda
melalui klarifikasi data
di lapangan.
4. Tim Nasional
melaksanakan inputing
data LPPD (Desk
Evaluation)
5. Rapat Penyusunan
Instrumen Validasi
Data
6. Pelaksanaan EKPPD
Prov dan Validasi atas
Hasil Evaluasi Timda
oleh Tim Teknis
Nasional

6
No Aktivitas April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
7. Rapat Pembahasan
hasil EKPPD Prov dan
Validasi atas Hasil
Evaluasi Timda oleh
Tim Teknis Nasional
8. Penyusunan LHE-S
Individu oleh Tim
Daerah
-LHE-I Kabupaten,
Kota oleh Timda
disampaikan kepada
Gubernur.
-Penyampaian LHE-I
Kabupaten dan Kota
oleh Gubernur kpd
Mendagri dan Bupati/
Walikota.
9. Pemeringkatan Hasil
sementara EKPPD
secara Nasional
terhadap Provinsi,
Kabupaten dan Kota
oleh Tim Teknis
Nasional
10. Pertemuan dalam
rangka penyusunan
Instrumen dan
Persiapan Pelaksanaan

7
No Aktivitas April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
Common Senses
Survey
11. Pelaksanaan Common
Senses Survey
12. Konsolidasi hasil
Common Senses
Survey
13. Integrasi hasil Desk
Evaluation dan
Common Senses
Survey
14. Rapat Pemeringkatan

15. Rapat Tim Teknis


16. Rapat Penyusunan
Kepmendagri
17. Penetapan
Kepmendagri
18. LHE-Individu
19. LHE-Nasional
20. Distribusi LHE-I &
LHE-N ke daerah &
K/L
* Keterangan : Blok Tebal Pada Bulan Juli (bertepatan Hari Raya Idul Fitri).

8
G. PELAKSANA EVALUASI
1. Evaluasi terhadap LPPD Provinsi dilaksanakan oleh Tim Teknis EPPD yang
keanggotaannya terdiri para pejabat dari Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Kementerian Keuangan, Kementerian Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Kementerian Keuangan, BPKP,
BKN, BPS, Sekretariat Kabinet, LAN dibantu oleh para pakar di bidang
pemerintahan. Tim teknis EPPD dalam melaksanakan tugasnya
bertanggungjawab penuh kepada Tim Nasional EPPD.
2. Evaluasi terhadap LPPD Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Tim Daerah
EPPD yang keanggotaannya terdiri para pejabat dari Sekretariat Daerah
Provinsi, Inspektorat Wilayah Provinsi, BPKP Perwakilan di Provinsi, dan
BPS.

H. HASIL EVALUASI
Hasil Evaluasi terhadap LPPD tahun 2015 berupa :
1. Pemeringkatan sementara Kabupaten/Kota.
2. Pemeringkatan dan status kinerja secara nasional.
3. Laporan hasil evaluasi individu atas hasil EKPPD Provinsi.
4. Laporan hasil evaluasi nasional atas hasil EKPPD Provinsi, Kabupaten dan
Kota

I. TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI


Berdasarkan hasil pemeringkatan sementara sesuai dengan Keputusan Menteri
yang akan diterbitkan, maka tindak lanjut hasil atas evaluasi adalah:
1. Terhadap pemerintah daerah yang dinilai berkinerja tertinggi (3 Provinsi,
10 Kabupaten dan 10 Kota) selama 3 (tiga) tahun berturut-turut, diusulkan
untuk diberikan penghargaan Tanda Kehormatan Samkarya Parasamya
Purnakarya Nugraha.
2. Terhadap kepala daerah yang dinilai berkinerja tertinggi (1 Tahun),
diusulkan untuk diberikan penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana
Karya Bhakti Praja Nugraha, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

9
3. Laporan Hasil Evaluasi Individu atas hasil EKPPD Provinsi disampaikan
kembali oleh Menteri Dalam Negeri dalam bentuk rekomendasi perbaikan
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
4. Laporan Hasil Evaluasi Nasional atas hasil EKPPD Provinsi, Kabupaten dan
Kota disampaikan kepada Presiden RI dalam bentuk Laporan Menteri Dalam
Negeri terhadap kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
5. Keseluruhan laporan EKPPD disampaikan kepada Sekretariat DPOD untuk
diagendakan dalam sidang DPOD terkait kinerja penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.

10
BAB II
PELAKSANAAN EVALUASI

A. Tahapan Evaluasi
EKPPD Tahun 2016 terhadap LPPD Tahun 2015, dilakukan dengan tahapan:
1. Mencermati Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)
Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota (Desk Evaluation);
2. Melakukan Konfirmasi, validasi, verifikasi, dan klarifikasi data;
3. Menyusun hasil sementara pemeringkatan sebagai bahan pelaksanaan
Common Senses Survey;
4. Melakukan Common Sense Survey terhadap daerah yang berdasarkan hasil
peringkat sementara EKPPD dinilai berkinerja terbaik sesuai penilaian Tim
Teknis EPPD.
5. Penetapan peringkat dan status kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah secara nasional hasil EKPPD tahun 2015.

B. Metodologi Evaluasi
Metode Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD)
provinsi, kabupaten dan kota tahun 2016, dilakukan dengan cara menghitung
dan menilai indeks komposit terhadap dua variabel utama yaitu Indeks Capaian
Kinerja dan Indeks Kesesuaian Materi.

1. Indeks Capaian Kinerja


Penilaian terhadap variabel Indeks Capaian Kinerja terdiri dari penilaian
pada tataran Pengambil Kebijakan dan pada tataran Pelaksana Kebijakan.

a. Pada tataran Pengambil Kebijakan meliputi kinerja Kepala Daerah dan


DPRD, terdiri dari 13 aspek yaitu :
11
1) Ketentraman dan ketertiban umum daerah;
2) Keselarasan dan efektivitas hubungan antara pemerintahan daerah
dan Pemerintah serta antar pemerintahan daerah dalam rangka
pengembangan otonomi daerah;
3) Keselarasan antara kebijakan pemerintahan daerah dengan kebijakan
Pemerintah;
4) Efektivitas hubungan antara Pemerintah Daerah dan DPRD;
5) Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh DPRD beserta tindak
lanjut pelaksanaan keputusan;
6) Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh kepala daerah beserta
tindak lanjut pelaksanaan keputusan;
7) Ketaatan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah pada
peraturan perundang-undangan;
8) Intensitas dan efektivitas proses konsultasi publik antara Pemerintah
Daerah dengan masyarakat atas penetapan kebijakan publik yang
strategis dan relevan untuk daerah;
9) Transparansi dalam pemanfaatan alokasi, pencairan dan penyerapan
DAU, DAK, dan Bagi Hasil;
10) Intensitas, efektivitas, dan transparansi pemungutan sumber-sumber
pendapatan asli daerah dan pinjaman/obligasi daerah;
11) Efektivitas perencanaan, penyusunan, pelaksanaan tata usaha,
pertanggung jawaban, dan pengawasan APBD;
12) Pengelolaan potensi daerah; dan
13) Terobosan/inovasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Setiap aspek dirinci ke dalam beberapa fokus (total 35 fokus), dan
setiap fokus dirinci ke dalam beberapa Indikator Kinerja Kunci (IKK),
untuk pemerintahan provinsi total 39 IKK, Kabupaten 44 IKK dan kota
43 IKK.
Pada setiap IKK dilakukan penilaian dengan prestasi Sangat Tinggi (ST)
= 4, Tinggi (T) = 3, Sedang (S) = 2, Rendah (R) = 1.

12
b. Pada tataran Pelaksana Kebijakan, dilakukan terhadap kinerja Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terdiri dari 9 aspek, yaitu 8 aspek
Administrasi Umum dan 1 aspek Tingkat Capaian Kinerja/SPM.
Penilaian 8 aspek administrasi umum yang diberlakukan terhadap
seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dalam
melaksanakan 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan yaitu:

1) Kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan;


2) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;
3) Penataan kelembagaan daerah;
4) Pengelolaan kepegawaian daerah;
5) Perencanaan pembangunan daerah;
6) Pengelolaan keuangan daerah;
7) Pengelolaan barang milik daerah; dan
8) Pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat.
Setiap aspek pelaksana kebijakan akan dirinci ke dalam fokus, dan fokus
dirinci lagi menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK). Untuk pemerintahan
provinsi, kabupaten dan kota sebanyak 21 IKK.
Setiap IKK dinilai untuk masing-masing urusan dengan memberikan
penilaian dengan prestasi Sangat Tinggi (ST) = 4, Tinggi (T) = 3,
Sedang (S) = 2, Rendah (R) = 1.

c. Penilaian aspek Tingkat Capaian Kinerja dibagi 2 yaitu :


1. Urusan Wajib.
Capaian Kinerja Urusan Wajib terdiri dari:
a) Pemerintah Provinsi 62 Indikator Kinerja Kunci (IKK)
b) pemerintah Kabupaten 79 IKK
c) Pemerintah Kota 78 IKK
2. Urusan Pilihan
Capaian Kinerja Urusan Pilihan terdiri dari:
a) Pemerintah Provinsi 16 Indikator Kinerja Kunci (IKK).
b) Pemerintah Kabupaten 15 Indikator Kinerja Kunci (IKK).

13
c) pemerintah Kota 15 Indikator Kinerja Kunci (IKK) (lihat lampiran
3)

Untuk meyakini capaian kinerja Pemerintah Daerah perlu field


evaluation khususnya capaian kinerja yang memerlukan dukungan
elemen data.

d. Metode Penilaian Capaian Kinerja


Penilaian dengan prestasi Sangat Tinggi (ST) = 4, Tinggi (T) = 3,
Sedang (S) = 2, Rendah (R) = 1 tersebut diatas dilakukan dengan 2
(dua) cara sebagai berikut:

1. Kriteria Umum
Penilaian yang dilakukan terhadap seluruh IKK
1.1 Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan, misalnya ketepatan
waktu penyerahan LPPD, Laporan Keuangan, Penetapan Perda
APBD, ada atau tidaknya dokumen perencanaan pembangunan,
dan seterusnya.
1.2 Berdasarkan rata-rata nasional, misalnya pertumbuhan ekonomi;
angka kemiskinan, angka melek huruf, angka kelulusan, angka
partisipasi murni, angka partisipasi kasar, angka putus sekolah.
1.3 Berdasarkan standar yang dirumuskan atau yang disepakati oleh
tim teknis EPPD melalui metode normalisasi.

2. Kriteria khusus
2.1 Kriteria khusus dilakukan terhadap penilaian SPM yang telah
ditetapkan target nasionalnya.
2.2 Sebagian IKK tataran pengambil kebijakan dan pelaksana
kebijakan yang belum ada standarnya.

2. Indeks Kesesuaian Materi

14
Penilaian variabel Indeks Kesesuaian Materi dilakukan dengan
membandingkan materi yang disajikan dalam LPPD dengan materi yang
seharusnya disajikan sesuai PP Nomor 3 Tahun 2007, yang meliputi: Urusan
Desentralisasi (urusan wajib dan urusan pilihan), Tugas Pembantuan, Tugas
Umum Pemerintahan, dan Kelengkapan Laporan (RPJMD dan Gambaran
Umum Daerah), terdiri dari:

a. Urusan Desentralisasi (urusan wajib dan urusan pilihan) dinilai


kesesuaian materi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
2007 yang meliputi 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan.
b. Tugas pembantuan dan Tugas Umum Pemerintahan hanya dinilai
kesesuaian materi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
2007 karena tugas yang diterima atau diberikan daerah sangat
bervariasi.
c. Kelengkapan laporan hanya dinilai berdasarkan kesesuaian materi sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 untuk menilai
konsistensi sistematika pelaporan, karena penyelenggaraan
pemerintahan daerah didasarkan pada strategi, kebijakan, dan prioritas
daerah yang dituangkan dalam RPJMD, sedangkan gambaran umum
daerah penting untuk dilaporkan karena menunjukkan potensi daerah
serta sumber daya ekonomi dalam melaksanakan penyelenggaraan
pemerintahan daerah.

C. Instrumen Evaluasi
Kebijakan penilaian atas aspek-aspek yang dievaluasi dilakukan dengan
pemberian bobot. Pemberian bobot per IKK tiap aspek, tiap fokus, dan tiap
indikator berdasarkan pada banyaknya IKK yang ada pada lampiran LPPD
Kabupaten/Kota dan banyaknya IKK dan agreasi IKK pada lampiran LPPD
Provinsi yang ditetapkan sebagai berikut:

C.1 Pemerintah Provinsi

15
1. Tingkat Capaian Kinerja, dengan bobot 95% terdiri dari aspek :
a. Tataran Pengambil Kebijakan, dengan bobot 30% (dari 95%) untuk 13
aspek yang masing masing mendapatkan bobot sebagai berikut:
1) Ketentraman dan ketertiban umum daerah (8%).
2) Keselarasan dan efektivitas hubungan antara pemerintahan daerah
dan Pemerintah serta antar pemerintahan daerah dalam rangka
pengembangan otonomi daerah (12,75%).
3) Keselarasan antara kebijakan pemerintahan daerah dengan kebijakan
Pemerintah (22%).
4) Efektivitas hubungan antara Pemerintah Daerah dan DPRD (5,75%).
5) Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh DPRD beserta tindak
lanjut pelaksanaan keputusan (3%).
6) Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh kepala daerah beserta
tindak lanjut pelaksanaan keputusan (5%).
7) Ketaatan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah pada
peraturan perundang-undangan (3%).
8) Intensitas dan efektivitas proses konsultasi publik antara Pemerintah
Daerah dengan masyarakat atas penetapan kebijakan publik yang
strategis dan relevan untuk daerah (5%).
9) Transparansi dalam pemanfaatan alokasi, pencairan dan penyerapan
DAU, DAK, dan Bagi Hasil (6%).
10) Intensitas, efektivitas, dan transparansi pemungutan sumber sumber
pendapatan asli daerah dan pinjaman/obligasi daerah (3%).
11) Efektivitas perencanaan, penyusunan, pelaksanaan tata usaha,
pertanggungjawaban, dan pengawasan APBD (12,75%).
12) Pengelolaan potensi daerah (5%).
13) Terobosan inovasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah (8,75%).

b. Tataran Pelaksana Kebijakan, dengan bobot 70% (dari 95%). Penilaian


pada Tataran Pelaksana Kebijakan terdiri dari:
1) 8 aspek Umum untuk 34 urusan dengan bobot 40% (dari 70%).
Masing-masing aspek mendapatkan bobot sebagai berikut:

16
a) Kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan (12,50%)
b) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (7,50%).
c) Penataan kelembagaan daerah (10%).
d) Pengelolaan kepegawaian daerah (12,50%).
e) Perencanaan Pembangunan daerah (17,50%).
f) Pengelolaan keuangan daerah (17,50%).
g) Pengelolaan barang milik daerah (12,50%).
h) Pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat (10%).

2) Aspek Tingkat Capaian Kinerja, dengan bobot 60% (dari 70%).


Untuk Urusan Wajib diberi bobot 80% (dari 60%). Urusan wajib
tersebut terdiri dari:
a) Pendidikan (14%)
b) Kesehatan (15%)
c) Lingkungan Hidup (5%)
d) Pekerjaan Umum (5%)
e) Koperasi dan UKM (3%)
f) Perumahan (4%)
g) Ketahanan Pangan (3%)
h) Kependudukan dan Catatan Sipil (2%)
i) Tenaga Kerja (3%)
j) Perencanaan Pembangunan (5%)
k) Kepemudaan dan Olahraga (3%)
l) Penanaman Modal (2%)
m) Tata Ruang (3%)
n) Otonomi Daerah (3%)
o) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (3%)
p) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KB & KS) (3%)
q) Perhubungan (2%)
r) Komunikasi dan Informatika (3%)
s) Pertanahan (1%)
t) Kesatuan Bangsa dan Politik (3%)
u) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (2%)

17
v) Sosial (3%)
w) Budaya (3%)
x) Statistik (1%)
y) Kearsipan (3%)
z) Perpustakaan (3%)

3) Aspek Tingkat Capaian Kinerja, untuk Urusan Pilihan dengan bobot


20% (dari 60%). Kedelapan urusan pilihan yang dimaksud adalah:
a) Kelautan dan Perikanan (15%)
b) Pertanian (20%)
c) Kehutanan (10%)
d) Energi dan SDM (10%)
e) Pariwisata (10%)
f) Industri (15%)
g) Perdagangan (15%)
h) Transmigrasi (5%)

2. Kesesuaian materi dengan bobot 5%, yang terdiri atas:


a) Desentralisasi (65%)
b) Tugas Pembantuan (20%)
c) Tugas Umum Pemerintahan (10%)
d) Kelengkapan laporan (5%)

C.2 Pemerintah Kabupaten/Kota


1. Tingkat Capaian Kinerja, dengan bobot 95% terdiri dari aspek:
a. Tataran Pengambil Kebijakan, dengan bobot 30% (dari 95%) untuk 13
aspek yang masing masing mendapatkan bobot sebagai berikut:
1) Ketentraman dan ketertiban umum daerah (10%).
2) Keselarasan dan efektivitas hubungan antara pemerintahan daerah
dan Pemerintah serta antar pemerintahan daerah dalam rangka
pengembangan otonomi daerah (12%).
3) Keselarasan antara kebijakan pemerintahan daerah dengan kebijakan
Pemerintah (22%).

18
4) Efektivitas hubungan antara Pemerintah Daerah dan DPRD (5%).
5) Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh DPRD beserta tindak
lanjut pelaksanaan keputusan (3%).
6) Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh kepala daerah beserta
tindak lanjut pelaksanaan keputusan (5%).
7) Ketaatan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah pada
peraturan perundang-undangan (3%).
8) Intensitas dan efektivitas proses konsultasi publik antara Pemerintah
Daerah dengan masyarakat atas penetapan kebijakan publik yang
strategis dan relevan untuk daerah (5%).
9) Transparansi dalam pemanfaatan alokasi, pencairan dan penyerapan
DAU, DAK, dan Bagi Hasil (6%).
10) Intensitas, efektivitas, dan transparansi pemungutan sumber-sumber
pendapatan asli daerah dan pinjaman/ obligasi daerah (3%).
11) Efektivitas perencanaan, penyusunan, pelaksanaan tata usaha,
pertanggungjawaban, dan pengawasan APBD (13%).
12) Pengelolaan potensi daerah (5%).
13) Terobosan inovasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah (8%).

b. Tataran Pelaksana Kebijakan, dengan bobot 70% (dari 95%). Penilaian


pada Tataran Pelaksana Kebijakan terdiri dari:
1) 8 aspek Umum untuk 34 urusan dengan bobot 40% (dari 70%).
Masing-masing aspek mendapatkan bobot sebagai berikut:
a) Kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan
(12,50%).
b) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (7,50%).
c) Penataan kelembagaan daerah (10% ).
d) Pengelolaan kepegawaian daerah (12,50%).
e) Perencanaan Pembangunan daerah (17,50%).
f) Pengelolaan keuangan daerah (17,50%).
g) Pengelolaan barang milik daerah (12,50%).
h) Pemberian fasilitasi terhadap patisipasi masyarakat (10%)

19
4) Aspek Tingkat Capaian Kinerja, dengan bobot 60% (dari 70%).
Untuk Urusan Wajib diberi bobot 80% (dari 60%). Urusan wajib
tersebut terdiri dari:
a) Pendidikan (20%)
b) Kesehatan (15%)
c) Lingkungan Hidup (5%)
d) Pekerjaan Umum (5%)
e) Koperasi dan UKM (2%)
f) Perumahan (4%)
g) Ketahanan Pangan (2%)
h) Kependudukan dan Catatan Sipil (5%)
i) Tenaga Kerja (2%)
j) Perencanaan Pembangunan (5%)
k) Kepemudaan dan Olahraga (2%)
l) Penanaman Modal (2%)
m) Tata Ruang (3%)
n) Otonomi Daerah (2%)
o) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (4%)
p) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KB & KS) (2%)
q) Perhubungan (2%)
r) Komunikasi dan Informatika (2%)
s) Pertanahan (1%)
t) Kesatuan Bangsa dan Politik (2%)
u) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (2%)
v) Sosial (3%)
w) Budaya (3%)
x) Statistik (1%)
y) Kearsipan (2%)

20
z) Perpustakaan (2%)

5) Aspek Tingkat Capaian Kinerja, untuk Urusan Pilihan dengan bobot


20% (dari 60%). Urusan pilihan yang dimaksud adalah:
a) Kelautan dan Perikanan (12,5%)
b) Pertanian (20%)
c) Kehutanan (12,5%)
d) Energi dan SDM (12,5%)
e) Pariwisata (12,5%)
f) Industri (12,5%)
g) Perdagangan (12,5%)
h) Transmigrasi (5%)

2. Kesesuaian materi dengan bobot 5%, yang terdiri atas:


a) Desentralisasi (65%)
b) Tugas Pembantuan (20%)
c) Tugas Umum Pemerintahan (10%)
d) Kelengkapan laporan (5%)

21
BAGAN BOBOT INDEKS KOMPOSIT KINERJA PROVINSI

(0,08)
(0,1275
Tataran ) Pendidikan (14%)
(0,22)
Pengambil
Kebijakan (0,0575 Kesehatan (15%)
(0,3) )(0,03)
Lingkungan Hidup (5%)
ICK (0,05) ((1(10%)
(0,95) Tataran Pekerjaan Umum 5%)
(0,03)
Pelaksana
Kebijakan (0,05) KUKM (3%)
(0,7) (0,06) (0,125)
Perumahan (4%)
(0,03) (0,075)
Indeks Ketahanan Pangan (3%)
Urusan (0,1275 (0,10)
EValuasi Desentralisasi )(0,05) (0,125) Kependudukan dan Capil
LPPD (0,65) (2%)
(1,00) (0,0875 (0,175)
Tenaga Kerja (3%)
Tugas ) (0,175)
Aspek
Pembantuan (0,125) Tata Ruang (3%)
Umum
(0,20)
(0,40) (0,010) Perencanaan
IKM
Tugas Umum Pembangunanan (5%)
(0,05) Urusan
Pemerintahan Aspek Kepemudaan dan OR
Wajib
(0,10) Capaian (3%)
(0,80)
Kinerja Penanaman Modal
RPJMD & GU (2%)
(0,60)
(0,5) Urusan
Pilihan Pemberdayaan
(0,20) perumpuan (3%)

Catatan: KB dan KS (3%)


IKM = Indeks Kesesuaian Materi Kelautan dan
ICK = Indeks Capaian Kinerja Perikanan Perhubungan (2%)
(15%)
Komunikasi dan
Informasi (3%)
Pertanian
(20%) Pertanahan (1%)
Kesbangpol (3%)
Kehutanan
Otda (3%)
(10%)
Pembdayaan Masy Desa
(2%)
ESDM (10%) Sosial (3%)
Budaya (3%)
Statistik (1%)
Pariwisata
(10%) Perpustakaan (3%)
Kearsipan (3%)
Industri
(15%)

Perdagangan
(15%)

Transmigrasi
(5%)

22
BAGAN BOBOT INDEKS KOMPOSIT KINERJA KABUPATEN/KOTA
(0,10)
(0,12)
Tataran Kesehatan
(0,22) (15%)
Pengambil
Kebijakan (0,05) Pendidikan
(0,3) (0,03) (20%)
Lingkungan
ICK (0,05)
Hidup (5%)
(0,95) Tataran
(0,03)
Pelaksana Pekerjaan
Kebijakan (0,05) Umum (5%)
(0,7) (0,06) (0,125)
KUKM (2%)
(0,03) (0,075)
Indeks Perumahan (4%)
Urusan (0,1275 (0,10)
EValuasi Desentralisasi )(0,05) (0,125)
LPPD (0,65) Ketahanan
(1,00) (0,0875 (0,175)
Pangan (2%)
Tugas ) (0,175)
Aspek Kependudukan
Pembantuan (0,125) dan Capil (5%)
Umum
(0,20)
(0,40) (0,010) Tenaga Kerja
IKM (2%)
(0,05) Tugas Umum Urusan
Pemerintahan Tata Ruang (3%)
Aspek Wajib
(0,10) Capaian (0,80) Perencanaan
Kinerja Pembangunanan
RPJMD & GU
(0,60) (5%)
(0,5) Urusan
Pilihan Kepemudaan
(0,20) dan OR (2%)

Penanaman Modal
Catatan:
(2%)
IKM = Indeks Kesesuaian Materi Kelautan
ICK = Indeks Capaian Kinerja Perikanan Pemberdayaan
(2%) perumpuan
(4%)

Pertanian KB dan KS (2%)


(2%)
Perhubungan
(2%)
Kehutanan
(2%) Komunikasi dan
Informasi (2%)
Energi dan
SDM (12%) Pertanahan
(1%)
Kesbangpol
Pariwisata (2%)
(12,5%) Otda (2%)
Pemberdayaan
Masy Desa (2%)
Indusrti
(12,5%) Sosial (3%)

Budaya (3%)

Perdagangan Statistik (1%)


(12,5%)
Kearsipan (2%)

Transmigrasi Perpustakaan
(5%) (2%)

23
D. Prinsip Dasar Evaluasi
EKPPD dilaksanakan dengan memberi penilaian prestasi untuk masing-masing
IKK yang terdiri dari prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip Umum
merupakan penilaian prestasi yang diberlakukan terhadap IKK dengan rumus,
perhitungan dan capaian kinerja yang sama, sedangkan Prinsip khusus
merupakan penilaian prestasi yang diberlakukan terhadap IKK tertentu.

1. Prinsip Umum
a. IKK yang capaian kinerjanya tidak diisi (TDI) evaluator agar melakukan
klarifikasi data.
b. IKK yang satuan capaian kinerjanya diisi “ada” atau “tidak ada”; “tepat”
atau “tidak tepat”; “sudah” atau ”belum”; “sesuai” atau “tidak sesuai”
maka bila jawaban ada/tepat/sudah/sesuai diberi skor = 4 yang secara
otomatis dikonversikan oleh sistem aplikasi. Sedangkan untuk jawaban
tidak ada/ tidak tepat/ belum/ tidak sesuai diberi skor = 1 yang secara
otomatis dikonversikan oleh sistem aplikasi.
c. IKK yang satuan capaian kinerjanya diisi “persentase”/ “jumlah”/
“buah”/”kali”/”MoU”/”Ijin”/”Perda”, maka skor diperoleh secara otomatis
dengan sistem aplikasi melalui tahap:
1) Penggabungan capaian kinerja IKK yang sama dalam satu wilayah
provinsi.
2) Penentuan nilai maksimum dan minimum.
3) Normalisasi data.
4) Dilakukan rata-rata.
5) Dikelompokkan ke dalam prestasi 4.3.2.1.
d. IKK yang pembilangnya tidak ada atau sama dengan nol dan
penyebutnya bilangan jumlah tertentu maka hasilnya adalah nol dan
merupakan hasil yang terbaik.
Contoh :
 Aspek Pengambil Kebijakan
Perda yang dibatalkan = 0 ; jumlah perda yang diajukan = 5 perda
Capaian kinerjanya = 0%

24
 Aspek Pelaksana Kebijakan
Aset yang tidak digunakan = Rp. 0,- Aset yang yang dikuasai Rp.
100.000.000,- capaian kinerjanya = 0/100 juta rupiah.

2. Prinsip Khusus
a. Pada Tataran Pengambil kebijakan :
IKK yang capaian kinerjanya diisi jenis opini atas Laporan Keuangan
tahun 2015 dan 2016, maka pemberian skor untuk “Wajar Tanpa
Pengecualian” (2 X WTP) mendapat skor ST= 4, (1 X WTP dan 1X WDP)
mendapat skor T = 3, (2 X WDP) mendapat skor S = 2 ; (1 X WDP dan
1X tidak wajar/memberikan pendapat) mendapat skor R = 1.

Beberapa Ketentuan Khusus dalam Tataran Pengambil Kebijakan :


NO IKK KABUPATEN KOTA
1. Rasio Satpol PP -ST=≤0,001 -ST=≤0,008
-T=0,001<0,01 -T=>0,008-<0,01
-S=0,01 s.d 1.00 -S=0,01-s.d >1
-R= >1.00 -R= >1
2. Rasio PNS -ST= 2%≤3% -ST= 2%≤3%
terhadap Jumlah -T=1%<2% -T=1%<2%
Penduduk -S=3%<4% -S=3%<4%
-R= 0%<1% atau ≥4% -R= 0%<1% atau
≥4%

b. Pada Tataran Pelaksana Kebijakan :


1) SKPD yang melaksanakan lebih dari satu urusan harus membuat
format lampiran I.2, II.2, III.2 untuk setiap urusan yang
dilaksanakan. Sedangkan untuk SKPD yang melaksanakan tiga
urusan tetapi hanya membuat satu format/kolom (data), harus
mengklarifikasi capaian kinerja untuk urusan yang lain.
Contoh:
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop)
menangani 3 urusan.

25
Misal: - IKK Aspek 1 “Program Nasional yang dilaksanakan oleh
SKPD” (Urusan Koperasi) diisi elemen data 2/3, namun apabila untuk
urusan Perindustrian dan Perdagangan setelah dilakukan klarifikasi
dan validasi tersedia data yang diharapkan, maka dimungkinkan
untuk dilakukan penyesuaian/perbaikan. Sebaliknya, apabila tidak
dapat menyajikan data yang diharapkan maka untuk kedua urusan
tersebut capaian kinerjanya “TDI”. Untuk urusan yang tidak
mempunyai program nasional seperti urusan “Perencanaan
Pembangunan”, “Otonomi Daerah”, “Kearsipan” dan “Transmigrasi”
agar langsung diinput 100% pada template untuk keperluan
pemeringkatan.

2) Lebih dari satu SKPD melaksanakan satu urusan/satu urusan


dilaksanakan oleh lebih dari satu SKPD
Contoh:
Badan Pengendali Dampak Lingkungan (Bapedalda) dan Dinas
Kebersihan dan Pertamanan yang sama-sama menangani urusan
Lingkungan Hidup, maka capaian kinerja yang diinput adalah hasil
rata-rata capaian kinerja dari IKK yang dilaksanakan SKPD yang
bersangkutan. Pengisian IKK pada Aspek 3, yaitu “Struktur jabatan
dan eselonering yang terisi”. Bapedalda mengisi 2/4, Dinas
Kebersihan dan Pertamanan mengisi 4/6, maka rata-rata capaian
kinerja untuk urusan lingkungan hidup = ( 2/4 + 4/6) = 6/10.

3) Urusan wajib Otonomi Daerah yang terdiri dari beberapa SKPD yaitu:
Biro-biro pada Sekretariat Daerah Provinsi atau Bagian-Bagian untuk
Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota, Inspektorat/Badan Pengawas,
Badan Pengelola Keuangan Daerah, Badan Kepegawaian Daerah,
Persandian, Mawil Hansip, dan lain-lain agar dibuatkan Kertas Kerja
terpisah sebelum angka capaian diinput ke dalam template. Kertas
Kerja terdiri dari 2 langkah, pertama untuk memperoleh angka
capaian di tingkat Setda dilakukan dengan mengisi IKK untuk setiap
biro yang ada kemudian dirata-ratakan, kedua angka yang diperoleh
dijumlahkan bersama-sama dengan angka capaian BPKD, BKD dan
26
lain-lain setelah dirata-ratakan baru diinput kedalam template angka
capaian urusan wajib “Otonomi Daerah”.

4) Urusan wajib yang belum diserahkan wewenangnya kepada


Pemerintah Daerah yaitu urusan Statistik dan Pertanahan tidak perlu
diisi dalam template (diberi nilai yang sama).

5) IKK yang capaian kinerjanya diisi jenis dokumen perencanaan yang


dimiliki yaitu Renstra SKPD, Renja SKPD dan RKA SKPD, maka untuk
Pemerintah Daerah yang mengisi 3 dokumen mendapat skor ST = 4,
Pemerintah Daerah yang mengisi 2 dokumen mendapat skor T = 3,
Pemerintah Daerah yang mengisi 1 dokumen mendapat skor S = 2,
Pemerintah Daerah yang tidak mengisi dokumen perencanaan
mendapat skor 0 (skor diperoleh secara otomatis dengan sistem
aplikasi).

6) IKK No 3: jumlah Perda yang harus dilaksanakan menurut Permen


untuk seluruh urusan wajib dan pilihan, diberi nilai yang sama.

c. Capaian Kinerja Urusan Wajib/Pilihan


1) Untuk IKK tertentu yang capaian kinerjanya semakin tinggi (negatif),
nilai prestasinya buruk.
Contoh :
kawasan kumuh, keluarga prasejahtera, angka putus sekolah dll,
maka skor diperoleh secara otomatis dengan sistem aplikasi melalui
tahapan:
a) Penggabungan capaian kinerja IKK yang sama dalam satu wilayah
provinsi.
b) Penentuan nilai maksimum dan minimum.
c) Normalisasi data.
d) Dilakukan rata-rata.
e) Dikelompokkan kedalam prestasi 4.3.2.1.

27
2) Untuk IKK yang capaian kinerjanya semakin tinggi (positif) semakin
bagus.
Contoh :
IKK urusan lingkungan hidup “penegakan hukum lingkungan”, IKK
urusan perumahan “Rumah tangga pengguna air bersih”, maka skor
diperoleh secara otomatis dengan sistem aplikasi melalui tahapan:
a) Penggabungan capaian kinerja IKK yang sama dalam satu wilayah
provinsi.
b) Penentuan nilai maksimum dan minimum.
c) Normalisasi data.
d) Dilakukan rata-rata.
e) Dikelompokkan ke dalam prestasi 4.3.2.1.

3) Untuk IKK SPM Urusan Pendidikan, Kesehatan dan Perumahan diatur


dengan berpatokan pada target yang ditetapkan dalam SPM tersebut
untuk tahun 2015 (tidak ada perubahan dengan tahun sebelumnya).

4) Beberapa ketentuan khusus dalam Capaian Kinerja Urusan Wajib dan


Pilihan
No. IKK Kabupaten Kota
1. Penanganan Sampah Lihat cara Lihat cara catatan
catatan perhitungan di
perhitungan di bawah ini
bawah ini
2. Ruang terbuka hijau per -ST= 40% -ST= 30%
satuan luas wilayah ber -T= 30%<40% -T= 20%<30%
HGB/HPL -S= 20%<30% -S= 10%<20%
-R= <20% -R= <10%
3. Lingkungan pemukiman Lihat penjelasan Lihat penjelasan di
kumuh di bawah bawah
4. Penyelenggaraan Festival Lihat penjelasan Lihat penjelasan di
Seni dan budaya di bawah bawah

28
No. IKK Kabupaten Kota
5. Sarana penyelengaaran seni Lihat penjelasan Lihat penjelasan di
dan budaya di bawah bawah
6. Penerapan pengelolaan arsip Lihat penjelasan Lihat penjelasan di
secara baku di bawah bawah
7. Pengunjung perpustakaan Lihat penjelasan Lihat penjelasan di
di bawah bawah
8. Produktivitas padi atau Lihat penjelasan Lihat penjelasan di
bahan pangan utama lokal di bawah bawah
lainnya

Penjelasan:
1. Perhitungan Sampah yang Ditangani.
Volume sampah = jumlah penduduk x 800 gr/hari x 365 hari
Kabupaten Kebumen = 1.300.000 x 800 x 365 = 379.600 ton
Volume sampah yang ditangani = jumlah truk/kubik x 25 x 12
Kapasitas 1 truk = 5 ton x 25 hari x 4 trip x 12 bulan = 6.000
ton/tahun.
Truk yang dimiliki 30 maka sampah yang tertangani = 180.000 ton
maka rasio sampah yang tertangani = 180.000 : 379.600 = 47%;
(sesuai dengan template, satuan ukuran adalah m3 maka harus ada
penyesuaian dari ton ke m3)

2. Perhitungan Ruang Terbuka Hijau


Dapatkan jumlah HPL dan HGB yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah yang bersangkutan, kaitkan dengan gambaran umum daerah
(luas daerah). Menurut Permen PU No. 05/PRT/M/2008 Tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan,
RTH meliputi: Taman RT, Taman RW, Taman Kelurahan, Taman
Kecamatan, Pemakaman, Taman Kota, Hutan Kota, Untuk fungsi-fungsi
tertentu (jalur hijau sepadan rel kereta api, jalur hijau jaringan listrik
tegangan tinggi, kawasan perlindungan setempat berupa RTH sepadan

29
sungai, RTH sepadan pantai dan RTH pengamanan sumber air
baku/mata air)
Contoh:
Jumlah HPL dan HGB=100 Ha. RTH=30% dari 100Ha= 30 Ha;

3. Perhitungan Kawasan Lingkungan Kumuh.


Pemerintah Daerah harus menetapkan/menyajikan dalam LPPD luas
kawasan kumuh di kabupaten dan kota. Kriteria kawasan kumuh
antara lain meliputi lingkungan/pemukiman yang tidak tertata, dihuni
oleh penduduk tidak tetap/pekerjaan tidak tetap, serta merujuk pada
capaian kinerja keluarga pra-sejahtera. (Apabila tidak ada penjelasan
maka dianggap TDI).

4. Perhitungan Sarana Seni dan Budaya adalah Jumlah sarana seni dan
budaya yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah.

5. Perhitungan Penerapan Pengelolaan Arsip Secara Baku Pengelolaan


Arsip Secara Baku adalah pengelolaan arsip secara sistemik yang
diberlakukan seragam diseluruh SKPKD.

6. Perhitungan Pengunjung Perpustakaan adalah jumlah seluruh


pengunjung perpustakaan dalam satu tahun. Sedangkan populasi yang
harus dilayani oleh perpustakaan adalah penduduk dengan usia 10 s/d
59 tahun.

7. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya. Perhitungan


jumlah produksi padi dan setara padi (jagung, ketela, sagu, gandum
dan ubi jalar).

8. Lingkungan pemukiman kumuh adalah lingkungan hunian atau tempat


tinggal/rumah beserta lingkungannya yang berfungsi sebagai rumah
tinggal dan sebagai sarana pembinaan keluarga tetapi tidak layak huni
ditinjau dari tingkat kepadatan penduduk, sarana dan prasarananya,
fasilitas pendidikan, kesehatan serta sarana dan prasarana sosial
budaya masyarakat. Kriteria pemukiman kumuh antara lain penduduk
yang sangat padat antara 240-400 jiwa/Ha, jalan-jalan sempit yang

30
tidak dapat dilalui kendaraan roda empat, fasilitas drainase yang tidak
memadai, minimnya fasilitas pembuangan air kotor atau tinja,
minimnya fasilitas penyediaan air bersih, tata bangunan yang tidak
teratur, rawan penularan penyakit serta pemilikan hak atas lahan yang
tidak legal.

9. Luas lahan bersertifikat, adalah luas lahan bersertifikat milik


pemerintah daerah dibandingkan dengan luas lahan yang dimiliki
pemerintah daerah.

10. Penyelesaian izin lokasi adalah penyelesaian permohonan izin yang


sudah lengkap (teregistrasi) untuk tahun berjalan.

E. Prosedur Evaluasi
1. Tahapan Evaluasi Pemerintah Kabupaten dan Kota oleh Tim
Daerah :
a. Input data pada bagian “LPPD” kolom “Elemen Data” di dalam aplikasi
template individu. Template tersebut secara otomatis akan menghasilkan
nilai capaian kinerja untuk masing-maisng IKK baik pada lampiran I, II
dan III. Pada tahap ini data yang digunakan adalah data yang tercantum
di dalam LPPD kabupaten dan kota.
b. Mencermati dokumen pendukung yang sebelumnya telah
didokumentasikan oleh Bagian Pemerintahan kabupaten dan kota.
c. Input data yang sesuai dengan dokumen pendukung pada bagian “Hasil
Klarifikasi” kolom “Elemen Data” di dalam aplikasi template individu.
Template tersebut secara otomatis akan menghasilkan nilai capaian
kinerja untuk masing-maisng IKK baik pada lampiran I, II dan III. Pada
tahap ini data yang digunakan adalah data yang tertera pada dokumen
pendukung. Jika tidak ada dokumen pendukung, dinyatakan tidak ada
informasi atau “TDI”.
d. Mendokumentasikan data pendukung elemen data dari masing-masing
IKK secara sistematis.
e. Mencetak Kertas Kerja Evaluasi (KKE) untuk ditandatangani oleh
evaluator, dilengkapi dengan data pendukung sebagaimana huruf d.
31
f. Membuat Notisi hasil evaluasi dan rekomendasi khususnya terhadap IKK
yang capaian kinerjanya rendah dan/atau TDI pada aspek Pengambil
Kebijakan, Pelaksana Kebijakan Umum, dan Capaian Kinerja Urusan
Wajib dan Urusan Pilihan.
g. Menyampaikan soft copy Kertas Kerja Evaluasi (KKE) kepada Tim Teknis
EPPD melalui email otda.ekpkd@gmail.com, sebelum Tim Teknis EPPD
melakukan validasi terhadap hasil evaluasi Timda.
h. Menyerahkan seluruh template individu hasil validasi kepada Tim Teknis
EPPD dalam bentuk berita acara, dengan ketentuan tidak dimungkinkan
lagi Timda melakukan perbaikan KKE dan atau penyampaian data
susulan dari kabupaten/kota pada saat Tim Teknis EPPD melakukan
evaluasi terhadap pemerintahan provinsi.
i. Menerima hasil pemeringkatan sementara se-wilayah Provinsi dari Tim
Teknis EPPD, sebagai hasil penggabungan template Kabupaten/Kota.
j. Menyusun LHE individu kabupaten dan kota berdasarkan hasil peringkat
sementara se-wilayah provinsi sebagaimana dimaksud huruf i, untuk
dilaporkan kepada Gubernur. Hal ini dilakukan setelah Keputusan
Menteri Dalam Negeri tentang status dan kinerja pemerintahan
daerah ditetapkan.

2. Tugas Tim Teknis EPPD Nasional


1) Melakukan validasi hasil EKPPD Timda terhadap Pemerintah
Kabupaten/Kota.
a. Meminta data/dokumen pendukung dari Tim Daerah yang dibuktikan
dengan tanda terima.
b. Memvalidasi KKE yang diterima dari Tim Daerah.
c. Membandingkan antara KKE dengan data pendukung:
- apabila tidak sesuai dengan dokumen pendukung, maka data
yang digunakan adalah data yang sesuai dengan dokumen
pendukung yang telah diserah-terimakan.
- Apabila tidak ditemukan data pendukung maka diisi “Tidak
Diperoleh Informasi (TDI)”.

32
d. Menyusun hasil validasi terhadap hasil EKPPD Kabupaten/Kota yang
telah dilakukan oleh Tim Daerah.
e. Menerima dan menggabungkan seluruh template individu kabupaten
dan kota untuk satu wilayah Provinsi, untuk menghasilkan
pemeringkatan sementara kabupaten dan kota untuk satu wilayah
provinsi.
f. Menyerahkan hasil pemeringkatan sementara kepada Tim Daerah
dalam bentuk Berita Acara.

2) Melakukan Evaluasi Pemerintahan Provinsi.


A. Desk Evaluation
Pada tahap ini Tim Teknis Nasional EPPD melakukan input elemen
data LPPD ke dalam sistem aplikasi template individu pada kolom
Elemen Data pada bagian LPPD untuk Tataran Pengambil Kebijakan,
Pelaksana Kebijakan Umum dan Pelaksana Urusan Pemerintahan.
Input data tersebut dilakukan setelah Provinsi mengumpulkan LPPD
ke Kementerian Dalam Negeri.
B. Klarifikasi Terhadap LPPD Provinsi
Pada tahap ini Tim Teknis Nasional Melakukan:
a) Mencermati data pendukung atas seluruh elemen data kinerja.
b) Input elemen data yang sesuai dengan data pendukung ke dalam
sistem aplikasi template individu pada kolom Elemen Data pada
bagian Hasil Evaluasi. Apabila tidak ada data pendukung, maka
dalam kolom elemen data pada bagian hasil evaluasi diisi “Tidak
Diperoleh Informasi” (TDI).
c) Mendokumentasikan dan mengurutkan data pendukung sesuai
dengan IKK, kemudian mengelompokkannya kedalam tataran
Pengambil Kebijakan, Pelaksana Kebijakan Umum dan Pelaksana
Kebijakan Urusan Pemerintahan.
d) Mencetak Kertas Kerja Evaluasi (KKE) untuk ditandatangani oleh
evaluator, dilengkapi data pendukung sebagaimana huruf d.
e) Membuat Notisi hasil evaluasi dan rekomendasi khususnya
terhadap IKK yang capaian kinerjanya rendah dan TDI.

33
3) Melakukan pemeringkatan secara nasional.
a) Melakukan penggabungan template individu provinsi kedalam
template gabungan provinsi sebagai dasar penetapan peringkat
provinsi secara nasional.
b) Melakukan penggabungan template individu kabupaten ke dalam
template gabungan kabupaten sebagai dasar penetapan peringkat
kabupaten secara nasional.
c) Melakukan penggabungan template individu kota ke dalam template
gabungan kota sebagai dasar penetapan peringkat kota secara
nasional.
d) Menyusun LHE Individu Provinsi.
e) Menyusun LHE Nasional.

F. Dasar penugasan dan Pemeringkatan


1. Dasar Penugasan
a. Tim Daerah melaksanakan EKPPD atas LPPD Pemda Kabupaten/Kota
Tahun 2016 yang disampaikan oleh Bupati/Walikota, berdasarkan
penugasan dari Gubernur selaku penanggungjawab Timda EPPD.
b. Tim Teknis Nasional EPPD melaksanakan EKPPD atas LPPD Pemda
Provinsi tahun 2016 yang disampaikan oleh Gubernur, dan
melaksanakan validasi hasil EKPPD Timda berdasarkan penugasan dari
Direktur Jenderal Otonomi Daerah Selaku Ketua Tim Teknis Nasional
EPPD.
2. Pemeringkatan
Pemeringkatan nasional terhadap seluruh provinsi, kabupaten dan kota
dilakukan oleh Tim Nasional EPPD. Hasil pemeringkatan secara nasional
diperoleh dari indeks kinerja berdasarkan hasil EKPPD. Indeks kinerja
tersebut merupakan penggabungan antara Indeks Kesesuaian Materi (IKM)
dan Indeks Capaian Kinerja (ICK)
IKM dan ICK secara nasional tersebut diperoleh dari penggabungan
seluruh kinerja hasil validasi kabupaten, kota dan seluruh kinerja hasil
klarifikasi provinsi ke dalam template gabungan nasional. Untuk IKM

34
diperoleh dengan menilai kesesuaian materi sesuai dengan PP Nomor 3
Tahun 2007. Sedangkan untuk ICK, secara berjenjang indeks kinerja
tersebut dibandingkan antar seluruh pemerintah daerah mulai dari IKK,
fokus, aspek sesuai dengan PP Nomor 6 Tahun 2008.
Pemeringkatan indeks EKPPD Pemerintah Kabupaten dan Kota se-
wilayah Provinsi dan Nasional, serta Pemeringkatan indeks EKPPD
Pemerintah Provinsi secara Nasional dilakukan dengan membuat range yang
terdiri dari 4 kategori prestasi yaitu;

No Indeks EKPPD Prestasi


1 3,00<..…≤4,00 Sangat Tinggi
2 2,00<…..≤3,00 Tinggi
3 1,00<…..≤2,00 Sedang
4 0,00≤…..≤1,00 Rendah

Catatan :
Peringkat kabupaten dan kota hasil pemeringkatan sementara dalam satu
wilayah provinsi dimungkinkan berbeda dengan urutan kabupaten dan kota
hasil pemeringkatan secara nasional, karena :
1) Hasil pemeringkatan sementara kabupaten dan kota merupakan
penggabungan kinerja antara kabupaten dan kota dalam satu wilayah
provinsi saja dan tidak dibandingkan dengan kabupaten dan kota lainnya
secara nasional.
2) Perbandingkan dalam Template Gabungan Kabupaten/Kota secara
nasional, adalah capaian kinerja dari masing-masing IKK bukan Hasil
Indeks Komposit.
3) Jumlah populasi data tingkat provinsi lebih sedikit dengan populasi data
tingkat nasional, sehingga nilai rata-rata yang dihasilkan dari masing-
masing IKK pada template Gabungan Kabupaten/Kota se-wilayah
provinsi berbeda dengan yang dihasilkan pada Template Gabungan
Kabupaten/ Kota secara nasional.

35
3. Common Senses Survey (tinjauan lapangan).
Untuk mendukung objektivitas terhadap hasil pemeringkatan sementara
EKPPD Tahun 2016 terhadap LPPD Tahun 2015 secara nasional, Tim Teknis
EPPD melakukan tinjauan lapangan (Common Senses Survey) terhadap
Pemerintah Daerah yang berprestasi sangat tinggi dalam rangka penetapan
peringkat secara nasional untuk pemerintah provinsi, kabupaten dan kota.
Hasil dari tinjauan lapangan (Common Senses Survey) digabungkan dengan
hasil validasi dan klarifikasi provinsi, kabupaten dan kota secara nasional
sehingga diperoleh nilai/skor gabungan. Nilai/skor gabungan tersebut
dugunakan sebagai dasar pemeringkatan secara nasional provinsi,
kabupaten dan kota.

36
BAB III
PELAPORAN HASIL EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH (EKPPD)

A. Jenis dan Format Laporan Hasil Evaluasi


Laporan Hasil Evaluasi terdiri dari:
1. Laporan Hasil Evaluasi Individu (LHE-I) disusun dalam bentuk Buku laporan
yang terdiri dari beberapa BAB, untuk masing-masing Pemerintah Provinsi,
Kabupaten dan Kota.
2. Laporan Hasil Evaluasi Nasional (LHE-N) pemeringkatan provinsi, kabupaten
dan kota secara nasional disusun dalam bentuk Buku laporan yang terdiri
dari beberapa BAB.

B. Pelaporan Hasil EKPPD Oleh Timda Provinsi


1. Timda EKPPD Provinsi melaporkan kepada Gubernur sebagai berikut:
a. Laporan Hasil Evaluasi Individu masing-masing Kab/Kota
b. Laporan pemeringkatan dan status sementara Kab/Kota dalam satu
wilayah Provinsi
2. Gubernur menyampaikan Laporan Hasil Evaluasi Individu (LHE-I) masing-
masing Kabupaten/Kota kepada Bupati/Walikota sebagai umpan balik LPPD.

C. Pelaporan Hasil EKPPD oleh Tim Teknis Nasional EPPD


1. Laporan hasil pemeringkatan sementara:
a) Sekretariat Tim Nasional EPPD menyusun laporan hasil pemeringkatan
sementara EKPPD Provinsi/Kabupaten/Kota secara nasional.
b) Direktur EKPKD selaku Kepala Sekretariat Tim Nasional EPPD
menyampaikan Laporan Hasil Pemeringkatan Sementara EKPPD
sebagaimana dimaksud pada huruf a, di sidang pleno Tim Teknis
Nasional EPPD.
c) Direktur Jenderal Otda selaku Ketua Tim Teknis melaporkan hasil sidang
Tim Teknis Nasional EPPD kepada Menteri Dalam Negeri selaku Ketua
Tim Nasional EPPD untuk ditetapkan menjadi peringkat dan status
37
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah secara nasional dengan
Keputusan Menteri Dalam Negeri.

2. Laporan Hasil Evaluasi Individu:


a) Sekretariat Tim Nasional menyusun Laporan Hasil Evaluasi Individu
(LHE-I) Provinsi.
b) Direktur Jenderal Otda selaku Ketua Sekretaris Tim Teknis Nasional
EPPD melaporkan LHE-I kepada Menteri Dalam Negeri.
c) Menteri Dalam Negeri selaku Ketua Tim Nasional EPPD menyampaikan
LHE-I ke masing-masing Provinsi kepada Gubernur untuk bahan
pembinaan lebih lanjut.

3. Laporan Hasil Evaluasi Secara Nasional:


a) Sekretariat Tim Nasional EPPD menyusun Laporan Hasil Evaluasi
Nasional (LHE-N).
b) Direktur Jenderal Otda selaku Ketua Sekretaris Tim Teknis Nasional
EPPD melaporkan LHE-N kepada Menteri Dalam Negeri;
c) Direktur Jenderal Otda selaku Ketua Sekretaris Tim Teknis Nasional
EPPD menyampaikan LHE-N kepada Anggota Tim Nasional EPPD;
d) Menteri Dalam Negeri selaku Ketua Tim Nasional EPPD melaporkan hasil
evaluasi nasional kepada Presiden berupa Keputusan Menteri Dalam
Negeri tentang Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Secara Nasional.

D. Penyampaian Laporan
Penyampaian Laporan Hasil Evaluasi sebagai berikut:
1. LHE-I Kabupaten/Kota dibuat rangkap 5 (lima), masing-masing disampaikan
oleh Gubernur kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada:
a. Menteri Dalam Negeri.
b. Sekretaris Daerah Provinsi.
c. Inspektur Wilayah Provinsi.
d. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi.

38
2. LHE-I Provinsi dibuat rangkap 4 (empat), masing-masing disampaikan oleh
Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur dengan tembusan kepada:
a. Direktur Jenderal Otonomi Daerah.
b. Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri.
c. Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah, BPKP.
3. LHE-N dibuat rangkap 3 (tiga), masing-masing disampaikan oleh Menteri
Dalam Negeri kepada Presiden dengan tembusan kepada:
a. Direktur Jenderal Otda, Kemendagri.
b. Anggota Tim Teknis EPPD.

E. Lain-Lain
1. Beberapa penjelasan untuk Indikator Kinerja Kunci (IKK) Provinsi adalah
sebagai berikut:
1) Lampiran I Pengambil Kebijakan
a. IKK Nomor 3 tentang rasio personil Satpol PP terhadap jumlah
penduduk, untuk saat ini yang diperhitungkan adalah personil Satpol
PP yang berasal dari PNS.
b. IKK Nomor 5 tentang ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan dan laporan kinerja sesuai PP No 8 Tahun 2006, dalam
rangka efektivitas dan penyederhanaan penyampaian laporan
penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaimana diamanatkan
dalam pasal 69 Undang-Undang 23 Tahun 2014, dinormalisasi.
c. IKK Nomor 14 tentang keberadaan perda standar pelayanan publik,
mengacu tidak hanya pada produk hukum daerah untuk pemenuhan
kebutuhan pelayanan bagi setiap masyarakat atas barang, jasa
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik, namun juga berbagai Keputusan Kepala Daerah
lainnya. Selain itu, kegiatan tersebut dapat juga dilihat dalam DIPA
yang menganggarkan kegiatan tersebut.

39
d. IKK Nomor 18 tentang jumlah perda yang ditetapkan, dalam hal ini
mengacu pada keputusan DPRD tentang Program Pembentukan
Perda (Propemda) yang sebelumnya dikeluarkannya Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 dikenal dengan istilah Prolegda.
e. IKK Nomor 19 tentang jumlah Raperda yang disetujui DPRD, dalam
hal ini meliputi seluruh raperda.
f. IKK Nomor 20 tentang Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti mengacu
pada seluruh Keputusan DPRD yang dihasilkan.
g. IKK Nomor 24 tentang keberadaan Perda tentang konsultasi publik,
dalam hal ini lebih menekankan pada kegiatan yang dihadiri publik
yang membahas isu/masalah kebijakan publik. Selain itu, dapat juga
dilihat dalam DIPA yang menganggarkan kegaitan tersebut
h. IKK Nomor 35 tentang temuan BPK yang ditindaklanjuti dengan
memperhitungkan jumlah rekomendasi yang telah tuntas
ditindaklanjuti oleh Pemda.

2) Lampiran II Pelaksana Kebijakan


a. IKK Nomor 2 tentang keberadaan SOP, yang dimaksud adalah SOP
teknis yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing
SKPD.
b. IKK Nomor 5 tentang keberadaan jabatan fungsional dalam struktur
organisasi SKPD, yang dimasuk dengan jabatan fungsional adalah
jabatan fungsional teknis terkait dengan urusan yang dilaksanakan.
c. IKK Nomor 7 tentang pejabat yang telah memenuhi persyaratan
pendidikan pelatihan kepemimpinan. Yang dimaksud dengan pejabat
yang telah memenuhi persyaratan adalah pejabat yang telah
mengikuti Diklat PIM
d. IKK Nomor 15 tentang total belanja pemeliharaan dari total belanja
barang dan jasa, data dukung yang digunakan adalah dari SIMDA
namun apabila daerah belum menerapkan SIMDA dapat digunakan
data manual dari masing-masing SKPD.

40
e. IKK Nomor 18 tentang adanya inventarsasi barang/aset SKPD, dalam
hal ini aset yang dimaksud adalah jumlah aset tetap berdasarkan
berita acara pemeriksaan minimal 5 tahun (sensus barang).

3) Lampiran III Pelaksana Kebijakan Capaian Kinerja Urusan Wajib dan


Pilihan
a. IKK Nomor 4 tentang Pembinaan Guru jenjang SD/MI, dalam hal ini
yang dimaksud adalah guru yang telah memenuhi sertifikasi
kualifikasi dan kompetensi yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
b. IKK Nomor 5 tentang Pembinaan Guru jenjang SMP/MTS, dalam hal
ini yang dimaksud adalah guru yang telah memenuh sertifikasi
kualifikasi dan kompetensi yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
c. IKK Nomor 6 tentang Pembinaan Guru jenjang SMA/SMK/MA, dalam
hal ini yang dimaksud adalah guru yang telah memenuhi sertifikasi
kualifikasi dan kompetensi yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
d. IKK Nomor 40 tentang Partisipasi Perempuan di Lembaga
Pemerintah, yang dimaksud dengan jumlah pekerja perempuan di
lembaga pemerintah adalah jumlah keseluruhan pekerja perempuan
baik PNS, CPNS maupun outsourcing.
e. IKK Nomor 46 tentang Pameran/Expo. Jumlah Pameran/Expo yang
dihitung tidak hanya jumlah pameran/expo dimana Pemda menjadi
penyelenggara, namun juga sebagai peserta.
f. IKK Nomor 48 tentang Kegiatan Pembinaan Politik Daerah. Yang
dimaksud dengan kegiatan pembinaan politik daerah termasuk
kegiatan seminar dan lokakarya, sosialisasi dan diseminasi peraturan
perundang-undangan, asistensi, pelatihan dan bimbingan teknis,
pagelaran seni dan budaya, jambore, perkemahan, napak tilas dan
berbagai macam perlombaan seperti pidato, jalan sehat, cerdas

41
tangkas, karya tulis ilmiah, film dokumenter, dan cipta lagu
(Permendagri 36/2010).
g. IKK Nomor 49 tentang Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.
Yang dimaksud dengan kegiatan pembinaan politik daerah termasuk
kegiatan seminar dan lokakarya, sosialisasi dan diseminasi peraturan
perundang-undangan, asistensi, pelatihan dan bimbingan teknis,
pagelaran seni dan budaya, jambore, perkemahan, napak tilas dan
berbagai macam perlombaan seperti pidato, jalan sehat, cerdas
tangkas, karya tulis ilmiah, film dokumenter, dan cipta lagu
(Permendagri 36/2010).
h. IKK Nomor 51 tentang Tapal Batas, dalam hal ini mengedepankan
proses penyelesaian sengketa perbatasan antar Kabupaten/Kota pada
tahun 2015, data yang digunakan adalah yang terkait dengan
proses/rapat penyelesaian sengketa batas, misalnya berita acara
rapat penyelesaian sengketa Tahun 2015. Bagi Daerah yang tidak
memiliki permasalahan perbatasan, diminta untuk menyertakan surat
pernyataan dari Kepala Daerah.

2. Beberapa Indikator Kinerja Kunci Kabupaten/Kota juga perlu diperjelas


dalam Lampiran I, II dan III, sebagai berikut:
1) Lampiran I Pengambil Kebijakan
a. IKK Nomor 6 tentang rasio personil Satpol PP terhadap jumlah
penduduk, untuk saat ini yang diperhitungkan adalah personil Satpol
PP yang berasal dari PNS.
b. IKK Nomor 11 tentang ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan dan laporan kinerja sesuai PP No 8 Tahun 2006, dalam
rangka efektivitas dan penyederhanaan penyampaian laporan
penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaimana diamanatkan
dalam pasal 69 Undang-Undang 23 Tahun 2014, dinormalisasi.
c. IKK Nomor 20 tentang keberadaan perda standar pelayanan publik,
mengacu tidak hanya pada produk hukum daerah untuk pemenuhan
kebutuhan pelayanan bagi setiap masyarakat atas barang, jasa

42
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik, namun juga berbagai Keputusan
Kepala Daerah lainnya. Selain itu, kegiatan tersebut dapat juga dilihat
dalam DIPA yang menganggarkan kegiatan tersebut.
d. IKK Nomor 24 tentang jumlah perda yang ditetapkan, dalam hal ini
mengacu pada keputusan DPRD tentang Program Pembentukan
Perda (Propemda) yang sebelumnya dikeluarkannya Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 dikenal dengan istilah Prolegda.
e. IKK Nomor 25 tentang jumlah Raperda yang disetujui DPRD, dalam
hal ini meliputi seluruh Raperda baik yang berasal dari inisiatif DPRD
maupun yang berasal dari Pemda.
f. IKK Nomor 26 tentang Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti
mengacu pada Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti mengacu pada
seluruh Keputusan DPRD yang dihasilkan.
g. IKK Nomor 30 tentang keberadaan Perda tentang konsultasi publik,
dalam hal ini lebih menekankan pada dasar pelaksanaan konsultasi
publik dalam pembentukan Perda yang dibuktikan melalui produk
hukum daerah atau DIPA yang mendasari pelaksanaan konsultasi
publik.
h. IKK Nomor 39 tentang temuan BPK yang ditindaklanjuti dengan
memperhitungkan jumlah rekomendasi yang telah tuntas
ditindaklanjuti oleh Pemda.

2) Lampiran II Pelaksana Kebijakan Umum


a. IKK Nomor 2 tentang keberadaan SOP, yang dimaksud adalah SOP
teknis yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing
SKPD.
b. IKK Nomor 5 tentang keberadaan jabatan fungsional dalam struktur
organisasi SKPD, yang dimasuk dengan jabatan fungsional adalah
jabatan fungsional teknis terkait dengan urusan yang dilaksanakan.
c. IKK Nomor 7 tentang pejabat yang telah memenuhi persyaratan
pendidikan pelatihan kepemimpinan. Yang dimaksud dengan pejabat

43
yang telah memenuhi persyaratan adalah pejabat yang telah
mengikuti Diklat PIM
d. IKK Nomor 15 tentang total belanja pemeliharaan dari total belanja
barang dan jasa, data dukung yang digunakan adalah dari SIMDA
namun apabila daerah belum menerapkan SIMDA dapat digunakan
data manual dari masing-masing SKPD.
e. IKK Nomor 18 tentang adanya inventarsasi barang/aset SKPD, dalam
hal ini aset yang dimaksud adalah jumlah aset tetap berdasarkan
berita acara pemeriksaan minimal 5 tahun (sensus barang).

3) Lampiran III Pelaksana Kebijakan Capaian Kinerja Urusan Wajib dan


Pilihan
a. IKK Nomor 51 tentang Partisipasi Perempuan di Lembaga
Pemerintah, yang dimaksud dengan jumlah pekerja perempuan di
lembaga pemerintah adalah jumlah keseluruhan pekerja perempuan
baik PNS, CPNS maupun outsourcing.
b. IKK Nomor 56 tentang angkutan darat, dinormalisasi.
c. IKK Nomor 58 tentang Pameran/Expo. Jumlah Pameran/Expo yang
dihitung tidak hanya jumlah pameran/expo dimana Pemda menjadi
penyelenggara, namun juga sebagai peserta.
d. IKK Nomor 59 tentang Luas lahan bersertifikat, yang diminta adalah
luas lahan bersertifikat milik Pemerintah Daerah.
e. IKK Nomor 61 tentang Penyelesaian Izin Lokasi, yang dimaksud
adalah penyelesaian permohonan izin yang telah lengkap
(teregistrasi) untuk tahun berjalan,
f. IKK Nomor 62 tentang Kegiatan Pembinaan Politik Daerah. Yang
dimaksud dengan kegiatan pembinaan politik daerah termasuk
kegiatan seminar dan lokakarya, sosialisasi dan diseminasi peraturan
perundang-undangan, asistensi, pelatihan dan bimbingan teknis,
pagelaran seni dan budaya, jambore, perkemahan, napak tilas dan
berbagai macam perlombaan seperti pidato, jalan sehat, cerdas

44
tangkas, karya tulis ilmiah, film dokumenter, dan cipta lagu
(Permendagri 36/2010).
g. IKK Nomor 63 tentang Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.
Yang dimaksud dengan kegiatan pembinaan politik daerah termasuk
kegiatan seminar dan lokakarya, sosialisasi dan diseminasi peraturan
perundang-undangan, asistensi, pelatihan dan bimbingan teknis,
pagelaran seni dan budaya, jambore, perkemahan, napak tilas dan
berbagai macam perlombaan seperti pidato, jalan sehat, cerdas
tangkas, karya tulis ilmiah, film dokumenter, dan cipta lagu
(Permendagri 36/2010).
h. IKK Nomor 65 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat, dalam hal ini
Daerah dapat menyertakan laporan IKM dari Sekretariat Daerah
dan/atau laporan IKM dari SKPD yang melaksanakan pelayanan
dasar.
i. IKK Nomor 6 Urusan Pilihan tentang Kerusakan Kawasan Hutan, yang
dimaksud dengan hutan di sini adalah hutan yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang (Berdasarkan PP 63/2002)
j. IKK Nomor 7 Urusan Pilihan tentang Pertambangan Tanpa Izin, yang
dimaksud dengan area pertambangan adalah area pertambangan
sebagaimana dimaksud dengan PP 27/1980. Apabila Pemda tidak
memiliki areal pertambangan atau areal pertambangan liar, maka
Pemda diminta untuk membuat surat pernyataan dari pejabat yang
berwenang.
k. IKK Nomor 10 Urusan Pilihan tentang Kontribusi Sektor Pariwisata
terhadap PDRB, yang dimaksud dengan sektor pariwisata dalam
PDRB adalah sektor Hotel dan Restoran serta Jasa Hiburan dan
Rekreasi.

45
BAB IV
PENUTUP

Manual Tata Cara Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah


disusun untuk dijadikan panduan, pedoman dan acuan bagi tim EKPPD dalam
melaksanakan EKPPD Tahun 2016 terhadap LPPD Tahun 2015.
Apabila didalam pelaksanaannya memerlukan penjelasan lebih lanjut, dapat
menghubungi Direktorat Peningkatan Kapasitas dan Evaluasi Kinerja Daerah,
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Kementerian Dalam Negeri, Jl. Medan Merdeka
Utara No.7-8 Jakarta Pusat, atau melalui telepon/faximile (021) 350 3147 dan (021)
344 0783, Email: otda.ekpkd@gmail.com.

a.n. MENTERI DALAM NEGERI


DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH,

Ttd.

DR. SUMARSONO, MDM

46
Lampiran I : 6/1 - 7

DATA PENDUKUNG ELEMEN DATA IKK PROVINSI


LAMPIRAN III (PELAKSANA KEBIJAKAN CAPAIAN KINERJA URUSAN WAJIB DAN PILIHAN)

DOKUMEN
ELEMEN DATA
NO IKK ELEMEN DATA SATUAN PENDUKUNG/KERTAS SUMBER DATA
DLM LPPD
KERJA
1 2 3 4 5 6 7
1 Pendidikan Luar Biasa (PLB) Jumlah siswa penyandang …...% yang ada pada FC Daftar Rincian jumlah Dinas Pendidikan,
jenjang SD/MI ketunaan lampiran LPPD siswa penyandang ketunaan Profil Pendidikan,
yang bersekolah di tingkat yang bersekolah di tingkat Dinas Sosial
SD/MI SD/MI

Jumlah penduduk penyandang FC Daftar Rincian jumlah Dinas Pendidikan,


ketunaan di usia SD/MI penduduk penyandang Profil Pendidikan,
ketunaan di usia SD/MI Dinas Sosial

2 Pendidikan Luar Biasa (PLB) Jumlah siswa penyandang …...% FC Daftar Rincian jumlah Dinas Pendidikan,
jenjang SMP/MTS ketunaan siswa penyandang ketunaan Profil Pendidikan,
yang bersekolah di tingkat yang bersekolah di tingkat Dinas Sosial
SMP/MTS SMP/MTS

Jumlah penduduk penyandang FC Daftar Rincian jumlah


ketunaan di usia SMP/MTS penduduk penyandang
ketunaan di usia SMP/MTS

3 Pendidikan Luar Biasa (PLB) Jumlah siswa penyandang …...% FC Daftar Rincian jumlah Dinas Pendidikan,
jenjang SMA/SMK/MA ketunaan siswa penyandang ketunaan Profil Pendidikan,
yang bersekolah di tingkat SMA yang bersekolah di tingkat Dinas Sosial
/SMK/MA SMA/SMK/MA

Jumlah penduduk penyandang FC Daftar Rincian jumlah Dinas Pendidikan,


ketunaan di usia SMA/SMK/MA penduduk penyandang Profil Pendidikan,
ketunaan di usia Dinas Sosial
SMA/SMK/MA
4 Pembinaan Guru jenjang SD/MI Jumlah Guru jenjang SD/MI yang …...% FC Daftar Rincian jumlah Dinas Pendidikan,
telah Guru jenjang SD/MI yang Profil Pendidikan
memenuhi kualifikasi dan telah memenuhi kualifikasi
Kompetensi dan Kompetensi
Jumlah Guru jenjang SD/MI FC Daftar Rincian jumlah Dinas Pendidikan,
guru jenjang SD/MI Profil Pendidikan

5 Pembinaan Guru jenjang Jumlah Guru jenjang SMP/MTS …...% FC Daftar Rincian jumlah Dinas Pendidikan,
SMP/MTS yang telah Guru jenjang SMP/MTS Profil Pendidikan
memenuhi kualifikasi dan yang telah memenuhi
Kompetensi kualifikasi dan Kompetensi
Jumlah Guru jenjang SMP/MTS FC Daftar Rincian jumlah Dinas Pendidikan,
guru jenjang SMP/MTS Profil Pendidikan
6 Pembinaan Guru jenjang Jumlah Guru jenjang …...% FC Daftar Rincian jumlah Dinas Pendidikan,
SMA/SMK/MA SMA/SMK/MA yang telah Guru jenjang SMA/SMK/MA Profil Pendidikan
memenuhi kualifikasi dan yang telah memenuhi
Kompetensi kualifikasi dan Kompetensi

Jumlah Guru jenjang FC Daftar Rincian jumlah Dinas Pendidikan,


SMA/SMK/MA guru jenjang SMA/SMK/MA Profil Pendidikan

7 Fasilitasi dan Asistensi Peta penjaminan mutu Ada atau tidak FC dokumen yang Dinas Pendidikan,
Pengelolaan Penjaminan Mutu pendidikan menunjukan peta Profil Pendidikan
Pendidikan penjaminan mutu
pendidikan
8 Cakupan komplikasi kebidanan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Kesehatan,
yang ditangani Kabupaten dan Kota Profil Kesehatan
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
9 Cakupan pertolongan persalinan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Kesehatan,
oleh tenaga kesehatan yang Kabupaten dan Kota Profil Kesehatan
memiliki kompetensi kebidanan

Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi


Kota
10 Cakupan Desa/kelurahan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Kesehatan,
Universal Child Immunization Kabupaten dan Kota Profil Kesehatan
(UCI)
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
11 Cakupan Balita Gizi Buruk Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Kesehatan,
mendapat perawatan Kabupaten dan Kota Profil Kesehatan
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
Lampiran I : 6/2 - 7

DOKUMEN
ELEMEN DATA
NO IKK ELEMEN DATA SATUAN PENDUKUNG/KERTAS SUMBER DATA
DLM LPPD
KERJA
1 2 3 4 5 6 7
12 Cakupan penemuan dan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Kesehatan,
penanganan penderita penyakit Kabupaten dan Kota Profil Kesehatan
TBC BTA
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
13 Cakupan penemuan dan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Kesehatan,
penanganan penderita penyakit Kabupaten dan Kota Profil Kesehatan
DBD
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
14 Cakupan pelayanan kesehatan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Kesehatan,
rujukan pasien masyarakat miskin Kabupaten dan Kota Profil Kesehatan

Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi


Kota
15 Cakupan kunjungan bayi Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Kesehatan,
Kabupaten dan Kota Profil Kesehatan
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
16 Pencemaran Udara Jumlah Kabupaten dan kota yg …...% FC Daftar Kab/Kota yang SKPD yang menangani
dipantau mutu dipantau mutu udara Lingkungan Hidup
udara ambient Dikawasan ambient dikawasan
pemukiman atau industri pemukiman atau industri
disertai hasil pantauan
mutunya dari masing-
masing kab/kota
Jumlah seluruh kabupaten dan Jumlah kab/kota di wilayah
kota prov
17 Kebersihan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Pekerjaan
Kabupaten dan Kota Umum
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
18 Tempat pembuangan sampah Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Pekerjaan
(TPS) per satuan penduduk Kabupaten dan Kota Umum
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
19 Penegakan hukum lingkungan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Pekerjaan
Kabupaten dan Kota Umum
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
20 Panjang jalan Provinsi dalam Panjang jalan Provinsi dalam …...% FC Dokumen yang Dinas Pekerjaan
kondisi baik kondisi baik menunjukan panjang jalan Umum
provinsi dalam kondisi baik
(Laporan Kondisi Jalan)

Panjang seluruh jalan provinsi FC Dokumen yang Dinas Pekerjaan


menunjukan panjalng Umum
seluruh jalan Provinsi
21 Rumah Tangga ber Sanitasi Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi SKPD yang menangani
Kabupaten dan Kota Perumahan

Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi


Kota
22 Kawasan Kumuh Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi SKPD yang menangani
Kabupaten dan Kota Tata Ruang

Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi


Kota
23 Ruang terbuka hijau per satuan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi SKPD yang menangani
luas wilayah ber HPL/HGB Kabupaten dan Kota Lingkungan Hidup

Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi


Kota
24 Tersedianya Dokumen ada/tidak Ada atau tidak FC halaman muka (cover), BAPPEDA
Perencanaan : RPJPD halaman pertama, dan
halaman ditandatanganinya
RPJPD
25 Tersedianya Dokumen ada/tidak Ada atau tidak FC halaman muka (cover), BAPPEDA
Perencanaan : RPJMD halaman pertama, dan
halaman ditandatanganinya
RPJMD
26 Tersedianya Dokumen ada/tidak Ada atau tidak FC halaman muka (cover), BAPPEDA
Perencanaan : RKPD halaman pertama, dan
halaman ditandatanganinya
RKPD
Lampiran I : 6/3 - 7

DOKUMEN
ELEMEN DATA
NO IKK ELEMEN DATA SATUAN PENDUKUNG/KERTAS SUMBER DATA
DLM LPPD
KERJA
1 2 3 4 5 6 7
27 Penjabaran Program RPJMD Jumlah program RKPD tahun FC halaman depan (cover), BAPPEDA
dalam RKPD berkenaan halaman-halaman yang
memuat program RKPD

Jumlah program RPJMD yang …...% FC halaman depan (cover), BAPPEDA


harus dilaksanakan tahun halaman-halaman yang
berkenaan memuat program RPJMD
yang harus dilaksanakan
tahun berkenaan

28 Rumah tangga pengguna air Jumlah Capaian Kinerja Agregasi SKPD yg menangani
bersih Kabupaten dan Kota air bersih
Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi
Kota
29 Rumah layak huni Jumlah Capaian Kinerja Agregasi SKPD yang menangani
Kabupaten dan Kota Tata Ruang
Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi
Kota
30 Gelanggang / balai remaja (selain Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi SKPD yang menangani
milik swasta) Kabupaten dan Kota Dispora
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
31 Lapangan olahraga Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi SKPD yang menangani
Kabupaten dan Kota Dispora
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
32 Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN tahun 2015 - laporan realisasi
Realisasi PMDN (milyar rupiah) Realisasi PMDN 2015 investasi akhir tahun
2014 (BKPMD atau
Unit Pelayanan
Terpadu dan sumber
lainnya)
Realisasi PMDN 2015 FC Daftar rincian realisasi SKPD yang
PMDN tahun 2015 menangani urusan
ditandatangani oleh pejabat Penanaman modal
yang berwenang
Realisasi PMDN 2014 …...% FC Daftar rincian realisasi SKPD yang
PMDN tahun 2014 menangani urusan
ditandatangani oleh pejabat Penanaman modal
yang berwenang
33 Koperasi aktif Jumlah Capaian Kinerja Agregasi SKPD yang
Kabupaten dan Kota menangani urusan
Koperasi dan UMKM
Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi
Kota
34 Usaha Mikro dan Kecil Jumlah Capaian Kinerja Agregasi SKPD yang
Kabupaten dan Kota menangani urusan
Koperasi dan UMKM
Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi
Kota

35 Ketersediaan database Ada/tidak Ada/tidak Print Out halaman muka Dinas Dukcapil
kependudukan skala provinsi data base kependudukan
skala provinsi

36 Pelayanan kepesertaan Jaminan Jumlah Capaian Kinerja Agregasi Dinas Tenaga Kerja
sosial bagi pekerja / buruh Kabupaten dan Kota dan Transmigrasi

Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi


Kota
37 Pencari kerja yang ditempatkan Jumlah Capaian Kinerja Agregasi Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten dan Kota dan Transmigrasi
Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi
Kota
38 Regulasi ketahanan pangan ada/tidak peraturan tentang Ada atau tidak FC halaman depan (cover), Dinas Pertanian dan
kebijakan ketahanan pangan halaman ke dua dan Ketahanan Pangan
dalam bentuk perda, perkada, halaman yang menunjukkan
dsb ditandatanganinya
perda/perkada tentang
regulasi ketahanan pangan

39 Ketersediaan pangan utama Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi Dinas Pertanian dan
Kabupaten dan Kota Ketahanan Pangan
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
Lampiran I : 6/4 - 7

DOKUMEN
ELEMEN DATA
NO IKK ELEMEN DATA SATUAN PENDUKUNG/KERTAS SUMBER DATA
DLM LPPD
KERJA
1 2 3 4 5 6 7
40 Partisipasi perempuan di lembaga pekerja perempuan di lembaga FC Daftar Rincian pekerja SKPD yang
pemerintah pemerintah perrempuan dilembaga menanangani
pemerintahan (PNS) Pemberdayaan
Perempuan dan PA
Jumlah pekerja perempuan …...% FC Daftar Rincian jumlah
pekerja perempuan
41 Partisipasi angkatan kerja Jumlah Capaian Kinerja Agregasi SKPD yang
perempuan Kabupaten dan Kota menanangani
Pemberdayaan
Perempuan dan PA
Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi
Kota
42 Prevalensi peserta KB aktif Jumlah Capaian Kinerja Agregasi SKPD yang menangani
Kabupaten dan Kota KB dan KS

Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi


Kota
43 Rasio petugas lapangan KB /PKB Jumlah Capaian Kinerja Agregasi SKPD yang menangani
(PLKB/PKB) Kabupaten dan Kota KB dan KS

Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi


Kota
44 Angkutan darat Jumlah Capaian Kinerja Agregasi SKPD yang menangani
Kabupaten dan Kota Perhubungan Darat

Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi


Kota
45 Web site milik pemerintah daerah ada / tidak Ada atau tidak Print Out Halaman Muka SKPD yang menangani
Web site Pusat Data dan WEB

46 Pameran/expo Menunjukan jumlah Kali FC laporan pelaksanaan SKPD yang menangani


pameran/expo per tahun pameran/ekspo yang Pameran/Expo
dilaksanakan pada tahun
2012
47 Luas lahan bersertifikat Jumlah Capaian Kinerja Agregasi SKPD yang menangani
Kabupaten dan Kota Sertifikat Pertanahan

Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi


Kota
48 Kegiatan pembinaan politik Menunjukan jumlah kegiatan Kegiatan FC laporan pelaksanaan SKPD yang menangani
daerah pembinaan politik daerah kegiatan pembinaan politik Kesatuan Bangsa dan
saerah ditandatangani oleh Poliltik
pejabat terkait

49 Kegiatan pembinaan terhadap Menunjukkan jumlah kegiatan Kegiatan FC laporan pelaksanaan SKPD yang menangani
LSM, Ormas dan OKP pembinaan terhadap LSM, Ormas kegiatan pembinaan Kesatuan Bangsa dan
dan OKP terhadap LSM, Ormas dan Poliltik
OKP yang ditandatangani
oleh pejabat terkait

50 Sistim Informasi Manajemen Menunjukkan jumlah Sistem …….Buah Print Out halaman muka SKPD yang menangani
Pemda Informasi Manajemen Pemda dari aplikasi sistem Sistem Informasi
informasi manajemen
pemda yang dimiliki
Kab/kota

51 Tapal Batas Jumlah permasalahan perbatasan …...% FC Berita Acara Proses Data dari Ditjen PUM,
antar kab/kota yang diselesaikan Penyelesaian sengketa Biro
perbatasan antar kab/kota Pemerintahan/PUM.
pada tahun 2015 terhadap
permasalahan perbatasan
yang sama

Jumlah permasalahan perbatasan FC Daftar jumlah


antar kab/kota yang dilaporkan permasalahan perbatasan
antar kab/kota yang
dilaporkan pada tahun
2015.
52 PKK aktif Jumlah Capaian Kinerja Agregasi SKPD yang menangani
Kabupaten dan Kota PKK
Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi
Kota
53 Sarana sosial seperti panti Menunjukkan jumlah sarana …….Buah FC Daftar rincian jumlah SKPD yang menangani
asuhan, panti jompo dan panti sosial seperti panti asuhan, panti sarana sosial seperti panti Sarana Sosial
rehabilitasi jompo, panti rehabilitasi, rumah asuhan, panti jompo, panti
singgah dll yang terdapat di suatu rehabilitasi, rumah singgah,
daerah dll yang terdapat Di Provinsi
Lampiran I : 6/5 - 7

DOKUMEN
ELEMEN DATA
NO IKK ELEMEN DATA SATUAN PENDUKUNG/KERTAS SUMBER DATA
DLM LPPD
KERJA
1 2 3 4 5 6 7
54 PMKS yg memperoleh bantuan Jumlah PMKS yang diberikan FC Daftar rincian PMKS SKPD yang menangani
sosial bantuan yang diberikan bantuan PMKS
pada tahun 2015,
ditandatangani oleh pejabat
terkait
Jumlah PMKS yang seharusnya …...% FC Daftar jumlah PMKS
menerima bantuan yang seharusnya menerima
bantuan
55 Penyelenggaraan festival seni dan Jumlah penyelenggaraan festival Kali FC Daftar rincian jumlah SKPD yang menangani
budaya seni dan budaya penyelenggaraan seni dan Festival Seni dan
budaya skala Provinsi Budaya
beserta masing-masing
laporan pelaksanaannya
56 Sarana penyelenggaraan seni dan Jumlah sarana penyelenggaraan Buah FC Daftar rincian jumlah SKPD yang menangani
budaya seni dan budaya sarana penyelenggaraan Festival Seni dan
seni dan budaya milik Budaya
Provinsi
57 Buku ”Provinsi dalam angka” ada atau tidak Ada atau tidak buku Provinsi dalam angka BPS/Bappeda
dan FC halaman depan
(cover), halam pertama dan
halaman yang menunjukkan
ditandatanganinya buku tsb

58 Buku ”PDRB Provinsi” ada atau tidak Ada atau tidak buku PDRB Provinsi dan FC BPS/Bappeda
halaman depan (cover),
halam pertama dan
halaman yang menunjukkan
ditandatanganinya buku tsb

59 Penerapan pengelolaan arsip Jumlah SKPD yang telah …...% FC Daftar nama-nama Badan Arsip
secara baku menerapkan arsip secara baku SKPD yang telah
menerapkan arsip secara
baku- modul arsip secara
baku

Jumlah SKPD Jumlah SKPD di Provinsi


berdasarkan SOTK

60 Kegiatan peningkatan SDM Menunjukkan jumlah kegiatan Kegiatan Laporan kegiatan Badan Arsip
pengelola kearsipan peningkatan SDM pengelola arsip peningkatan SDM pengelola
arsip sejumlah banyaknya
kegiatan yang dilaksanakan

61 Koleksi buku yang tersedia di Jumlah koleksi judul buku yang FC Daftar Rincian yang Badan Perputakaan
perpustakaan daerah tersedia di perpustakaan daerah menunjukkan jumlah koleksi
judul buku yang tersedia di
perpustakaan daerah,
ditandatangani oleh pejabat
terkait
Jumlah koleksi jumlah buku yang FC Daftar rincian yang
tersedia di perpustakaan daerah menunjukkan koleksi jumlah
buku yang tersedia di
perpustakaan
62 Pengunjung perpustakaan Jumlah kunjungan ke FC Daftar rincian yang Badan Perputakaan
perpustakaan selama 1 tahun menunjukan jumlah
kunjungan ke perpustakaan
selama tahun 2015 yang
ditandatangani oleh pejabat
terkait

Jumlah orang dalam populasi FC Daftar rincian yang


yang harus dilayani menunjukkan jumlah orang
dalam populasi yang harus
dilayani ( Jumlah penduduk
yang berusia 10 sd 59
tahun)

1 Produksi perikanan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi SKPD yang menangani
Kabupaten dan Kota penghasil Perikanan dan
perikanan Kelautan

Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi


Kota penghasil perikanan
Lampiran I : 6/6 - 7

DOKUMEN
ELEMEN DATA
NO IKK ELEMEN DATA SATUAN PENDUKUNG/KERTAS SUMBER DATA
DLM LPPD
KERJA
1 2 3 4 5 6 7
2 Ekspor Hasil perikanan Nilai export hasil perikanan (Ton) …...% FC Daftar yang menunjukan SKPD yang menangani
jumlah nilai export hasil Perikanan dan
perikanan tahun 2015 Kelautan
dalam satuan ton

Target Daerah FC Daftar yang menunjukan


jumlah target nilai export
Daerah dalam satuan ton

3 Konsumsi ikan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi SKPD yang menangani
Kabupaten dan Kota Perikanan dan
Kelautan

Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi


Kota
4 Produktivitas padi atau bahan Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi SKPD yang menangani
pangan utama lokal lainnya per Kabupaten dan Kota Pertanian dan
hektar Ketahanan Pangan

Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi


Kota
5 Kontribusi sektor pertanian Jumlah kontribusi PDRB dari .....% FC halaman muka (cover) BPS/Bappeda
terhadap PDRB sektor Pertanian dan halaman yang
menunjukkan kontribusi
PDRB sektor Pertanian

Jumlah total PDRB FC halaman muka (cover)


dan halaman yang
menunjukkan total PDRB

6 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Luas hutan dan lahan kritis yang .....% FC Daftar rincian luas SKPD yang
direhabilitasi hutan dan lahan kritis yang menangani Kehutanan
direhabilitasi
Luas total hutan dan lahan kritis FC Daftar rincian yang
menunjukkan luas total
hutan dan lahan kritis
7 Kerusakan Kawasan Hutan Luas kerusakan kawasan hutan ....% FC Daftar rincian/dokumen SKPD yang
yang menujukan luas menangani Kehutanan
kerusakan kawasan hutan

Luas kawasan hutan FC Daftar rincian/dokumen


luas kawasan hutan

8 Pertambangan tanpa ijin Luas penambangan liar yang ha FC Daftar rincian yang SKPD yang
ditertibkan menunjukkan luas menangani
penambangan liar yang Pertambangan dan
ditertibkan (yang sudah SDM
diinventarisasi)
Luas area penambangan yang liar ha FC Daftar rincian luas area
penambangan yang liar

9 Kontribusi sektor pertambangan Jumlah kontribusi PDRB dari PDRB FC halaman muka (cover) BPS/Bappeda
terhadap PDRB sektor Pertambangan dan halaman yang
menunjukkan kontribusi
PDRB sektor Pertambangan

Jumlah total PDRB PDRB FC halaman muka (cover)


dan halaman yang
menunjukkan total PDRB

10 Kunjungan wisatawan Jumlah Capaian Kinerja Wisatawan Agregasi SKPD yang


Kabupaten dan Kota menangani Pariwisata

Jumlah seluruh Kabupaten dan


Kota
11 Kontribusi sektor pariwisata Jumlah Kontribusi PDRB dari FC halaman muka (cover) SKPD yang
terhadap PDRB sektor pariwisata dan halaman yang menangani Pariwisata
menunjukkan kontribusi
PDRB sektor Pariwisata
(Hotel dan Restoran)

Jumlah total PDRB …...% FC halaman muka (cover)


dan halaman yang
menunjukkan total PDRB
Lampiran I : 6/7 - 7

DOKUMEN
ELEMEN DATA
NO IKK ELEMEN DATA SATUAN PENDUKUNG/KERTAS SUMBER DATA
DLM LPPD
KERJA
1 2 3 4 5 6 7
12 Kontribusi sektor Industri Jumlah Kontribusi PDRB dari FC halaman muka (cover) BPS/Bappeda
terhadap PDRB sektor industri dan halaman yang
menunjukkan kontribusi
PDRB sektor Industri

Jumlah total PDRB …...% FC halaman muka (cover)


dan halaman yang
menunjukkan total PDRB

13 Pertumbuhan Industri secara Jumlah Capaian Kinerja …...% Agregasi BPS/Bappeda


keseluruhan Kabupaten dan Kota
Jumlah seluruh Kabupaten dan Agregasi
Kota
14 Kontribusi sektor Perdagangan Jumlah kontribusi PDRB dari PDRB FC halaman muka (cover) BPS/Bappeda
terhadap PDRB sektor Perdagangan dan halaman yang
menunjukkan kontribusi
PDRB sektor Perdagangan

Jumlah total PDRB PDRB FC halaman muka (cover)


dan halaman yang
menunjukkan total PDRB

15 Ekspor Bersih Perdagangan Nilai Export 2015 Rp FC Daftar rincian nilai BPS/Bappeda, (jika
ekspor tahun 2015 menggunakan US$
maka gunakan kurs
tengah BI pada akhir
tahun 2014)

Nilai Import 2015 Rp FC Daftar rincian nilai


impor tahun 2015

16 Transmigran swakarsa Jumlah Capaian Kinerja Agregasi SKPD yang menangani


Kabupaten dan Kota Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
Jumlah seluruh Kabupaten dan …...% Agregasi
Kota
Lampiran II
MANUAL APLIKASI
EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH (PROVINSI)
TAHUN 2016

A. Umum
1. Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah tahun 2016 menggunakan
aplikasi microsoft excel, yang terdiri dari:
a. Template isian individu untuk Kabupaten/Kota terdiri dari 8 sheet yaitu:
No Sheet Cara Pengisian Keterangan
1 Kesesuaian Materi Input manual & Kesesuaian materi
otomatis
2 Pengambil Kebijakan Input manual & Capaian Kinerja
otomatis
3 Pengambil Kebijakan (2) Otomatis Capaian Kinerja
4 Pelaksana Kebijakan Input manual & Capaian Kinerja
Umum otomatis
5 Pelaksana Kebijakan Otomatis Capaian Kinerja
Umum (2)
6 Urusan pemerintahan Input manual & Capaian Kinerja
otomatis
7 Urusan pemerintahan (2) Otomatis Capaian Kinerja
8 Rekap Isian Individu Otomatis Sheet ini akan di
‘copy’ kemudian
‘paste special
value’ di template
gabungan

b. Template gabungan antar Provinsi


Terdiri dari 16 sheet yaitu :
No Nama Sheet Cara Pengisian Keterangan
1 Rekap Individu Hasil dari “copy”
template individu
Kab/Kota dan di ‘paste
special value’
2 PA (1) Otomatis
3 PA (2) Otomatis
4 PA (3) Otomatis
5 PA (4) Otomati
6 PL (1) Otomatis
7 PL (2) Otomatis
8 PL (3) Otomatis
9 PL (4) Otomatis
10 PL (5) Otomatis
11 SPM (1) Otomatis
12 SPM (2) Otomatis
13 SPM (3) Otomatis
14 SPM (4) Otomatis
15 Rekap Skor Otomatis
16 Peringkat Otomatis & Manual Peringkat
2. Tujuan pengisian template digunakan untuk :
a. Template Isian Individu Provinsi

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 2


- Bahan penyusunan lampiran LHE.
- Bahan untuk penggabungan antar Provinsi secara nasional.
b. Template gabungan provinsi secara nasional
- Menghasilkan skor (1 s.d 4) dan prestasi (R,S,T, ST) untuk per IKK,
aspek kesesuaian materi, Aspek Capaian Kinerja, dan hasil evaluasi
secara keseluruhan.
- Bahan lampiran LHE.
- Menghasilkan data peringkat antar Provinsi.
3. Template EKPPD dibedakan untuk Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan
Kota.
Kriteria evaluasi kesesuaian materi berdasarkan PP No. 3 tahun 2007 dan
capaian kinerja aspek pengambil kebijakan, pelaksana kebijakan, dan aspek
SPM berdasarkan elemen data yang disajikan dalam lampiran LPPD.
Elemen data tersebut di evaluasi per IKK dan dituangkan dalam template

4. Langkah-langkah pengisian template secara umum :


- Evaluator mengisi template individu provinsi.
- Template individu provinsi yang telah terisi lengkap diserahkan ke
kompilator untuk dilakukan penggabungan antar provinsi untuk
menghasilkan skor, prestasi dan peringkat secara nasional.

B. Teknis pengisan template


Evaluator pertama kali membuka template isian individu provinsi, kemudian
mengisikan nama provinsi yang dievaluasi pada sheet [kesesuaian materi].

1. Template isian individu

a. Sheet [kesesuaian materi]


Sheet ini merupakan isian kesesuaian materi dari Kelengkapan Laporan
(gambaran umum daerah, RPJMD), urusan desentralisasi, tugas
pembantuan, tugas umum pemerintahan , dan penyajian indikator
kinerja kunci yang terdiri dari 44 isian (termasuk di dalamnya 3 isian
yang terisi secara otomatis).
Cara pengisiannya adalah : apabila dalam LPPD telah disajikan materi
diisi 1 dan apabila tidak disajikan diisi 0.
Hasil isian ke-44 isian tersebut dijumlah secara otomatis dan
dikonversikan dalam skor dengan aturan sebagai berikut :

Range Skor
> 0,75 s.d 1,00 4
> 0,50 s.d 0,75 3
> 0,25 sd 0,50 2
0 s.d 0,25 1

b. Sheet [Pengambil Kebijakan]


Template ini merupakan isian capaian kinerja tataran pengambil
kebijakan yang terdiri dari 13 aspek dan dan 39 IKK.
Pengisian capaian kinerja dari 39 IKK tersebut dilakukan langsung pada
sheet [Pengambil Kebijakan] tidak lagi menggunakan kertas kerja
tambahan sebagaimana pada manual aplikasi EKPPD tahun 2010. Pada
sheet [pengambil kebijakan] disandingkan capaian kinerja yang murni
diambil dari LPPD dan Lampiran (I.1 untuk provinsi) dengan capaian
kinerja hasil klarifikasi evaluator dilapangan.
Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 3
Teknik pengisian :
- Pada sheet [pengambil kebijakan] yang dilakukan evaluator adalah :
ß Mengisi kolom elemen data dari masing-masing IKK yang berasal
dari LPPD dan Lampiran (I.1 untuk provinsi) pada sel J7:J113
yang tidak diberi warna
ß Capaian kinerja dari elemen data yang berasal dari LPPD
dihasilkan secara otomatis.
ß Mengisi kolom elemen data dari masing-masing IKK hasil
klarifikasi dilapangan pada sel L7:L113 yang tidak diberi warna.
Hasil klarifikasi dapat berbeda dengan data dari LPPD.
ß Capaian kinerja dari elemen data hasil klarifikasi dihasilkan
secara otomatis
ß Capaian kinerja yang akan dijadikan dasar penggabungan adalah
capaian kinerja hasil klarifiksi lapangan.
Contoh : IKK No. 6 Rasio personil SatpoL PP terhadap jumlah
penduduk.
Capaian kinerja IKK tersebut dihasilkan secara otomatis
dari isian elemen data yang selanjutnya diproses secara
otomatis oleh sistem template.
Jadi evaluator cukup menginput data:
- Jumlah satpol PP (yang PNS)
- Jumlah penduduk
Secara otomatis akan diperoleh rasio personil satpol pp
terhadap jumlah penduduk sesuai rumus :

Provinsi
= Jumlah satpol PP
X 50000
Jumlah penduduk

- Pengisian terhadap capaian kinerja IKK dilakukan sesuai dengan


satuan yang ditetapkan seperti dalam prosentase, ada atau tidak,
tepat atau tidak, jumlah dan seterusnya.
- Untuk capaian kinerja IKK yang kosong atau tidak diisi dalam
lampiran LPPD, maka evaluator wajib mengisi pada template dengan
isian “TDI”, jika evaluator tidak mengisi, maka template akan secara
otomatis mengisi “TDI”.

c. Sheet [Pengambil Kebijakan (2)]


Pada sheet ini evaluator tidak perlu melakukan pengisian, karena akan
terisi secara otomatis.

d. Sheet [Pelaksana Kebijakan umum ]


Template ini merupakan isian capaian kinerja tataran pelaksana
kebijakan administrasi umum yang terdiri dari 8 aspek yang terdiri 21
IKK untuk Kabupaten/Kota.
Dari 21 IKK tersebut seluruh IKK pengisiannya secara manual dan
otomatis di sheet yang bersangkutan ( tanpa kertas kerja dukungan).

Teknik pengisian :
- Evaluator cukup mengisi elemen data (pada sel yang tidak diberi
warna) baik dalam kolom LPPD maupun kolom Hasil Klarifikasi

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 4


pada template individu sebanyak urusan wajib dan pilihan yang
dilaksanakan oleh pemda.
Sel yang harus diisi per urusan : misal urusan pendidikan I5:I59 dan
K5:K59, urusan kesehatan I69:I123 dan K69:K123 dst sampai
urusan transmigrasi.
Terdiri dari 2 sheet :
ß sheet [pelaksana kebijakan umum].
ß Sheet [pelaksana kebijakan umum ( 2)] untuk IKK yang didukung
dengan kertas kerja tambahan.
Contoh : IKK No. 1 Jumlah program nasional
Isian Capaian Kinerja IKK tersebut dihasilkan secara otomatis
(hasil perhitungan dari elemen data yang telah diisi oleh
evaluator).
Sehingga evaluator hanya menginput elemen data jumlah program
nasional yang dilaksanakan pemda sedang data jumlah program
nasional 2013 per urusan telah tersedia dalam template.
Secara otomatis akan diperoleh % jumlah program nasional yang
dilaksanakan oleh pemda sesuai rumus :

= Jumlah program nasional


yang dilaksanakan oleh
X 100%
pemda
Jumlah program nasional

- Pengisian terhadap capaian kinerja IKK dilakukan sesuai dengan


satuan yang ditetapkan seperti dalam prosentase, ada atau tidak,
tepat atau tidak, jumlah dan seterusnya.
- Untuk capaian kinerja IKK yang kosong atau tidak diisi dalam
suplemen LPPD, maka evaluator wajib harus mengisi pada template
dengan isian TDI (tidak diisi).
- Untuk pemda yang tidak menyajikan tataran pelaksana kebijakan
urusan pilihan pada template harus diisi dengan BUP (Tidak
melaksanakan urusan pilihan).
- Untuk IKK No.2,5,9,17,20 hasil pengisian dilakukan secara otomatis
berdasarkan isian dari komponen dibawahnya dengan cara mengisi
ada atau tidak :

ß IKK No.2 yaitu Keberadaan Standard Operating Procedure (SOP)


akan menghasilkan capaian 5 apabila SOP#1, SOP#2, SOP#3,
SOP#4, dan SOP#5 masing-masing diisi dengan jenis SOP yang
ada.
Apabila pada urusan tertentu memang tidak ada SOP, maka IKK
No. 2 dikosongkan saja (tidak perlu diisi).
ß IKK No.5 yaitu Keberadaan jabatan fungsional dalam struktur
organisasi SKPD akan menghasilkan capaian 4 apabila Jabatan
Fungsional#1, Jabatan Fungsional#2, Jabatan Fungsional#3,
Jabatan Fungsioal#4 masing-masing diisi dengan jenis jabatan
fungsional yang ada. Capaian kinerja pada IKK No.5 adalah
“ada/tidak”, jadi jika jumlah jenis jabatan fungsional yang ada
minimal 1, maka capaian kinerjanya “ada”
Apabila semua komponen diisi TDI maka secara otomatis isian
IKK No. 5 TDI.

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 5


ß IKK No.9 yaitu Kelengkapan dokumen perencanaan pembangunan
di SKPD akan menghasilkan capaian 3 apabila isian komponen
Renstra SKPD, Renja SKPD, RKA-SKPD masing-masing diisi Ada.
Apabila semua komponen diisi TDI maka secara otomatis isian
IKK No. 11 TDI.
ß IKK No.17 yaitu keberadaan laporan keuangan SKPD akan
menghasilkan capaian kinerja 3 apabila isian komponen Neraca,
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK) masing-masing diisi Ada.
Apabila semua komponen diisi TDI maka secara otomatis isian
IKK No. 11 TDI.
ß IKK No. 20 yaitu fasilitas/prasarana informasi akan menghasilkan
capaian kinerja 5 apabila isian komponen papan pengumuman,
pos pengaduan, leaflet, mobil keliling,pengumuman media massa
masing-masing diisi Ada.
Apabila semua komponen diisi TDI maka secara otomatis isian
IKK No. 11 TDI.

Catatan :
Untuk IKK aspek pelaksana kebijakan administrasi umum pada
urusan pertanahan dan statistik pada elemen datanya tetap
dilakukan pengisian meskipun untuk capaian kinerjanya sudah
ditetapkan oleh template dengan angka capaian maksimal.

e. Sheet [Pelaksana Kebijakan umum(2)]


Sheet ini tidak perlu dilakukan pengisian oleh evaluator.Sheet ini
merupakan hasil link dari sheet [Pelaksana Kebijakan umum].

f. Sheet [Urusan pemerintahan]


Template ini merupakan isian untuk capaian kinerja urusan wajib dan
urusan pilihan.
Terdiri dari :
a) 62 IKK urusan wajib
b) 16 IKK urusan pilihan.
Dari 78 IKK tersebut sebanyak 35 IKK capaian kinerjanya merupakan
agregasi dari capaian kinerja kabupaten dan kota yang pengisiannya
secara otomatis dari sheet agregasi (lihat Tabel daftar IKK yang capaian
kinerjanya merupakan agregasi dari capaian kinerja kabupaten dan
kota).

Teknis pengisian
ß Evaluator mengisi data capaian kinerja pada :
ß sheet [Urusan pemerintahan].
Contoh : IKK No. 1 Pendidikan Luar Biasa (PLB) jenjang SD/MI
ß Isian capaian kinerja IKK tersebut dihasilkan secara otomatis
dari proses rumus dalam template yang menghitung “isian
dalam kolom elemen data”.
ß Sehingga evaluator cukup menginput data Jumlah siswa
penyandang ketunaan yang bersekolah di tingkat SD/MI dan
data Jumlah penduduk penyandang ketunaan di usia SD/MI.
ß Secara otomatis akan diperoleh % Pendidikan Luar Biasa (PLB)
jenjang SD/MI sesuai rumus :

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 6


Jumlah siswa penyandang
ketunaan yang bersekolah di
tingkat SD/MI
X 100%
Jumlah penduduk
penyandang
ketunaan di usia SD/MI

ß Capaian kinerja IKK terisi secara otomatis berdasarkan elemen


data yang diisi dengan satuan yang ditetapkan seperti dalam
prosentase, ada atau tidak, tepat atau tidak, jumlah dst.
ß Untuk capaian kinerja IKK yang kosong atau tidak diisi dalam
suplemen LPPD, maka evaluator wajib harus mengisi pada
template dengan isian TDI (tidak diisi).
ß Untuk pemda yang tidak menyajikan tataran pelaksana
kebijakan urusan pilihan pada template harus diisi dengan
BUP (tidak melaksanakan urusan pilihan).

g. Sheet [Agregasi]
Sheet [Agregasi] ini khusus untuk IKK provinsi yang capaian kinerjanya
merupakan agregasi dari capaian kinerja kabupaten dan kota.

No Urut No IKK IKK


PENGAMBIL KEBIJAKAN
1 1 Keberadaan PERDA IMB
2 2 Kab/kota memiliki perda tentang kependudukan
Jumlah urusan wajib yang diselenggarakan
3 9 daerah
CAPAIAN KINERJA SPM _ URUSAN WAJIB
1 8 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
2 9 kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child
3 10 Immunization (UCI)
4 11 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
Cakupan penemuan dan penanganan penderita
5 12 penyakit TBC BTA
Cakupan penemuan dan penanganan penderita
6 13 penyakit DBD
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
7 14 masyarakat miskin
8 15 Cakupan kunjungan bayi
9 16 Pencemaran Udara
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan
10 17 amdal.
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per
11 18 satuan penduduk
12 19 Penegakan hukum lingkungan
13 21 Rumah tangga bersanitasi
14 22 Kawasan kumuh

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 7


No Urut No IKK IKK
Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber
15 23 HPL/HGB
16 28 Rumah tangga pengguna air bersih
17 29 Rumah Layak Huni
18 30 Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)
19 31 Lapangan olahraga
20 33 Koperasi aktif
21 34 Usaha Mikro dan Kecil
22 36 Tingkat partisipasi angkatan kerja
23 37 Pencari kerja yang ditempatkan
24 39 Ketersediaan pangan utama
25 41 Partisipasi angkatan kerja perempuan
26 42 Tingkat prevalensi peserta KB aktif
27 43 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
28 44 Angkutan Darat
29 47 Luas lahan bersertifikat
30 52 PKK aktif

CAPAIAN KINERJA SPM _ URUSAN PILIHAN


1 1 Produksi perikanan
2 3 Konsumsi ikan
Produktivitas padi atau bahan pangan utama
3 4 lokal lainnya per hektar
4 10 Kunjungan wisatawan
5 13 Pertumbuhan Industri secara keseluruhan
6 16 Transmigran swakarsa

h. Sheet [Urusan pemerintahan (2)]

Sheet ini tidak perlu dilakukan pengisian oleh evaluator.Sheet ini


merupakan hasil link dari sheet [Urusan pemerintahan].

i. Sheet [rekap isian individu]


1) Template ini merupakan rekapitulasi isian yang telah diinput dari
sheet-sheet sebelumnya.
2) Evaluator tidak perlu mengisi secara manual untuk rekapitulasi
tersebut karena dilakukan pengisian secara otomatis.
3) Isian pada sheet ini merupakan sumber data yang akan dikompilasi
pada template gabungan antar provinsi secara nasional.

2. Template gabungan
a. Sheet [Gab rekap isian]
Sheet ini untuk menampung hasil isian individu yang akan diolah untuk
menghasilkan skor dan prestasi untuk capaian kinerja dan kesesuaian
materi.

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 8


Langkah penggabungan :
ß Buka file LKE isian individu provinsi yang telah diinput kemudian
buka sheet [rekap individu].
ß Sel I3:I836 dicopy dengan cara sorot sel I3:I836 (arahkan kursor pada
sel I3 kemudian tekan Shift + Ctrl + ), kemudian copy .
ß Buka file LKE gabungan antar kabupaten/kota, kemudian buka
sheet [Gab rekap isian] arahkan kursor ke sel I3 atau sel
disampingnya (J3 dan seterusnya) tergantung sel yang masih kosong.
Kemudian paste special terus pilih value.

b. Sheet [PA1]
Sheet ini secara otomatis memindahkan data isian tataran pengambil
kebijakan dari sheet [Gab rekap isian].

c. Sheet [PA2]
Sheet ini secara otomatis melakukan normalisasi data atas capaian
kinerja IKK yang ditandingkan yaitu yang bersifat numeric dengan
satuan %, jumlah, unit dsb.
Sedangkan capaian kinerja yang sifat isiannya ada/tidak, tepat/tidak dst
tidak dilakukan normalisasi data.
Penjelasan tentang normalisasi data dapat dilihat pada lampiran 1.

Langkah-langkah normalisasi data:


1) Hitung nilai maksimum dan minimum data.
2) Normalisasi data = Nilai aktual : (Nilai maksimum – Nilai Minimum).

d. Sheet [PA3]
Sheet ini secara otomatis mengkonversikan nilai normalisasi pada sheet
sebelumnya ke dalam skor dan prestasi.

Teknis konversi skor dan prestasi


1) Nilai normalisasi data
ß Hitung rata-rata nilai normalisasi data
ß Konversi ke skor dengan rumus :

Batas bawah Batas Atas Skor Prestasi


Lebih besar dari (1,25 Tak terhingga 4 ST
X nilai rata-rata
normalisasi)
Lebih besar nilai rata- (1,25 X nilai rata- 3 T
rata normalisasi rata normalisasi)
Lebih besar dari (0,75 (nilai rata-rata 2 S
x nilai rata-rata normalisasi)
normalisasi)
0 (0,75 x nilai rata- 1 R
rata normalisasi)
Catatan :
Untuk IKK yang sifat capaian kinerjanya semakin tinggi semakin
jelek, maka range skor dan prestasi di atas susunannya dibalik.
Untuk capaian kinerja IKK yang TDI dan BUP tidak dilakukan
konversi ke skor dan prestasi.

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 9


2) Ada/tidak
Untuk capaian kinerja IKK yang sifatnya ada/tidak ketentuan
konversi skor dan prestasi yaitu : jika ada = 4 (ST) jika tidak 1 (T).

e. Sheet [PA4]
Sheet ini secara otomatis akan menghitung nilai capaian masing-masing
13 aspek pengambil kebijakan.
Cara menghitung nilai capaian masing-masing aspek pengambil
kebijakan :
= (% bobot per IKK yang ada di aspek) x( jumlah skor dari masing IKK
yang ada di aspek tersebut)

Contoh :
Aspek 1 : Ketentraman dan Ketertiban Umum Daerah terdiri dari 3 IKK
masing skor IKK-nya yaitu : 3,2,1
Maka nilai capaian aspek 1 = (33,33%x3)+(33,33%x2)+(33,33%x1)= 2,00
prestasi “S”.

f. Sheet [PL1]
Sheet ini secara otomatis memindahkan data isian tataran pelaksana
kebijakan - umum dari sheet [Gab rekap isian].

g. Sheet [PL2]
Sheet ini secara otomatis melakukan normalisasi data atas capaian
kinerja IKK yang ditandingkan yaitu yang sifat satuannya %, jumlah,
unit dsb.
Sedangkan capaian kinerja yang sifatnya ada/tidak, tepat/tidak dst
tidak dilakukan normalisasi data.
Langkah-langkah normalisasi data:
1) Hitung nilai maksimum dan minimum data.
2) Normalisasi data = Nilai aktual : (Nilai maksimum – Nilai
Minimum).

h. Sheet [PL3]
Sheet ini secara otomatis mengkonversikan nilai normalisasi IKK per
urusan pada sheet sebelumnya ke dalam skor dan prestasi.
Teknis konversi skor dan prestasi
1) Nilai normalisasi data
ß Hitung rata-rata nilai normalisasi data
ß Konversi ke skor dengan rumus :
Batas bawah Batas Atas Skor Prestasi
Lebih besar dari (1,25 Tak terhingga 4 ST
X nilai rata-rata
normalisasi)
Lebih besar nilai rata- (1,25 X nilai rata- 3 T
rata normalisasi rata normalisasi)
Lebih besar dari (0,75 (nilai rata-rata 2 S
x nilai rata-rata normalisasi)
normalisasi)
0 (0,75 x nilai rata- 1 R
rata normalisasi)

Catatan :
Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 10
Untuk IKK yang sifat capaian kinerjanya semakin tinggi semakin
jelek, maka range skor dan prestasi di atas susunannya dibalik.
Untuk capaian kinerja IKK yang TDI dan BUP tidak dilakukan
konversi ke skor dan prestasi.
2) Ada/tidak
Untuk capaian kinerja IKK yang sifatnya ada/tidak ketentuan
konversi skor dan prestasi yaitu : jika ada = 4 (ST) jika tidak (T).
i. Sheet [PL4]
Sheet ini secara otomatis menghitung nilai capaian IKK hasil agregasi
dari nilai capaian IKK per urusan.
Cara menghitung nilai capaian IKK hasil agregasi nilai capaian IKK per
urusan
= (1/jumlah urusan yang dilaksanakan) x ( jumlah dari skor sebanyak
urusan yang dilaksanakan)
Contoh :
Jumlah urusan yang dilaksanakan = 34
Jumlah skor capaian = 133
Nilai capaian IKK tsb = 133/34 = 3,91

j. Sheet [PL5]
Sheet ini secara otomatis menghitung nilai capaian per 8 aspek tatataran
pelaksana kebijakan.
Cara menghitung nilai capaian per 8 aspek tataran pelaksana kebijakan
= (%bobot per IKK dalam satu aspek) x ( jumlah dari skor per IKK yang
ada di aspek tersebut)
Contoh :
Aspek 1 yaitu Kebijakan teknis penyelenggara terdiri dari 2 IKK masing-
masing skor 3,91 dan 3,62.
Nilai capaian aspek 1 tataran pelaksana kebijakan umum
= (50%x3,91) + (50%x3,62) = 3,76

k. Sheet [SPM1]
Sheet ini secara otomatis memindahkan data isian capaian kinerja
tataran pelaksana kebijakan – SPM dan urusan pilihan dari sheet [Gab
rekap isian].

l. Sheet [SPM2]
Sheet ini secara otomatis melakukan normalisasi data atas capaian
kinerja IKK yang ditandingkan yaitu yang sifat satuannya %, jumlah,
unit dsb.
Sedangkan capaian kinerja yang sifatnya ada/tidak, tepat/tidak dst
tidak dilakukan normalisasi data.

Langkah-langkah normalisasi data :


1) Hitung nilai maksimum dan minimum data.
2) Normalisasi data = Nilai aktual : (Nilai maksimum – Nilai
Minimum).

Untuk EKPPD 2011 penilaian beberapa IKK tidak melalui normalisasi


data melainkan berdasarkan standar capaian kinerja yang diambil dari
target SPM yaitu 1 IKK pada urusan perumahan dan 6 IKK pada urusan
kesehatan (lihat lampiran Standar Capaian kinerja).

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 11


m. Sheet [SPM3]
Sheet ini secara otomatis mengkonversikan nilai normalisasi IKK pada
sheet sebelumnya ke dalam skor dan prestasi.

Teknis konversi skor dan prestasi


1) Nilai normalisasi data
ß Hitung rata-rata nilai normalisasi data
ß Konversi ke skor dengan rumus :
Batas bawah Batas Atas Skor Prestasi
Lebih besar dari (1,25 Tak terhingga 4 ST
X nilai rata-rata
normalisasi)
Lebih besar nilai rata- (1,25 X nilai rata- 3 T
rata normalisasi rata normalisasi)
Lebih besar dari (0,75 (nilai rata-rata 2 S
x nilai rata-rata normalisasi)
normalisasi)
0 (0,75 x nilai rata- 1 R
rata normalisasi)

Catatan :
Untuk IKK yang sifat capaian kinerjanya semakin tinggi semakin
jelek, maka range skor dan prestasi di atas susunannya dibalik.
Untuk capaian kinerja IKK yang TDI dan BUP tidak dilakukan
konversi ke skor dan prestasi.

2) Ada/tidak
Untuk capaian kinerja IKK yang sifatnya ada/tidak ketentuan
konversi skor dan prestasi yaitu : jika ada = 4 (ST) jika tidak =1 (T).

3) Penilaian IKK berdasarkan standar capaian kinerja dari target SPM.


Penilaian dilakukan dengan cara membuat range skor dari 1 sampai
4.
Contoh :
IKK Rumah layak huni
Capaian Kinerja Skor
0 – 50 1
>50 – 75 2
>75 – 90 3
>90 – 100 4

Rincian lengkap daftar IKK yang menggunakan standar capaian


kinerja dari target SPM lihat lampiran.

n. Sheet [SPM 4]
Sheet ini secara otomatis menghitung nilai capaian per masing-masing
urusan wajib dan urusan pilihan.

Cara menghitung nilai capaian per masing-masing urusan


= (%bobot per IKK dalam satu urusan) x ( jumlah skor dari IKK yang ada
di urusan tsb)
Contoh :( diambil dari [sheet SPM3])

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 12


Urusan perumahan = 2 IKK
Skor masing-masing IKK = 3,1
Capaian skor urusan perumahan =(50,00%x3)+(50,00% x 1) = 2,000

Cara menghitung nilai capaian urusan wajib


=(%bobot per masing-masing urusan x skor masing-masing urusan)
Contoh : (lihat tabel 1)

TABEL 1
Capaian
Bobot Capaian
kinerja
URUSAN WAJIB per kenerja
urusan
urusan urusan
wajib
1 2 3 4=2x3
Pendidikan 14,00% 3,715 0,520
Kesehatan 15,00% 2,125 0,319
Lingkungan Hidup 5,00% 1,750 0,088
Pekerjaan Umum 5,00% 2,000 0,100
Tata Ruang 3,00% 3,000 0,090
Perencanaan Pembangunan 5,00% 0,000 0,000
Perumahan 4,00% 2,000 0,080
Kepemudaan & Olahraga 3,00% 2,500 0,075
Penanaman Modal 2,00% 0,000 0,000
Koperasi & UKM 3,00% 2,000 0,060
Kependudukan & Catatan Sipil 2,00% 0,000 0,000
Ketenagakerjaan 3,00% 2,500 0,075
Ketahanan Pangan 3,00% 0,500 0,015

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 13


Capaian
Bobot Capaian
kinerja
URUSAN WAJIB per kenerja
urusan
urusan urusan
wajib
1 2 3 4=2x3
Pemberdayaan Perempuan dan
3,00% 3,500 0,105
Perlindungan Anak
KB & KS 3,00% 3,500 0,105
Perhubungan 2,00% 3,000 0,060
Komunikasi & Informatika 3,00% 0,000 0,000
Pertanahan 1,00% 1,000 0,010
Kesbang & Politik 3,00% 0,000 0,000
Otonomi Daerah 3,00% 2,000 0,060
Pemberdayaan Masyarakat &
2,00% 3,000 0,060
Desa
Sosial 3,00% 2,000 0,060
Budaya 3,00% 0,000 0,000
Statistik 1,00% 0,000 0,000
Kearsipan 3,00% 2,000 0,060
Perpustakaan 3,00% 1,000 0,030
Capaian Kinerja Urusan Wajib 100,00% 1,971

Cara menghitung capaian urusan pilihan :


a. Ketika semua urusan pilihan dilaksanakan :
=(%bobot masing-masing urusan x skor masing-masing urusan)
Contoh : (lihat tabel 2)
%bobot masing-masing urusan pilihan pada kolom 4, skor per
urusan pada kolom 5, hasil perkalian %bobot masing-masing urusan
pilihan dengan skor masing-masing urusan pada kolom 6. Capaian
kinerja urusan pilihan 2,0125 (hasil penjumlahan kolom 6)

TABEL 2
Capaian
Bobot
Skor per Kinerja
Urusan Pilihan /Urus
Urusan Urusan
an
Pilihan
1 4 5 6=4x5
15,00 2
Kelautan & perikanan
% 0,3
20,00 2
Pertanian
% 0,4
10,00 2,5
Kehutanan
% 0,25
10,00 3
Energi dan SDM
% 0,3
10,00 1
Pariwisata
% 0,1
15,00 2,5
Industri
% 0,375
Perdagangan 15,00 1,5 0,225
Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 14
Capaian
Bobot
Skor per Kinerja
Urusan Pilihan /Urus
Urusan Urusan
an
Pilihan
1 4 5 6=4x5
%
Transmigrasi 5,00% 1 0,05
2,0125
Capain Kinerja Urusan Pilihan

b. Ketika tidak semua urusan pilihan dilaksanakan


Contoh : (lihat tabel 3.1 dan 3.2)
Dari tabel 3.1 kolom 3 menunjukkan bahwa urusan transmigrasi
memperoleh skor “BUP”, ini berarti bahwa urusan transmigrasi tidak
dilaksanakan/tidak dipilih.
Karena urusan transmigrasi tidak dipilih, maka bobot urusan
transmigrasi yang sebesar 5% harus didistribusikan ke 7 urusan
pilihan yang lain secara proforsional. Misalnya urusan pertanian
semula bobotnya 20%, kemudian mendapat limpahan bobot dari
urusan transmigrasi sebesar 20/95 x 5% = 1,05%, sehingga bobotnya
menjadi 20% + 1,05% = 21,05% atau 21,1% (lihat tabel 3.2)

TABEL 3.1

Bobot/uru
san stlh
Bobot/ Tambaha
Urusan Pilihan Skor distribusi
Urusan n bobot
bobot
"BUP"
1 2 3 4 5
Kelautan & 15,00% 1
perikanan
Pertanian 20,00% 1
Kehutanan 10,00% 2,5
Energi dan SDM 10,00% 2
Pariwisata 10,00% 1
Industri 15,00% 2,5
Perdagangan 15,00% 1
Transmigrasi 5,00% BUP
100,00
%

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 15


TABEL 3.2
Bobot/uru Capaia
Tamb n
Bobot san stlh
ahan Skor Kinerj
Urusan Pilihan /Urus distribusi
bobo a
an bobot
t Urusan
"BUP"
1 2 3 4=2+3 5 6=4x5
Kelautan & 15,00 0,66
15,66% 1 0,156
perikanan % %
20,00 1,05
Pertanian 21,05% 1 0,211
% %
10,00 0,66
Kehutanan 10,66% 2,5 0,267
% %
10,00 0,66
Energi dan SDM 10,66% 2 0,213
% %
10,00 0,66
Pariwisata 10,66% 1 0,167
% %
15,00 0,66
Industri 15,66% 2,5 0,391
% %
15,00 0,66
Perdagangan 15,66% 1 0,156
% %
Transmigrasi 5,00% 0,00 0,00 0,00 0,000
Capaian Kinerja 100,00 5,00
100,00% 1,561
Urusan Pilihan % %

o. Sheet [rekap skor]


Pada Sheet [rekap skor] evaluator tidak perlu melakukan pengisian,
karena semua skor dihasilkan secara otomatis sebagaimana tergambar
dalam tabel 4 dibawah. Formula perhitungan dapat diuraikan sebagai
berikut :
- Skor Evaluasi LPPD sebesar 1,693 diperoleh dari rumus sebagai
berikut :
= (%bobot kesesuaian materi x skor kesesuaian materi) + (% bobot
capaian kinerja x skor capaian kinerja)
=(5%x3,000)+(95% x 1,624) = 1,693
- Skor kesesuaian materi sebesar 3,000 diperoleh secara otomatis dari
sheet [Gab Rekap Individu] sell I4.
- Skor capaian kinerja sebesar 1,624 diperoleh dari rumus sebagai
berikut :
= (% bobot aspek pengambil kebijakan x skor aspek pengambil
kebijakan) + (% bobot aspek pelaksana kebijakan x skor aspek
pelaksana kebijakan)
= (30% x 2,554) + (70% x 1,225) = 1,624
- Skor aspek pengambil kebijakan sebesar 2,554 diperoleh dari rumus
seperti pada tabel berikut :

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 16


NO ASPEK PENGAMBIL BOBOT SKOR PERHITUNGAN
KEBIJAKAN PER PER SKOR
ASPEK ASPEK PENGAMBIL
KEBIJAKAN
1 2 3 4 5= 3 X 4
1 KETENTRAMAN DAN 8% 2,000 0,160
KETERTIBAN UMUM
DAERAH
2 KESELARASAN DAN 12,75% 3,700 0,472
EFEKTIVITAS HUBUNGAN
ANTARA PEMDA DAN
PEMERINTAH, SERTA
ANTAR PEMDA DALAM
RANGKA PENGEMBANGAN
OTDA

3 KESELARASAN ANTARA 22% 2,800 0,616


KEBIJAKAN PEMDA
DENGAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH
4 EFEKTIVITAS HUBUNGAN 5,75% 1,500 0,086
ANTARA PEMDA DAN DPRD
5 EFEKTIVITAS PROSES 3% 4,000 0,120
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
OLEH DPRD BESERTA
TINDAK LANJUT
PELAKSANAAN KEPUTUSAN
6 EFEKTIVITAS PROSES 5% 2,000 0,100
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
OLEH KDH BESERTA
TINDAK LANJUT
PELAKSANAAN KEPUTUSAN
7 KETAATAN PELAKSANAAN 3% 4,000 0,120
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
PADA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
8 INTENSITAS DAN 5% 4,000 0,200
EFEKTIVITAS PROSES
KONSULTASI PUBLIK
ANTARA PEMDA DAN
MASYARAKAT ATAS
PENETAPAN KEBIJAKAN
PUBLIK YANG STRATEGIS
DAN RELEVAN UNTUK
DAERAH
9 TRANSPARANSI DALAM 6% 1,400 0,084
PEMANFAATAN ALOKASI
PENCAIRAN DAN
PENYERAPAN DAU, DAK
DAN BAGI HASIL
10 INTENSITAS, EFEKTIVITAS 3% 1,000 0,030
DAN TRANSPARANSI
Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 17
NO ASPEK PENGAMBIL BOBOT SKOR PERHITUNGAN
KEBIJAKAN PER PER SKOR
ASPEK ASPEK PENGAMBIL
KEBIJAKAN
1 2 3 4 5= 3 X 4
PEMUNGUTAN SUMBER-
SUMBER PAD DAN
PINJAMAN / OBLIGASI
DAERAH
11 EFEKTIVITAS 12,75% 1,700 0,217
PERENCANAAN,
PENYUSUNAN,
PELAKSANAAN TATA
USAHA, PERTANGGUNG
JAWABAN DAN
PENGAWASAN APBD
12 PENGELOLAAN POTENSI 5% 1,300 0,065
DAERAH
13 TEROBOSAN INOVASI BARU 8,75% 3,250 0,284
Jumlah 2,554
- Skor aspek pelaksana kebijakan sebesar 1,225 diperoleh dari rumus
berikut :
= (% bobot peksana kebijakan umum x skor pelaksana kebijakan
umum) + (% bobot pelaksana kebijakan capaian SPM x skor
pelaksana kebijakan capaian SPM)
= (40% x 0,442) + (60% x 1,747) = 1,225

TABEL 4 (Tampilan data di sheet [Rekap Skor] )

PROVINSI XXX
Skor Prestasi
1 2 3 4 5 6 7
Bob 1,69 S
Skor Evaluasi LPPD
ot 3
Kesesuaian Materi 5% 3,00
A 0
Capaian Kinerja 95 1,62 S
B % 4
30% 2,55 T
1 Tataran Pengambil Kebijakan 4
KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN 2,00
a 8% S
UMUM DAERAH 0
KESELARASAN DAN EFEKTIVITAS
HUBUNGAN ANTARA PEMDA DAN
PEMERINTAH, SERTA ANTAR PEMDA 12,7 3,70
b ST
DALAM RANGKA PENGEMBANGAN 5% 0
OTDA

KESELARASAN ANTARA KEBIJAKAN


2,80
c PEMDA DENGAN KEBIJAKAN 22% T
0
PEMERINTAH
d EFEKTIVITAS HUBUNGAN ANTARA 5,75 1,50 S
Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 18
PROVINSI XXX
Skor Prestasi
1 2 3 4 5 6 7
PEMDA DAN DPRD % 0
EFEKTIVITAS PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN OLEH DPRD BESERTA 4,00
e 3% ST
TINDAK LANJUT PELAKSANAAN 0
KEPUTUSAN
EFEKTIVITAS PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN OLEH KDH BESERTA 2,00
f 5% S
TINDAK LANJUT PELAKSANAAN 0
KEPUTUSAN
KETAATAN PELAKSANAAN
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 4,00
g 3% ST
DAERAH PADA PERATURAN 0
PERUNDANG-UNDANGAN
INTENSITAS DAN EFEKTIVITAS
PROSES KONSULTASI PUBLIK ANTARA
PEMDA DAN MASYARAKAT ATAS 4,00
h 5% ST
PENETAPAN KEBIJAKAN PUBLIK YANG 0
STRATEGIS DAN RELEVAN UNTUK
DAERAH
TRANSPARANSI DALAM PEMANFAATAN
ALOKASI PENCAIRAN DAN 1,40
i 6% S
PENYERAPAN DAU, DAK DAN BAGI 0
HASIL
INTENSITAS, EFEKTIVITAS DAN
TRANSPARANSI PEMUNGUTAN 1,00
j 3% R
SUMBER-SUMBER PAD DAN PINJAMAN 0
/ OBLIGASI DAERAH
EFEKTIVITAS PERENCANAAN,
PENYUSUNAN, PELAKSANAAN TATA 12,7 1,70
k S
USAHA, PERTANGGUNG JAWABAN DAN 5% 0
PENGAWASAN APBD
1,30
l PENGELOLAAN POTENSI DAERAH 5% S
0
8,75 3,25
m TEROBOSAN INOVASI BARU ST
% 0
100
%
1,22
70% S
2 Tataran Pelaksana Kebijakan 5
0,44
40% R
a Umum 2
1 KEBIJAKAN TEKNIS
12, 0,80
) PENYELENGGARAAN URUSAN R
5% 9
PEMERINTAHAN
2 KETAATAN THD PERATURAN / UU 7,5 0,23
R
) % 5
3 PENATAAN KELEMBAGAAN 10, 0,36
R
) 0% 8
4 PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN 12, 0,46 R
Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 19
PROVINSI XXX
Skor Prestasi
1 2 3 4 5 6 7
) 5% 5
5 PERENCANAAN PEMBANGUNAN 17, 0,04
R
) 5% 1
6 PENGELOLAAN KEUANGAN 17, 0,28
R
) 5% 5
7 PENGELOLAAN BARANG MILIK 12, 0,11
R
) 5% 8
8 PEMBERIAN FASILITASI TERHADAP 10, 1,56
S
) PARTISIPASI MASYARAKAT 0% 5
60 1,74
S
b SPM/urusan pilihan % 7
1 80 1,97
S
) Urusan Wajib % 1
2 20 0,85
R
) Urusan Pilihan % 0

p. Sheet [Peringkat]
Sheet ini untuk menghasilkan peringkat berdasarkan skor yang
dihasilkan dari sheet sebelumnya.

Langkah pemeringkatan yaitu :


ß Data skor EKPPD dari sheet [Rekap Skor] secara otomatis
dipindahkan ke sheet [peringkat].
ß Lakukan sort berdasarkan nilai skor dari terbesar ke terkecil

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 20


Lampiran 1

Normalisasi Data dalam Statistik

Normalisasi data merupakan langkah dasar yang dilakukan sebelum melakukan


analisis inferensial statistik. Dalam analisis statistic, suatu distribusi data
diharapkan memenuhi asumsi theorem of central tendency (nilai kecenderungan
tengah) dimana nilai rata-rata, median, dan modus akan sama dan distribusi data
akan berbentuk bell-shaped seperti pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Distribusi Data Normal


Probability Density

Mean
Median
Modus
Namun, terkadang distribusi data tidak mengikuti pola normal dan menciptakan
kemencengan (skewness) distribusi seperti pada gambar 2. Kemencengan tersebut
terjadi karena banyaknya data yang bernilai besar atau kecil. Jika distribusi
menceng kekanan, maka disebut dengan kemiringan negatif, dan sebaliknya jika
distribusi menceng kekiri maka disebut dengan kemiringan positif. Jika data
memiliki distribusi yang menceng maka asumsi kecenderungan nilai tengah dan
normalitas data sehingga analisis statistik inferensial pun akan sulit dilakukan.

Gambar 2. Distribusi Data tidak Normal

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 21


Untuk mengkoreksi distribusi data yang menceng tersebut maka digunakan teknik
normalisasi data. Dogra (2007) menyebutkan bahwa normalisasi dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu:

1. Mean shifting

Teknik normalisasi ini dilakukan dengan cara melakukan penyesuaian atau


“menggeser” nilai actual dengan nilai rata-ratanya dan menghasilkan nilai rata-
rata baru sama dengan 0. Contohnya, bila terdapat suatu distribusi data
dengan nilai sebagai berikut : 1,2,3,4, dan 5. Total nilai penjumlahan kelima
data tersebut sama dengan 15 dan memiliki rata-rata sama dengan 3. Teknik
mean shifting dilakukan dengan cara mengurangkan nilai actual dengan rata-
ratanya (misal 1 dikurangi 3 sama dengan -2, 2 dikurangi 3 sama dengan -1,
dst). Maka distribusi data hasil normalisasi sama dengan -2,-1, 0, 1 dan 2,
dengan nilai total penjumlahan sama dengan 0 dan rata-rata sama dengan 0.
Namun perlu dicatat bahwa nilai standar deviasi akan tetap sama, yaitu √2.
Artinya sebaran dari data sebelum dan sesudah normalisasi akan tetap sama
(masih lebar).

2. Autoscaling

a. Teknik ini menggunakan nilai standard deviasi untuk normalisasi data.


Setiap nilai actual dari data dibagi dengan nilai standar deviasi. Contohnya,
bila terdapat suatu distribusi data dengan nilai-nilai sebagai berikut 1,2,3,4
dan 5, dengan nilai standar deviasi sama dengan √2 atau 1,6. Normalisasi
dilakukan dengan membagi setiap nilai dengan standar deviasinya (misal
1/√2, 2/√2, dst). Sehingga distribusi data yang telah dinormalisasi menjadi
sebagi berikut 1/√2, √2, 3/√2, 2√2 dan 5/√2 (atau 0,6; 1,2 ; 1,9; 2,5; 3,2).
Perlu dicatat bahwa standard deviasi dari distribusi data yang telah
dinormalisasi menjadi 1 (lebih kecil dari nilai standar deviasi sebelum
normalisasi).

b. Teknik autoscaling lainnya adalah dengan membagi nilai actual dengan


range atau selisih dari nilai terbesar dikurangi dengan nilai terkecil dari
data. Contohnya, bila terdapat suatu distribusi data dengan nilai-nilai
sebagai berikut 1,2,3,4, dan 5, dengan nilai standar deviasi √2, dan range
sebesar 4. Normalisasi dilakukan dengan membagi setiap nilai dengan range
(misal 1/4, 2/4, dst). Sehingga distribusi data yang telah dinormalisasi
menjadi sebagai berikut : 0,25; 0,5; 0,75 ; 1 ; 1,25. Perlu dicatat bahwa nilai
range menjadi lebih kecil yaitu 1, dan standar deviasi lebih kecil yaitu 0,4.

Teknik autoscalling ini yang dipakai dalam EKPPD tahun 2008.

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 22


Lampiran III
MANUAL APLIKASI
EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH (KABUPATEN/KOTA)
TAHUN 2016

A. Umum
1. Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah tahun 2016 menggunakan
aplikasi microsof excel, yang terdiri dari:

a. Template isian individu untuk Kabupaten/Kota terdiri dari 8 sheet yaitu:


No Sheet Cara Pengisian Keterangan
1 Kesesuaian Materi Input manual & Kesesuaian materi
otomatis
2 Pengambil Kebijakan Input manual & Capaian Kinerja
otomatis
3 Pengambil Kebijakan (2) Otomatis Capaian Kinerja
4 Pelaksana Kebijakan Input manual & Capaian Kinerja
Umum otomatis
5 Pelaksana Kebijakan Otomatis Capaian Kinerja
Umum (2)
6 Urusan pemerintahan Input manual & Capaian Kinerja
otomatis
7 Urusan pemerintahan (2) Otomatis Capaian Kinerja
8 Rekap Isian Individu Otomatis Sheet ini akan di
‘copy’ kemudian
‘paste special
value’ di template
gabungan

b. Template gabungan antar Kabupaten/Kota


Terdiri dari 16 sheet yaitu :
No Nama Sheet Cara Pengisian Keterangan
1 Rekap Individu Hasil dari “copy”
template individu
Kab/Kota dan di ‘paste
special value’
2 PA (1) Otomatis
3 PA (2) Otomatis
4 PA (3) Otomatis
5 PA (4) Otomati
6 PL (1) Otomatis
7 PL (2) Otomatis
8 PL (3) Otomatis
9 PL (4) Otomatis
10 PL (5) Otomatis
11 SPM (1) Otomatis
12 SPM (2) Otomatis
13 SPM (3) Otomatis
14 SPM (4) Otomatis
15 Rekap Skor Otomatis
16 Peringkat Otomatis & Manual Peringkat

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 2


2. Tujuan pengisian template digunakan untuk :
a. Template Isian Individu Kabupaten/Kota
- Bahan penyusunan lampiran LHE.
- Bahan untuk penggabungan pada template gabungan antar
Kabupaten dan Kota dalam satu Provinsi.
- Bahan untuk penggabungan pada template gabungan antar
Kabupaten secara nasional dan antar Kota secara nasional.
b. Template gabungan Kabupaten/Kota dalam wilayah provinsi
- Menghasilkan skor (1 s.d 4) dan prestasi (R,S,T, ST) untuk per IKK,
aspek kesesuaian materi, Aspek Capaian Kinerja, dan hasil evaluasi
secara keseluruhan.
- Bahan lampiran LHE.
- Menghasilkan data peringkat antar kabupaten dan kota dalam satu
Provinsi.
c. Template gabungan Kabupaten /Kota Nasional
- Menghasilkan data peringkat antar Kabupaten secara nasional dan
antar kota secara nasional
3. Template EKPPD dibedakan untuk Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan
Kota.
Kriteria evaluasi kesesuaian materi berdasarkan PP No. 3 tahun 2007 dan
capaian kinerja aspek pengambil kebijakan, pelaksana kebijakan, dan aspek
SPM berdasarkan elemen data yang disajikan dalam lampiran LPPD.
Elemen data tersebut di evaluasi per IKK dan dituangkan dalam template

4. Langkah-langkah pengisian template secara umum :


- Evaluator mengisi template individu untuk Kabupaten/Kota.
- Template individu Kabupaten/Kota yang telah terisi lengkap diserahkan
ke kompilator untuk dilakukan penggabungan antar kabupaten dan
kota untuk menghasilkan skor, prestasi dan peringkat dalam satu
provinsi, dan penggabungan antar Kabupaten secara nasional dan antar
kota secara nasional.

B. Teknis pengisan template


Evaluator pertama kali membuka template isian individu kota atau kabupaten,
kemudian mengisikan nama kabupaten/kota dan provinsi yang dievaluasi pada
sheet [kesesuaian materi].

1. Template isian individu

a. Sheet [kesesuaian materi]


Sheet ini merupakan isian kesesuaian materi dari Kelengkapan Laporan
(gambaran umum daerah, RPJMD), urusan desentralisasi, tugas
pembantuan, tugas umum pemerintahan , dan penyajian indikator
kinerja kunci yang terdiri dari 44 isian (termasuk di dalamnya 3 isian
yang terisi secara otomatis).
Cara pengisiannya adalah : apabila dalam LPPD telah disajikan materi
diisi 1 dan apabila tidak disajikan diisi 0.

Hasil isian ke-44 isian tersebut dijumlah secara otomatis dan


dikonversikan dalam skor dengan aturan sebagai berikut :

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 3


Range Skor
> 0,75 s.d 1,00 4
> 0,50 s.d 0,75 3
> 0,25 sd 0,50 2
0 s.d 0,25 1

b. Sheet [Pengambil Kebijakan]


Template ini merupakan isian capaian kinerja tataran pengambil
kebijakan yang terdiri dari 13 aspek dan dan 43 IKK.
Pengisian capaian kinerja dari 43 IKK tersebut dilakukan langsung pada
sheet [Pengambil Kebijakan] tidak lagi menggunakan kertas kerja
tambahan sebagaimana pada manual aplikasi EKPPD tahun 2010. Pada
sheet [pengambil kebijakan] disandingkan capaian kinerja yang murni
diambil dari LPPD dan Lampiran (III.1 untuk kabupaten, dan II.1 untuk
kota) dengan capaian kinerja hasil klarifikasi evaluator dilapangan.

Teknik pengisian :
- Pada sheet [pengambil kebijakan] yang dilakukan evaluator adalah :
 Mengisi kolom elemen data dari masing-masing IKK yang berasal
dari LPPD dan Lampiran (III.1 untuk kabupaten, dan II.1 untuk
kota) pada sel J7:J114 yang tidak diberi warna
 Capaian kinerja dari elemen data yang berasal dari LPPD
dihasilkan secara otomatis.
 Mengisi kolom elemen data dari masing-masing IKK hasil
klarifikasi dilapangan pada sel L7:L114 yang tidak diberi warna.
Hasil klarifikasi dapat berbeda dengan data dari LPPD.
 Capaian kinerja dari elemen data hasil klarifikasi dihasilkan
secara otomatis
 Capaian kinerja yang akan dijadikan dasar penggabungan adalah
capaian kinerja hasil klarifiksi lapangan.
Contoh : IKK No. 6 Rasio personil SatpoL PP terhadap jumlah
penduduk
Capaian kinerja IKK tersebut dihasilkan secara otomatis
dari isian elemen data yang selanjutnya diproses secara
otomatis oleh sistem template.
Jadi evaluator cukup menginput data:
- Jumlah satpol PP
- Jumlah penduduk
Secara otomatis akan diperoleh rasio personil satpol pp
terhadap jumlah penduduk sesuai rumus:

Kabupaten
= Jumlah satpol PP
X 10000
Jumlah penduduk

Kota
= Jumlah satpol PP
X 8000
Jumlah penduduk

- Pengisian terhadap capaian kinerja IKK dilakukan sesuai dengan


satuan yang ditetapkan seperti dalam prosentase, ada atau tidak,
tepat atau tidak, jumlah dst.

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 4


- Untuk capaian kinerja IKK yang kosong atau tidak diisi dalam
lampiran LPPD, maka evaluator wajib mengisi pada template dengan
isian “TDI”, jika evaluator tidak mengisi, maka template akan secara
otomatis mengisi “TDI”.

c. Sheet [Pengambil Kebijakan (2)]


Pada sheet ini evaluator tidak perlu melakukan pengisian, karena akan
terisi secara otomatis.

d. Sheet [Pelaksana Kebijakan umum ]


Template ini merupakan isian capaian kinerja tataran pelaksana
kebijakan administrasi umum yang terdiri dari 8 aspek yang terdiri 21
IKK untuk Kabupaten/Kota.
Dari 21 IKK tersebut seluruh IKK pengisiannya secara manual dan
otomatis di sheet yang bersangkutan ( tanpa kertas kerja dukungan).

Teknik pengisian :
- Evaluator cukup mengisi elemen data (pada sel yang tidak diberi
warna) baik dalam kolom LPPD maupun kolom Hasil Klarifikasi
pada template individu sebanyak urusan wajib dan pilihan yang
dilaksanakan oleh pemda.
Sel yang harus diisi per urusan : misal urusan pendidikan I5:I59 dan
K5:K59, urusan kesehatan I69:I123 dan K69:K123 dan seterusnya
sampai urusan transmigrasi.
Terdiri dari 2 sheet :
 sheet [pelaksana kebijakan umum].
 Sheet [pelaksana kebijakan umum ( 2)]
Contoh : IKK No. 1 Jumlah program nasional
Isian Capaian Kinerja IKK tersebut dihasilkan secara otomatis
(hasil perhitungan dari elemen data yang telah diisi oleh
evaluator).
Sehingga evaluator hanya menginput elemen data jumlah program
nasional yang dilaksanakan pemda sedang data jumlah program
nasional 2010 per urusan telah tersedia dalam template.
Secara otomatis akan diperoleh % jumlah program nasional yang
dilaksanakan oleh pemda sesuai rumus:

= Jumlah program nasional


yang dilaksanakan oleh
X 100%
pemda
Jumlah program nasional

- Pengisian terhadap capaian kinerja IKK dilakukan sesuai dengan


satuan yang ditetapkan seperti dalam prosentase, ada atau tidak,
tepat atau tidak, jumlah dan seterusnya.
- Untuk capaian kinerja IKK yang kosong atau tidak diisi dalam
suplemen LPPD, maka evaluator harus mengisi pada template dengan
isian TDI (tidak diisi).
- Untuk pemda yang tidak menyajikan tataran pelaksana kebijakan
urusan pilihan pada template harus diisi dengan BUP (Tidak
melaksanakan urusan pilihan).

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 5


- Untuk IKK No 19 Jumlah asset yang tidak digunakan oleh SKPD
elemen data yang diisi dalam satuan Rupiah.
- Untuk IKK No.2,5,9,17,20 hasil pengisian dilakukan secara otomatis
berdasarkan isian dari komponen dibawahnya dengan cara mengisi
ada atau tidak dan jenis isian yang diminta :
 IKK No.2 yaitu Keberadaan Standard Operating Procedure (SOP)
akan menghasilkan capaian 5 apabila SOP#1, SOP#2, SOP#3,
SOP#4, dan SOP#5 masing-masing diisi dengan jenis SOP yang
ada.
Apabila pada urusan tertentu memang tidak ada SOP, maka IKK
No. 2 dikosongkan saja (tidak perlu diisi).
 IKK No.5 yaitu Keberadaan jabatan fungsional dalam struktur
organisasi SKPD akan menghasilkan capaian 4 apabila Jabatan
Fungsional#1, Jabatan Fungsional#2, Jabatan Fungsional#3,
Jabatan Fungsioal#4 masing-masing diisi dengan jenis jabatan
fungsional yang ada. Capaian kinerja pada IKK No.5 adalah
“ada/tidak”, jadi jika jumlah jenis jabatan fungsional yang ada
minimal 1, maka capaian kinerjanya “ada”
Apabila semua komponen diisi TDI maka secara otomatis isian
IKK No. 5 TDI.
 IKK No.9 yaitu Kelengkapan dokumen perencanaan pembangunan
di SKPD akan menghasilkan capaian 3 apabila isian komponen
Renstra SKPD, Renja SKPD, RKA-SKPD masing-masing diisi Ada.
Apabila semua komponen diisi TDI maka secara otomatis isian
IKK No. 11 TDI.
 IKK No.17 yaitu keberadaan laporan keuangan SKPD akan
menghasilkan capaian kinerja 3 apabila isian komponen Neraca,
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK) masing-masing diisi Ada.
Apabila semua komponen diisi TDI maka secara otomatis isian
IKK No. 11 TDI.
 IKK No. 20 yaitu fasilitas/prasarana informasi akan menghasilkan
capaian kinerja 5 apabila isian komponen papan pengumuman,
pos pengaduan, leaflet, mobil keliling,pengumuman media massa
masing-masing diisi Ada.
Apabila semua komponen diisi TDI maka secara otomatis isian
IKK No. 11 TDI.

Catatan :
Untuk IKK aspek pelaksana kebijakan administrasi umum pada
urusan pertanahan dan statistik pada elemen datanya tetap
dilakukan pengisian meskipun untuk capaian kinerjanya sudah
ditetapkan oleh template dengan angka capaian maksimal.

e. Sheet [Pelaksana Kebijakan umum(2)]


Sheet ini tidak perlu dilakukan pengisian oleh evaluator.Sheet ini
merupakan hasil link dari sheet [Pelaksana Kebijakan umum].

f. Sheet [Urusan pemerintahan]


Template ini merupakan isian untuk capaian kinerja urusan wajib dan
urusan pilihan.
Terdiri dari :
Kabupaten

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 6


a) 79 IKK urusan wajib
b) 15 IKK urusan pilihan.
Kota
a) 78 IKK urusan wajib
b) 15 IKK urusan pilihan.
Pada semua IKK evaluator cukup mengisi pada kolom elemen data baik
di kolom LPPD dan kolom hasil klarifikasi, sementara pada kolom
capaian kinerja akan terisi secara otomatis.

Teknis pengisian
 Evaluator mengisi data capaian kinerja pada :
 sheet [Urusan pemerintahan].
Contoh : IKK No. 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
 Isian capaian kinerja IKK tersebut dihasilkan secara otomatis
dari proses rumus dalam template yang menghitung “isian
dalam kolom elemen data”.
 Sehingga evaluator cukup menginput data Jumlah Siswa pada
jenjang TK/RA/Penitipan Anak dan data jumlah Jumlah anak
usia 4 – 6 tahun.
 Secara otomatis akan diperoleh % PAUD sesuai rumus :

Jumlah Siswa pada jenjang


TK/RA/Penitipan Anak
X 100%
Jumlah anak usia 4 – 6
tahun
 Capaian kinerja IKK terisi secara otomatis berdasarkan elemen
data yang diisi dengan satuan yang ditetapkan seperti dalam
prosentase, ada atau tidak, tepat atau tidak, jumlah dan
seterusnya.
 Untuk capaian kinerja IKK yang kosong atau tidak diisi dalam
lampiran LPPD, maka evaluator harus mengisi pada template
dengan isian TDI (tidak diisi).
 Untuk pemda yang tidak melaksanakan urusan pilihan
capaian kinerja akan terisi BUP (tidak melaksanakan urusan
pilihan) secara otomatis.

g. Sheet [Urusan pemerintahan (2)]


Sheet ini tidak perlu dilakukan pengisian oleh evaluator.Sheet ini
merupakan hasil link dari sheet [Urusan pemerintahan].

h. Sheet [rekap isian individu]


1) Template ini merupakan rekapitulasi isian yang telah diinput dari
sheet-sheet sebelumnya.
2) Evaluator tidak perlu mengisi secara manual untuk rekapitulasi
tersebut karena dilakukan pengisian secara otomatis.
3) Isian pada sheet ini merupakan sumber data yang akan dikompilasi
pada template gabungan baik antar provinsi, antar kabupaten, antar
kota.

2. Template gabungan
a. Sheet [Gab rekap isian]

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 7


Sheet ini untuk menampung hasil isian individu yang akan diolah untuk
menghasilkan skor dan prestasi untuk capaian kinerja dan kesesuaian
materi.

Langkah penggabungan :
 Buka file LKE isian individu kabupaten/kota yang telah diinput
kemudian buka sheet [rekap individu].
 Sel I3:I857 dicopy dengan cara sorot sel I3:I857 (arahkan kursor pada
sel I3 kemudian tekan Shift + Ctrl + ), kemudian copy .
 Buka file LKE gabungan antar kabupaten/kota, kemudian buka
sheet [Gab rekap isian] arahkan kursor ke sel I6 atau sel
disampingnya (J6 dan seterusnya) tergantung sel yang masih kosong.
Kemudian paste special terus pilih value.

b. Sheet [PA1]
Sheet ini secara otomatis memindahkan data isian tataran pengambil
kebijakan dari sheet [Gab rekap isian].

c. Sheet [PA2]
Sheet ini secara otomatis melakukan normalisasi data atas capaian
kinerja IKK yang ditandingkan yaitu yang bersifat numeric dengan
satuan %, jumlah, unit dan sebagainya.
Sedangkan capaian kinerja yang sifat isiannya ada/tidak, tepat/tidak
dan seterusnya tidak dilakukan normalisasi data.
Penjelasan tentang normalisasi data dapat dilihat pada lampiran 1.

Langkah-langkah normalisasi data:


1) Hitung nilai maksimum dan minimum data.
2) Normalisasi data = Nilai aktual : (Nilai maksimum – Nilai Minimum).

d. Sheet [PA3]
Sheet ini secara otomatis mengkonversikan nilai normalisasi pada sheet
sebelumnya ke dalam skor dan prestasi.

Teknis konversi skor dan prestasi


1) Nilai normalisasi data
 Hitung rata-rata nilai normalisasi data
 Konversi ke skor dengan rumus :
Batas bawah Batas Atas Skor Prestasi
Lebih besar dari (1,25 Tak terhingga 4 ST
X nilai rata-rata
normalisasi)
Lebih besar nilai rata- (1,25 X nilai rata- 3 T
rata normalisasi rata normalisasi)
Lebih besar dari (0,75 (nilai rata-rata 2 S
x nilai rata-rata normalisasi)
normalisasi)
0 (0,75 x nilai rata- 1 R
rata normalisasi)

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 8


Catatan :
Untuk IKK yang sifat capaian kinerjanya semakin tinggi semakin
jelek, maka range skor dan prestasi di atas susunannya dibalik.
Untuk capaian kinerja IKK yang TDI dan BUP tidak dilakukan
konversi ke skor dan prestasi.

2) Ada/tidak
Untuk capaian kinerja IKK yang sifatnya ada/tidak ketentuan
konversi skor dan prestasi yaitu : jika ada = 4 (ST) jika tidak 1 (T).

e. Sheet [PA4]
Sheet ini secara otomatis akan menghitung nilai capaian masing-masing
13 aspek pengambil kebijakan.

Cara menghitung nilai capaian masing-masing aspek pengambil


kebijakan :
= (% bobot per IKK yang ada di aspek) x( jumlah skor dari masing IKK
yang ada di aspek tersebut)
Contoh :
Aspek 1 : Ketentraman dan Ketertiban Umum Daerah terdiri dari 8 IKK
masing skor IKK-nya yaitu : 4,1,1, 4,4,4 , 1, 4
Maka nilai capaian aspek 1 = (11%x4)+(11%x1)+(11%x1)+(12,5%x4) +
(12,5%x4)+(14%x4)+(14%x1)+(14%x4)= 2,92 prestasi “T”.

f. Sheet [PL1]
Sheet ini secara otomatis memindahkan data isian tataran pelaksana
kebijakan - umum dari sheet [Gab rekap isian].

g. Sheet [PL2]
Sheet ini secara otomatis melakukan normalisasi data atas capaian
kinerja IKK yang ditandingkan yaitu yang sifat satuannya %, jumlah,
unit dsb.
Sedangkan capaian kinerja yang sifatnya ada/tidak, tepat/tidak dst
tidak dilakukan normalisasi data.

Langkah-langkah normalisasi data:


1) Hitung nilai maksimum dan minimum data.
2) Normalisasi data = Nilai aktual : (Nilai maksimum – Nilai
Minimum).

h. Sheet [PL3]
Sheet ini secara otomatis mengkonversikan nilai normalisasi IKK per
urusan pada sheet sebelumnya ke dalam skor dan prestasi.

Teknis konversi skor dan prestasi


1) Nilai normalisasi data
 Hitung rata-rata nilai normalisasi data
 Konversi ke skor dengan rumus :

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 9


Batas bawah Batas Atas Skor Prestasi
Lebih besar dari (1,25 Tak terhingga 4 ST
X nilai rata-rata
normalisasi)
Lebih besar nilai rata- (1,25 X nilai rata- 3 T
rata normalisasi rata normalisasi)
Lebih besar dari (0,75 (nilai rata-rata 2 S
x nilai rata-rata normalisasi)
normalisasi)
0 (0,75 x nilai rata- 1 R
rata normalisasi)

Catatan :
Untuk IKK yang sifat capaian kinerjanya semakin tinggi semakin
jelek, maka range skor dan prestasi di atas susunannya dibalik.
Untuk capaian kinerja IKK yang TDI dan BUP tidak dilakukan
konversi ke skor dan prestasi.

2) Ada/tidak
Untuk capaian kinerja IKK yang sifatnya ada/tidak ketentuan
konversi skor dan prestasi yaitu : jika ada = 4 (ST) jika tidak (T).

i. Sheet [PL4]
Sheet ini secara otomatis menghitung nilai capaian IKK hasil agregasi
dari nilai capaian IKK per urusan.

Cara menghitung nilai capaian IKK hasil agregasi nilai capaian IKK per
urusan
= (1/jumlah urusan yang dilaksanakan) x ( jumlah dari skor sebanyak
urusan yang dilaksanakan)

Contoh :
Jumlah urusan yang dilaksanakan = 34
Jumlah skor capaian = 133
Nilai capaian IKK tsb = 133/34 = 3,91

j. Sheet [PL5]
Sheet ini secara otomatis menghitung nilai capaian per 8 aspek tatataran
pelaksana kebijakan.

Cara menghitung nilai capaian per 8 aspek tataran pelaksana kebijakan


= (%bobot per IKK dalam satu aspek) x ( jumlah dari skor per IKK yang
ada di aspek tersebut)

Contoh :
Aspek 1 yaitu Kebijakan teknis penyelenggara terdiri dari 2 IKK masing-
masing skor 3,91 dan 3,62.

Nilai capaian aspek 1 tataran pelaksana kebijakan umum


= (50%x3,91) + (50%x3,62) = 3,76

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 10


k. Sheet [SPM1]
Sheet ini secara otomatis memindahkan data isian capaian kinerja
tataran pelaksana kebijakan – SPM dan urusan pilihan dari sheet [Gab
rekap isian].

l. Sheet [SPM2]
Sheet ini secara otomatis melakukan normalisasi data atas capaian
kinerja IKK yang ditandingkan yaitu yang sifat satuannya %, jumlah,
unit dsb.
Sedangkan capaian kinerja yang sifatnya ada/tidak, tepat/tidak dan
seterusnya tidak dilakukan normalisasi data.

Langkah-langkah normalisasi data :


1) Hitung nilai maksimum dan minimum data.
2) Normalisasi data = Nilai aktual : (Nilai maksimum – Nilai
Minimum).

Untuk EKPPD 2011 penilaian beberapa IKK tidak melalui normalisasi


data melainkan berdasarkan standar capaian kinerja yang diambil dari
target SPM yaitu 6 IKK pada urusan pendidikan dan 6 IKK pada urusan
kesehatan (lihat lampiran Standar Capaian kinerja).

m. Sheet [SPM3]
Sheet ini secara otomatis mengkonversikan nilai normalisasi IKK pada
sheet sebelumnya ke dalam skor dan prestasi.

Teknis konversi skor dan prestasi


1) Nilai normalisasi data
 Hitung rata-rata nilai normalisasi data
 Konversi ke skor dengan rumus :
Batas bawah Batas Atas Skor Prestasi
Lebih besar dari (1,25 Tak terhingga 4 ST
X nilai rata-rata
normalisasi)
Lebih besar nilai rata- (1,25 X nilai rata- 3 T
rata normalisasi rata normalisasi)
Lebih besar dari (0,75 (nilai rata-rata 2 S
x nilai rata-rata normalisasi)
normalisasi)
0 (0,75 x nilai rata- 1 R
rata normalisasi)
Catatan :
Untuk IKK yang sifat capaian kinerjanya semakin tinggi semakin
jelek, maka range skor dan prestasi di atas susunannya dibalik.
Untuk capaian kinerja IKK yang TDI dan BUP tidak dilakukan
konversi ke skor dan prestasi.

2) Ada/tidak
Untuk capaian kinerja IKK yang sifatnya ada/tidak ketentuan
konversi skor dan prestasi yaitu : jika ada = 4 (ST) jika tidak =1 (T).

3) Penilaian IKK berdasarkan standar capaian kinerja dari target SPM.

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 11


Penilaian dilakukan dengan cara membuat range skor dari 1 sampai
4.
Contoh :
IKK Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
Capaian Kinerja Skor
0 – 50 1
>50 – 80 2
>80 – 95 3
>95 – 100 4

Rincian lengkap daftar IKK yang menggunakan standar capaian


kinerja dari target SPM lihat lampiran.

n. Sheet [SPM 4]
Sheet ini secara otomatis menghitung nilai capaian per masing-masing
urusan wajib dan urusan pilihan.
Cara menghitung nilai capaian per masing-masing urusan
= (%bobot per IKK dalam satu urusan) x ( jumlah skor dari IKK yang ada
di urusan tsb)
Contoh :( diambil dari [sheet SPM3])

Urusan perumahan = 3 IKK


Skor masing-masing IKK = 4,1,4
Nilai capaian urusan pendidikan=(33,33%x4)+(33,33% x 1)+(33,33%x4) =
3,000

Cara menghitung nilai capaian urusan wajib


=(%bobot per masing-masing urusan x Capaian masing-masing urusan)
Contoh : (lihat tabel 1)

TABEL 1
Capaian
Bobot Capaian
kinerja
URUSAN WAJIB per kenerja
urusan
urusan urusan
wajib
1 2 3 4=2x3
Pendidikan 20% 3,284

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 12


Capaian
Bobot Capaian
kinerja
URUSAN WAJIB per kenerja
urusan
urusan urusan
wajib
0,657
4,000
Kesehatan
15% 0,600
3,250
Lingkungan Hidup
5% 0,163
3,250
Pekerjaan Umum
5% 0,163
4,000
Tata Ruang
3% 0,120
4,000
Perencanaan Pembangunan
5% 0,200
3,000
Perumahan
4% 0,120
1,000
Kepemudaan & Olahraga
2% 0,020
1,000
Penanaman Modal
2% 0,020
2,000
Koperasi & UKM
2% 0,040
3,333
Kependudukan & Catatan Sipil
5% 0,167
3,000
Ketenagakerjaan
2% 0,060
2,500
Ketahanan Pangan
2% 0,050
Pemberdayaan Perempuan dan 3,000
Perlindungan Anak 4% 0,120
3,000
KB & KS
2% 0,060
4,000
Perhubungan
2% 0,080
1,000
Komunikasi & Informatika
2% 0,020
2,666
Pertanahan
1% 0,027
Kesbang & Politik 1,000
2% 0,020
1,000
Otonomi Daerah
2% 0,020
Pemberdayaan Masyarakat & 1,000
Desa 2% 0,020
3,000
Sosial
3% 0,090
1,000
Budaya
3% 0,030
1,000
Statistik
1% 0,010

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 13


Capaian
Bobot Capaian
kinerja
URUSAN WAJIB per kenerja
urusan
urusan urusan
wajib
2,500
Kearsipan
2% 0,050
4,000
Perpustakaan
2% 0,080
100,00%
Capaian Kinerja Urusan Wajib
3,005

Cara menghitung capaian urusan pilihan :


a. Ketika semua urusan pilihan dilaksanakan :
=(%bobot masing-masing urusan x skor masing-masing urusan)
Contoh : (lihat tabel 2)
%bobot masing-masing urusan pilihan pada kolom 4, skor per
urusan pada kolom 5, hasil perkalian %bobot masing-masing urusan
pilihan dengan skor masing-masing urusan pada kolom 6. Capaian
kinerja urusan pilihan 2,0125 (hasil penjumlahan kolom 6)

TABEL 2
Capaian
Bobot
Skor per Kinerja
Urusan Pilihan /Urus
Urusan Urusan
an
Pilihan
1 4 5 6=4x5
12,50 2
Kelautan & perikanan
% 0,25
20,00 2
Pertanian
% 0,4
12,50 2,5
Kehutanan
% 0,3125
12,50 3
Energi dan SDM
% 0,375
12,50 1
Pariwisata
% 0,125
12,50 2,5
Industri
% 0,3125
12,50 1,5
Perdagangan
% 0,1875
Transmigrasi 5,00% 1 0,05
2,0125
Capain Kinerja Urusan Pilihan

b. Ketika tidak semua urusan pilihan dilaksanakan


Contoh : (lihat tabel 3.1 dan 3.2)
Dari tabel 3.1 kolom 3 menunjukkan bahwa urusan transmigrasi
memperoleh skor “BUP”, ini berarti bahwa urusan transmigrasi tidak
dilaksanakan/tidak dipilih.
Karena urusan transmigrasi tidak dipilih, maka bobot urusan
transmigrasi yang sebesar 5% harus didistribusikan ke 7 urusan
pilihan yang lain secara proforsional. Misalnya urusan pertanian
Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 14
semula bobotnya 20%, kemudian mendapat limpahan bobot dari
urusan transmigrasi sebesar 20/95 x 5% = 1,05%, sehingga bobotnya
menjadi 20% + 1,05% = 21,05% atau 21,1% (lihat tabel 3.2)

TABEL 3.1

Bobot/uru
san stlh
Bobot/ Tambaha
Urusan Pilihan Skor distribusi
Urusan n bobot
bobot
"BUP"
1 2 3 4 5
Kelautan & 12,50% 1
perikanan
Pertanian 20,00% 1
Kehutanan 12,50% 2,5
Energi dan SDM 12,50% 2
Pariwisata 12,50% 1
Industri 12,50% 2,5
Perdagangan 12,50% 1
Transmigrasi 5,00% BUP
100,00
%

TABEL 3.2
Bobot/uru
Tamb
Bobot san stlh Capaian
ahan Sko
Urusan Pilihan /Urus distribusi Kinerja
bobo r
an bobot Urusan
t
"BUP"
1 2 3 4=2+3 5 6=4x5
Kelautan & 12,50 0,66
13,2% 1 0,132
perikanan % %
20,00 1,05
Pertanian 21,1% 1 0,211
% %
12,50 0,66
Kehutanan 13,2% 2,5 0,329
% %
12,50 0,66
Energi dan SDM 13,2% 2 0,263
% %
12,50 0,66
Pariwisata 13,2% 1 0,132
% %
12,50 0,66
Industri 13,2% 2,5 0,329
% %
12,50 0,66
Perdagangan 13,2% 1 0,132
% %
Transmigrasi 5,00% 0,00 0,00 0,00 0,000
Capaian Kinerja 100,00 5,00
100,00% 1,526
Urusan Pilihan % %

o. Sheet [rekap skor]


Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 15
Pada Sheet [rekap skor] evaluator tidak perlu melakukan pengisian,
karena semua skor dihasilkan secara otomatis sebagaimana tergambar
dalam tabel 4 dibawah. Formula perhitungan dapat diuraikan sebagai
berikut :
- Skor Evaluasi LPPD sebesar 3,061 diperoleh dari rumus sebagai
berikut :
= (%bobot kesesuaian materi x skor kesesuaian materi) + (% bobot
capaian kinerja x skor capaian kinerja)
=(5%x4,000)+(95% x 3,0112) = 3,061
- Skor kesesuaian materi sebesar 4,000 diperoleh secara otomatis dari
sheet [Gab Rekap Individu] sell I8.
- Skor capaian kinerja sebesar 3,0112 diperoleh dari rumus sebagai
berikut :
= (% bobot aspek pengambil kebijakan x skor aspek pengambil
kebijakan) + (% bobot aspek pelaksana kebijakan x skor aspek
pelaksana kebijakan)
= (30% x 2,8395) + (70% x 3,085) = 3,0112
- Skor aspek pengambil kebijakan sebesar 2,8395 diperoleh dari rumus
seperti pada tabel berikut :
NO ASPEK PENGAMBIL BOBOT SKOR PERHITUNGAN
KEBIJAKAN PER PER SKOR
ASPEK ASPEK PENGAMBIL
KEBIJAKAN
1 2 3 4 5= 3 X 4
1 KETENTRAMAN DAN 0,4000
KETERTIBAN UMUM 10% 4,0000
DAERAH
2 KESELARASAN DAN 0,4080
EFEKTIVITAS HUBUNGAN
ANTARA PEMDA DAN
PEMERINTAH, SERTA 12% 3,4000
ANTAR PEMDA DALAM
RANGKA PENGEMBANGAN
OTDA
3 KESELARASAN ANTARA 0,7700
KEBIJAKAN PEMDA
22% 3,5000
DENGAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH
4 EFEKTIVITAS HUBUNGAN 0,1250
5% 2,5000
ANTARA PEMDA DAN DPRD
5 EFEKTIVITAS PROSES 0,1200
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
OLEH DPRD BESERTA 3% 4,0000
TINDAK LANJUT
PELAKSANAAN KEPUTUSAN
6 EFEKTIVITAS PROSES 0,1500
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
OLEH KDH BESERTA 5% 3,0000
TINDAK LANJUT
PELAKSANAAN KEPUTUSAN
7 KETAATAN PELAKSANAAN 0,0300
PENYELENGGARAAN 3% 1,0000
PEMERINTAHAN DAERAH
Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 16
NO ASPEK PENGAMBIL BOBOT SKOR PERHITUNGAN
KEBIJAKAN PER PER SKOR
ASPEK ASPEK PENGAMBIL
KEBIJAKAN
1 2 3 4 5= 3 X 4
PADA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
8 INTENSITAS DAN 0,2000
EFEKTIVITAS PROSES
KONSULTASI PUBLIK
ANTARA PEMDA DAN
MASYARAKAT ATAS 5% 4,0000
PENETAPAN KEBIJAKAN
PUBLIK YANG STRATEGIS
DAN RELEVAN UNTUK
DAERAH
9 TRANSPARANSI DALAM 0,0600
PEMANFAATAN ALOKASI
PENCAIRAN DAN 6% 1,0000
PENYERAPAN DAU, DAK
DAN BAGI HASIL
10 INTENSITAS, EFEKTIVITAS 0,0300
DAN TRANSPARANSI
PEMUNGUTAN SUMBER-
3% 1,0000
SUMBER PAD DAN
PINJAMAN / OBLIGASI
DAERAH
11 EFEKTIVITAS 0,3445
PERENCANAAN,
PENYUSUNAN,
PELAKSANAAN TATA 13% 2,6500
USAHA, PERTANGGUNG
JAWABAN DAN
PENGAWASAN APBD
12 PENGELOLAAN POTENSI 0,0500
5% 1,0000
DAERAH
13 TEROBOSAN INOVASI BARU 8% 1,9000 0,1520
Jumlah 2,8395
- Skor aspek pelaksana kebijakan sebesar 3,085 diperoleh dari rumus
berikut :
= (% bobot peksana kebijakan umum x skor pelaksana kebijakan
umum) + (% bobot pelaksana kebijakan capaian SPM x skor
pelaksana kebijakan capaian SPM)
= (40% x 3,397) + (60% x 2,877) = 3,085

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 17


TABEL 4 (Tampilan data di sheet [Rekap Skor] )
KABUPATEN/
KOTA XXX
Skor
1 2 3 4 5 6
100
Skor Evaluasi LPPD 3,0606
%
A Kesesuaian Materi 5% 4,0000
B Capaian Kinerja 95% 3,0112
1 Tataran Pengambil Kebijakan 30% 2,8395
KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN
a 10% 4,0000
UMUM DAERAH
KESELARASAN DAN EFEKTIVITAS
HUBUNGAN ANTARA PEMDA DAN
b PEMERINTAH, SERTA ANTAR PEMDA 12% 3,4000
DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
OTDA
KESELARASAN ANTARA KEBIJAKAN
c PEMDA DENGAN KEBIJAKAN 22% 3,5000
PEMERINTAH
EFEKTIVITAS HUBUNGAN ANTARA
d 5% 2,5000
PEMDA DAN DPRD
EFEKTIVITAS PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN OLEH DPRD BESERTA
e 3% 4,0000
TINDAK LANJUT PELAKSANAAN
KEPUTUSAN
EFEKTIVITAS PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN OLEH KDH BESERTA
f 5% 3,0000
TINDAK LANJUT PELAKSANAAN
KEPUTUSAN
KETAATAN PELAKSANAAN
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
g 3% 1,0000
DAERAH PADA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
INTENSITAS DAN EFEKTIVITAS
PROSES KONSULTASI PUBLIK ANTARA
PEMDA DAN MASYARAKAT ATAS
h 5% 4,0000
PENETAPAN KEBIJAKAN PUBLIK YANG
STRATEGIS DAN RELEVAN UNTUK
DAERAH
TRANSPARANSI DALAM PEMANFAATAN
ALOKASI PENCAIRAN DAN
i 6% 1,0000
PENYERAPAN DAU, DAK DAN BAGI
HASIL
INTENSITAS, EFEKTIVITAS DAN
TRANSPARANSI PEMUNGUTAN
j 3% 1,0000
SUMBER-SUMBER PAD DAN PINJAMAN
/ OBLIGASI DAERAH
EFEKTIVITAS PERENCANAAN,
PENYUSUNAN, PELAKSANAAN TATA
k 13% 2,6500
USAHA, PERTANGGUNG JAWABAN DAN
PENGAWASAN APBD
Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 18
KABUPATEN/
KOTA XXX
Skor
1 2 3 4 5 6
l PENGELOLAAN POTENSI DAERAH 5% 1,0000
m TEROBOSAN INOVASI BARU 8% 1,9000
100
%
2 Tataran Pelaksana Kebijakan 70% 3,085
a Umum 40% 3,397
1 KEBIJAKAN TEKNIS
12,5
) PENYELENGGARAAN URUSAN 3,765
0%
PEMERINTAHAN
2 KETAATAN THD PERATURAN / UU 7,50
4,000
) %
3 PENATAAN KELEMBAGAAN 10,0
3,971
) 0%
4 PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN 12,5
3,959
) 0%
5 PERENCANAAN PEMBANGUNAN 17,5
4,000
) 0%
6 PENGELOLAAN KEUANGAN 17,5
2,391
) 0%
7 PENGELOLAAN BARANG MILIK 12,5
2,632
) 0%
8 PEMBERIAN FASILITASI TERHADAP 10,0
2,871
) PARTISIPASI MASYARAKAT 0%
b SPM/urusan pilihan 60% 2,877
1
80% 3,005
) Urusan Wajib
2
20% 2,363
) Urusan Pilihan

p. Sheet [Peringkat]
Sheet ini untuk menghasilkan peringkat berdasarkan skor yang
dihasilkan dari sheet sebelumnya.

Langkah pemeringkatan yaitu :


 Data skor EKPPD dari sheet [Rekap Skor] secara otomatis
dipindahkan ke sheet [peringkat].
 Lakukan sort berdasarkan nilai skor dari terbesar ke terkecil

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 19


Lampiran 1

Normalisasi Data dalam Statistik

Normalisasi data merupakan langkah dasar yang dilakukan sebelum melakukan


analisis inferensial statistik. Dalam analisis statistic, suatu distribusi data
diharapkan memenuhi asumsi theorem of central tendency (nilai kecenderungan
tengah) dimana nilai rata-rata, median, dan modus akan sama dan distribusi data
akan berbentuk bell-shaped seperti pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Distribusi Data Normal


Probability Density

0 100

Mean
Median
Modus
Namun, terkadang distribusi data tidak mengikuti pola normal dan menciptakan
kemencengan (skewness) distribusi seperti pada gambar 2. Kemencengan tersebut
terjadi karena banyaknya data yang bernilai besar atau kecil. Jika distribusi
menceng kekanan, maka disebut dengan kemiringan negatif, dan sebaliknya jika
distribusi menceng kekiri maka disebut dengan kemiringan positif. Jika data
memiliki distribusi yang menceng maka asumsi kecenderungan nilai tengah dan
normalitas data sehingga analisis statistik inferensial pun akan sulit dilakukan.

Gambar 2. Distribusi Data tidak Normal

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 20


Untuk mengkoreksi distribusi data yang menceng tersebut maka digunakan teknik
normalisasi data. Dogra (2007) menyebutkan bahwa normalisasi dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu:

1. Mean shifting

Teknik normalisasi ini dilakukan dengan cara melakukan penyesuaian atau


“menggeser” nilai actual dengan nilai rata-ratanya dan menghasilkan nilai rata-
rata baru sama dengan 0. Contohnya, bila terdapat suatu distribusi data
dengan nilai sebagai berikut : 1,2,3,4, dan 5. Total nilai penjumlahan kelima
data tersebut sama dengan 15 dan memiliki rata-rata sama dengan 3. Teknik
mean shifting dilakukan dengan cara mengurangkan nilai actual dengan rata-
ratanya (misal 1 dikurangi 3 sama dengan -2, 2 dikurangi 3 sama dengan -1,
dst). Maka distribusi data hasil normalisasi sama dengan -2,-1, 0, 1 dan 2,
dengan nilai total penjumlahan sama dengan 0 dan rata-rata sama dengan 0.
Namun perlu dicatat bahwa nilai standar deviasi akan tetap sama, yaitu √2.
Artinya sebaran dari data sebelum dan sesudah normalisasi akan tetap sama
(masih lebar).

2. Autoscaling

a. Teknik ini menggunakan nilai standard deviasi untuk normalisasi data.


Setiap nilai actual dari data dibagi dengan nilai standar deviasi. Contohnya,
bila terdapat suatu distribusi data dengan nilai-nilai sebagai berikut 1,2,3,4
dan 5, dengan nilai standar deviasi sama dengan √2 atau 1,6. Normalisasi
dilakukan dengan membagi setiap nilai dengan standar deviasinya (misal
1/√2, 2/√2, dst). Sehingga distribusi data yang telah dinormalisasi menjadi
sebagi berikut 1/√2, √2, 3/√2, 2√2 dan 5/√2 (atau 0,6; 1,2 ; 1,9; 2,5; 3,2).
Perlu dicatat bahwa standard deviasi dari distribusi data yang telah
dinormalisasi menjadi 1 (lebih kecil dari nilai standar deviasi sebelum
normalisasi).

b. Teknik autoscaling lainnya adalah dengan membagi nilai actual dengan


range atau selisih dari nilai terbesar dikurangi dengan nilai terkecil dari
data. Contohnya, bila terdapat suatu distribusi data dengan nilai-nilai
sebagai berikut 1,2,3,4, dan 5, dengan nilai standar deviasi √2, dan range
sebesar 4. Normalisasi dilakukan dengan membagi setiap nilai dengan range
(misal 1/4, 2/4, dst). Sehingga distribusi data yang telah dinormalisasi
menjadi sebagai berikut : 0,25; 0,5; 0,75 ; 1 ; 1,25. Perlu dicatat bahwa nilai
range menjadi lebih kecil yaitu 1, dan standar deviasi lebih kecil yaitu 0,4.

Teknik autoscalling ini yang dipakai dalam EKPPD tahun 2008.

Manual Aplikasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2016 21


Lampiran IV

LOGO PEMPROV

LAPORAN HASIL EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN


PEMERINTAHAN DAERAH (EKPPD) ATAS LPPD
KABUPATEN/KOTA ........
TAHUN 2015

Nomor : LHE-....../PW../10/2016
LAP-..../..../INSP/2016
Tanggal : ………………………..

PEMERINTAH PROVINSI ................


........................
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai Pasal 69 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, antara


lain ditegaskan bahwa Kepala Daerah memiliki kewajiban untuk menyampaikan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Presiden
melalui Menteri Dalam Negeri untuk Gubernur dan kepada Menteri Dalam
Negeri melalui Gubernur untuk Bupati/Walikota.
Sebelum dikeluarkannya produk hukum yang mengatur tentang
penyusunan dan mekanisme LPPD sebagai tindak lanjut Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014, maka pelaksanaan evaluasi tahun 2016 atas LPPD
tahun 2015 berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Jo. Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 73 Tahun 2009. Sesuai Pasal 9 Peraturan Pemerintah nomor 3
Tahun 2007 LPPD disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya
tahun anggaran.
Selanjutnya LPPD yang disampaikan oleh pemerintah daerah kepada
pemerintah setiap tahun dilakukan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (EKPPD) sesuai pasal 4, 16 dan 21 PP No 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (P-EPPD).
Untuk EKPPD tahun 2016 terhadap LPPD tahun 2015 dilaksanakan
berpedoman pada Surat Edaran Mendagri No. ..... Tanggal ….. tentang Manual
Tata Cara Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD)
Tahun 2016 terhadap Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)
Tahun 2015.
Tim Daerah EPPD bertugas melakukan EKPPD kabupaten/kota dalam
wilayah provinsi. Hasil Evaluasi akan disampaikan kepada pemerintah pusat dan
pemerintah daerah sebagai bahan fasilitasi dalam rangka peningkatan kinerja
daerah.

1
B. Maksud dan Tujuan Evaluasi
1. Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah
dalam memanfaatkan hak yang diperoleh daerah dengan capaian keluaran
dan hasil yang telah direncanakan;
2. Memberikan apresiasi bagi pemerintah daerah yang sudah menyampaikan
LPPD tahun 2015;
3. Sebagai bahan penetapan peringkat kinerja kabupaten/kota di tingkat
provinsi dan nasional;
4. Memberikan rekomendasi bagi daerah untuk mendorong peningkatan
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah;
5. Sebagai masukan kepada Kementerian/LPND untuk melakukan pembinaan
lebih lanjut dalam rangka peningkatan kinerja daerah melalui program
pengembangan kapasitas daerah sebagaimana diamanatkan Pasal 54 PP
Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman EPPD.

C. Metode Evaluasi
Metode EKPPD tahun 2016 terhadap LPPD tahun 2015 dilakukan dengan
menilai 2 (dua) variabel yaitu :
1. indeks capaian kinerja 95%
2. indeks kesesuaian materi 5%

Penilaian variabel Indeks Capaian Kinerja terdiri dari penilaian pada


tataran Pengambil Kebijakan dan pada tataran Pelaksana Kebijakan.
a. Penilaian pada tataran Pengambil Kebijakan yaitu penilaian yang dilakukan
terhadap kinerja Kepala Daerah dan DPRD terdiri atas 13 aspek
b. Penilaian pada tataran Pelaksana Kebijakan yaitu penilaian yang dilakukan
terhadap kinerja satuan manajerial kerja perangkat daerah (SKPD) terdiri
atas 9 aspek yaitu 8 aspek administrasi umum dan 1 aspek Tingkat Capaian
Kinerja/SPM.
Prestasi capaian kinerja dikelompokkan sebagai berikut :
∑ Skor 3 < ST ≤ 4 mendapat prestasi Sangat Tinggi (ST)

2
∑ Skor 2 < T ≤ 3 mendapat prestasi Tinggi (T)
∑ Skor 1 < S ≤ 2 mendapat prestasi Sedang (S)
∑ Skor 0 ≤ R ≤ 1 mendapat prestasi Rendah (R)

3
BAB II
URAIAN HASIL EVALUASI

A. Pelaksanaan Evaluasi
1. Sesuai ketentuan pasal 9 PP Nomor 3 tahun 2007, pemerintah daerah
berkewajiban menyampaikan LPPD setiap tahun kepada pemerintah paling
lambat 3 bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.
Berdasarkan data yang diterima Biro Pemerintahan Provinsi, penerimaan
LPPD tahun 2015 Kabupaten/Kota ........ pada tanggal ……bulan …... tahun
2016, tidak tepat/tepat waktu (pilih salah satu).
2. Berdasarkan hasil evaluasi atas data yang disajikan dalam LPPD tahun 2015
pada umumnya cukup baik namun masih banyak data yang harus
disempurnakan, sehingga perlu dilakukan perbaikan-perbaikan elemen data
untuk masa yang akan datang.
3. Penyusunan LPPD tahun 2015 perlu dilakukan evaluasi mandiri untuk
mendapatkan data yang valid dan akurat.

B. Hasil Evaluasi
1. Tataran Pengambil Kebijakan
Penilaian Indeks Capaian Kinerja dilakukan terhadap ”Tataran Pengambil
Kebijakan”, yakni kinerja Kepala Daerah dan DPRD yang penilaiannya
dilakukan pada ”Tataran Pelaksana Kebijakan Daerah”, yakni kinerja satuan
kerja perangkat daerah (SKPD). Tataran Pengambil Kebijakan terdiri dari 13
Aspek dengan 46 Indikator Kinerja Kunci (IKK). Penilaian pada “Tataran
Pengambil Kebijakan ” mendapatkan skor ..... atau dengan kategori prestasi
Sangat Tinggi/Tinggi/Sedang/Rendah dengan rincian sebagai berikut :

Uraian Jumlah %
IKK yang memperoleh kategori prestasi Sangat
Tinggi
IKK yang memperoleh kategori prestasi Tinggi

4
Uraian Jumlah %
IKK yang memperoleh kategori prestasi Sedang
IKK yang memperoleh kategori prestasi Rendah
IKK yang tidak memperoleh prestasi karena tidak
diisi angka capaian kinerja
Jumlah 46 100,00
Rincian lebih lanjut lihat lampiran 2.

2. Tataran Pelaksana Kebijakan


Tataran Pelaksana Kebijakan Daerah terdiri dari aspek administrasi umum
dan urusan pemerintahan. Penilaian pada ”Tataran Pelaksana Kebijakan
Daerah” mendapatkan skor ..... atau dengan kategori prestasi Sangat
Tinggi/Tinggi/Sedang/Rendah dengan uraian sebagai berikut :
a. Aspek Administrasi Umum
Aspek administrasi umum terdiri dari 8 aspek dengan 21 Indikator
Kinerja Kunci (IKK) yang mencakup 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan
dengan jumlah IKK sebanyak 714. Penilaian pada Aspek Umum
mendapatkan skor ...... atau dengan kategori prestasi Sangat
Tinggi/Tinggi/Sedang/Rendah dengan rincian sebagai berikut :

1) Skor dan Prestasi per Aspek


No Uraian Skor Prestasi
1 Kebijakan Teknis Penyelenggaraan
2 Ketaatan Thd Peraturan / UU
3 Penataan Kelembagaan
4 Pengelolaan Kepegawaian
5 Perencanaan Pembangunan
6 Pengelolaan Keuangan
7 Pengelolaan Barang Milik
8 Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi
Masyarakat
Rincian lebih lanjut lihat lampiran 3.

5
2) Skor dan Prestasi per IKK
Uraian Jumlah %
IKK yang memperoleh kategori prestasi Sangat
Tinggi
IKK yang memperoleh kategori prestasi Tinggi
IKK yang memperoleh kategori prestasi Sedang
IKK yang memperoleh kategori prestasi Rendah
IKK yang tidak memperoleh prestasi karena tidak
diisi angka capaian kinerja
IKK yang tidak memperoleh prestasi karena bukan
urusan pilihan
Jumlah 714 100,00
Rincian lebih lanjut lihat lampiran 3.

3) Skor dan Prestasi per Urusan yang dilaksanakan oleh SKPD


- Skor tertinggi dengan prestasi Sangat Tinggi/Tinggi/Sedang/
Rendah terdapat pada urusan ............ yaitu sebesar ......
- Skor terendah dengan prestasi Rendah terdapat pada urusan
........... yaitu sebesar .........

b. Urusan Pemerintahan
Urusan pemerintahan terdiri dari 26 Urusan Wajib dan 8 Urusan Pilihan.
Penilaian terhadap urusan pemerintahan mendapatkan skor ....... atau
mendapat kategori prestasi Sangat Tinggi/Tinggi/Sedang/Rendah
dengan uraian sebagai berikut :
1) Urusan Wajib
Urusan wajib secara keseluruhan memperoleh skor ...... dengan
kategori prestasi Tinggi. Hasil evaluasi atas 26 urusan wajib sebagai
berikut :

6
UW yang memperoleh kategori prestasi Sangat
Tinggi
UW yang memperoleh kategori prestasi Tinggi
UW yang memperoleh kategori prestasi Sedang
UW yang memperoleh kategori prestasi Rendah
UW yang tidak memperoleh prestasi karena tidak
diisi angka capaian kinerja
Jumlah 26
Rincian lebih lanjut lihat Lampiran 4-1.
[ yang diperoleh dari template gabungan Kabupaten/Kota dalam
wilayah provinsi ........ ]
- Skor dengan prestasi Sangat Tinggi terdapat pada .. (.............)
urusan dengan nilai skor tertinggi yaitu ...... ada pada ...
(..........) urusan yaitu .............................
- Skor dengan prestasi Rendah terdapat pada .... (..........) urusan
dengan nilai skor terendah ....... ada pada .....(.............) urusan
yaitu .............................................
Dari 26 urusan wajib terdapat 8 (delapan) urusan wajib yang
kinerjanya merupakan pelayanan dasar oleh pemerintah
kabupaten/kota, hasil capaian kinerja 8 urusan wajib tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
No Urusan Skor Prestasi
1 Pendidikan
2 Kesehatan
3 Lingkungan Hidup
4 Pekerjaan Umum
5 Sosial
6 Ketenagakerjaan
7 Koperasi
8 Kependudukan dan Catatan Sipil
Rincian lebih lanjut lihat lampiran 4.1
7
Petunjuk kertas kerja : Lampiran 4-1 yang diperoleh dari template
gabungan Kabupaten/Kota dalam wilayah provinsi ........ (pada sheet
Peringkat_Kinerja_Urusan)

2) Urusan Pilihan
Urusan pilihan yang dilaksanakan sebanyak ... (.....) urusan dan
mendapat skor ..... dengan kategori prestasi Sangat
Tinggi/Tinggi/Sedang/Rendah. Hasil evaluasi atas 8 urusan pilihan
sebagai berikut :
UP yang memperoleh kategori prestasi Sangat Tinggi
UP yang memperoleh kategori prestasi Tinggi
UP yang memperoleh kategori prestasi Sedang
UP yang memperoleh kategori prestasi Rendah
UP yang tidak memperoleh prestasi karena tidak diisi
angka capaian kinerja
Jumlah
Rincian lebih lanjut lihat Lampiran 4-2.
[ yang diperoleh dari template gabungan Kabupaten/Kota dalam
wilayah provinsi ........ ]
- Skor Tertinggi dengan prestasi Sangat Tinggi yaitu .... terdapat
pada .... (............) urusan yaitu urusan ...........
- Skor Terendah dengan prestasi Rendah yaitu ...... terdapat pada
..... (..........) urusan yaitu urusan ..............

3. Indeks Kesesuaian Materi


Penilaian Indeks Kesesuaian Materi dilakukan terhadap penyajian materi
LPPD yang meliputi Urusan Desentralisasi, Tugas Pembantuan dan Tugas
Umum Pemerintahan, Gambaran Umum Daerah, Kelengkapan komponen
RPJMD sesuai dengan PP Nomor 3 Tahun 2007 dan Penyajian Indikator
Kinerja Kunci (IKK). Hasil penilaian mendapatkan skor ...

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil EKPPD di tingkat Provinsi menunjukkan bahwa pemerintah
Kabupaten/Kota ........ mendapatkan peringkat sementara dan status kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah ke …. (……………..) dari
…..Kabupaten/Kota dengan skor ……… atau dengan kategori prestasi Sangat
Tinggi/Tinggi/Sedang/Rendah (pilih salah satu) atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah berdasarkan LPPD Tahun 2015 sebagaimana ditegaskan
dalam Surat Gubernur ……… Nomor …… Tanggal …… tentang peringkat dan
status kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Lihat Lampiran 1

B. Rekomendasi : [Sesuaikan dengan Lampiran 5-1 dan 5-2]


Berdasarkan hasil evaluasi, kepada Bupati/Walikota …… direkomendasikan
sebagai berikut :
1. Tataran Pengambil Kebijakan.
Terhadap …. IKK yang capaian kinerjanya memperoleh prestasi Rendah
(R) agar ditingkatkan capaian kinerjanya dimasa yang akan datang,
sebagaimana terlampir.
2. Tataran Pelaksana Kebijakan.
a. Administrasi Umum
Terhadap ….. IKK yang dilaksanakan SKPD dengan prestasi Rendah (R)
agar ditingkatkan capaian kinerjanya di masa yang akan datang,
sebagaimana terlampir.
b. Capaian Kinerja
Terhadap ….. (………..) Urusan Wajib (………………………….) dan ….
(………………) Urusan Pilihan (……………………………………..) dengan

9
prestasi Rendah (R) agar ditingkatkan capaian kinerjanya di masa yang
akan datang.

Demikian hasil evaluasi LPPD pada pemerintah Kabupaten/Kota ........... tahun


2015 ini kami sampaikan dan atas perhatian Saudara kami sampaikan terima
kasih.

KETUA TIMDA PROVINSI ..................


Sekretaris Daerah
Provinsi .........................,

..............................................
NIP .......................................

ANGGOTA TIM DAERAH ANGGOTA TIM DAERAH


Inspektur Provinsi ............................., Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
.....,

.............................................. ...............................................
NIP ...................................... NIP ........................................

10
POIN - POIN KLARIFIKASI PENGISIAN IKK PADA EKPPD TAHUN 2016 TERHADAP LPPD TAHUN 2015
Satuan
Nomor Satuan Elemen
Lampiran Indikator Kinerja Kunci Rumus Elemen Data Capaian Keterangan
IKK Data
Kinerja
Total Belanja pelayanan dasar APBD Tahun 2013 Rp
1. Urusan Pendidikan Rp
2. Urusan Kesehatan Rp
3. Urusan Lingkungan Hidup Rp
Belanja per urusan diisi dengan nilai Realisasi Belanja per urusan
4. Urusan PU Rp
Jumlah belanja untuk pelayanan dasar dibagi jumlah
12 belanja untuk pelayanan dasar 5. Urusan Sosial Rp %
total belanja x 100%
6. Urusan Tenaga Kerja Rp
7. Urusan Koperasi Rp
8. Urusan Satpol PP Rp Urusan Satpol PP diisi 1 (satu)
Lampiran I (Pengambil Kebijakan Provinsi)

9. Urusan Kependudukan & Capil Rp


Total Belanja APBD Rp Total Belanja APBD diisi dengan Total Realisasi APBD
Keberadaan Perda tentang Standar Berdasarkan Permenpan RB 15/2014, tidak harus menggunakan Perda
Apabila Ada: Sebutkan hukumnya, PERDA Nomor ------
14 Pelayanan Publik sesuai dengan peraturan Ada atau tidak adanya standar pelayanan publik Ada/tidak Ada/tidak namun juga dapat menggunakan Perkada atau Keputusan Kepala
Tahun ------- tentang -------- (standar pelayanan publik)
perundang-undangan Daerah
RAPERDA yang diusulkan tahun 2015, sebanyak ------
Perda
Jumlah RAPERDA yang disetujui DPRD tahun 2015 RAPERDA.
18 RAPERDA yang disetujui DPRD tahun 2015 % Mengacu pada Prolegda serta mencakup seluruh Raperda yang ada
dibagi Jumlah RAPERDA yang diusulkan tahun 2015 RAPERDA yang disetujui DPRD tahun 2015, sebanyak ---------
Perda
PERDA.
Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh DPRD dalam tahun
Jumlah keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Keputusan DPRD
2015, sebanyak------ keputusan
20 Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti DPRD dibagi jumlah keputusan DPRD yang dihasilkan % Mencakup seluruh Keputusan DPRD yang ada
dalam tahun 2015 x 100% Keputusan DPRD dalam tahun 2015, sebanyak------
Keputusan DPRD
keputusan.
PERDA yang dibatalkan Perda
Jumlah Perda yang dibatalkan dibagi jumlah PERDA Tetap, angka pembagi PERDA yang dikirimkan untuk dievaluasi oleh
23 Jumlah PERDA yang dibatalkan %
yang dikirim ke pemerintah untuk dievaluasi x 100% PERDA yang dikirimkan untuk dievaluasi oleh Pemerintah Perda Pemerintah minimal 2 perda harus ada

Jumlah temuan BPK RI yang ditindaklanjuti pada Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti pada tahun 2014 Temuan Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti diisi dengan jumlah rekomendasi
34 Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti tahun 2014 dibagi dengan temuan BPK RI sampai %
Jumlah Temuan BPK RI per 31/12/2013 Temuan yang telah tuntas ditindaklanjuti.
dengan akhir tahun 2013 x 100%
Jumlah realisasi PAD 2014 dibagi dengan potensi PAD Realisasi PAD Tahun 2014 Rp Tetap, angka pembagi menggunakan potensi PAD dalam target tahunan
35 Realisasi PAD 2014 terhadap potensi PAD %
x 100% Potensi PAD Pada tahun 2014 Rp dalam RPJMD
Total Belanja pelayanan dasar APBD Tahun 2013 Rp
1. Urusan Pendidikan Rp
2. Urusan Kesehatan Rp
3. Urusan Lingkungan Hidup Rp
Belanja per urusan diisi dengan nilai Realisasi Belanja per urusan
4. Urusan PU Rp
Jumlah belanja untuk pelayanan dasar dibagi jumlah
18 belanja untuk pelayanan dasar 5. Urusan Sosial Rp %
total belanja x 100%
6. Urusan Tenaga Kerja Rp
7. Urusan Koperasi Rp
piran I (Pengambil Kebijakan Kabupaten/Kota)

8. Urusan Satpol PP Rp Urusan Satpol PP diisi 1 (satu)


9. Urusan Kependudukan & Capil Rp
Total Belanja APBD Rp Total Belanja APBD diisi dengan Total Realisasi APBD
Keberadaan Perda tentang Standar Berdasarkan Permenpan RB 15/2014, tidak harus menggunakan Perda
Apabila Ada: Sebutkan hukumnya, PERDA Nomor ------
20 Pelayanan Publik sesuai dengan peraturan Ada atau tidak adanya standar pelayanan publik Ada/tidak Ada/tidak namun juga dapat menggunakan Perkada atau Keputusan Kepala
Tahun ------- tentang -------- (standar pelayanan publik)
perundang-undangan Daerah
RAPERDA yang diusulkan tahun 2015, sebanyak ------
Perda
Jumlah RAPERDA yang disetujui DPRD tahun 2015 RAPERDA.
25 RAPERDA yang disetujui DPRD tahun 2015 % Mengacu pada Prolegda serta mencakup seluruh Raperda yang ada
dibagi Jumlah RAPERDA yang diusulkan tahun 2015 RAPERDA yang disetujui DPRD tahun 2015, sebanyak ---------
Perda
PERDA.
Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh DPRD dalam tahun
Jumlah keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh Keputusan DPRD
2015, sebanyak------ keputusan
26 Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti DPRD dibagi jumlah keputusan DPRD yang dihasilkan % Mencakup seluruh Keputusan DPRD yang ada
dalam tahun 2015 x 100% Keputusan DPRD dalam tahun 2015, sebanyak------
Keputusan DPRD
keputusan.
Lamp
PERDA yang dibatalkan Perda
Jumlah Perda yang dibatalkan dibagi jumlah PERDA Tetap, angka pembagi PERDA yang dikirimkan untuk dievaluasi oleh
29 Jumlah PERDA yang dibatalkan %
yang dikirim ke pemerintah untuk dievaluasi x 100% PERDA yang dikirimkan untuk dievaluasi oleh Pemerintah Perda Pemerintah minimal 2 perda harus ada

Jumlah temuan BPK RI yang ditindaklanjuti pada Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti pada tahun 2014 Temuan Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti diisi dengan jumlah rekomendasi
39 Temuan BPK RI yang ditindaklanjuti tahun 2014 dibagi dengan temuan BPK RI sampai %
Jumlah Temuan BPK RI per 31/12/2013 Temuan yang telah tuntas ditindaklanjuti.
dengan akhir tahun 2013 x 100%
Jumlah realisasi PAD 2014 dibagi dengan potensi PAD Realisasi PAD Tahun 2014 Rp Tetap, angka pembagi menggunakan potensi PAD dalam target tahunan
40 Realisasi PAD 2014 terhadap potensi PAD %
x 100% Potensi PAD Pada tahun 2014 Rp dalam RPJMD

Mengacu pada jumlah SOP yang sudah divalidasi pada tahun lalu,
Keberadaan Standard Operating Procedure kecuali ada penambahan atau pengurangan SOP pada tahun berjalan.
2 Ada / tidak SOP Jumlah SOP SOP SOP
(SOP) Dokumen pendukung tidak lagi diminta, kecuali ada penambahan atau
revisi SOP. Timnas dan Timda agar membawa hasil validasi tahun lalu.

Jumlah PERDA pelaksanaan yang ada Jumlah PERDA pelaksanaan PERMEN yang ada dibagi Jumlah PERDA Pelaksanaan PERMEN yang ada Perda
3 terhadap PERDA yang harus dilaksanakan jumlah PERDA yang harus dilaksanakan menurut % Dalam template Gabungan diberi skor sama
menurut PERMEN PERMEN x 100% Jumlah PERDA Pelaksanaan PERMEN yang seharusnya ada Perda
Keberadaan jabatan fungsional dalam Ada/tidak ada Jabatan Fungsional dalam struktur Jumlah jabatan
5 Jumlah jabatan fungsional dalam struktur organisasi SKPD Jabatan Yang dihitung adalah Jabatan fungsional teknis sesuai urusan terkait
struktur organisasi SKPD organisasi SKPD fungsional
Jumlah pejabat yang memenuhi persyaratan
Pejabat yang telah memenuhi persyaratan Jumlah pejabat yang memenuhi persyaratan Diklatpim Yang dimaksud pejabat yang memenuhi persyaratan adalah pejabat
Lampiran 2 (Pelaksana Kebijakan)

7 pendidikan pelatihan kepemimpinan dibagi jumlah Jumlah pejabat %


pendidikan pelatihan kepemimpinan yang telah mengikuti Diklat PIM
total pejabat SKPD yang ada x 100%
Jumlah pejabat SKPD yang ada
program
Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam Renja Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam Renja SKPD Dalam template individu kabupaten dan kota tertulis Jumlah program
Jumlah Program RKPD yang diakomodir
10 SKPD dibagi jumlah program dalam Renja SKPD x % dalam Renja SKPD yang ditetapkan dalam RPJMD, kata-kata yang
dalam Renja SKPD program
100% jumlah program dalam Renja SKPD ditetapkan dalam RPJMD dihilangkan

Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam Jumlah program RENJA SKPD yang diakomodir dalam DPA program
Jumlah Program RENJA SKPD yang
12 DPA SKPD dibagi jumlah program dalam DPA SKPD x SKPD % Renja SKPD diganti dengan RKA SKPD
diakomodir dalam DPA SKPD
100% Jumlah program dalam DPA SKPD program
Total belanja Pemeliharaan SKPD Rp Data dukung yang digunakan adalah SIMDA. Namun bagi Daerah yang
Total belanja pemeliharaan dari total belanja Total belanja pemeliharaan dibagi belanja barang dan
15 Total belanja Barang dan Jasa Rp % belum menerapkan SIMDA dapat menggunakan data manual dari
barang dan jasa jasa SKPD x 100%
masing-masing SKPD

Dokumen pendukungnya bukan Daftar Inventaris, tetapi FC berita acara


Ada / tidak ada Laporan Inventarisasi barang/aset SKPD 5
18 Adanya Inventarisasi Barang/Asset SKPD Ada atau tidak ada inventariasi barang / asset SKPD ada/tidak ada/tidak pelaksanaan inventarisasi yang pernah dilakukan dalam waktu 5 tahun
tahun terakhir
terakhir (sensus barang)

Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD dibagi total Jumlah asset yang tidak digunakan SKPD Rp Jumlah Asset diganti dengan nilai aset, total aset diganti dengan total
Jumlah asset yang tidak digunakan oleh asset yang dikuasai SKPD x 100% Total Asset yang dikuasai SKPD Rp nilai aset. Data mengacu pada temuan BPK. Apabila tidak ditemukan
19 %
SKPD aset yang tidak digunakan, SKPD diminta membuat surat pernyataan
oleh pejabat berwenang
Jumlah pekerjaan perempuan di lembaga pemerintah Orang
Yang dimaksud dengan jumlah pekerja perempuan di lembaga
Partisipasi perempuan di lembaga Jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintah
40 % pemerintah adalah jumlah keseluruhan pekerja perempuan baik PNS,
pemerintah dibagi jumlah pekerja perempuan
CPNS maupun outsourcing
Jumlah pekerja perempuan Orang

Jumlah pameran/expo yang dihitung tidak hanya jumlah pameran/expo


dimana Pemda/SKPD menjadi penyelenggara namun juga peserta.
Menunjukkan jumlah pameran/expo yang
46 Pameran/Expo Jumlah pameran/expo yang dilaksanakan per tahun Pameran buah Untuk dokumen pendukung sebagai peserta, Pemda/SKPD dapat
dilaksanakan per tahun
menunjukkan dokumen pendukung berupa undangan, piagam atau
dokumentasi lainnya

Berdasarkan Permendagri 36/2010, pembinaan politik yang dimaksud


termasuk kegiatan : seminar dan lokakarya, sosialisasi dan diseminasi
peraturan perundang-undangan, asistensi, pelatihan dan bimbingan
Menunjukkan jumlah kegiatan pembinaan politik teknis, pagelaran seni dan budaya, jambore, perkemahan, napak tilas
48 Kegiatan pembinaan politik daerah Jumlah kegiatan pembinaan politik daerah Kegiatan buah
daerah dan berbagai macam perlombaan seperti pidato, jalan sehat, cerdas
tangkas, karya tulis ilmiah, film dokumenter, dan cipta lagu. Untuk
dokumen pendukung, Pemda/SKPD berupa laporan kegiatan, undangan,
piagam atau dokumentasi lainnya

Berdasarkan Permendagri 36/2010, pembinaan politik yang dimaksud


termasuk kegiatan : seminar dan lokakarya, sosialisasi dan diseminasi
peraturan perundang-undangan, asistensi, pelatihan dan bimbingan
Urusan Wajib (Provinsi)

Menunjukkan jumlah kegiatan pembinaan terhadap teknis, pagelaran seni dan budaya, jambore, perkemahan, napak tilas
49 Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Jumlah kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Kegiatan buah
LSM, Ormas dan OKP dan berbagai macam perlombaan seperti pidato, jalan sehat, cerdas
tangkas, karya tulis ilmiah, film dokumenter, dan cipta lagu. Untuk
dokumen pendukung, Pemda/SKPD berupa laporan kegiatan, undangan,
piagam atau dokumentasi lainnya
Permasalahan dikatakan selesai apabila sudah diproses sesuai
kewenangan Pemda. Untuk dokumen pendukung, Pemda/SKPD dapat
Jumlah permasalahan perbatasan antar Kabupaten/Kota yang
Jumlah permasalahan perbatasan antar Kab/Kota menyiapkan dokumen yang menunjukkan proses penyelesaian
51 Tapal Batas diselesaikan dibagi jumlah permasalahan perbatasan antar Permasalahan buah
yang diselesaikan permasalahn perbatasan. Bagi Daerah yang menyatakan tidak memiliki
Kabupaten/Kota yang dilaporkan
permasalahan perbatasan, diminta untuk menyertakan surat pernyataan
dari Kepala Daerah
Jumlah festival seni/budaya yang dihitung tidak hanya jumlah festival
seni/budaya dimana Pemda/SKPD menjadi penyelenggara namun juga
55 Penyelenggaraan festival seni dan budaya Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya Festival kali peserta. Untuk dokumen pendukung sebagai peserta, Pemda/SKPD
dapat menunjukkan dokumen pendukung berupa undangan, piagam
atau dokumentasi lainnya

Untuk dokumen pendukung, penekanan diberikan evaluasi pengelolaan


arsip secara baku atau dokumen lainnya yang memberikan keyakinan
Jumlah SKPD yang telah menerapkan arsip secara Jumlah SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku
59 Penerapan pengelolaan arsip secara baku SKPD Buah bahwa telah dilakukan evaluasi/inventarisasi terhadap pengelolaan arsip
baku dibagi jumlah SKPD
SKPD secara baku di Pemda yang bersangkutan. Laporan atau dokumen
lainnya ditandatangani oleh Kepala SKPD Kearsipan
Jumlah SKPD
Yang dimaksud dengan kegiatan peningkatan SDM pengelola arsip
adalah Diklat, sosialisasi, workshop, bimbingan teknis serta
Kegiatan peningkatan SDM pengelola Menunjukkan jumlah kegiatan peningkatan SDM Menunjukkan jumlah kegiatan peningkatan SDM pengelola pembentukan fungsional arsiparis. Pemda/SKPD juga dapat
60 Kegiatan Buah
kearsipan pengelola arsip arsip memasukkan kegiataan pembinaan kearsipan yang dilakukan oleh
instansi lain dengan memberikan dokumen pendukung berupa surat
tugas, undangan dan lain sebagainya
Orang
Jumlah lulusan pada jenjang SD/MI dibagi jumlah Jumlah lulusan pada jenjang SD/MI
9 Angka Kelulusan (AL) SD/MI siswa tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI pada tahun % Diisi 100 % apabila jumlah melebihi 100%
ajaran sebelumnya Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI pada Orang
tahun ajaran sebelumnya
Orang
Jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTS dibagi jumlah Jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTS
10 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTS siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTS pada % Diisi 100 % apabila jumlah melebihi 100%
tahun ajaran sebelumnya Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTS pada Orang
tahun ajaran sebelumnya
Orang
Jumlah lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA dibagi Jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTS
11 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang % Diisi 100 % apabila jumlah melebihi 100%
SMA/SMK/MA pada tahun ajaran sebelumnya
Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTS pada Orang
tahun ajaran sebelumnya
Jumlah pekerjaan perempuan di lembaga pemerintah Orang Yang dimaksud dengan jumlah pekerja perempuan di lembaga
Partisipasi perempuan di lembaga Jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintah
51 % pemerintah adalah jumlah keseluruhan pekerja perempuan baik PNS,
pemerintah dibagi jumlah pekerja perempuan
Jumlah pekerja perempuan Orang CPNS maupun outsourcing
Jumlah angkutan darat dibagi Jumlah penumpang Jumlah angkutan darat
56 Angkutan darat Unit % Dalam template Gabungan diberi skor sama (normalisasi)
angkutan darat x 100% Jumlah penumpang angkutan darat
Jumlah pameran/expo yang dihitung tidak hanya jumlah pameran/expo
dimana Pemda/SKPD menjadi penyelenggara namun juga peserta.
Menunjukkan jumlah pameran/expo yang
58 Pameran/Expo Jumlah pameran/expo yang dilaksanakan per tahun Pameran buah Untuk dokumen pendukung sebagai peserta, Pemda/SKPD dapat
Urusan Wajib (Kabupaten/Kota)

dilaksanakan per tahun


menunjukkan dokumen pendukung berupa undangan, piagam atau
dokumentasi lainnya

Luas lahan bersertifikat di suatu daerah dibagi luas Luas lahan bersertifikat di suatu daerah
59 Luas lahan bersertifikat Ha % Luas lahan yang diminta adalah luas lahan milik Pemerintah Daerah
lahan yang seharusnya bersertifikat di suatu daerah
Luas lahan yang seharusnya bersertifikat di daerah
Jumlah kasus yang diselesaikan dibagi Jumlah kasus Jumlah kasus yang diselesaikan Kasus Tetap, karena pasti ada kasus tanah antar desa, antar kecamatan dalam
60 Penyelesaian Kasus Tanah Negara %
yang terdaftar x 100% Jumlah kasus yang terdaftar Kasus satu wilayah kabupaten/kota
Jumlah izin lokasi Izin Dokumen pendukung yang diminta adalah permohonan izin yang sudah
Jumlah izin lokasi dibagi jumlah permohonan izin lengkap (teregistrasi) untuk tahun berjalan dan izin yang diterbitkan
61 Penyelesaian Izin Lokasi %
lokasi Permohonan izin lokasi Izin berdasarkan permohonan izin yang lengkap (teregistrasi) untuk tahun
berjalan

Berdasarkan Permendagri 36/2010, pembinaan politik yang dimaksud


termasuk kegiatan : seminar dan lokakarya, sosialisasi dan diseminasi
peraturan perundang-undangan, asistensi, pelatihan dan bimbingan
Menunjukkan jumlah kegiatan pembinaan politik teknis, pagelaran seni dan budaya, jambore, perkemahan, napak tilas
62 Kegiatan pembinaan politik daerah Jumlah kegiatan pembinaan politik daerah Kegiatan buah
daerah dan berbagai macam perlombaan seperti pidato, jalan sehat, cerdas
tangkas, karya tulis ilmiah, film dokumenter, dan cipta lagu. Untuk
dokumen pendukung, Pemda/SKPD berupa laporan kegiatan, undangan,
piagam atau dokumentasi lainnya

Berdasarkan Permendagri 36/2010, pembinaan politik yang dimaksud


termasuk kegiatan : seminar dan lokakarya, sosialisasi dan diseminasi
peraturan perundang-undangan, asistensi, pelatihan dan bimbingan
Menunjukkan jumlah kegiatan pembinaan terhadap teknis, pagelaran seni dan budaya, jambore, perkemahan, napak tilas
63 Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Jumlah kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Kegiatan buah
LSM, Ormas dan OKP dan berbagai macam perlombaan seperti pidato, jalan sehat, cerdas
tangkas, karya tulis ilmiah, film dokumenter, dan cipta lagu. Untuk
dokumen pendukung, Pemda/SKPD berupa laporan kegiatan, undangan,
piagam atau dokumentasi lainnya
Untuk dokumen pendukung, Pemda/SKPD dapat memberikan laporan
65 Indeks Kepuasan Masyarakat Ada atau tidaknya suvery IKM di Pemda Ada atau tidaknya suvery IKM di Pemda Survery ada/tidak IKM dari Setda dan BPKD atau dari SKPD yang melaksanakan pelayanan
dasar
Luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi di bagi Luas hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi
5 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis ha % Ketika luas total hutan dan lahan kritis tidak ada maka di isi : 1/1
total hutan dan lahan kritis x 100% Luas total hutan dan lahan kritis
Luas kerusakan kawasan hutan Ketika luas kawasan hutan tidak ada maka di isi : 0/1. Yang dimaksud
Luas kerusakan kawasan hutan dibagi luas kawasan

Urusan Pilihan (Kabupaten/Kota)


6 Kerusakan Kawasan Hutan ha % dengan hutan di sini adalah hutan kota yang ditetapkan oleh pejabat
hutan x 100% Luas kawasan hutan yang berwenang (PP 63/2002)
Luas penambangan liar yang ditertibkan Ketika luas area penambangan liar tidak ada maka di isi : 1/1. Yang
dimaksud dengan pertambangan adalah pertambangan sebagaimana
Luas penambangan liar yang ditertibkan dibagi Luas
7 Pertambangan tanpa ijin ha % dimaksud dalam PP 27/1980. Apabila Pemda tidak memiliki areal
area penambangan yang liar x 100% Luas area penambangan yang liar pertambangan atau areal pertembangan liar, maka diminta untuk
membuat surat pernyataan dari pejabat yang berwenang

Perhitungan menggunakan angka PDRB Hotel dan Restoran serta Jasa


10 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jumlah kontribusi PDRB dari sektor pariwisata Jumlah kontribusi PDRB dari sektor pariwisata Rp %
Hiburan dan Rekreasi

Jumlah transmigran swakarsa dibagi Jumlah Jumlah transmigran swakarsa


15 Transmigran swakarsa Orang % Ketika jumlah transmigran tidak ada maka di isi : 1/1
transmigran x 100% Jumlah transmigran

a.n. MENTERI DALAM NEGERI


DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH

Dr. SUMARSONO, MDM

You might also like