Professional Documents
Culture Documents
Perjanjian ini dibuat pada hari ……., tanggal ….., bulan September, tahun dua ribu sepuluh (xx-09-2010) di
Banjarmasin, telah ditandatangani sebuah perjanjian kerjasama Operasional Pertambangan Batubara antara :
Dalam hal ini bertindak untuk atas nama PT. BERKAT HANJUANG JAYA dan selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA/PEMILIK IJIN PERTAMBANGAN
Dalam hal ini bertindak untuk atas nama PT. …………………. dan selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA/KONTRAKTOR PERTAMBANGAN.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan itikad baik dengan ini menyatakan telah sepakat untuk
mengadakan ikatan dalam bentuk Perjanjian Kerjasama Operasional Pertambangan Batubara, berlokasi di
kecamatan Satui, kabupaten Tanah Bumbu, propinsi Kalimantan Selatan. Nomer Ijin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi 545/077/IUP-OP/D.PE/2009. Kode Wilayah: TB. O4 MARPR 29 BLOK I, dengan ketentuan
dan syarat-syarat sebagai berikut :
PASAL 1
KEPUTUSAN KOORDINAT WILAYAH PERTAMBANGAN
PARA PIHAK SEPAKAT, bahwa kerjasama Operasional pertambangan ini adalah mencakup keseluruhan area
yang dijelaskan dalam koordinat wilayah sebagai berikut :
Luas Area Pertambangan adalah 169,5 Ha (seratus enam puluh Sembilan koma lima hektar)
PASAL 2
PELAKSANAAN OPERASIONAL PERTAMBANGAN
Pelaksanaan Kerjasama Operasional Pertambangan ini, akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA pada saat 1 (satu)
hari setelah surat ini ditanda tangani dan masing-masing Pihak telah melaksanakan kewajibannya yang tercantum
dalam Perjanjian ini.
PIHAK PERTAMA berkewajiban membantu mengkordinir kepada pejabat pemerintah, dalam hal ini Dinas
Pertambangan, Dinas Kehutanan, Dinas Perhubungan, kecamatan, kelurahan, kepolisian demi kelancaran
Operasional Pertambangan pada wilayah yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
PASAL 3
BIAYA PERTAMBANGAN
PIHAK PERTAMA menyampaikan perincian kewajiban pembayaran kepada PIHAK KEDUA, yang wajib
dilaksanakan pembayaran oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, dari hasil produksi Batubara yang
di produksi dari tambang milik PIHAK PERTAMA. Adapun perincian biaya sebagai berikut :
1. Biaya Hasil Tambang (Fee KP) sebesar : Rp. 45.000,- /ton (empat puluh lima ribu rupiah per ton)
2. Biaya Jasa Lahan (Fee Lahan) sebesar : Rp. 10.000,-/ton (sepuluh ribu rupiah per ton)
3. Distribusi Desa (Fee Desa), sebesar : Rp. 2.500,-/ton (dua ribu lima ratus rupiah per ton)
PIHAK PERTAMA wajib dan bertanggung jawab mengalokasikan (menyerahkan) biaya tersebut kepada masing-
masing Pihak yang berhak menerima, untuk kelancaran Operasional Pertambangan yang dilakukan PIHAK
KEDUA.
PASAL 4
JAMINAN PEKERJAAN
Dalam hal ini PIHAK PERTAMA mewajibkan kepada PIHAK KEDUA untuk memberikan Biaya jaminan
pekerjaan dimuka sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu Milyar Rupiah), setelah pelaksanaan penanda tanganan
kontrak kerjasama operasional pertambangan ini.
Biaya Jaminan Pekerjaan tersebut di perhitungkan dengan hasil produksi tambang PIHAK KEDUA sesuai
nominal dengan Fee KP, Fee Lahan dan Fee Desa (sesuai Pasal 3). Serta akan diperhitungkan dari rekapitulasi
hasil produksi pertambangan yang dilakukan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, pada timbangan di
pelabuhan yang ditentukan oleh PIHAK KEDUA, disertai surat kirim resmi yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA untuk pengiriman batubara.
PASAL 5
JASA PELABUHAN
1. PARA PIHAK sepakat, bahwa pemakaian dan penentuan Jasa Pelabuhan disesuaikan atas permintaan dari
korespondensi Pembeli dari PIHAK KEDUA. Dan PIHAK PERTAMA berhak dan wajib memberikan surat
kirim dan dukungan pengurusan Surat Keterangan Asal Barang (SKAB) atas pengiriman Batubara tersebut.
2. PIHAK PERTAMA dalam hal ini juga sebagai pemilik PELABUHAN MUAT atas nama PT.BERKAT
HANJUANG JAYA, berlokasi di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.
Apabila PIHAK KEDUA menentukan memakai Jasa Pelabuhan Muat milik PIHAK PERTAMA, maka
KEDUA BELAH PIHAK sepakat dan menyetujui Biaya Jasa Pelabuhan adalah sebesar Rp. 35.000,-/MT (tiga
puluh lima ribu rupiah per metric ton), dikalikan jumlah batubara yang dikirim dari pelabuhan. Biaya tersebut
meliputi perincian jasa sebagai berikut :
a. Penumpukan Batubara selama 30 (tiga puluh) hari, terhitung dari tanggal surat perjanjian Pemakaian Jasa
Pelabuhan yang nantinya dibuat dan ditandatangani.
b. Pemakaian fasilitas mesin crusher pada pelabuhan.
c. Dukungan proses pemuatan batubara keatas tongkang, beruba Wheel Loader, Excavator dan Dumptruck.
Serta sumber daya manusia guna kelancaran proses pengiriman.
Sistem pembayaran jasa pelabuhan milik PIHAK PERTAMA oleh PIHAK KEDUA, adalah :
a. Sebesar 50% (lima puluh persen), pada saat Penandatanganan kontrak pemakaian jasa pelabuhan.
b. Sebesar 50% (lima puluh persen) atau pelunasan, dilaksanakan setelah FINAL DRAFT untuk berat
batubara diatas tongkang selesai dilaksanakan oleh INDEPENDENT SURVEYOR yang ditunjuk oleh
korespondensi pembeli PIHAK KEDUA.
PASAL 6
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
1. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) Nomer:
545/077/IUP-OP/D.PE/2009. Kode Wilayah : TB. O4 MARPR 29 BLOK I, atas nama PT. Berkat
Hanjuang Jaya adalah benar miliknya dengan sebenarnya, menjamin bahwa keseluruhan dari Legalitas
Perijinan Pertambangan yang dikerjasamakan kepada PIHAK KEDUA, tidak ada permasalahan apapun
terhadap Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah Dinas Pertambangan dan Kehutanan, baik
Pemerintah Daerah di Kalimantan Selatan serta Pemerintahan Pusat Republik Indonesia.
2. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa Tidak ada ikatan apapun terhadap PIHAK KETIGA yang
menyangkut wilayah pertambangan yang ditawarkan untuk dikerjasamakan kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA menanggung segala sesuatu hal kerugian kepada PIHAK KEDUA, apabila
melakukan kelalaian pada Pasal 5, ayat 1 dan 2, dan menyatakan PIHAK KEDUA bebas dari segala
urusan kepolisian serta hukum pengadilan.
4. PIHAK KEDUA menyatakan dengan sebenarnya, bahwa bidang usaha yang dijalani memiliki perijinan
dalam Pertambangan dan merupakan perusahaan yang terdaftar resmi sesuai Perundangan yang berlaku
di Negara Republik Indonesia.
5. PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan aktifitas tekhnik pertambangan yang sesuai dengan undang-
undang dan peraturan pertambangan. Dan melakukan kewajiban yang tercantum dalam Perjanjian antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
6. PARA PIHAK sepakat, bahwa Perjanjian ini akan tetap mengikat selama kerjasama Operasional
Pertambangan ini berjalan baik. Dan PIHAK PERTAMA dilarang keras menawarkan lokasi
pertambangan yang disebutkan pada kontrak perjanjian ini, khususnya tersebut dalam pasal 1, kepada
pihak lain (Pihak KETIGA) sampai dengan adanya surat tertulis dari PIHAK KEDUA mengenai
Pembatalan kerjasama Operasional Pertambangan ini.
7.
PASAL 7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Dalam pelaksanaan Perjanjian kerjasama ini, apabila terjadi permasalahan hingga terjadi perselisihan mengenai
Hak dan kewajiban masing-masing pihak, PARA PIHAK sepakat menyelesaikan dengan Itikad Baik secara
Musyawarah kekeluargaan untuk mufakat.
Dalam proses penyelesaian secara musyawarah tidak menemukan penyelesaian yang baik, PARA PIHAK sepakat
menyelesaikan dengan proses kepolisian serta Hukum di Pengadilan Negeri Republik Indonesia.
PASAL 8
MASA BERLAKU PERJANJIAN
Perjanjian ini berlaku pada saat penandatanganan dilaksanakan KEDUA BELAH PIHAK dan PARA PIHAK
menjalankan dengan baik atas kewajiban-kewajiban dalam perjanjian ini.
Demikian surat perjanjian kerjasama operasional pertambangan batubara ini dibuat dengan sebenarnya
berdasarkan itikad baik kedua belah pihak.
Banjarmasin, xx September 2010
Hormat kami,
EMPLOYER: EXECUTIVE:
MOLYCORP, INC.
Exhibit A
For purposes of this Agreement:
1. "Change of Control" shall mean that any other person or group (within the meaning of Rule 13d-1 under the
Exchange Act) that, as of the date hereof, is not the "beneficial owner" (as defined in Rules 13d-3 and 13d-5 under
the Exchange Act), directly or indirectly, of a Controlling interest in the Employer, becomes such a "beneficial
owner," or obtains the right, directly or indirectly, to elect a majority of the Board.
2. "Exchange Act" shall mean the Securities Exchange Act of 1934, as amended and in effect from time to
time, and any successor statute.
3. "Control" shall mean (a) the ownership, directly or indirectly, of fifty percent (50%) or more of the voting
equity share capital of the Employer or (b) the possession, directly or indirectly, of the power to direct or cause
the direction of the management or policies of the Employer, whether through the ownership of voting securities,
by contract or otherwise. "Controlling" and "Controlled" shall have correlative meanings. Without limiting the
generality of the foregoing, a person shall be deemed to Control the Employer if it owns, directly or indirectly, a
majority of the ownership or voting interests.
REFERENSI