You are on page 1of 3

Resume Kuliah Filsafat Etika Kedokteran

Disiplin ilmu pengetahuan campuran baru pencerah, penggerak nilai, tekad, secara individual
atau kolektif, dalam menyelenggarakan setiap komponen sistem kesehatan nasional sebagai
pengabdian profesi yang menjamin keselamatan/ kepentingan terbaik pasien/klien,
tercapainya kesehatan masyarakat ideal berkelanjutan dan terinformasikan ditengah kemajuan
iptekdokkes dalam keseimbangan & keserasian tatanan lingkungan kehidupan
setempat/nasional menuju peradaban, kesejahteraan & perdamaian global yang abadi.

Perkembangan jaman memunculkan berbagai isu etik baik mencakup etika umum & etika
profesi kessehatan sehingga tenaga kesehatan tetap harus berbuat secara umum dan sebagai
profesi yang luhur.

Kode Etika yaitu kumpulan suatu aturan yang disusun oleh grup itu sendiri sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan jamannya, menentukan sendiri standarnya dengan
ketentuan tambahan keprofesian: adult socialization experience, praktek profesi secara legal
diatur melalui perijinan, badan penilai lisensi beranggotakan kelompok sendiri, sebagian
besar regulasi profesi disusun kelompok bersangkutan, Pekerjaan selain uang, prestise dan
wewenang, perlu integritas tinggi, perilaku relatif tidak dapat dikontrol atau dinilai oleh orang
awam, norma-norma yang berlaku biasanya lebih keras dibanding dengan pengaturan hokum,
para anggota mempunyai identitas dan ikatan sesama yang kukuh, pekerjaan tersebut
mengikat seumur hidup.

Hal-hal yang melanggar etika profesi kedokteran

(1) Kurang mendengarkan pasien / komunikasi,


(2) Menakut-nakuti pasien
(3) Surat keterangan sehat, cuti, dan lain-lain tanpa diperiksa
(4) Menarik bayaran tidak wajar, termasuk ke Teman Sejawat
(5) Bertengkar dengan pasien, ingin menolak pasien
(6) Informed consent tidak dilakukan
(7) Tidak menyimpan rahasia pasien secara baik
(8) Rekam medis tidak dibuat
(9) Memuji diri / advertensi
(10) Konflik etikolegal krn perkembangan subspesialisasi
(11) Pengobatan tidak/blm evidence-based,
(12) Menjual obat/alat, MLM, iklan produk
(13) Kompetensi kurang memadai
(14) Menggunjingkankan kekurangan sejawat di depan pasien (“celetukan beracun”)
(15) Memakai gelar yang bukan haknya
(16) Kolaborasi dengan perusahaan farmasi, gratifikasi
(17) Aborsi tanpa indikasi medis
(18) Tindakan medik yang bukan kewenangannya
(19) Pelecehan seksual

Pendidikan yang hanya berdasarkan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi terkini
akan menghasilkan pribadi yang lebih individualis. Oleh karena itu dengan adanya kuliah etik
kedokteran, diharapkan seorang dokter menjadi akan tetap ingat dengan nilai nilai keluhuran
seorang manusia, dimana dia harus mementingkan kepentingan pasien dan memperlakukan
pasien dengan sebaik-baiknya, nilai nilai ini tercakup dalam ilmu humainora untuk
menyeimbangkan dari potensi jahat di setiap kesempatan yang dapat muncul. Dokter dapat
dikatakan tidak bermoral apbila dia tidak kritis atau peka terhadap isu maslaah etik.

Teori Kantian emenrangkan tentang deontology atau tanggung jawab luhur yang
berlandaskan kepada tiga hal utama yaitu jika yang dilakukan itu benar berdasarkan universal
law dan tidak ada kontradiksi maka harus dilakukan, yang kedua memandang pasien sebagai
manusia, yang ketiga mengatur aturan-aturan keprofesian yang disusun oleh grup itu sendiri
untuk diri sendiri. Nilai dari kebaikan dan keburukan seseorang bergantung pada baik:
orientasi teleologik atau agama karena urgensi moral seperti apabila baik bagi pasien baik
secara etis kepada teman sejawat dan rumah sakit.

Manusia mudah menjadi jahat tanpa menyadarinya/kompromais dengan tidak kritis atau peka
terhadap isu atau masalah etis seperti contohnya sekedar menjalankan tugas/SOP, etika
(kemampuan menimbang, dialog dengan diri sendiri/mawas etik, kematangan emosi dan
tilikan/insight) tidak diasah, kepekaan nilai, via “tatapan wajah penderita sbg perwakilan
wajah Tuhan”

Teori teologi

Baik mendahului benar: Baik: orientasi pada luaran/tujuan  teleologik krn urgensi moral:
bila baik/buat bahagia (pasien), maka Dr/RS secara etis baik Benar: orientasi
perbuatan/aktivitas = proses terbaik utk capai tujuan  deontologik krn agen/pelaku moral:
bila terbaik maka ia benar secara hukum krn sudah jalankan kewajiban/ tanggung-jawab (u/
kepentingan terbaik pasien)

Etika kesejawatan antar disiplin

Menurut Pasal 9 KODEKI seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan
pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani
pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan.

Pada pasal 10 Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan
tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien. Sebagaimana kita ingin
diperlakukan maka kita pun harus memperlakukan teman sejawat dengan sebaik-baiknya.

Pada pasal 19 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali
dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis. Hal ini adalah salah satu
contoh etis yang harus diperhatikan, jangan sampai ada ketidaknyamanan karena aturan
aturan yang tidak ada dan menjadi masalah dikemudian hari

Prinsip-prinsip yang harus ada dalam menjalin etika dengans sesama sejawat adalah:
1. Solidaritas: tolong menolong : kewajiban asasi melebihi hak asasi manusia masing-
masing, semua anggota profesi punya kewajiban bersama, ada kaderisasi
pemimpin/SDM di msg2 unit kerja
2. Prinsip Subsidiaritas: selesaikan suatu hal dalam unit terkecil dengan sistem hirarki
organisasi dan pemberdayaan
3. Keadilan Prosedura: Peka terhadap hukum dan jauhi konflik kepentingan/jangka
pendek
4. Penerimaan Pluralitas : Menerima perbedaan, jangan mengungkit perbedaan. (SARA)

You might also like