You are on page 1of 7

2018

Critical Review
Pengaruh Pemanfaatan Lahan Terhadap Ekosistem Pesisir di Kawasan Teluk
Ambon (Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.2)

Disusun Oleh :
Novita Putri Setiawati (08161057)
Dosen Pembimbing :
Anggit Suko Rahajeng, S.T., M.T
Ariyaningsih, S.T., M.T., M.Sc
Dwiana Novianti Tufail, S.T.,M.T,
Muhammad Rizky Pratama, S.T., M.T
10/14/2018
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan | Program Studi Perencanaan
Wilayah dan Kota | Institut Teknologi Kalimantan | Balikpapan
1. Isu-Isu yang Dibahas
Dalam jurnal terkait dengan pengaruh pemanfaatan lahan terhadap ekosistem pesisir
di kawasan teluk Ambon, tentunya memiliki beberapa isu –isu yang dilontarkan.
Sebagaimana tercantum dalam jurnal perencanaan wilayah dan kota , volume 10, no. 2,
adanya isu bahwa perkembangan kegiatan permukiman dan pengembangan sarana prasarana
yang mengakibatkan penurunan kualitas perairan. Dalam hal ini, apabila terjadi penurunan
kualitas perairan tentu akan berpengaruh pada penurunan kualitas ekosistem pesisir terutama
mangrove, terumbu karang dan padang lamun yang terdapat di teluk Ambon.
Adanya pergeseran pemanfaatan lahan yang diketahui setelah dilakukan analisis
dengan menggunakan metode SIG maka didapatkan perubahan berupa :
a. Kawasan lindung berubah fungsi menjadi kawasan campuran dan pertanian lahan
kering sebesar 83,12%,
b. Sempadan pantai yang berubah fungsi menjadi kawasan bandara, kawasan
campuran, permukiman dan pertanian lahan kering sebesar 96,02%,
c. Pertanian lahan kering yang berubah fungsi menjadi kawasan permukiman dan
kawasan campuran sebesar 8,70%.
Sebelum adanya perubahan fungsi kawasan seperti yang telah dianalisis, dapat
diketahui bahwa pemanfaatan lahan tahun 2008 di kawasan Teluk Ambon mempunyai
karakteristik yang berbeda antara kawasan darat dan perairan. Untuk lahan darat,
pemanfaatan kawasan adalah sebagai berikut.
a. Lahan darat di kawasan teluk dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman seluas
3.913,13 ha (19,66 %),
b. Lahan darat di kawasan teluk dimanfaatkan untuk kawasan perkebunan seluas
129,76 ha (0,62%),
c. Lahan darat di kawasan teluk dimanfaatkan untuk kawasan campuran adalah
1150,47 ha (5,78%),
d. Penggunaan lainnya adalah hutan dan pertanian.
Kemudian untuk lahan perairan, pemanfaatan kawasan adalah sebagai berikut.
a. Lahan perairan kawasan teluk dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perikanan
keramba jaring apung, areal penangkapan, dan alur transportasi laut.
b. Area kawasan teluk yang dimanfaatkan sebagai areal kegiatan usaha budidaya laut
antara lain:
1) pada perairan Teluk Ambon Dalam yaitu seluas 559,49 ha (71,44%),
2) pada perairan Lateri/Passo dengan luas 226,85 ha.
Critical Review | Perencanaan Pesisir 2
c. Kawasan ekosistem mangrove adalah 57,15 ha, lamun seluas 65,74 ha dan
terumbu karang seluas 234,74 ha.
Menurut hasil penelitian, Kondisi ekosistem baik mangrove, terumbu karang dan
padang lamun di kawasan teluk Ambon mengalami penurunan rata-rata sebesar 11,23%
(2003-2008).

2. Argumentasi Penulis Terhadap Isu


Berdasarkan isu-isu yang telah dijelaskan, maka terdapat beberapa kritik dari penulis
terhadap penelitian tersebut. Pada jurnal penelitian hanya menampilkan isu – isu terkait
dengan sangat singkat serta tidak adanya penjelasan secara mendalam terhadap metode
penelitian yang digunakan dalam memunculkan hasil yang dapat menjawab isu – isu tersebut.
Metode penelitian dengan cara pengumpulan data melalui data sekunder berupa Citra Landsat
tahun 2006 dan citra Quickbird tahun 2007, serta data primer berupa kondisi ekosistem
pesisir (mangrove, terumbu karang dan padang lamun). Tidak adanya foto/gambar sebagai
data sekunder yang menunjukkan kondisi wilayah penelitian agar pembaca dapat melihat
secara jelas perbandingan antara data tahun 2006 dan data tahun 2007 serta perbedaan
kualitas foto/gambar yang dihasilkan dari citra Landsat maupun Citra Quickbird. Kemudian
pada tahapan analisis yang menggunakan analisis SIG dari data yang telah didapatkan,
dilakukannya analisis yaitu dengan “mengidentifikasi pergeseran pemanfaatan lahan saat ini
terhadap daya dukung dan kesesuaian lahan serta menganalisis status ekosistem untuk
menilai status ekosistem pesisir dampak dari kegiatan pemanfaatan lahan”, tidak
menunjukkan secara jelas pergeseran pemanfaatan lahan yang dimaksud, namun hanya
menampilkan perubahan jumlah persen dari sebelum dan sesudah dianalisis tanpa
menunjukkan selisih berapakah perubahan pemanfaatan lahan tersebut. Tidak adanya
perhitungan yang ditampilkan pada jurnal untuk para pembaca agar lebih memahami arah
perubahan pemanfaatan lahan tersebut.
Kemudian dalam isu yang disajikan, hanya terlampir jumlah persen dan luas
pemanfaatan kawasan permukiman, perkebunan, dan campuran di area teluk. Namun tidak
adanya penjelasan mengenai apa sajakah yang termasuk kedalam kawasan campuran serta
tidak terlampir jumlah persen maupun luas pada kawasan hutan dan pertanian namun dapat
menganalisis perubahan jumlah persenan pada kawasan lindung dan pertanian lahan kering.
Isu utama yang menyatakan bahwa adanya akibat dari pengaruh pemanfaatan lahan terhadap
ekosistem pesisir yaitu terjadinya penurunan kualitas ekosistem yaitu mangrove, terumbu
karang dan padang lamun di teluk Ambon mengalami penurunan rata-rata sebesar 11,23%.
Critical Review | Perencanaan Pesisir 3
Adanya hasil persen yang ditunjukkan dari hasil analisis penulis, tidak tercantumnya proses
sehingga mendapatkan angka 11,23% untuk penurunan kualitas ekosistem tersebut.
Sehingga dapat dikatakan bahwa isu utama yang dibahas sudah tepat, namun adanya
proses dalam menganalisis isu tersebut masih kurang lengkap baik dalam hal pengumpulan
data maupun proses analisis hingga mendapatkan hasil yang diinginkan kurang tercapai.
Kurangnya penekanan terhadap isu utama yang dikaitkan dengan penyebab munculnya isu
tersebut. Dalam hal ini kurangnya pembahasan terhadap ekosistem terkait yaitu mangrove,
terumbu karang dan padang lamun serta keterkaitan antara penyebab penurunan ketiga
ekosistem tersebut.
Berdasarkan tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menganalisis pergeseran
pola pemanfaatan dibandingkan dengan daya dukung dan kesesuaian lahan dan untuk
menganalisis status ekosistem pesisir. Dengan hasil kesimpulan bahwa pemanfaatan lahan
berpengaruh pada ekosistem pesisir. Hal ini disebabkan karena kawasan teluk yang
merupakan bagian dari wilayah pesisir, mempunyai keterkaitan antara lahan darat, lahan
perairan dan aktivitas yang terdapat di atasnya. Untuk menjaga keselestarian ekosistem
pesisir di kawasan teluk harus memperhatikan pola pemanfaatan lahan dengan
mempertimbangkan daya dukung dan kesesuaian lahan, serta keterkaitan pemanfaatan darat
dan perairan. Berdasarkan hasil kesimpulan peneliti, kurang menunjukkan adanya jawaban
dari pada tujuan dilakukannya penelitian tersebut. Hal ini dapat terjadi karena dalam
menganalisis, peneliti tidak menjabarkan hasil secara lebih detail dan terperinci. Hasil dan
pembahasan yang ditulis oleh peneliti hanya berupa definisi menurut para ahli tentang
kehidupan ekosistem pesisir baik secara peran maupun fungsi dari keberadaan ekosistem
pesisir tersebut seperti mangrove, terumbu karang dan padang lamun. Serta penjelasan yang
sangat minim mengenai hubungan wilayah pesisir yang memiliki dua sub system yaitu
lingkungan darat dan lingkungan perairan. Kemudian pada hasil dan pembahasan juga
dibahas mengenai pemanfaatan lahan di kawasan teluk Ambon pada tahun 2008 yang dibagi
atas lahan perairan dan lahan darat yang disertai dengan jenis pemanfaatan lahan serta
perubahan luas kawasan dalam bentuk persentase seperti yang telah dijelaskan pada bagian 1
tentang isu-isu yang dibahas. Namun kekurangan dalam hasil dan pembahasan mengenai
perubahan luas kawasan dalam bentuk persentase tidak dicantumkan sumber yang jelas dari
manakah hasil tersebut didapatkan. Sedangkan metode penelitian yang digunakan juga tidak
dilakukan transparansi bagaimana langkah-langkah dalam mencapai hasil analisis. Hal
tersebut tentunya menjadi sebuah ketidakteraturan struktur dalam menganalisis sehingga

Critical Review | Perencanaan Pesisir 4


mengakibatkan para pembaca bertanya-tanya sebenarnya bagaimana data tersebut
didapatkan.
Apabila dibandingkan dengan jurnal lain yang juga memiliki judul serupa yaitu
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Pesisir Desa Tanjung Rejo Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang (1990-2011). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui perubahan penggunaan lahan pada tahun 1990-2011 Wilayah Pesisir Desa
Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan tujuan
tersebut, terdapat kesamaan bahwa dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat adanya
perubahan penggunaan lahan yang mempengaruhi ekosistem pesisir. Dan untuk metode
penelitian sama-sama menggunakan citra landsat dalam membantu proses analisis.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, jurnal pembanding menampilkan table hasil
klasifikasi pada citra mengenai perubahan penggunaan lahan sedangkan jurnal asli tidak
menampilkan hasil pengklasifikasian tersebut melainkan langsung menyimpulkan. Berikut ini
akan ditampilkan perbandingannya.
Tabel 1. Perbandingan Hasil Analisis Dengan Menggunakan Citra Landsat
No. Jurnal Asli Jurnal Pembanding

1.

Sumber : Analisis Penulis, 2018


Berdasarkan table diatas, maka dapat diketahui bahwa jurnal asli tidak menampilkan
tabel dari perubahan penggunaan lahan yang ditinjau berdasarkan Citra Landsat padahal
sama-sama menggunakan citra landsat. Kemudian agar pembaca lebih paham akan adanya
perubahan dari penggunaan lahan, jurnal pembanding menampilkan peta seperti yang dapat
dilihat pada table berikut.

Critical Review | Perencanaan Pesisir 5


Tabel 2. Perbandingan Hasil Analisis Dengan Menggunakan Peta
No. Jurnal Asli Jurnal Pembanding

1. Tidak Menampilkan Peta

2. Tidak Menampilkan Peta

3. Tidak Menampilkan Peta

Sumber : Analisis Penulis, 2018


Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa jurnal asli tidak menampilkan peta
sebagaimana yang ditampilkan oleh jurnal pembanding. Padahal, dengan adanya peta
perubahan penggunaan lahan akan memudahkan untuk menganalisis apakah kawasan pesisir
tersebut berubah fungsi menjadi wilayah daratan yang akan menimbulkan dampak bagi
keberlangsungan ekosistem pesisir. Apabila dilihat peta pada jurnal pembanding
menunjukkan bahwa adanya perubahan penggunaan lahan dari tahun 1990, 2001, dan 2011

Critical Review | Perencanaan Pesisir 6


dimana kawasan hutan mangrove menjadi kawasan tambak yang menyebabkan kawasan
hutan mangrove menjadi berkurang. Padahal hutan mangrove merupakan salah satu
ekosistem pesisir yang harus dijaga dan dilestarikan karena memiliki beragam manfaat. Hal
ini tentunya dapat menjadi pelajaran atau masukan bagi jurnal asli agar dapat menampilkan
peta sebagai hasil dari analisis agar dapat menjawab tujuannya yaitu untuk menganalisis
pergeseran pola pemanfaatan dibandingkan dengan daya dukung dan kesesuaian lahan dan
untuk menganalisis status ekosistem pesisir secara lebih detail. Selain itu agar dapat melihat
secara jelas pergeseran pemanfaatan lahan yang mengubah fungsi kawasan lindung,
sempadan pantai, dan pertanian lahan kering dari tahun ke tahun sesuai dengan tujuan yang
telah dijelaskan pada isu-isu yang dibahas di bagian 1.

3. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
a. Dalam menganalisis sebaiknya menjelaskan terlebih dahulu metode penelitian
yang digunakan secara detail.
b. Pada hasil analisis, dijelaskan pula hasil dari metode penelitian yang digunakan
baik berupa perhitungan maupun peta hasil analisis agar membuat pembaca
semakin yakin dengan keakuratan hasil analisis.
c. Agar hasil analisis dapat dimengerti, hendaknya langkah-langkah dalam penelitian
dijelaskan secara terstruktur.
d. Dalam membuat kesimpulan haruslah menjawab tujuan dilakukannya penelitian
dengan jelas.

Daftar Pustaka
Asyawati Yulia. 2010. Pengaruh Pemanfaatan Lahan Terhadap Ekosistem Pesisir di Kawasan
Teluk Ambon. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 10(2) : 1-5
Simanungkalit, N, M., Lestari, W. 2012. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah
Pesisir Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
(1990-2011). file:///C:/Users/User/Downloads/8067-16302-1-SM.pdf . 14 Oktober
2018 (15.07)

Critical Review | Perencanaan Pesisir 7

You might also like