Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
1. Ferrite
Ferrite (α) merupakan fasa yang terbentuk pada temperatur sekitar
300-723 derajat celcius. Pada daerah ini, kelarutan karbon
maksimalnya adalah 0,025% pada temperatur 725 derajat celcius, dan
turun drastis menjadi 0% pada 0 derajat celcius. Fasa ini biasa terjadi
bersamaan dengan cementite, membentuk pearlite pada pendinginan
lambat. Fasa ini lunak, dan memberikan kemampuan bentuk pada
logam. Gambar di sebelah kiri menunjukkan struktur fasa ferrite yang
berwarna hitam, dan austenite yang berwarna putih. Hal ini
menunjukkan bahwa, selain lunak, ferrite sendiri cenderung lebih
mudah berkarat dibandingkan austenite.
2. Pearlite (α + Fe3C)
Pearlite merupakan satu fasa yang terbentuk dari gabungan dua
fasa, Ferrite dan Cementite. Pearlite dianggap sebagai satu fasa
sendiri, karena memberikan kontribusi sifat yang seragam. Seperti
dijelaskan di atas, di dalam satu fasa, biasa terbentuk dalam satu butir.
Namun, untuk Pearlite berbeda, karena ada dua fasa dalam satu butir.
Karena butir berukuran lebih besar dari ukuran fasa Ferrite dan
Cementite itu sendiri (ukuran terkecil yang bisa dikarakterisasi
sebesar ukuran indentasi dari uji keras mikro vickers, sekitar 50
mikron), maka Pearlite, atas kesepakatan bersama para ahli material,
digolongkan sebagai satu fasa dalam satu butir. Pearlite memiliki
morfologi mirip seperti lapisan (lamellae) antara Ferrite (hitam) dan
Cementite (putih).
3. Austenite (γ)
Gamma Iron merupakan fasa yang terbentuk pada terbentuk pada
temperatur 1140 derajat celcius, dengan kelarutan karbon 2,08%.
Kelarutan karbon akan turun menjadi o,08% pada 723 derajat celcius.
Fasa ustenite terlihat jelas pada gambar di bagian Ferrite di atas,
berwarna putih. Hal ini menunjukkan bahwa fasa ini memiliki
ketahanan karat yang lebih baik daripada fasa yang lain. Austenite
merupakan fasa yang tidak stabil di temperatur kamar, sehingga
dibutuhkan komposisi paduan lain yang akan berungsi sebagai
penstabil fasa austenite pada temperatur kamar, contohnya adalah
mangan (Mn).
4. Cementite (Fe3C)
Cementite merupakan fasa intermetalik yang terbentuk pada
logam dengan kelarutan karbon maksimal 6,67 %. Kelarutan karbon
yang tinggi memberikan sifat keras pada fasa ini, dan berkontribusi
bersama dengan ferrite untuk menentukan kekuatan dari suatu logam.
Gambar di sebelah kanan menunjukkan fasa cementite yang
didapatkan dari proses pendinginan lambat baja cor putih.
3. Pengaruh Pendinginan
Jika baja didinginkan dengan kecepatan minimum yang disebut dengan
kecepatan pendinginan kritis maka seluruh austenit akan berubah ke dalam
bentuk martensit. Sehingga akan dihasilkan kekerasan baja yang maksimum.
Adapun kecepatan pendinginan kritis adalah bergantung pada komposisi
kimia baja. Kecepatan pendinginan tergantung pada pendinginan yang
digunakan. Untuk pendinginan yang cepat digunakan larutan garam atau soda
api yang dimasukkan ke dalam air. Sementara itu, untuk pendinginan yang
sangat lambat digunakan embusan udara secara cepat melalui batas
lapisannya.
4. Pengaruh Bentuk
Baja cair bila didinginkan melai membeku pada titik-titk inti yang cukup
banyak. Atom-atom yang tergabung dalam kelompok di sekitar suatu inti
cenderung memiliki letak yang serupa. Ukuran butir tergantung pada beberapa
factor anatara lain laju pendinginan sewaktu pembekuan. Baja dengan butiran
yang kasar kurang tangguh dan kecenderungan untuk distorsi. Besar butir
dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan , akan
setelah baja jadi dapat dikendalikan melalui perlakuan panas.
1. Hardening (Pengerasan)
Proses Hardening atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan
logam sehingga mencapai batas austenit yang homogen. Untuk mendapatkan
kehomogenan ini maka austenit perlu waktu pemanasan yang cukup.
Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam media pendingin,
tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk mencapai
kekerasan baja.
Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat
berubah menjadi ferit atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom
karbon yang telah larut dalam austenit untuk mengadakan pergerakan difusi
dan bentuk sementit oleh karena itu terjadi fase mertensit, ini berupa fase yang
sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon. Martensit adalah fasa
metastabil terbentuk dengan laju pendinginan cepat, semua unsur paduan
masih larut dalam keadaan padat. Pemanasan harus dilakukan secara bertahap
(preheating) dan perlahan-lahan untuk memperkecil deformasi ataupun resiko
retak. Setelah temperatur pengerasan (austenitizing) tercapai, ditahan dalam
selang waktu tertentu (holding time) kemudian didinginkan cepat.
Pada dasarnya baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok
untuk digunakan. Melalui temper, kekerasan, dan kerapuhan dapat diturunkan
sampai memenuhi persyaratan. Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turun,
sedang keuletan dan ketangguhan akan meningkat. Pada saat tempering proses
difusi dapat terjadi yaitu karbon dapat melepaskan diri dari martensit berarti
keuletan (ductility) dari baja naik, akan tetapi kekuatan tarik, dan kekerasan
menurun. Sifat-sifat mekanik baja yang telah dicelup, dan di-temper dapat
diubah dengan cara mengubah temperatur tempering.
2. Annealing
Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja di atas
temperature kritis ( 723 °C ) selanjutnya dibiarkan bebrapa lama sampai
temperature merata disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan sambil
dijaga agar temperature bagian luar dan dalam kira-kira sama hingga diperoleh
struktur yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin udara.
Proses soft anneling ini dapat dilakukan dengan 2 cara :
2. Benda kerja dipanaskan dibawah titik ubah atau hampir menyentuh titik
ubah lalu ditahan dengan waktu yang lama 2sampai 20 jam, baru
didinginkan secara teratur. Tidak seperti cara pertama, pada cara kedua ini
kecepatan pendinginan disini tidak mempunyai pengaruh apapun.
3. Normalizing
Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga mencapai fase
austenit yang kemudian diinginkan secara perlahan-lahan dalam media
pendingin udara. Hasil pendingin ini berupa perlit dan ferit namun hasilnya
jauh lebih mulus dari anneling. Prinsip dari proses normalizing adalah untuk
melunakkan logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan tertentu
dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak, mungkin berupa
pengerasan dan ini tergantung dari kadar karbon.
4. Tempering
Perlakuan untuk menghilangkan tegangan dalam dan menguatkan baja
dari kerapuhan disebut dengan memudakan (tempering). Tempering
didefinisikan sebagai proses pemanasan logam setelah dikeraskan pada
temperatur tempering (di bawah suhu kritis), yang dilanjutkan dengan proses
pendinginan. Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk
digunakan, melalui proses tempering kekerasan dan kerapuhan dapat
diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan turun,
kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja akan
meningkat. Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih lunak, proses
ini berbeda dengan proses anil (annealing) karena di sini sifat-sifat fisis dapat
dikendalikan dengan cermat. Pada suhu 200°C sampai 300°C laju difusi
lambat hanya sebagian kecil. karbon dibebaskan, hasilnya sebagian struktur
tetap keras tetapi mulai kehilangan kerapuhannya. Di antara suhu 500°C dan
600°C difusi berlangsung lebih cepat, dan atom karbon yang berdifusi di
antara atom besi dapat membentuk sementit.
Secara kimia selama tempering yang terjadi adalah atom C yang setelah
proses hardening terperangkap pada jaringan besi Alfa dan pada proses
pemanasan tempering atom C mendapat kesempatan untuk melakukan diffuse
yaitu pemerataan kadar C tanpa adanya halangan dan kembali menjadi
Zementit.Proses ini berlangsung terus sehingga diperoleh struktur ferrite yang
bercampur dengan zementit, dan diperoleh struktur yang ulet.
Tempering ini bertujuan untuk :
a. Mengurangi kekerasan
b. Mengurangi tegangan dalam
c. Memperbaiki susunan struktur Baja
Menurut tujuannya proses tempering dibedakan sebagai berikut:
a. Tempering pada suhu rendah ( 150° – 300°C )
Tempering ini hanya untuk mengurangi tegangan-tegangan kerut
dan kerapuhan dari baja, biasanya untuk alat-alat potong, mata bor dan
sebagainya.
b. Tempering pada suhu menengah ( 300° - 550°C )
Tempering pada suhu sedang bertujuan untuk menambah keuletan
dan kekerasannya sedikit berkurang. Proses ini digunakan pada alat-
alat kerja yang mengalami beban berat, misalnya palu, pahat, pegas.
Suhu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 500C pada proses
tempering.
c. Tempering pada suhu tinggi ( 550° - 650°C )
Tempering suhu tinggi bertujuan memberikan daya keuletan yang
besar dan sekaligus kekerasannya menjadi agak rendah misalnya pada
roda gigi, poros batang pengggerak dan sebagainya.
5. Quenching
Proses quenching adalah suatu proses pemanasan logam sehingga
mencapai batas austenite yang homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan
ini maka austenite perlu waktu pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara
cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam media pendingin, tergantung pada
kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk mencapai kekerasan baja. Ini
mencegah proses suhu rendah, seperti transformasi fase dari terjadi hanya
menyediakan jendela sempit waktu di mana reaksi ini menguntungkan kedua
termodinamika dan kinetis diaksies, dapat mengurangi kristalinitas dan
dengan demikian meningkatkan ketangguhan dari kedua paduan dan plastik
(dihasilkan melalui polimerisasi).
Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat
berubah menjadi ferrite atau perlite karena tidak ada kesempatan bagi atom-
atom karbon yang telah larut dalam austenit untuk mengadakan pergerakan
difusi dan bentuk sementi. Oleh karena itu, terjadi fase lalu yang martensit,
yang mana berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan
karbon.
1. Karburasi
Cara ini sudah lama dikenaloleh orang sejak dulu. Dalam cara ini, besi
dipanaskan di atas suhu dalam lingkungan yang mengandung karbon, baik
dalan bentuk padat, cair ataupun gas. Beberapa bagian dari cara kaburasi
yaitu kaburasi padat, kaburasi cair dan karburasi gas.
2. Karbonitiding
Karbonitiding adalah suatu proses pengerasan permukaan dimana baja
dipanaskan di atas suhu kritis di dalam lingkungan gas dan terjadi penyerapan
karbon dan nitrogen. Keuntungan karbonitiding adalah kemampuan
pengerasan lapisan luar meningkat bila ditambahkan nitrogen sehingga dapat
diamfaatkan baja yang relative murah ketebalan lapisan yang tahan antara
0,80 sampai 0,75 mm.
3. Cyaniding
Cyaniding adalah proses dimana terjadi absobsi karbon dan nitrogen untuk
memperoleh specimen yang keras pada baja karbon rendah yang sulit
dikeraskan.
4. Nitriding
Nitriding adalah proses pengerasan permukaan yang dipanaskan sampai ±
510°c dalam lingkungan gas ammonia selama beberapa waktu.
1. Air Garam
Air memiliki viskositas yang rendah sehingga nilai kekentalan cairan
kurang, sehingga laju pendinginan cepat dan massa jenisnya lebih besar
dibandingkan dengan media pendingin lainnya seperti air,solar,oli,udara,
sehingga kecepatan media pndingin besar dan makin cepat laju
pendinginannya.
2. Air
Air memiliki massa jenis yang besar tapi lebih kecil dari air garam,
kekentalannya rendah sama dengan air garam. Laju pendinginannya lebih
lambat dari air garam.
3. Solar
Solar memiliki viskositas yang tinggi dibandingkan dengan air dan massa
jenisnya lebih rendah dibandingkan air sehingga laju pendinginannya lebih
lambat.
4. Oli
Oli memiliki nilai viskositas atau kekentalan yang tertinggi dibandingkan
dengan media pendingin lainnya dan massa jenis yang rendah sehingga laju
pendinginannya lambat.
5. Udara
Udara tidak memilki viskositas tetapi hanya memiliki massa jeni sehingga
laju pendinginannya sangat lambat.
1. Densitas
Semakin tinggi densitas suatu media pendingin, maka semakin cepat
proses pendinginan oleh media pendingin tersebut.
2. Viskositas
Semakin tinggi viskositas suatu media pendingin, maka laju pendinginan
semakin lambat, Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid
terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai
"kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas
menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir
sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas
rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.
Salah satu sifat mekanik beban yang penting adalah kekerasan dari
suatu bahan, dilakukan pengujian kekerasan dari suatu bahan,
dilakukan pengujian kekerasan menurut suatu metode tertentu.
Pengujian kekerasan ini bertujuan :
1. Untuk memperoleh harga kekerasan suatu logam
2. Untuk mengetahui perubahan suatu sifat dan perubahan suatu
kekerasan dari logam setelah di heat treatment
3. Untuk mengetahui kekerasan baja terhadap kecepatan pendinginan
4. Untuk mengetahui perbedaan kekerasan yang disebabkan oleh
media pendingin.