You are on page 1of 14

DETERMINASI MINERAL SPINEL DAN KUARSA

MAKALAH
DISUSUN OLEH:

M. AFFHAN ZUHRI (1704108010018)

WAIS ALQARANI AHMADI (1704108010027)

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat
kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah
berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk
secara alami dan memiliki komposisi kimia yang tertentu. Definisi sebelumnya tidak
memasukkan senyawa seperti mineral yang berasal dari turunan senyawa organik.
Bagaimanapun juga, The International Mineralogical Association tahun 1995 telah
mengajukan definisi baru tentang definisi material yaitu Mineral adalah suatu unsur
atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk
dari hasil proses geologi. Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik
kedalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan
Strunz.

1.2. RUMUSAN MASALAH


A. Apa yang dimaksud dengan mineral Spinel?
B. Apa yang dimaksud dengan mineral Kuarsa?
C. Bagaimana sifat fisik dari mineral Spinel?
D. Bagaimana sifat fisik dari mineral Kuarsa?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
A. Mengetahui apa itu mineral Spinel.
B. Mengetahui apa itu mineral kuarsa.
C. Mengetahui bagaimana sifat fisik dari mineral Spinel.
D. Mengetahui bagaimana sifat fisik dari mineral Kuarsa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. SPINEL (MgAl2O4)

KARAKTERISTIK KETERANGAN
Nama Mineral Spinel
Rumus Kimia MgAl2O4
Klasifikasi Strunz 04.BB.05
Bermacam-macam; merah dan pink to
Warna biru hingga ungu muda, hijau gelap,
coklat, hitam
Sistem Kristal Isometrik
Perawakan Cubik, octahedral
Kekerasan 7.5–8.0
Belahan Indistinct
Pecahan Conchoidal, tidak merata
Kilap Vitreous
Gores Putih
Berat Jenis 3.6–4.1
Terjadi sebagai mineral pengiring di
dalam batuan beku basa, banyak dalam
pegmatite, dalam proses metamorfosa
Genesa batuan sedimen aliminium dan xenolith
aluminium dama batuan beku dan
dalam kontak metamorphose di dalam
batuan gamping
Ketembusan Cahaya Transparent to Transclucent
Indeks bias 1.719
Almandine Spinel, Balas Rubi,
Ceylonite, Chlorospinel, Gahnite,
Jenis – Jenis Gahnospinel, Galaxite , Hercynite,
Picotite, Pleonast., Rubicelle , Rubi
Spinel, Spinel Sintetis
2.1.1. Definisi
Spinel adalah anggota aluminium magnesium dari kelompok mineral spinel.
Spinel memiliki rumus kimia MgAl2O4. Balas ruby adalah nama lama dari
spinel untuk varian spinel yang berwarna merah mawar. Spinel paling terkenal
karena keragaman merahnya yang mirip Ruby. Kedua batu permata ini sangat
sulit dibedakan. Hingga akhir abad ke-19, tidak ada perbedaan yang dibuat
antara Ruby dan Spinel merah, karena mereka terlihat identik dan ditemukan
di lokasi yang sama. Banyak "Rubies" kuno yang terkenal ditemukan pada
kenyataannya adalah Spinel. Misalnya, "Ruby" raksasa yang membentuk pusat
mahkota kerajaan Inggris (Black Prince's Ruby) sebenarnya bertekad untuk
menjadi Spinel.

2.1.2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan
tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral
dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi
kimia dan pengotoran padanya. Mineral Spinel memiliki warna yang
Bermacam-macam seperti merah, pink, biru, ungu muda, hijau gelap, coklat,
dan hitam.

Gambar I: Warna – Warna Mineral Spinel

2.1.3. Sistem Kristal


Dalam mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara mendetail, perlu
diadakan pengelompokkan yang sistematis. Pengelompokkan itu didasarkan
pada perbangdingan panjang, letak (posisi) dan jumlah serta nilai sumbu
tegaknya. Bentuk kristal dibedakan berdasarkan sifat-sifat simetrinya (bidang
simetri dan sumbu simetri) dibagi menjadi tujuh sistem, yaitu : Isometrik,
Tetragonal, Hexagonal, Trigonal, Orthorhombik, Monoklin dan Triklin.
Mineral Spinel memiliki system Kristal yang berjenis isometrik. Jumlah
sumbu Kristal Isometrik ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing
sumbunya. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial
ratio (perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama
dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut
kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).

Gambar II: Sistem Kristal Spinel

2.1.4. Kekerasan (Mosh)


Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu
mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai
kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil
akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang
biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari
Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala,
dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral
terkeras . Dalam hal ini, mineral Spinel memiliki kekerasan 7,5 s/d 8,0 yang
setara dengan kuarsa s/d topaz.
Gambar III: Kekerasan Mineral Spinel
2.1.5. Belahan
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu
atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang
mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak
hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua
mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah
terbelah dan sukar terbelah atau tidak dapat dibelah. Mineral Spinel memiliki
belahan yang Indistinct (tidak jelas).

2.1.6. Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang
tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan
dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Dalam
hal ini, mineral Spinel memiliki pecahan seperti Conchoidal yaitu permukaan
halus dan melengkung seperti kenampakan kerang atau pecahan botol.

2.1.7. Kilap
Kilap adalah penampakan atau cahaya yang dipantulkan saat mineral terkena
cahaya. Mineral Spinel memiliki jenis kilap seperti Viteorus Luster (Kilap
kaca).
Gambar IV: Viteorus Luster

2.1.8. Cerat/Goresan (Streak)


Cerat merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk
sampai halus. Cerat ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena stabil dan
penting untuk membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi goresnya
berbeda. Cerat ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral pada
permukaan keping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasasn
lebih dari 6, maka dapat dicari dengan cara menumbuk sampai halus menjadi
berupa tepung. Dalam hal ini, mineral spinel memiliki cerat/goresan putih
(tidak berwarna).

Gambar V: Cerat Pada Mineral


2.1.9. Berat Jenis
Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral di
bandingkan dengan berat air pada volume yang sama. Mineral spinel memiliki
densitas/berat jenis yaitu antara 3.6–4.1 gr/cm3.

2.1.10. Daerah Persebaran


Untuk mineral spinel, mineral ini tidak di temukan di wilayah Indonesia.
Spinel merupakan salah satu jenis batu permata yang banyak ditemukan di
marbles of Luc Yen (Vietnam), Mahenge dan Matombo (Tanzania), Tsavo
(Kenya) .
2.2. KUARSA (SiO₂)

KARAKTERISTIK KETERANGAN
Sistem Kristal Hexagonal
Warna Umumnya Putih,Ungu,Coklat,bahkan tidak berwarna.
Kilap Kaca (Vitreous)
Kekerasan 7 Skala Mohs
Goresan Putih
Belahan Tidak Ada
Concoidal ( Memperlihatkan gelombang yang melengkung di
Pecahan
permukaan )
Berat Jenis 2,6-2,7 g/cm³
Ketembusan cahaya Transparan
Kemagnetan Diamagnetic.
Banda Aceh,Sungai Asahan dan Kisaran(Sumatera Utara),
Provinsi Sumatera Selatan , Provinsi Bengkulu,Provinsi
Tempat ditemukan
Lampung, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Tuban,
Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Proses pembentukan mineral kuarsa yaitu melalui pembekuan
magma yang bersifat asam. Kemudian seiring penurunan
suhu karena penyerapan suhu oleh batuan sekitarnya dan
Genesa
perbedaan tekanan karna makin jauhnya magma dari dapur
magma maka terbentuknya kristal kuarsa, kemudian baru
terbentuk mineral kuarsa dengan kondisi tertentu.
Kegunaan Alat Optik,Batu Asah dan Kaca.
Pada batuan beku asam seperti
Dijumpai di batuan
granit,granodiorite,tonalit,ryolit.
2.2.1. Definisi
Kuarsa adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian silikon dan
dua bagian oksigen atau biasa disebut silikon dioksida (SiO2). Kuarsa
merupakan mineral yang paling berlimpah ditemukan di permukaan bumi dan
sifatnya yang unik dapat membuatnya menjadi salah satu mineral yang paling
berguna.
Kuarsa adalah mineral yang terdistribusi secara luas di permukaan
bumi. Mineral ini dapat terbentuk pada semua suhu pembentukan mineral.
Kuarsa banyak ditemukan di batuan beku, metamorf, dan batuan sedimen.
Kuarsa sangat tahan terhadap pelapukan mekanik dan kimia. Daya
tahan inilah yang membuat mineral ini banyak ditemukan di puncak gunung,
pantai, sungai, dan gurun pasir. Kuarsa dapat hadir dimana-mana, berlimpah
dan resisten. Tambang deposit kuarsa banyak ditemukan di seluruh dunia.

2.2.2. Sistem Kristal


Sistem kristal adalah cara untuk mengklasifikasikan bentuk kristal berdasarkan
geometri sel unit yaitu berdasarkan letak atom dalam sumbu xyz. Dalam hal
ini Kuarsa memiliki system kristal Hexagonal, dengan kelas Simetri
Dihexagonal Bypiramidal.

2.2.3. Warna
Kuarsa dapat bewarna coklat,hitam ataupun ungu jarang terdapat berwarna
hijau dan warna warna lainnya terkantung daricampuran yang terkandung di
dalamnya. Namun pada umumnya kuarsa berwarna putih,ungu,coklat bahkan
tak berwarna.

2.2.4. Kilap
Kilap dari kuarsa adalah kaca. Jika kita pantulkan seberkas cahaya pada
kuarsa, maka kilap yang dihasilkan akan memberikan kesan seperti kaca.

2.2.5. Kekerasan
Dalam skala MOHS, kuarsa memiliki derajat kekerasan 7,sehingga
untukmenggoreskannya kita bisa menggunakan mineral Topaz ( yang
memiliki kekerasan 8) atau dengan amplas yang memiliki permukaan kasar.
2.2.6. Goresan
Kuarsa memiliki cerat berwarna putih, sehingga jika mineral kuarsa ( apapun
warnanya ) digoreskan pada lempeng porselin atau mineral lain yang lebih
keras daripada kuarsa, maka warna dari serbuk kuarsa yang menggores
tersebut akan berwarna putih.

2.2.7. Belahan (Mineral Cleavage)


Mineral cleavage atau belahan mineral adalah sifat fisik dari batuan mineral
yang mampu membelah disebabkan tekanan dari luar atau hantaman benda-
benda keras seperti contohnya terkena pukulan palu. Belahan ini akan terjadi
jika mineral saat dipukul tidak hancur melainkan terbelah-belah mengikuti
bidang belah yang licin. Kuarsa sendiri tidak memiliki belahan di karenakan
sifat dari kuarsa adalah rapuh (brittle), sehingga bila di gores menjadi
tepung,dan mudah hancur bila di beri gaya.

2.2.8. Pecahan (Fracture Mineral)


Batuan mineral yang tidak membelah secara teratur, dimana mineral akan
pecah dengan arah yang tidak teratur, sifat mineral ini biasa disebut
dengan fracture mineral (pecahan batuan mineral). Kuarsa sendiri mempunya
pecahan konkoidal yaitu pecahan pada batuan mineral yang memperlihatkan
gelombang melengkung di permukaan seperti kenampakan kulit kerang atau
botol pecah.

2.2.9. Berat Jenis


Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral di
bandingkan dengan berat air pada volume yang sama. Kuarsa memiliki berat
jenis 2,6-2,7 g/cm³.

2.2.10. Ketembusan Cahaya


Mineral kuarsa bersifat transparan atau tembus cahaya.
2.2.11. Kemagnetaan
Kuarsa bersifat diamagnetic,sehingga tidak dapat ditarik oleh magnet. Kuarsa
tergolong ke dalam mineral silikat,dicirikan oleh adanya ikatan antara unsur Si
dengan O. Silikat merupakan gugus molekul yang mengandung SiO₄
tetrahedral.

2.2.12. Genesa
Proses pembentukan mineral kuarsa yaitu melalui pembekuan magma yang
bersifat asam, setelah proses magmatis dan memasuki fase pegmatis dan
pnumatolisis pada proses hidrotermal yang bersuhu rendah (berkisar 2000 –
4000 ⁰C). Awalnya magma mengintrusi batuan di permukaan dan
menghasilkan gejala-gejala intrusi sehinggga terbentuklah mineral-mineral
yang bersifat holokristalin dan asam.Kemudian seiring penurunan suhu karena
penyerapan panas oleh batuan yang dilaluinya serta penurunan tekana akibat
semakin menjauhnya magma dari dapur magma dan pengaruh gravitasi
sehingga memasuki tahap pada suhu pembentukan kristal kuarsa,selanjutnya
terbentuklah mineral kuarsa dengan kondisi tertentu sehingga membentuk
tekstur yang tertentu pula. Mineral ini dijumpai pada bakuan beku asam
seperti granit,granodiorite,tonalit,ryolit. Pada batuan Metamorf seperti
Phylit,kuarsit,granulit dan eklogit.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Kesimpulan dari materi diatas yaitu:
 Spinel adalah anggota aluminium magnesium dari kelompok mineral
spinel. Spinel memiliki rumus kimia MgAl2O4. Balas ruby adalah
nama lama dari spinel untuk varian spinel yang berwarna merah
mawar. Spinel paling terkenal karena keragaman merahnya yang mirip
Ruby. Kedua batu permata ini sangat sulit dibedakan. Hingga akhir
abad ke-19, tidak ada perbedaan yang dibuat antara Ruby dan Spinel
merah, karena mereka terlihat identik dan ditemukan di lokasi yang
sama. Banyak "Rubies" kuno yang terkenal ditemukan pada
kenyataannya adalah Spinel. Misalnya, "Ruby" raksasa yang
membentuk pusat mahkota kerajaan Inggris (Black Prince's Ruby)
sebenarnya bertekad untuk menjadi Spinel.
 Kuarsa adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian silikon dan
dua bagian oksigen atau biasa disebut silikon dioksida (SiO2). Mineral
ini dapat terbentuk pada semua suhu pembentukan mineral. Kuarsa
banyak ditemukan di batuan beku, metamorf, dan batuan sedimen.
Kuarsa sangat tahan terhadap pelapukan mekanik dan kimia. Daya
tahan inilah yang membuat mineral ini banyak ditemukan di puncak
gunung, pantai, sungai, dan gurun pasir.
 Mineral Spinel memiliki sifat fisik seperti warna yang merah, pink,
biru, ungu muda, hijau gelap, coklat, dan hitam, memiliki system
Kristal Isometrik, memiliki kekerasan 7.5–8.0, dan lain sebagainya.
 Mineral Kuarsa memiliki sifat fisik seperti warna yang Umumnya
Putih,Ungu,Coklat,bahkan tidak berwarna, memiliki system Kristal
Hexagonal, memiliki kekerasan 7 (Quartz), dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
 http://wwwnuansamasel.blogspot.co.id/2011/03/mineral-kuarsa-

sio2.html

 https://3.bp.blogspot.com/bVKVDpREPOM/V0BLEaWrZRI/AAAAAAAACL

8/vjJyz0PbBYEpdrq3yG_LcDxYytR-ErmjQCLcB/s1600/mineral-kuarsa.jpg

 http://tambangupri-mks.blogspot.co.id/2015/11/kuarsa-sio2.html

 http://www.majalahbatu.com/2015/05/batu-kuarsa.html

 http://obdum.blogspot.co.id/2010/10/kuarsa-sio2.html

 http://www.geologinesia.com/2016/05/mineral-kuarsa-quartz-dan-

kegunaannya.html

 https://www.academia.edu/11712826/makalah_kuarsa

 https://id.wikipedia.org/wiki/Spinel

 http://stfisika.blogspot.co.id/2014/08/mineral-golongan-halida-

oksida.html

 https://amitameininda.wordpress.com/2013/10/16/sifat-sifat-fisik-

mineral-2/

 http://www.minerals.net/gemstone/spinel_gemstone.aspx

 https://ptbudie.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/

 https://id.wikipedia.org/wiki/Mineral

You might also like