Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Hendra Grandis*)
_______________________________________________________________________________________
Sari
Dalam metoda “Controlled Source Audio-frequency Magnetotelluric” (CSAMT) digunakan sumber buatan
berupa dipol lisrik untuk meningkatkan signal to noise ratio. Jarak sumber medan primer dengan penerima
yang berhingga menyebabkan asumsi gelombang bidang sebagaimana pada metoda MT klasik tidak
berlaku. Oleh karena itu efek sumber harus diperhitungkan pada pemodelan/interpretasi data CSAMT.
Makalah ini membahas algoritma pengolahan data CSAMT sehingga dihasilkan kurva sounding yang
mendekati kurva sounding MT. Algoritma tersebut didasarkan pada analisis respons CSAMT pada
medium homogen dengan tahanan-jenis dan jarak transmitter - receiver bervariasi. Metoda diuji
menggunakan data sintetik 1-D dengan hasil yang cukup memuaskan.
Kata kunci : Magnetotellurik
Abstract
The “Controlled Source Audio-frequency Magnetotelluric” (CSAMT) method uses a grounded electric
dipole as an artificial source to increase the signal to noise ratio. In this case, the plane wave assumption as
in classical MT is no longer valid due to the finite transmitter - receiver distance. Therefore, the source
effect must be taken into account in the modelling or interpretation of CSAMT data. This paper describes
an algorithm of CSAMT data processing such that the sounding curve would be identical to MT sounding
curves. The algorithm is based on analyses of CSAMT response of a homogeneous medium with variable
resistivity and transmitter - receiver distance. The method was tested using 1-D synthetic data and showed
satisfying results.
Keywords : Magnetotellurics
_______________________________________________________________________________________
Jurnal Teknologi Mineral Vol. VII No.1/2000 43
tersebut adalah jarak dalam konteks induksi yaitu sehingga arah tangensial dan radial identik
relatif terhadap skin depth yang merupakan dengan arah sumbu - x dan sumbu - y dalam
fungsi dari frekuensi dan tahanan-jenis medium sistem koordinat kartesian. Persamaan tahanan-
(Yamashita & Hallof, 1985; Zonge, 1992). jenis semu “far field” dapat dituliskan sebagai
berikut :
Teknik koreksi data CSAMT dirumuskan
2
melalui normalisasi respons EM terhadap Kf Ex
frekuensi dan tahanan-jenis medium sehingga ρ =
f
a (3)
5f Hy
diperoleh daerah “far field” dan “near field” yang
identik untuk berbagai konfigurasi transmitter -
dimana Ex dalam mV/ km dan Hy dalam
receiver serta tahanan-jenis medium. Pengujian
nanoTesla (nT). Koefisien Kf digunakan untuk
metoda dilakukan dengan menggunakan data
memperhitungkan faktor pendekatan dalam
sintetik 1-D dan hasilnya dibandingkan dengan
persamaan medan EM pada kondisi “far field”.
respons teoritik MT untuk medium yang sama.
Berdasarkan studi empirik, kondisi “far field”
pada umumnya dipenuhi jika r > 3δ , sedangkan
KARAKTERISTIK DATA CSAMT kondisi “near field” terjadi jika r << δ yaitu
pada frekuensi rendah atau jarak transmitter -
Persamaan medan EM akibat dipol listrik pada receiver tidak terlalu jauh (Yamashita & Hallof,
medium homogen telah dikemukakan 1985). Komponen horisontal medan EM “near
diantaranya oleh Kaufman & Keller (1983). field” pada medium homogen dinyatakan sebagai
Pada daerah “far field” dimana jarak transmitter berikut (Zonge & Hughes, 1988) :
- receiver (r) jauh lebih besar dari pada skin
I dl sin φ
depth ( δ = (ωµ 0 ) −1 (ρ / f )1 / 2 ) maka berlaku Eφ ≈ (4a)
2π σ r 3
asumsi gelombang bidang. Pada kondisi
tersebut, komponen horisontal medan listrik (E) I dl sin φ
dan medan magnet (H) akibat suatu dipol Hr ≈ (4b)
4π r 2
sepanjang dl dengan arus I dan konduktivitas
medium σ dalam sistem koordinat silinder (r, φ) sehingga impedansi medium homogen pada
adalah sebagai berikut (Zonge & Hughes, 1988) : kondisi “near field” adalah :
I dl sin φ Eφ 2ρ
Eφ ≈ (1a) Zn = ≈ (5)
πσr3 Hr r
_______________________________________________________________________________________
44 Jurnal Teknologi Mineral Vol. VII No. 1/2000
transmitter - receiver bervariasi (1, 2, 4 dan 8 daerah transisi yang berlaku umum. Hal tersebut
km). Pada kasus kedua, respons medium dapat dilakukan melalui normalisasi frekuensi
bertahanan-jenis 10, 100 dan 1000 Ohm.m terhadap jarak transmitter - receiver dan
dihitung untuk jarak transmitter - receiver tetap tahanan-jenis medium. Frekuensi ternormalisasi
yaitu 2 km. Respons dalam bentuk tahanan-jenis F dapat dinyatakan oleh :
semu “far field” dihitung menggunakan Kf = 1 −1
sehingga identik dengan tahanan-jenis semu Ex
F = fr (7)
pada metoda MT. Dengan asumsi bahwa Hy
tahanan-jenis semu “near field” secara asimtotik
mendekati tahanan-jenis medium pada frekuensi dengan dimensi F yang disesuaikan dengan
rendah maka dipilih Kn = 0.65 pada perhitungan masing-masing variabel (frekuensi, jarak dan
menggunakan persamaan (6). impedansi). Bentuk persamaan (7) dipilih
karena menghasilkan frekuensi ternormalisasi
Gambar 1a memperlihatkan kurva tahanan-jenis pada interval dekade yang tidak jauh berbeda
semu “far field” dan “near field” untuk medium dengan frekuensi sebelum normalisasi.
1000 Ohm.m dengan r = 1, 2, 4 dan 8 km,
sedangkan pada gambar 1b ditampilkan respons Gambar 3 memperlihatkan kurva Kf dan Kn
medium homogen 10, 100 dan 1000 Ohm.m sebagai fungsi dari F untuk semua variasi jarak
dengan r = 2 km. Pada semua kasus, ρaf dan ρ na transmitter - receiver dan tahanan-jenis medium.
Tampak bahwa semua kurva Kf dan Kn masing-
sama dengan tahanan-jenis medium masing- masing berimpit (dalam batas kesalahan
masing pada interval frekuensi “far field” perhitungan). Daerah transisi terletak pada
(frekuensi tinggi) dan “near field” (frekuensi
interval dimana Kf ≠ 1.0 dan Kn ≠ 0.65, yaitu
rendah). Di antara kedua interval frekuensi
antara F = 0.06 sampai F = 1.0. Titik potong
tersebut terdapat daerah transisi yang letaknya
kurva Kf dan Kn terletak pada F = 0.2 sehingga
bervariasi sesuai dengan jarak r. Semakin besar
F ≥ 0.2 dapat dianggap sebagai “far field” dan
r maka kondisi “far field” dipenuhi sampai
F < 0.2 adalah “near field”. Secara numerik Kf
frekuensi yang cukup rendah (sekitar 60 Hz
dan Kn sebagai fungsi dari F ditampilkan pada
untuk r = 8 km, Gambar 1a). Posisi daerah
Tabel 1. Tahanan-jenis semu dapat dihitung
transisi juga bervariasi terhadap tahanan-jenis
menggunakan persamaan (3) dan (6) dengan Kf
medium. Semakin konduktif medium maka skin
dan Kn hasil interpolasi dari Tabel 1 tersebut.
depth akan semakin kecil sehingga kondisi “far
field” ( r >> δ ) dipenuhi meskipun pada Mengingat bahwa Kf dan Kn sebagai fungsi dari
frekuensi rendah (sekitar 20 Hz untuk ρ = 10 F tidak lagi bergantung pada jarak transmitter -
Ohm.m, Gambar 1b). receiver dan tahanan-jenis medium maka dapat
diasumsikan bahwa Kf dan Kn tersebut berlaku
pula untuk kasus yang lebih umum (misal pada
METODA KOREKSI DATA CSAMT medium berlapis horisontal atau 1-D). Kf (F)
Kurva tahanan-jenis semu CSAMT “far field” diperoleh dari Tabel 1 melalui interpolasi linier
dan “near field” yang dihitung menggunakan pada skala bi-logaritmik menggunakan
Kf = 1 dan Kn = 0.65 dapat memberikan persamaan berikut :
informasi mengenai tahanan-jenis medium.
K +f
Namun hal tersebut tidak berlaku pada daerah log −
Kf
transisi (Gambar 1). Dengan demikian tahanan-
K f ( F ) = log −1 log F + log( K − )
jenis semu pada daerah transisi harus dihitung − f
log F
+
F
menggunakan Kf dan Kn yang sesuai untuk F−
interval frekuensi tersebut.
Dengan dasar bahwa pada medium homogen
(8)
tahanan-jenis semu harus sama dengan tahanan-
jenis medium maka Kf dan Kn pada daerah dimana Kf¯ dan Kf+ masing-masing adalah Kf
transisi dapat dihitung menggunakan persamaan pada F¯ dan F+, yaitu frekuensi ternormalisasi di
(3) dan (6). Namun sebagaimana posisi daerah
sekitar F (F¯ < F < F+). Persamaan yang sama
transisi pada sumbu frekuensi, Kf dan Kn juga
berlaku pula untuk Kn.
bervariasi sebagai fungsi jarak transmitter -
receiver dan tahanan-jenis medium (Gambar 2).
Untuk itu diperlukan Kf dan Kn serta definisi
_______________________________________________________________________________________
Jurnal Teknologi Mineral Vol. VII No.1/2000 45
1.0E+6
(a)
1
km
2
km
APP. RESISTIVITY (Ohm.m)
4
1.0E+5
km
8
m
8k
km
m
4k
m
2k
1.0E+4 m
1k
1.0E+3
1.0E+2
1.0E-1 1.0E+0 1.0E+1 1.0E+2 1.0E+3 1.0E+4 1.0E+5
FREQUENCY (Hz)
1.0E+4
(b)
APP. RESISTIVITY (Ohm.m)
1.0E+3
1000 Ohm.m 1000 Ohm.m
1.0E+2
100 Ohm.m 100 Ohm.m
1.0E+1
10 Ohm.m 10 Ohm.m
1.0E+0
1.0E-1 1.0E+0 1.0E+1 1.0E+2 1.0E+3 1.0E+4 1.0E+5
FREQUENCY (Hz)
Gambar 1
_______________________________________________________________________________________
46 Jurnal Teknologi Mineral Vol. VII No. 1/2000
1.0E+1
(a)
Kf
1.0E+0 Kn
Kf
1k
or
1.0E-1 m
2k
m
4k
Kn
km
m
8
8k
km
m
4
km
1.0E-2
2
km
1
1.0E-3
1.0E-1 1.0E+0 1.0E+1 1.0E+2 1.0E+3 1.0E+4 1.0E+5
FREQUENCY (Hz)
1.0E+1
(b)
Kf
1.0E+0 Kn
m
m.
Kf
h
1 0O
100
or
.m
1.0E-1 0O
hm
hm
O
. m
Kn
10
10
0O
.m
hm
hm
.m
O
10
0
Oh
0
m. m
10
1.0E-2
1.0E-3
1.0E-1 1.0E+0 1.0E+1 1.0E+2 1.0E+3 1.0E+4 1.0E+5
FREQUENCY (Hz)
Gambar 2.
Kurva Kf (
__ ) dan Kn (----) sebagai fungsi dari frekuensi untuk medium dan konfigurasi transmitter -
receiver seperti pada Gambar 1 :
(a). tahanan-jenis mediun homogen tetap (ρ = 1000 Ohm.m) dengan jarak transmitter - receiver bervariasi
(r = 1, 2, 4 dan 8 km),
(b). jarak transmitter - receiver tetap (r = 2 km) dengan tahanan-jenis medium homogen bervariasi (ρ =
10, 100, 1000 Ohm.m).
_______________________________________________________________________________________
Jurnal Teknologi Mineral Vol. VII No.1/2000 47
1.0E+1
Kf
1.0E+0 Kn
Kf
or
1.0E-1
Kn
1.0E-2
1.0E-3
1.0E-4 1.0E-3 1.0E-2 1.0E-1 1.0E+0 1.0E+1 1.0E+2
NORM. FREQUENCY
Gambar 3.
Kurva Kf dan Kn seperti pada Gambar 2 diplot sebagai fungsi dari frekuensi ternormalisasi (F). Kurva Kf
dan Kn masing-masing menjadi berimpit untuk semua medium dan konfigurasi transmitter - receiver.
_______________________________________________________________________________________
48 Jurnal Teknologi Mineral Vol. VII No. 1/2000
Kurva sounding CSAMT dan MT untuk model 2 DAFTAR PUSTAKA
(Gambar 4b) secara asimtotik menuju harga 100
Kauffman, A.A., Keller, G.V., 1983, The
Ohm.m pada frekuensi rendah. Hal ini
magnetotelluric sounding method, Elsevier,
menunjukkan bahwa kedua metoda tidak sensitif
Amsterdam.
terhadap dua lapisan resistif yang berurutan
(1000 Ohm.m dan 100 Ohm.m) di bawah lapisan Yamashita, M., 1984, Controlled source audio
pertama konduktif (10 Ohm.m). Pada data magnetotellurics (CSAMT), Phoenix
CSAMT masih terdapat “notch” pada frekuensi Geophysics Limited Report Nov. 1984.
60 - 70 Hz yang tidak terkoreksi. Lapisan
Yamashita, M., Hallof, P.G., 1985, CSAMT case
permukaan konduktif menyebabkan skin depth
histories with a multi-channel CSAMT
kecil sehingga interval frekuensi tersebut masih
system and discussion of near-field data
dianggap sebagai “far field” (bukan daerah
correction, paper presented at the 55th SEG
transisi) sehingga tidak terkoreksi.
Annual Convention Washington D.C.
Zonge, K.L., Hughes, L.J., 1988, Controlled
KESIMPULAN source audio-frequency magnetotellurics, in
Nabighian, M.N. (ed.) Electromagnetic
Pemodelan data CSAMT untuk medium
Methods in Applied Geophysics, Application,
homogen dengan tahanan-jenis dan jarak
Vol. 2., 713 - 809.
transmitter - receiver bervariasi dapat digunakan
untuk mengidentifikasi karakteristik data Zonge, K.L., 1992, Broad band electromagnetic
CSAMT. Pada interval frekuensi “far field” systems, in van Blaricom, R. (ed.) Practical
asumsi gelombang bidang masih berlaku Geophysics II for the Exploration Geologists,
sehingga kurva sounding dapat dihitung dengan Northwest Mining Association.
menggunakan persamaan tahanan-jenis semu
MT. Pada interval frekuensi “near field” berlaku
persamaan tahanan-jenis semu yang merupakan
fungsi dari jarak transmitter - receiver. Di
antara kedua interval frekuensi tersebut terdapat
daerah transisi dengan posisi bervariasi sebagai
fungsi dari tahanan-jenis medium dan jarak
transmitter - receiver.
Jika frekuensi dinormalisasikan terhadap faktor
tahanan-jenis medium dan jarak transmitter -
receiver maka daerah transisi dapat diidentifikasi
dengan lebih mudah karena berada pada interval
frekuensi ternormalisasi yang tetap. Disamping
itu, diperoleh Kf dan Kn yang dapat digunakan
untuk menghitung tahanan-jenis semu pada
daerah transisi menggunakan persamaan
tahanan-jenis semu “far field” dan “near field”.
Secara umum penerapan metoda koreksi pada
data sintetik CSAMT menunjukkan hasil yang
cukup memuaskan sehingga metoda pemodelan
data MT dapat diterapkan pada data CSAMT
yang telah dikoreksi. Adanya data CSAMT pada
interval frekuensi “near field” dan transisi yang
tidak terkoreksi menunjukkan kuatnya efek
sumber, sehingga bagaimanapun pemodelan data
CSAMT yang sebenarnya tetap perlu dilakukan.
_______________________________________________________________________________________
Jurnal Teknologi Mineral Vol. VII No.1/2000 49
1.0E+5
1.0E+4
1.0E+3
1.0E+2
1.0E+1
1.0E-1 1.0E+0 1.0E+1 1.0E+2 1.0E+3 1.0E+4 1.0E+5
FREQUENCY (Hz)
1.0E+4
(b)
APP. RESISTIVITY (Ohm.m)
1.0E+3
1.0E+2
1.0E+1
1.0E+0
1.0E-1 1.0E+0 1.0E+1 1.0E+2 1.0E+3 1.0E+4 1.0E+5
FREQUENCY (Hz)
Gambar 4.
Kurva tahanan-jenis semu “far field” (----), “near field” (
_ _) dan CSAMT terkoreksi (__) serta kurva
sounding teoritis MT (6) :
(a) model 1 / tipe H (ρ1 = 1000, ρ2 = 10, ρ3 = 100 Ohm.m, h1 = 200 m, h2 = 500 m).
(b) model 2 / tipe K (ρ1 = 10, ρ2 = 1000, ρ3 = 100 Ohm.m, h1 = 200 m, h2 = 500 m).
_______________________________________________________________________________________
50 Jurnal Teknologi Mineral Vol. VII No. 1/2000