Professional Documents
Culture Documents
Kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur dalam undang-undang No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, pasal 23 menyatakan bahwa upaya keselamatan dan
kesehatan kerja harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat
kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit atau mempunyai
karyawan paling sedikit 10 orang.
C. Pakaian di Laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana
yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari
hari. Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai
berikut:
1. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang
terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.
2. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut
panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat
tersangkut pada alat yang berputar.
3. Pakailah jas laboratorium, sarung tangan dan pelindung yang lain
dengan baik meskipun, penggunaan alat-alat keselamatan menjadikan tidak
nyaman.
D. Pembuangan Limbah
Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu perlu
penanganan khusus :
1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
2. Buang pada tempat yang disediakan
3. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
4. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
5. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang
6. Pengenceran air yang cukup banyak.
7. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
8. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol dan
diberi label yg jelas.
Hasil Pengamatan :
Berikut ini adalah hasil pengamatan di laboratorium patologi klinik mengenai K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek :
Nama Gambar Fungsi
Handscoon Sebagai alat pelindung
diri terhadap sampel atau
reagen yang akan
digunakan.
Kesimpulan :
Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium merupakan hal penting yang harus
diperhatikan dan diterapkan terutama di laboratorium suatu rumah sakit mengingat akan
bahaya yang dapat timbul saat bekerja disuatu tempat yang memiliki resiko pekerjaan
tinggi. Penggunaan alat pelindung diri, ketersediaan alat keamanan dan prosedur kerja yang
tersedia setidaknya dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
Daftar Pustaka :
Anonim ; 1997. Peralatan Keselamatan Kerja. Penataran Tenaga Laboratorium Dalam
Lingkungan Fakultas Pertanian USU medan
Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium, Deroktoral Jendral Pendidikan Tinggi,
Manajemen) Fakultas Kedokteran USU Medan.
Mariati; 1998. Bahan Kimia Berbahaya. Penataran pengelolaan Laboratorium
(Laboratorium
Proyek Peningkayan Manajemen Pendidikan tinggi, 2002
http://analismuslim.blogspot.co.id/2011/11/kecelakaan-kerja.html
Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan
Hasil Pengamatan :
Pemantapan mutu Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Abdul Moeloek
Lampung, terdiri dari pemantapan mutu internal dan eksernal.
Kegiatan pemantapan mutu internal meliputi tahap pra analitik, analitikdan pasca
analitik. Tahap pra analitik meliputi persiapan pasien, persiapan reagensia,
persiapan alat dan pengolahan sampel. Tahap analitik meliputi pemipetan sampel,
pemipetan reagen, pemeriksaan dan pembacaan hasil. Sedangkan tahap pasca
analitik meliputi penulisan hasil, laporan hasil, dan pengarsipannya.
Koordinator Mutu laboratorium Patologi klinik rumah sakit Abdul Moeloek adalah
Wiria Saputri, S.ST.
Daftar Pustaka :
http://nukeaniddya.mahasiswa.unimus.ac.id/2017/07/27/pemantapan-mutu-laboratorium-
klinik/
Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan
B. Tujuan Kearsipan
Tujuan utama dari pengarsipan adalah apabila kita sewaktu- waktu membutuhkan
informasi yang ada pada arsip, kita dapat dengan mudah menemukannya. Berikut ialah
tujuan arsip menurut para ahli: Tujuan arsip (Widjaja, 1993: 102) adalah untuk
menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan,
pelaksaan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan
pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah.
1. Menyampaikan surat dengan aman dan mudah , selama diperlukan.
2. Menyiapkan surat setiap saat diperlukan
Mengumpulkan bahan-bahan yang mempunyai sangkut paut dengan suatu masalah yang
diperlukan sebagai pelengkap.
Hasil Pengamatan :
Pasien datang dengan membawa slip pemeriksaan. Pada slip pemeriksaan tersebut
diarsipkan dengan cara ditulis tangan pada buku besar, yang terdiri dari kode RM, Nama,
Umur, Ruangan, Jenis Pemeriksaan.
Conton Pengarsipan di Poli Klinik
Kesimpulan :
Berdasarkan pengamatan dan observasi praktikan di laboratorium Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Moeloek pemeriksaan tersebut diarsipkan dengan cara ditulis tangan pada
buku besar, yang terdiri dari kode RM, Nama, Umur, Ruangan, Jenis Pemeriksaan.
Daftar Pustaka :
https://www.scribd.com/document/350874582/Laporan-pkl-urip-sumoharjo
Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan
Hasil Pengamatan :
Kesimpulan :
Berdasarkan pengamatan dan observasi praktikan pada manajemen sturktural laboratorium
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek secara keseluruhan sudah terstandarisasi dan
berjalan sesuai dengan SOP yang ada.
Daftar Pustaka :
https://plus.google.com
Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan
A. FASILITAS PENUNJANG
Fasilitas penunjang secara umum meliputi:
1. Tersedia WC pasien dan petugas yang terpisah, jumlah sesuai dengan kebutuhan.
2. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
3. Keselamatan dan keamanan kerja.
4. Ventilasi: 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK/20m2 yang disertai dengan sistem
pertukaran udara yang cukup.
5. Ppenerangan harus cukup (1000 lux di ruang kerja, 1000-1500 lux untuk pekerjaan
yang memerlukan ketelitian dan sinar harus berasal dari kanan belakang petugas).
6. Air bersih, mengalir, jernih, dapat menggunakan air PDAM atau air bersih yang
memenuhi syarat. Sekurang-kurangnya 20 liter/karyawan/hari.
7. Listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil, kapasitas harus
cukup. Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin, harus tersedia
grounding/arde. Harus tersedia cadangan listrik (Genset, UPS) untuk mengantisipasi
listrik mati.
8. Tersedia ruang makan yang terpisah dari ruang pemeriksaan laboratorium.
Hasil Pengamatan :
Gambar Gambar
Ruang tunggu Ruang sampling
Gambar Gambar
Ruang pemeriksaan imunnoserologi Ruang hematologi
Gambar Gambar
Ruang Pemeriksaan Parasitologi Ruang pemeriksaan mikrobiologi
Gambar
Ruang administasi
Kesimpulan :
Pada laboratorium semua ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur
pelayanan dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup serta
persyaratan yang sesuai. Selain itu di dalam laboratorium harus memiliki beberapa fasilitas
penunjang guna menunjang kegiatan di dalam laboratorium.
Daftar Pustaka :
http://semar-septi.blogspot.com/2015/03/cara-penyelenggaraan-laboratorium_27.html
Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan
1. Input
a. Form pendaftaran pasien dan sampel dan permohonan pemeriksaan
b. Register pemeriksaan pasien klinis dan non klinis
c. Daftar jenis dan tarif pemeriksaan sesuai daftar retribusi pelayanan
laboratorium
d. Register hasil pemeriksaan klinis dan non klinis
e. Buku pencatatan pemakaian reagen
f. Form laporan hasil pemeriksaan klinis dan non klinis.
2. Proses
a. Pencatatan data pasien, data sampel, data instansi, data jenis dan tarif
pemeriksaan, hasil pemeriksaan, data reagen dan pemakaian reagen, data
pemeriksa
b. Perhitungan biaya pemeriksaan
c. Perhitungan statistik laboratorium meliputi cakupan pemeriksaan
laboratorium, rerata jumlah pemeriksaan per hari
d. Perhitungan jumlah pemakaian reagen pemeriksaan
e. Perhitungan jumlah pendapatan laboratorium per periode waktu serta
perhitungan angka pencapaian target pendapatan.
3. Output
a. Informasi mengenai biaya pemeriksaan
b. laporan hasil pemeriksaan laboratorium klinis dan non klinis
c. rekapitulasi hasil dan riwayat pemeriksaan laboratorium
d. laporan statistik hasil pemeriksaan
e. laporan keuangan
f. laporan pemakaian reagen
g. laporan pengguna layanan (pelanggan).
Hasil Pengamatan :
Kesimpulan :
Sistem informasi laboratorium kesehatan adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan,
menyimpan, mempertahankan, mengolah, mengambil dan memvalidasi data yang
dibutuhkan oleh laboratorium kesehatan tentang kegiatan pelayanannya untuk pengambilan
keputusan manajemen.
Daftar Pustaka :
http://www.atlm.web.id/2014/11/makalah-sistem-informasi-laboratorium.html
Bandar Lampung,
Pembimbing Praktikan
GWS Lab
VISI
Nama GWS Lab
GWS Lab merupakan singkatan dari Get Well Soon yang artinya
“semoga cepat sembuh”.
Lambang
SMAK/ D3 Analis 12
Kesehatan
D4/ D3 Keperawatan 2
Jumlah
MANAGER DOKTER.Sp.PA
KEPALA LAB
Bagian Bagian
Bagian Lainnya Bagian Umum
Laboratorium Pelayanan
Bagian
Koordinator Koordinator Bagian
SARANA &
IMUNO-SEROLOGI REAGENSIA KEBERSIHAN
PRASARANA
Bagian
Koordinator Koordinator
ARSIP &
PARASITOLOGI TEKNIS
DOKUMENTASI
Bagian
Koordinator Koordinator
Bakteriologi INFORMASI &
PENDIDIKAN
PEMASARAN