Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
Pentingnya sistem imun yang baik pada penderita TBC menjadi dasar
diberikannya suplemen-suplemen bagi penderita tuberculosis, karena penyakit ini
dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel. Ada berbagai macam suplemen
untuk menambah sistem kekebalan tubuh manusia, salah satunya dengan propolis.
Propolis adalah bahan perekat atau dempul yang bersifat resin yang
dikumpulkan oleh lebah pekerja dari kuncup, kulit tumbuhan atau bagian-bagian
lain dari tumbuhan (Woo, 2004). Propolis dimanfaatkan dalam penyembuhan
berbagai penyakit dalam dunia pengobatan. Manfaat propolis yang bermacam-
macam ini dapat dimungkinkan karena kandungan kimianya yang beragam.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa propolis efektif sebagai antikanker,
antivirus, antiinflamasi, antifungi, antibakteri, antioksidan, meningkatkan
imunitas tubuh, memperkuat dan mempercepat regenerasi sel, dan lain-lain
(Winingsih, 2004).
B. PERUMUSAN MASALAH
E. KEGUNAAN
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tuberkulosis
a. Definisi
1) Anamnesis
b) Sering ditemukan atrofi dan retraksi otot-otot interkostal sehingga bagian paru
yang sakit jadi menciut dan menarik isi mediastinum atau paru lainnya (Amin et
al., 2007).
c) Jika mengenai pleura akan terbentuk efusi pleura (Amin et al., 2007).
3) Pemeriksaan Darah
Pada TBC aktif akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit meninggi,
jumlah limfosit masih dibawah normal, laju endap darah mulai meningkat. Hasil
pemeriksaan darah lain didapatkan juga : anemia ringan dengan gambaran
normokrom dan normositer, gama globulin meningkat, dan kadar natrium darah
menurun (Amin et al., 2007).
4) Foto toraks PA dan lateral. Gambaran foto toraks yang menunjang diagnosis
TBC, yaitu : (Mansjoer, 2000)
Bayangan lesi terletak di lapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah.
Adanya kalsifikasi.
Bayangan milier.
5) Pemeriksaan Sputum BTA
OAT harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat
bakterisid dengan atau tanpa obat ketiga. Tujuan pemberian OAT, antara lain:
(Mansjoer, 2000)
a) Membuat konversi sputum BTA positif menjadi negatif secepat mungkin melalui
bakteriside.
c) Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya tahan
imunologis.
2. Propolis
a. Definisi
propolis adalah bahan perekat atau dempul yang bersifat resin yang
dikumpulkan oleh lebah pekerja dari kuncup, kulit tumbuhan atau bagian-bagian
lain dari tumbuhan. Resin-resin yang diperoleh dari bermacam-macam tumbuhan
ini dicampur dengan saliva dan enzim lebah sehingga berbeda dari resin asalnya.
Propolis berwarna kuning sampai coklat tua, bahkan ada yang transparan. Hal ini
dipengaruhi oleh kandungan flavanoidnya. Propolis dipengaruhi oleh temperature.
Pada temperature di bawah 150C, propolis keras dan rapuh, tapi kembali lebih
lengket pada temperature yang lebih tinggi tinggi (25-450C). Propolis umumnya
meleleh pada temperature 60-900C dan beberapa sampel mempunyai titik leleh di
atas 1000C (Woo 2004).
b. Kandungan dan Manfaat
Gojmerac (1983), menyatakan bahan propolis mengandung bahan
campuran kompleks melam, resin, balsam, minyak, dan sedikit polen.
Komposisinya bervariasi tergantung dari tumbuhan asal. Propolis juga
mengandung zat aromatik, zat wangi, dan barbagai mineral (Pusat Pelebahan
Apiari Pramuka 2003).
Unsur aktif yang penting dalam farmakologi dan aktivitas biologis adalah
flavanoid (flavon, flavonol, flavonon) dan senyawa fenolat serta senyawa
aromatik. Flavonoid berperan dalam pewarnaan tumbuhan. Sekurang-kurangnya
ada 38 jenis flavanoid termasuk flavonol (galangin, kaemferol, querserin),
flavonon (pinocembrin dan pinosrobin), dan flavonol (pinobanksin), serta flavon
(chrysin, acacetin, apigenin, ermanin). Beberapa senyawa fenolat yang terkandung
di dalam propolis antara lain adalah hidrosisinamat, asam sinamat, vanillin, benzyl
alkohol, asam benzoat, kafeat, kumarat, serta asam ferulat. Nilai nutrisi langsung
propolis sanagt kecil, yaitu berasal dari protein, asam amino, mineral, dan gula,
serta vitamin dalam jumlah kecil seperti vitamin A, B1, B2, B6, C, dan E
(khismatullina 2005).
G. METODE PENELITIAN
b. Variabel Terikat : tes darah (angka leukosit dan LED) dan Sputum BTA
2. Desain Penelitian
1) Timbangan
4) Masker
5) Alat tulis
6. Prosedur Penelitian
a. Perijinan.
b. Menetapkan sampel dan kontrol penelitian.
c. Sosialisasi program.
d. Penandatanganan persetujuan oleh pasien yang akan dijadikan kontrol maupun
sampel.
e. Pengambilan data pasien yang terpilih sebagai sampel dan kontrol penelitian
meliputi: identitas dan pre-tes, [tes darah (angka leukosit dan LED), dan tes
sputum BTA].
f. Memberikan propolis selama 2 bulan, sehari satu kali.
g. Pengambilan data pasien yang terpilih sebagai sampel dan kontrol penelitian
meliputi : identitas dan post-tes [tes darah (angka leukosit dan LED), dan tes
sputum BTA].
h. Melakukan pengolahan dan analisis data.
i. Penyusunan laporan.
j. Persentasi hasil penelitian.
7. Analisis Data
H. JADWAL KEGIATAN
Tabel 3. Jadwal Kegiatan
Keterangan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
Penanggung
Minggu ke I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV jawab
1. Perijinan Julia
2. penetapan Herlingga
sampel
penelitian
3. Sosialisasi Herlambang
program
4. Penandatanganan Herlingga
persetujuan
pasien
5. Pre-Test Herlingga
6. Pelaksanaan Julia
Program
7. Post-Test Herlambang
8. Pengolahan data Herlambang
dan analisis data
9. Penyusunan Julia
laporan
10. Pengiriman Herlingga
Laporan
I. RANCANGAN BIAYA
1. Rekapitulasi Biaya
1 Perijinan Rp 3.600.000,00
5 Transportasi Rp 450.000,00
6 Dokumentasi Rp 230.000,00
2. Rincian Pengeluaran
a. Perijinan
1) Perijinan BP4
@ 1.500 x 30 orang x 60 hari Rp 2.700.000,00
2) Bimbingan BP4 Rp 900.000,00
Jumlah Rp 3.600.000,00
b. Sosialisasi Program
1) Hand out 40 buah x Rp 1.500,00 Rp 60.000,00
2) Konsumsi
a) Snack 40 buah x Rp 5.000,00 x 3 (sosialisasi, Rp 600.000,00
pre-tes, post-tes)
Jumlah Rp 660.000,00
c. Pelaksanaan Pre-test dan Post-test
1) Tes Darah (angka leukosit dan LED)
2 x 30 x Rp 15.000,00 Rp 900.000,00
2) Tes Sputum BTA
2 x 30 x Rp 25.000,00 Rp 1 500.000,00
Jumlah Rp 2.400.000,00
d. Pelaksanaan Program
Masker 2 box x Rp 50.000 Rp 100.000,00
Propolis 40x Rp 100.000 Rp 4.000.000,00
Jumlah Rp 4.100.000,00
e. Transportasi
1) Pre research Rp 200.000,00
2) Pelaksanaan research Rp 250.000,00
Jumlah Rp 450.000,00
f. Dokumentasi
1) Cuci cetak Rp 230.000,00
Jumlah Rp 230.000,00
g. Penyusunan Laporan
1) Kertas 80gr 1 rim x Rp 40.000,00 Rp 40.000,00
2) Tinta Print Rp 160.000,00
3) Scan gambar Rp 160.000,00
4) Penggandaan 5 buah x Rp 20.000,00 Rp 100.000,00
Jumlah Rp 460.000,00
Jumlah Pengeluaran Rp 11.900.000.00
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Z. dan Bahar, A. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI.
Gojmerac WL. 1983: Bee and Mandkind. London: George Allen & Unwin.
Isselbacher, K. J., Braunwald, E., Wilson, J. D., et al. 1999. Harrison Prinsip-
prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13. Jakarta : EGC.
Pusat Pelebahan Apiari Pramuka. 2003. Lebah Madu: Cara Beternak dan
Pemanfaatan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Utama, Andi. 2007. Tuberkulosis. Diakses tanggal 3 Oktober 2012, dari
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=57.
Woo KS. 2004. Use of bee venom and propolis for apitherapy in korea. Di dalam:
Proceeding of the 7th Asian Apicultural Association Conference and 10th
BEENET Symposium and Technofora; Los Banos, 23-27 Feb 2004. Univ
Philippines. Hlm 311-315