You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS KESIAPAN PUSKESMAS SEBAGAI PROVIDER


BPJS KESEHATAN (STUDI DI PUSKESMAS
KEDUNGMUNDU DAN PUSKESMAS TLOGOSARI KULON)

Adhinda Nur Prativi*, Chriswardani S.*, Septo Pawelas A.***


*Kampus Undip Tembalang Jl. Prof. Soedarto, SH, Semarang Telp. (024) 7471604 , Fax : (024) 7460044
E-mail : prativi.adhinda@gmail.com
** FKM Undip Semarang
*** FKM Undip Semarang

ABSTRACT

Indonesian government is developing a national helath insurance program held


by national health security board (BPJS) to support the implementation of the
Universal Health Coverage. Implementation of the program national health
security was applied at all levels of health care facilities, ranging from primary to
tertiary. In a national health insurance program primary health care has an
important role by becoming the gate-keeper so hopefully most of health services
finished at primary level. However, not all primary health care have an adequate
amount of resources to serve patients. On the other hand the number of patients
BPJS participants also continued to increase every month.
Research conducted by qualitative study aimed to describe the readiness of
Puskesmas Kedungmundu and PuskesmasTlogosari Kulon in the implementation
of health insurance program with input and process variable. The subjects were
the head of the primary health care, service manager, financial managers, and
doctor. Informants triangulation is the head of primary health care management
of national health security board and patient.
The results reveal that the variables of human resources, financial management
processes, infrastructure, regulations BPJS, BPJS patient care process including
time and market aspects of the health center is ready to support the
implementation of the program JKN at primary level, although there are still some
things that need to be repaired or reviewed . Human resources in general still
requires additional staff, such as administrative staff, medical personnel and
paramedics, socialization aspect is sufficient but need added financial
management training; funding comes from capitation, BOK and budget of
regional goverment , capitation fund management procedures are in accordance
with predetermined rules, but should soon be published rules regarding the
management is more detailed; infrastructure is complete but requires repair or
rejuvenation; required additional regulations on financial management; The
process of patient care; necessary socialization of policies or regulations of
national health security board membership to the patient in order to avoid
miscommunication, the number of participants continues to grow, the quality of
service must be maintained, patient service time is in conformity with the
standards.
Key words: National Health Security, Primary Health Care, National Health
Security Board.

1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN
Badan Penyelenggara Jaminan kepada fasilitas kesehatan juga
Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan berubah.Pada fasilitas kesehatan
badan hukum yang dibentuk untuk primer digunakan sistem
menyelenggarakan program kapitasi.Sedangkan pada fasilitas
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kesehatan sekunder dan
dengan tujuan untuk tercapainya tersiermenggunakan sistem INA-
jaminan kesehatan menyeluruh bagi CBG’s. Sistem pembayaran Kapitasi
rakyat Indonesia. Jaminan kesehatan adalah adalah sebuah sistem
berguna untuk mengurangi risiko pembayaran yang memberikan
masyarakat menanggung biaya imbalan jasa kepada PPK
kesehatan dari kantong sendiri (out of berdasarkan jumlah orang yang
pocket), dalam jumlah yang sulit harus dilayani, yang diterima oleh
diprediksi dan kadang-kadang PPK secara Pra Upaya dalam
memerlukan biaya yang sangat jumlah tetap, tanpa memperhatikan
besar. Dalam sistem asuransi, jumlah kunjungan, pemeriksaan,
peserta membayar premi dengan tindakan, obat dan pelayanan medik
besaran tetap. Dengan demikian lain. Lewat sistem kapitasi, fasilitas
pembiayaan kesehatan ditanggung kesehatan primer dituntut bukan
bersama secara gotong royong oleh hanya mengobati peserta BPJS
keseluruhan peserta, sehingga tidak Kesehatan tapi juga memberikan
memberatkan secara orang per pelayanan promotif dan preventif
[1] [2]
orang. atau pencegahan.
Pada awal Namun, sistem ini bukan tanpa
penyelenggaraannya, peserta BPJS masalah, mekanisme pencairan
Kesehatan merupakan gabungan dana yang rumit dapat menimbulkan
dari asuransi kesehatan milik masalah. Puskesmas yang sudah
pemerintah yang sudah ada, menjadi BLU/BLUD dapat langsung
kemudian secara bertahap akan mengelola sendiri dana kapitasi
mencakup seluruh rakyat Indonesia yang diterima dari dari BPJS tidak
pada tahun 2019. Maka jumlah harus dengan seizin DKK terlebih
peserta BPJS akan semakin dahulu untuk membelanjakan.
meningkat. Dalam sistem BPJS Sedangkan jika puskesmas belum
Kesehatan prosedur pembayaran menjadi BLU maka untuk

2
membelanjakan dana kapitasi dapat Di Puskesmas Tologosari
lebih rumit sebab harus menunggu Kulon yang memiliki rawat inap
[3]
persetujuan DKK. besaran BOR pada tahun 2012
Berdasarkan data cakupan adalah sebesar 21,18%, kemudian
peserta jaminan pemeliharaan pada tahun 2013 adalah sebesar
kesehatan kota semarang tahun 25,19% sedangkan pada tahun 2014
2012, jumlah cakupan peserta (Bulan Januari-September) adalah
jaminan pemeliharaan kesehatan sebesar 20,21%.
tertinggi di Puskesmas rawat inap Untuk melayani pasien peserta
adalah di Puskesmas Tlogosari BPJS yang akan terus bertambah,
Kulon yaitu sebesar 9,02%, puskesmas memerlukan sumber
sedangkan Puskesmas non rawat daya yang memadai. Idealnya
inap yang memiliki cakupan peserta puskesmas rawat inap dengan
jaminan pemeliharaan tertinggi layanan 24 jam, dibutuhkan paling
adalah Puskesmas Kedung Mundu tidak 3-4 dokter umum yang telah
yaitu sebesar 6,18%.
[4] mempunyai sertifikat ATLS/ACLS

Di Puskesmas Kedungmundu yang mengisi jaga 24 jam. Dengan

jumlah kunjungan pasien mengalami formasi, 1 orang untuk shift pagi

peningkatan, pada tahun 2013 dengan durasi 8 jam, 1 orang

jumlah kunjungan yaitu sebesar dengan shift sore dengan durasi 8

59.590 sedangkan pada tahun 2014 jam, 1 orang shift malam dengan

jumlah kunjungan sebesar 70.679. durasi 8 jam dan 1 orang stand by.

Akan tetapi hal berbeda terjadi di Begitu juga dengan tenaga bidan

Puskesmas Tlogosari Kulon untuk yang harus ada di puskesmas 24

kunjungan rawat jalan pada tahun jam sejatinya juga berjumlah 3-4

2013 yaitu sebesar 53.876 orang. Sementara jumlah perawat

kunjungan sedangkan pada 2014 jaga yang memiliki sertifikat BTLS

(bulan januari-september) adalah jumlahnya harus 2 kali lipat, dengan

31.538 kunjugan, dan rawat jalan formasi, 2 orang jaga pagi, 2 orang

dari 571 kunjungan menjadi 414 jaga sore, 2 orang jaga malam dan 2
[5]
kunjungan. Jumlah peserta BPJS orang stand by.
yang terdaftar di kedua puskesmas Selain itu petugas yang
pun terus meningkat setiap melayani administrasi di loket
bulannya. Puskesmasdan bendahara yang
khusus mengelola keuangan juga bukan untuk menguji variabel karena
diperlukan, sebab masih terjadi variabel-variabel biasanya belum
rangkap tugas di kedua puskesmas. diketahui dan baru akan diketahui
METODE melalui riset.
[7]

Jenis penelitian merupakan Fokus dalam penelitian ini


penelitian observasional dengan terdiri dari variabel masukan (input)
rancangan kualitatif menggunakan dan variabel proses. Variabel input
pendekatan deskriptif (explanatory terdiri dari 6, yaitu man:
[6]
research). ketersediaan sumber daya manusia,
Metode penelitian kualitatif money: Dana Kapitasi, materials:
adalah metode penelitian yang sarana prasarana, methods:
berlandaskan pada filsafat Peraturan-peraturan terkait BPJS
postpositifsime, digunakan untuk Kesehatan, Proses pelayanan
meneliti pada kondisi objek yang pasien yang mencakup minute:
alamiah (sebagai lawannya adalah waktu dan market: masyarakat yang
eksperimen) dimana peneliti adalah berada di wilayah kerjanya.
sebagai instrument kunci, Informan utama dalam
pengambilan sample sumber dan penelitian ini merupakan kepala
data dilakukan secara purposive dan Puskesmas Tlogosari Kulon dan
snowbaal, teknik pengumpulan data Kedungmundu, Kepala Sub Bagian
dilakukan dengan triangulasi Tata Usaha, Petugas pengelola
(gabungan) analisis data bersifat keuangan JKN, serta Dokter.
induktif / kualitatif, dan hasil Informan inti dalam penelitian ini
penelitian kualitatif lebih berjumlah 4 orang untuk masing-
menekankan pada makna daripada masing puskesmas, sehingga total
[8]
generalisasi. berjumlah 8 orang.
Penelitian dengan pendekatan Sedangkan untuk informan
deskriptif dimaksudkan untuk triangulasinya adalah dari pihak
mendeskripsikan suatu keadaan BPJS Kesehatan KCU Semarang,
secara objektif. Explanatory serta empat orang perwakilan pasien
research digunakan untuk Puskesmas Tlogosari Kulon dan
mengeksplor atau untuk empat orang pasien puskesmas
mengumpulkan pemahaman Kedungmundu. Pemilihan pasien
mendalam mengenai suatu masalah, berdasarkan kategori tingkat
pendidikan, tingkat ekonomi yang merangkap menjadi
(pekerjaan) dan status kepesertaan bendahara, sehingga diperlukan
PBI atau Non PBI. Untuk BPJS yang tambahan pegawai agar lebih
menjadi informan triangulasi adalah maksimal dalam mengerjakan
Kepala Bagian Fasilitas Kesehatan tugasnya dan tidak melebihi beban
Primer BPJS kota Semarang. Total kerja.
informan triangulasi dalam penelitian Sedangkan jumlah Sumber
ini berjumlah 9 orang. Daya Manusia di Puskesmas
HASIL Tlogosari Kulon adalah sebanyak 44
1.) Sumber Daya Manusia orang. Yang terdiri dari Kepala
a. Ketersediaan SDM Puskesmas, Kasubbag TU, Dokter
Jumlah SDM yang dimiliki oleh umum, dokter gigi, bidan, perawat,
Puskesmas Kedungmundu saat ini perawat gigi, sanitarian, apoteker,
adalah sebanyak 37 orang, yang asisten apoteker, analis kesehatan,
terdiri dari kepala puskesmas, dokter nutrisionis, epidemiolog, pengolah
umum, dokter gigi, bidan, perawat simpus, petugas loket, penjaga
umum, perawat gigi, kepala TU dan malam, pengemudi, penyuluh dan
TU, surveilans epid, promkes, petugas kebersihan. Dengan jumlah
petugas gizi, analis, asisten 44 orang tesebut masih terjadi
apoteker, hygiene sanitasi. Dengan double job terutama untuk posisi
jumlah tersebut masih terdapat Bendahara.Baik bendahara JKN
rangkap tugas bahkan hampir di maupun non JKN masih dilakukan
berbagai bidang.Biasanya petugas oleh paramedis yang merangkap
merangkap tugas untuk mengurus menjadi bendahara.Untuk pelayanan
bagian penunjang administrasi rawat inap meskipun sudah berjalan
seperti misalnya bendahara dan lancar dan tidak ada kendala berarti
petugas loket pendaftaran.Sehingga namun untuk menunjang pelayanan
masih diperlukan lagi tambahan rawat inap, diperlukan tambahan
pegawai khususnya bagian dokter dan paramedis seperti bidan
administrasi agar tidak terjadi dan perawat. Selama ini petugas
rangkap pekerjaan. Seperti yang berjaga saat sore dan malam
bendahara JKN di Puskesmas (diluar jam kerja) adalah paramedis
Kedungmundu merupakan apoteker dan petugas lain seperti petugas
loket pendaftaran, sedangkan dokter
menggunakan sistem on call, yaitu kebingungan-kebingungan untuk
dokter akan datang ketika ada prosedur pengelolaan dana kapitasi.
panggilan. 2. Dana Kapitasi
b) Sosialisasi dan pelatihan Prosedur untuk mendapatkan
mengenai program JKN dana kapitasi tidak rumit,
Seluruh staff Puskesmas Puskesmas hanya perlu melaporkan
Kedungmundu dan Tlogosari kulon jumlah kunjungan dan rujukan ke
sudah mendapatkan sosialisasi dan BPJS Kesehatan, kemudian setiap
pelatihan mengenai program JKN bulan sebelum tanggal 15 BPJS
dan sudah memahami terutama akan mentransfer ke rekening
yang berkaitan dengan tugasnya. Puskesmas. Untuk kelancaran aliran
Namun sosialisasi tidak dilakukan dana, baik di Puskesmas
langsung oleh BPJS, namun dari Kedungmundu maupun Puskesmas
Kepala Puskesmas atau perwakilan Tlogosari kulon sama- sama tidak
yang menghadiri undangan terdapat masalah / hambatan.
sosialisasi dari BPJS/ DKK yang Petugas pengelola keuangan JKN
kemudian di sosialisasikan kembali baik di Puskesmas Kedungmundu
ke wilayah kerjanya masing-masing. ataupun Puskesmas Tlogosari Kulon
Namun hal ini tidak mengurangi sudah mengetahui prosedur untuk
pemahaman petugas akan materi mendapatkan dana kapitasi dan
sosialisasi karena pada praktiknya pengelolaannya karena hal tersebut
jika ada kebingungan petugas sudah disosialisasikan. Alur untuk
Puskesmas dapat menghubungi mendapatkan dana kapitasi adalah
BPJS langsung untuk mendapatkan Puskesmas melaporkan jumlah
solusi. kunjungan dan rujukan pasien bulan
Akan tetapi meskipun ini sebelum tanggal 5 bulan
sosialisasi dan pelatihan telah berikutnya kepada BPJS, kemudian
dilakukan beberapa kali, petugas sebelum tanggal 15 akan ditransfer
Puskesmas Kedungmundu merasa dana kapitasi oleh BPJS.
masih diperlukan tambahan Sedangkan laporan mengenai
informasi yang lebih mendetail penggunaan dana kapitasi
khususnya untuk bagian dilaporkan kepada DKK.
pengelolaan keuangan sebab Baik di Puskesmas
petugas masih menemukan Kedungmundu ataupun Puskesmas
Tlogosari Kulon tidak terdapat satu dokter umum dan dokter gigi
kendala yang dialami petugas untuk besaran kapitasi yang diperoleh
memperoleh dana kapitasi. adalah Rp.6000.
Besaran kapitasi perorang di Pungutan biaya hanya
Puskesmas Kedungmundu adalah dilakukan kepada pasien umum
sebesar Rp.6000, untuk mengetahui (diluar kota Semarang) yang diminta
besaran jumlah dana kapitasi yang membayar retribusi sebesar Rp.
didapat setiap bulannya adalah 5000 sesuai dengan Perda,
Rp.6000 dikali jumlah peserta yang kemudian uang tersebut akan di
terdaftar di Puskesman tersebut setorkan kepada kas daerah setiap
pada bulan terakhir. Untuk hari. Pasien non BPJS yang
menetapkan besaran dana kapitasi termasuk warga kota Semarang
perorang sebesar Rp. 4000 tetap diberikan pelayanan gratis
sampaiRp. 6000 ditentukan sebab sudah dijamin oleh
berdasarkan jumlah SDM dokter dan pemerintah daerah melalui
dokter gigi yang terdapat di Jamkesmaskot.
31
Untuk pasien
Puskesmas tersebut. Untuk BPJS baik PBI atau non PBI semua
Pueskesmas tanpa dokter umum tidak ditarik biaya tambahan apapun.
besaran kapitasi yang diperoleh Penggunaan dana kapitasi
adalah Rp. 3000, Puskesmas dialokasikan untuk membayar jasa
dengan satu dokter umum tanpa pelayanan dan operasional,
dokter gigi adalah Rp.4000, presentasinya yaitu 60% jasa
Puskesmas dengan satu dokter pelayanan dan 40% operasional
umum dan satu dokter gigi besaran puskesmas. Penggunaan dan
kapitasinya adalah Rp.5000, kapitasi diawasi oleh DKK bukan
Puskesmas dengan lebih dari satu oleh BPJS, Puskesmas setiap bulan
dokter umum dan tanpa dokter gigi melakukan SPJ kepada DKK
adalah Rp.5500, sedangkan tentang penggunaan dana kapitasi di
Puskesmas dengan lebih dari satu Puskesmas. Untuk membelanjakan
doker umum dan ada dokter gigi dana kapitasipun diperlukan
besaran kapitasinya adalah persetujuan tim belanja DKK terlebih
Rp.6000. Maka karena di dahulu.
3

Puskesmas Kedungmundu dan 3. Sarana Prasarana


Tlogosari Kulon memiliki lebih dari
Ketersediaan sarana jumlah pasien yang datang. Kondisi
prasarana di Puskesmas ruang perawatanpun tidak terlalu
Kedungmundu diperlukan beberapa terawat namun fasilitasnya sudah
alat kesehatan penunjang yang mencukupi kebutuhan ruang rawat
belum tersedia dan masih inap di Puskesmas.
menunggu persetujuan tim belanja Faktor penghambat dalam
DKK, seperti kursi roda dan alat penyediaan fasilitas pelayanan
penanganan asma. Untuk kondisi kesehatan adalah pembelian
sarana prasarana penunjang beberapa reagen, obat dan alkes
pelayanan pasien yang masih masih dalam tahap pembicaraan
dikeluhkan dan perlu untuk dengan DKK sehingga belum bisa
diperbaiki adalah keadaan ruang terlaksana dan fasilitas seperti
tunggu, dan kursi ruang tunggu yang komputer dan internet yang kurang
jumlahnya tidak sebanding dengan memadai. Sedangkan faktor
banyaknya pasien yang datang. pendukungnya adalah beberapa
Untuk sarana penunjang lain yang ATK dan alkes sudah dibeli,
kondisinya tidak terlalu baik adalah lancarnya internet dan komputer
komputer di ruang loket dan serta dana JKN yang lancar. Ada
bendahara. Karena komputer di aplikasi khusus yang digunakan
ruang loket sering kali mengalami untuk melayani pasien JKN, yaitu
error ketika dipakai untuk bekerja untuk mengelola simpus Puskesmas
memasukan simpus, hal ini tentu dan keuangan JKN.
akan memepengaruhi kecepatan 4. Peraturan- Peraturan Terkait
petugas loket pendaftaran dalam BPJS Kesehatan
melayani pasien. Peraturan – peraturan yang
Puskesmas Tlogosari Kulon telah dikeluarkan baik oleh
sendiri merupakan Puskesmas yang pemerintah pusat, seperti undang-
memiliki fasilitas rawat inap pasien. undang, permenkes, dan peraturan
Namun kondisi sarana prasarana di oleh pemerintah daerah seperti
Puskesmas Tlogosari kulon yang peraturan daerah, surat edaran
masih dikeluhkan hampir seperti di dinas kesehatan kota ataupun surat
Puskesmas Kedungmundu yaitu edaran walikota sudah mencukupi
kondisi kursi ruang tunggu pasien dukungan terhadap petugas
yang belum mencukupi dibanding
Puskesmas dalam melakukan Puskesmas, atau ketika pasien
tugasnya melayani pasien. BPJS ingin melakukan cek
Untuk peraturan yang pernah laboratorium tapi tidak termasuk
dikeluarkan diantaranya untuk dalam pelayanan yang bisa
mengatur program rujuk balik, dilakukan di Puskesmas dan
Prolanis, Kapitasi, bidan jejaring, memaksa untuk bisa dilayani. Untuk
rujukan berjenjang, obat rujuk balik, penumpukan terkait ramainya pasien
laboratorium Prolanis, penerapan pasca JKN tidak pernah terjadi
aplikasi P.Care, dan lain-lain. sebab sudah dilakukan antisipasi
Peraturan terkait pelayanan ketika ramai pasien.
dirasa sudah cukup membantu Kendala yang dialami di
petugas melaksanakan pelayanan Puskesmas Tlogosari Kulon adalah
terhadap pasien BPJS Kesehatan, mengenai pasien yang berikeras
namun untuk peraturan mengenai meminta dirujuk padahal
keuangan dirasa masih kurang penyakitnya bisa ditangani di
mendetail dan perlu ditambah lagi Puskesmas. Untuk kendala terkait
khususnya untuk menunjang penumpukan pasien tidak pernah
pengelolaan dana kapitasi. terjadi di Puskesmas Tlogosari
5. Kegiatan Pelayanan Pasien BPJS Kulon, karena ketika pasien yang
Puskesmas lebih ramai dari biasanya petugas
Kendala yang dialami petugas akan bekerja lebih cepat untuk
di Puskesmas Kedungmundu adalah menghindari pasien terlalu lama
ketika peserta sudah pindah status ditangani sehingga bisa menumpuk.
kepesertaan tetapi tidak mengetahui Tidak ada keluhan terkait pelayanan
bahwa sudah pindah, kemudian secara umum di Puskesmas
petugas memberitahukan bahwa Kedungmundu, namun keluhan yang
seharusnya berobat sesuai dengan pernah didapatkan petugas adalah
kepesertaannya pasien akan saat pasien ASKES yang obatnya
mengira ditolak oleh Puskesmas dan dulu bisa untuk satu bulan namun
pasien pun akan marah-marah. sekarang hanya untuk satu minggu.
Kendala kedua adalah pasien yang Waktu yang diperlukan pasien
meminta langsung dirujuk ke rumah untuk mendapatkan pelayanan dari
sakit yang diinginkan padahal awal hingga akhir di kedua
penyakitnya bisa ditangani di Puskesmas hampir sama, yaitu
berkisar sekitar 15 menit. Peraturan Sedangkan di Puskesmas Tlogosari
mengenai waktu ini tidak ada Kulon jumlah peserta pada bulan
kebijakan khusus dari BPJS Januari adalah sebanyak 11.113
Kesehatan namun sudah diatur oleh peserta, dan pada bulan September
SOP Puskesmas ISO yang menjadi 13.378 peserta.
menstandartkan bahwa lamanya DAFTAR PUSTAKA
waktu pelayanan di masing-masing 1. Tim Penyusun Bahan Sosialisasi
loket adalah 5 menit, kecuali dan Advokasi JKN.Buku Pegangan
pemeriksaan laboratorium yang bisa Sosialisasi: jaminan Kesehatan
lebih lama. Di kedua Puskesmas Nasional (JKN) dalam Sistem
petugas sudah melayani dengan Jaminan Sosial Nasional.
cukup cekatan.Untuk itu aktivitas Jakarta.2013.
pelayanan pasien berjalan dengan 2.Undang-undang Republik
cukup lancar dan tidak pernah terjadi Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
penumpukan pasien meskipun Tentang Badan Penyelenggara
pasien yang datang setiap harinya Jaminan Sosial.
cukup ramai. 3. Kemenkes Republik
Pengguna pelayanan Indonesia.Buku Saku FAQ
kesehatan di Puskesmas (Frequently Asked Question) BPJS
Kedungmundu dan Puskesmas Kesehatan. Jakarta.2013
Tlogosari Kulon bukan hanya 4.Buku Profil Kesehatan Kota
peserta BPJS Kesehatan tetapi juga Semarang tahun 2012. Dinas
peserta Jamkesmaskot dan pasien Kesehatan kota Semarang.
umum yang tidak memiliki KTP 5. Azwar, Azrul. Pengantar
Semarang.Alasan pasien datang ke Administrasi Kesehatan. Jakarta.
Puskesmas tersebut rata-rata adalah Binarupa Aksara. 1996.
karena letaknya yang dekat dengan 6. Sugiyono.Metode Penelitian
tempat tinggalnya. Administrasi. Bandung.
Terdapat peningkatan jumlah Alfabeta.2003.
peserta di kedua puskesmas. Di 7. Isaac, Stephen & William B.
Puskesmas Kedungmundu jumlah Michael.Guide to Research Designs.
peserta bulan januari hanya 24.468 8. Peraturan Walikota No 28 Tahun
peserta sedangkan bulan september 2009.
sudah mencapai 25.850 peserta.

10
10

You might also like