You are on page 1of 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER COLORECTAL MAHASISWA


PERAWAT
STIKES KHARISMA KARAWANG

MUJAHID ALI BAHJAH


0433131440117025

STIKES KHARISMA KARAWANG


Jln. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pass Karawang 41316
Telp. (0267)412480, Fax : (0267)410842
I. KONSEP DASAR
a. Pengartian
Kanker colorectal didominasi oleh adenokarsinoma (90%), dengan penderita kanker kolon
berjumplah lebih dari dua kali lipat dari jumplah penderita kanker rektum. Awalnya kanker
colorektal dapat muncul sebagai polip jinak tapi dapat menjadi ganas, menginfasi dan
menghancurkan jaringan normal, dan meluas ke struktur sekitarnya. Sel-sel kanker dapat bermigrasi
dari tumor primer dan menyebar ke organ lain di dalam tubuh ( sebagaian besar ke hati, peritonium,
dan paru). Insidensi meningkat seiring dengan pertambahan usia ( insidensi paling tinggi terjadi
pada individu berusis lebih dari 85 tahun ) dan lebih tinggi lagi pada indifidu yang memiliki riwayat
keluarga menderita kanker kolon dan mereka yang mengalami penyakit radang usus atau poliop.
Jika penyakit di deteksi dan di terapi pada stadium dini sebelum menyebar, angka kesintasan
(suevival rate) 5 tahun adalah 90% namun, hanya 39% kanker kolorektal yang di deteksi di stadium
dini. Angka keberlangsungan hidup setelah diagnosis akhir sangat rendah.
Kanker Colorectal, juga disebut kanker kolon atau kanker usus besar, yaitu kanker yang tumbuh
dan berkembang di usus besar, dubur dan usus buntu
kanker kolorektal timbul dari adenomatous polip (tumor jinak yang tumbuh di lapisan usus besar
atau rektum). Pertumbuhan ini (yang berbentuk jamur) biasanya jinak, tetapi beberapa berkembang
menjadi kanker dari waktu ke waktu.

b. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah:
 Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah segar maupun yang
berwarna hitam.
 Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong saat BAB
 Feses yang lebih kecil dari biasanya
 Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh pada perut atau nyeri
 Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya
 Mual dan muntah,
 Rasa letih dan lesu
 Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri pada daerah gluteus

c. Etiologi
Banyak faktor dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker rektal, diantaranya adalah
 Diet tinggi lemak, rendah serat
 Usia lebih dari 50 tahun
 Riwayat pribadi mengidap adenoma atau adenokarsinoma kolorektal mempunyai resiko lebih
besar 3 kali
 Riwayat polip rektal atau polip kolon
 Adanya polip adematosa atua adenoma villus
 Riwayat penyakkit usus inflamasi kronis

d. Patofisiologi
 Kanker kolon dan rektum terutama (95 %)adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus).
Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan
normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan
menyebar ke bagian tubuh yang lain.
ektaPenyebaran ca. colorektal.
Kanker kolorektal dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
1.Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.
2.Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon
3.Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system portal.
4.Penyebaran secara transperitoneal
5.Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain.
e. Pemeriksaan penunjang
 Kaji tanda dan gejala
 TTV pasien
 Pemeriksaan diagnostik
 Hasil leb

f. Penata laksanaan
1. PEMBEDAHAN
A. Kolostomi
2. RADIASI
3. KEMOTERAPI

Pengertian kolostomi
 Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen kedalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses
(Evelyn, 1991, Pearce,1993)
 Jenis kolostomi
1. Kolostomi permenen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan
untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan atau pengangkatan kolon
sigmoid atau rektum sehingga tidak memungkinkan feses keluar melalui anus.
2.Kolostomi temporer/sementara
Pembuatan kolostomi biasanay untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan
feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup
kembali.

 Komplikasi Kolostomi
1. Obtruksi/penyumbatan
2. Infeksi
3. Retraksi stoma/mengkerut
4. prolap pada stoma
5. Perdarahan

II. Asuhan keperawatan


A. Pengkajian
 Dapatkan riwayat kesehatan mengenai adanya keletihan, nyeri abdomen atau nyeri rektal,
pola eliminasi dulu dan sekarang, dan karakteristik feses.
 Dapatkan riwayat penyakit radang usus atau polip kolorektal, riwayat keluarga menderita
penyakit kolorektal, dan terapi medikasi saat ini.
 Kaji pola diet, termasuk asupan lemak dan serat, jumplah alkohol yang di konsumsi, dan
riwayat merokok: deskripsikan dan dokumentasikan riwayat penurunan berat badan dan
perasaan lemah dan letih.
 Auskultasi abdomen untuk mendengarkan bising usus; palpasi adanya area nyeri tekan,
distensi, dan massa yang solid; inspeksi feses untuk melihat adanya darah.

B. Diagnosa
Pasien dengan tipe Ca Colon mempunyai diagnosa keperawatan seperti dibawah ini:
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan muntah
 Resiko ketidakseimbangan volume cairan b.d muntah dan dehidrasi
 Ansietas b.d pembedahan yang akan dilakukan dan diagnosis kanker
 Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program traupetik b.d definisi pengetahuan
mengenai diagnosis, prosedur bedah, dan perawatan diri setelah pulang
 Kerusakan integritas kulit b.d insisi bedah, stoma, dan kontaminasi feses pada kulit
peristoma
 Gangguan citra tubuh b.d kolostomi
 Ketidakefektifan pola seksualitas b.d ostomi dan konsep diri.
Komplikasi Potensial
 Infeksi intraperitoneal.
 Obstruksi usus besar komplet.
 Pendarahan dan hemoragi gastrointestinal.
 Perforasi usus
 Pritonitis abses, sepsis.

C. Intrvensi Keperawatan
 Mempersiapkan pasien untuk menjalani pembedahan
 Persiapkan fisik pasien untuk menjalani pembedahan ( diet tinggi kalori, protein, dan
rendah lemak serta rendah residu; diet cair lengkap dalam 24 hingga 48 jam sebelum
pembedahan atau nutrisi parenteral jika diresepkan).
 Berikan antibiotik, laksatif, enema, atau irigasi kolon sesuai program.
 Lakukan pengukuran asupan dan halauran pada pasien yang di rawat inap (termasuk
muntah); slang nasogastrik dab cairan IV serta penatalaksanaan elektrolit.
 Pantau tanda-tanda hipovolemia (mis, takikardia, hipotensi, penurunan volume
nadi);pantau status hidrasi (mis, turgor kulit, membran mukosa).
 Pantau tanda-tanda obstruksi atau perforasi (peningkatan distensi abdomen, penurunan
bising usus, nyeri atau rigiditas).
 Perkaya dan lengkapi pengetahuan pasien mengenai diagnosis, prognosis, prosedur bedah,
dan tingkat fungsi yang di harapkan setelah di lakukanya operasi. Masukan informasi
mengenai luka pasca orerasi dan perawatan ostomi. Pembatasan diet, kontrol nyeri, dan
penatalaksanaan medis.
 Lihat “Penatalaksanaan Keperawatan” pada “kanker” untuk informasi tambahan.
 Memberikan dukungan emosional
 Kaji tingkat ansetas dan mekanisme koping dan anjurkan metode untuk mengurangi
ansietas, seperti latihan nafas dalam dan membayangkan keberhasilan dan pemulihan dari
pembedahan kanker.
 Atur pertemuan dengan penasehat sepiritual jika diinginkan.
 Sediakan waktu pertemuan pasien dengan keluluarga bersama dokter dan perawat untuk
mendiskusikan terapi dan prognosis; pertemuan dengan terapis entrostoma mungkin
berguna.
 Mempertahankan nutrisi yang optimal
 Anjurkan kepada pasien untuk menghindari makanan yang mengandung gas dan
menyebabkan bau berlebih, termasuk makanan dalam keluarga kol, telur, asparagus, ikan,
buncis, dan produk tinggi selulosa seperti kacang, makanan yang tidak mengiritasi
merupakan pengganti untuk makanan yang di batasi sehingga defisiensi dapat di tangani.

D. EVALUASI.
 Mengkonsumsi diet sehat dan mempertahankan keseimbangan cairan.
 Mengalami penurunan ansietas.
 Mempelajari tentang diagnosis, prosedur bedah, persiapan praoperasi, dan perawatan diri
setelah pulang.
 Mempertahankan insisi, stoma, dan luka perineum tetap bersih.
 Mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran mengenai diri sendiri.
 Pulih tanpa mengalami komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Fadhillah, H., (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia PPNI (ed.1). Jakarta EGC

Mardella, A. C., Yulianti, D., Kimin, A., (2013). Keperawatan medikal-bedah Handebook for
brunner & suddarthd’s textbook medical-surgical nursing (ed.12) jakarta. EGC

Smeltzer, C. S., & Bare, G. B., (2001). Keperawatan medikal-bedah brunner & suddarth (ed.8).
Jakarta. EGC

Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle,J.L.,& Cheever, K.H.(2010). Bunner and suddartb’s textbook of
medical-surgical nursing (12th.ed.) jakarta .EGC

You might also like