You are on page 1of 13

Karakteristik Pemerintah Daerah di Negara Federal dan Negara Kesatuan

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

Sistem Pemerintahan Indonesia

Yang dibina oleh

Shinta Happy Yustiari, SAP, MPA

Oleh:

Ayu Kartika 115030100111024

Larasati Retno Palupi 115030100111028

Beta Dwi Suryanti 115030107111026

Retno Puji Rahayu 115030101111020

Rindya Agustin 115030101111021

Muhammad Muzakky 115030100111081

Ariska Tri Viky Andani 115030107111023

Laillia Ari Wibowo 115030101111019

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


OKTOBER 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam pembelajaran sistem pemerintahan Indonesia, tidak dipungkiri bahwa


wawasan mengenai bentuk negara merupakan hal yang sangat penting. Bagaimana sistem dan
siklus yang terjadi dalam suatu negara menjadi hal yang harus dipahami karena dengan
adanya wawasan tersebut sebagai warga negara kita dapat mengkritisi seluk beluk
pemerintahan yang terjadi di suatu negara. Selain itu, gencarnya penerapan sistem
desentralisasi saat ini juga menuntut adanya pengetahuan yang mumpuni untuk dapat
memahami dan mengkritisi kinerja pemerintah di suatu negara, terutama pemerintah daerah.

Dalam makalah ini, kelompok kami mencoba menjelaskan terlebih dahulu


mengenai perbedaan karakteristik dua bentuk negara, yakni negara federal dan negara serikat.
Dengan mengetahui karakteristik keduanya, tentu akan lebih mudah untuk memahami apa
perbedaan karakteristik pemerintah daerah di kedua negara tersebut, untuk dianalisis lebih
lanjut dalam bab pembahasan.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai


berikut:

1. Karakteristik negara federal


2. Karakteristik negara kesatuan
3. Perbandingan Pemerintah Daerah antara negara federal dan negara kesatuan

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik negara federal


2. Mengetahui karakteristik negara kesatuan
3. Memaparkan perbandingan Pemerintah Daerah antara negara federal dan negara
kesatuan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Sesuai dengan judul makalah, yakni Perbedaan Pemerintahan Daerah antara


Negara Federal dengan Kesatuan, maka salah satu teori pertama yang dipaparkan adalah teori
mengenai bentuk negara itu sendiri. Menurut Benedictus de Spinoza negara adalah susunan
masyarakat yang integral (kesatuan) antara semua golongan dan bagian dari seluruh anggota
masyarakat (persatuan masyarakat organis). Sedangkan menurut Harold J. Laski, negara
adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena memiliki wewenang yang bersifat
memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan
bagian dari masyarakat. Tidak jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh kedua ahli
sebelumnya, Prof. Miriam Budiardjo memaparkan bahwa negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari
warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan
(kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah.

Pemerintahan Daerah menurut Ketentuan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) menurut Asas

Otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam


sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. Pemerintah Daerah adalah Gubernur,
Bupati atau Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah.

Secara umum dalam konsep dan teori modern Negara terbagi ke dalam dua
bentuk :

1. Negara kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu Negara yang merdeka dan berdaulat,
dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Dalam
pelaksanaannya Negara kesatuan ini terbagi ke dalam 2 macam sistem pemerintahan :

a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah sistem pemerintahan yang


langsung dipimpin oleh pemerintah pusat.

b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah kepala daerah diberikan


kesempatan dan kewenangan untuk mengurus pemerintah diwilayahnya sendiri.
Sistem ini dikenal dengan istilah dengan otonomi daerah atau swatantra.

2. Negara serikat

Negara serikat atau federasi merupakan bentuk Negara gabungan yang terdiri dari
berbagai Negara bagian dari sebuah Negara serikat. Bentuk Negara ini digolongkan kedalam
3 kelompok :

a. Monarki
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau
ratu. Monarki memiliki dua jenis : monarki absolute, dan
monarki konstitusional.
b. Oligarki
Pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang
yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
c. Demokrasi
Pemerintahan demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada
kedaulatan rakyat atau mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan kehendak
rakyat melalui mekanisme pemilu yang berlangsung secara jujur, bebas, aman, dan
adil.
2.2 Pembahasan

2.2.1 Fungsi Dan Peran Pemerintah Daerah Negara Kesatuan

Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi


kewenangannya kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-undang ditentukan menjadi
urusan pemerintah. Pemerintah daerah sebagailembaga unsur penyelenggara pemerintahan
daerah terdiri dari kepala daerah dan perangkat daerah. Kepala daerah untuk provinsi disebut
Gubernur, untuk kabupaten disebut Bupati, dan kota disebut Walikota. Dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah, dibantu oleh perangkat daerah yang
meliputi sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah, serta
untuk kabupaten kota termasuk kecamatan dan kelurahan.

Bupati atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara


pemerintahan daerah. Dengan demikian peran pemerintah daerah adalah segala sesuatuyang
dilakukan dalam bentuk cara tindak baik dalam rangka melaksanakan otonomi daerah sebagai
suatu hak, wewenang, dan kewajiban pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Juga sebagai daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah
kesatuan masyarakathukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI.

Selain itu, pemerintah daerah juga berperan dimaksutkan dalam rangka


melaksanakan desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan sebagai wakil pemerintah
di daerah otonom, yaituuntuk melakukan :

1. Desentralisasi.
2. Dekonsentrasi.
3. Tugas pembantuan.
Efisiensi dan keefektifan penyelenggaran pemerintahan daerah perlu ditingkatkan
dengan perlu memperhatikan hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan
daerah, potensi dan keberagaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan
memberikan kewenangan yang seluas luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak
dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelanggaraan
pemerintahan daerah.
2.2.2 Pemerintahan Daerah Negara Federal

Negara Federal, adalah negara yang model hubungan antara pusat dan daerah
didasarkan pada dualisme kekuasaan. Namun kekuasaan yang paling awal adalah keuasaan
dari daerah. Dalam negara federal, pemerintah pusat pada dasarnya adalah bentukan
kesepakatan dari daerah-daerah. Dalam arti bahwa, kekuasaan pusat bukanlah kekuasaan
yang hakiki, melainkan merupakan pemberian atau residu dari kekuasaan daerah. Dalam
negara federal juga tidak dikenal adanya istilah daerah untuk sebuah wilayah kekuasaan
khusus, melainkan disebut dengan negara bagian..
Dalam sistem negara federal, posisi negara bagian setingkat dengan posisi daerah
dalam negara kesatuan, akan tetapi yang berbeda adalah hanya pada persoalan
kewenangannya dan kemandiriannya. Tapi negara bagian tidak bisa membuat sebuah
hubungan eksternal dengan negara lain. Hal itu dilakukan oleh pemerintahan federal yang
merupakan penanggung jawab secara keseluruhan dari negara-negara bagian yang terdapat
didalamnya. Negara bagian dalam negara federal bukanlah sebuah negara berdaulat pada
awalnya. Dan hanya menadapatkan kedaulatannya ketika menggabungkan diri dalam
pemerintahan federal. Maka keputusan negara federal mengikat seluruh warga negara.
Contoh negara federal adalah Amerika.

2.2.3 Karakteristik Negara Federal

1. Negara Federal
Federasi berasal dari kata Latin foedus yang berarti perjanjian atau persetujuan.
Dalam federasi atau negara serikat (bondstaat, Bundesstaat), dua atau lebih kesatuan politik
yang sudah atau belum berstatus negara berjanji untuk bersatu dalam suatu ikatan politik,
ikatan dimana akan mewakili mereka sebagai keseluruhan. Federasi adalah negara. Anggota-
anggota sesuatu federasi tidak berdaulat dalam arti yang sesungguhnya. Anggota-anggota
federasi disebut “negara-bagian”, yang didalam bahasa asing dapat dinamakan “deelstaat”,
“state”. “canton” atau “Linder”. Menurut K.C. Wheare dalam buku Federal
Government, prinsip federal adalah bahwa kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga
pemerintah federal dan pemerintah negara bagian dalam bidang-bidang tertentu adalah bebas
satu sama lain. Sedangkan menurut C.F. Strong salah satu ciri negara federal adalah bahwa
sistem tersebut mencoba menyesuaikan dua konsep yang sebenarnya bertentangan, yaitu
kedaulatan negara federal dalam keseluruhannya dan kedaulatan negara-negara bagian. Untuk
membentuk negara federal suatu menurut C.F. Strong diperlukan dua syarat, yaitu :
1. Adanya perasaan sebangsa di antara kesatuan-kesatuan politik yang hendak
membentuk federasi itu, dan.
2. Adanya keinginan pada kesatuan-kesatuan politiik yang hendak
mengadakan federasi untuk mengadakan ikatan terbatas, oleh karena itu
apabila kesatuan-kesatuan politik itu menghendaki persatuan sepenuhny,
maka bukan federasilah yang akan dibentuk, melainkan negara kesatuan.
(Miriam Budiardjo, 2000:141 dan 142).
Menurut A.B. Lapian, dkk (1996: 192), yang dimaksud dengan negara federal
atau serikat pada hakikatnya adalah suatu negara-negara bagian. Secara terperinci negara
federal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan kedaulatan ke luar dari negara-negara bagian diserahkan
sepenuhnya kepada Pemerintah Federal, sedangkan untuk kedaulatan ke dalam
dibatasi.
2.Soal-soal yang menyangkut negara dalam keseluruhannya diserahkan kepada
kekuasaan pemerintah federal.
3. bentuk ikatan keasatuan-kesatuan politik pada negara federal bersifat terbatas.
4. Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri
(kabinet) demi kepentingan negara bagian.
5. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi negara serikat.
6. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui
negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah
diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal.

2. Negara Kesatuan
Negara kesatuan merupakan negara bersusunan tunggal, yaitu kekuasaan untuk
mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Dalam negara kesatuan,
pemerintah pusat memegang kedaulatan penuh, sehingga hubungan antara pemerintah pusat
dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Negara kesatuan hanya
menggunakan satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet) dan satu
parlemen. Salah satu ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tidak
adanya badan-badan lain yang berdaulat.

Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:


A. Sentralisasi yakni semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan
daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah
pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri ataupun
mengurus pemerintahan daerahnya sendiri.
 Keuntungan sistem sentralisasi:
1. Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;
2. Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang
membuatnya;
3. Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.

 Kerugian sistem sentralisasi:


1. Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat
kelancaran jalannya pemerintahan;
2. Beraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan
daerah;
3. Daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga
melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari
rakyat.
4. Rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan
bertanggung jawab tentang daerahnya.
5. Keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

B. Desentralisasi merupakan suatu sistem dimana daerah diberi kekuasaan untuk mengatur
rumah tangganya sendiri (otonomis). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah,
terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang
kekuasaan tertinggi.

 Keuntungan sistem desentralisasi:


1. Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri.
2. Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu
sendiri.
3. Meringankan beban pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat
berjalan lancar.
4. Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya dapat meningkat.
5. Efisiensi biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

 Kerugian sistem desentralisasi:


1. Adanya ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.

2.2.3 Perbedaan Pemerintah Daerah Negara Federal dan Negara Kesatuan

1. Kesatuan

Negara Kesatuan adalah negara yang pemerintah pusat atau nasional


memegang kedudukan tertinggi, dan memiliki kekuasaan penuh dalam pemerintahan sehari-
hari. Tidak ada bidang kegiatan pemerintah yang diserahkan konstitusi kepada satuan-satuan
pemerintahan yang lebih kecil (dalam hal ini, daerah atau provinsi).
Dalam negara Kesatuan, pemerintah pusat (nasional) bisa melimpahkan banyak
tugas (melimpahkan wewenang) kepada kota-kota, kabupaten-kabupaten, atau satuan-satuan
pemerintahan lokal. Namun, pelimpahan wewenang ini hanya diatur oleh undang-undang
yang dibuat parlemen pusat (di Indonesia DPR-RI), bukan diatur di dalam konstitusi (di
Indonesia UUD 1945), di mana pelimpahan wewenang tersebut bisa saja ditarik sewaktu-
waktu.
Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian
kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi, di mana ini dikenal pula sebagai
desentralisasi. Namun, kekuasaan tertinggi tetap berada di tangan pemerintah pusat dan
dengan demikian, baik kedaulatan ke dalam maupun kedaulatan ke luar berada pada
pemerintah pusat.
Menurut Miriam Budiardjo menulis bahwa yang menjadi hakekat negara
Kesatuan adalah kedaulatannya tidak terbagi dan tidak dibatasi, di mana hal tersebut dijamin
di dalam konstitusi. Meskipun daerah diberi kewenangan untuk mengatur sendiri wilayahnya,
tetapi itu bukan berarti pemerintah daerah itu berdaulat, sebab pengawasan dan kekuasaan
tertinggi tetap berada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat-lah sesungguhnya yang
mengatur kehidupan setiap penduduk daerah.
Keuntungan negara Kesatuan adalah adanya keseragaman Undang-Undang,
karena aturan yang menyangkut ‘nasib’ daerah secara keseluruhan hanya dibuat oleh
parlemen pusat. Namun, negara Kesatuan bisa tertimpa beban berat oleh sebab adanya
perhatian ekstra pemerintah pusat terhadap masalah-masalah yang muncul di daerah.
Penanganan setiap masalah yang muncul di daerah kemungkinan akan lama
diselesaikan oleh sebab harus menunggu instruksi dari pusat terlebih dahulu. Bentuk negara
Kesatuan juga tidak cocok bagi negara yang jumlah penduduknya besar, heterogenitas
(keberagaman) budaya tinggi, dan yang wilayahnya terpecah ke dalam pulau-pulau. Untuk
lebih memperjelas masalah negara Kesatuan ini, baiklah kami buat skema berikut :
Ada sebagian kewenangan yang didelegasikan pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah, yang dengan kewenangan tersebut pemerintah daerah mengatur penduduk
yang ada di dalam wilayahnya. Namun, pengaturan pemerintah daerah terhadap penduduk di
wilayahnya lebih bersifat ‘instruksi dari pusat’ ketimbang improvisasi dan inovasi pemerintah
daerah itu sendiri. Dalam negara Kesatuan, pemerintah pusat secara langsung mengatur
masing-masing penduduk yang ada di setiap daerah. Misalnya, pemerintah pusat berwenang
menarik pajak dari penduduk daerah, mengatur kepolisian daerah, mengatur badan
pengadilan, membuat kurikulum pendidikan yang bersifat nasional, merelay stasiun televisi
dan radio pemerintah ke seluruh daerah, dan bahkan menunjuk gubernur kepala daerah.
Contoh Bagan Negara Kesatuan :

2. Federasi
Negara Federasi ditandai adanya pemisahan kekuasaan negara antara
pemerintahan nasional dengan unsur-unsur kesatuannya (negara bagian, provinsi, republik,
kawasan, atau wilayah). Pembagian kekuasaan ini dicantumkan ke dalam konstitusi (undang-
undang dasar). Sistem pemerintahan Federasi sangat cocok untuk negara-negara yang
memiliki kawasan geografis luas, keragaman budaya daerah tinggi, dan ketimpangan
ekonomi cukup tajam.
Dalam negara Federasi, wewenang membentuk undang-undang pusat untuk
mengatur hal-hal tertentu telah terperinci satu per satu dalam konstitusi Federal, sedangkan
dalam negara Kesatuan, wewenang pembentukan undang-undang pusat ditetapkan dalam
suatu rumusan umum dan wewenang pembentukan undang-undang lokal tergantung pada
badan pembentuk undang-undang pusat itu.
Dalam negara Federasi, kedaulatan hanya milik pemerintah Federal, bukan milik
negara-negara bagian. Namun, wewenang negara-negara bagian untuk mengatur penduduk di
wilayahnya lebih besar ketimbang pemerintah daerah di negara Kesatuan. Wewenang negara
bagian di negara Federasi telah tercantum secara rinci di dalam konstitusi federal, misalnya
mengadakan pengadilan sendiri, memiliki undang-undang dasar sendiri, memiliki kurikulum
pendidikan sendiri, mengusahakan kepolisian negara bagian sendiri, bahkan melakukan
perdagangan langsung dengan negara luar seperti pernah dilakukan pemerintah Indonesia
dengan negara bagian Georgia di Amerika Serikat di masa Orde Baru.Meskipun negara
bagian memiliki wewenang konstitusi yang lebih besar ketimbang negara Kesatuan,
kedaulatan tetap berada di tangan pemerintah Federal yaitu dengan monopoli hak untuk
mengatur Angkatan Bersenjata, mencetak mata uang, dan melakukan politik luar negeri
(hubungan diplomatik). Kedaulatan ke dalam dan ke luar di dalam negara Federasi tetap
menjadi hak pemerintah Federal bukan negara-negara bagian.

Contoh Bagan Negara Federasi :


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Negara kesatuan merupakan negara yang memiliki pemerintahan tunggal dimana


kekuasaan tertinggi berada di pemerintah pusat. Pemerintahan pusat memiliki
kewenangan lebih untuk megambil keputusan dan memutuskan kewenangan.
Pemerintah pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengambil
wewenang dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri tapi di samping itu
pemerintahan pusat mash dapat mengontrol dan mengawasi kewenangan yang telah
diambil oleh pemerintahan daerah kepada masyarakat.

2. Negara Federal merupakan negara yang kekuasaan pemerintahan negaranya dibagi


antara pemerintahan nasionala dengan unsur-unsur kesatuannya seperti negara bagian,
provinsi, republik, rakyat dan wilayahnya. Kedaulatan tertinggi berada didalam
pemerintahan federal sedangkan negara bagian hanya memiliki wewenang untuk
mengatur penduduknya didaerahnya sendiri, pemerintah federal tidak memiliki
kewenangan penuh untuk mengatur penduduk di negara bagian. Wewenang negara
bagian telah terperinci didalam konstitusi federal seperti mempunyai pengadilan
sendiri, memiliki kurikulum pendidikan sendiri dan memiliki dasar undang-undang
sendiri. Meskipun negara bagian sudah memiliki kewenangan tersendiri tetapi
kekuasaan konstitusi federal masih dipegang oleh pemerintahan federal itu sendiri.
Negara bagian sama dengan pemerintahan daerah jika di negara kesatuan.

You might also like