Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
PEMBAHASAN
Secara umum dalam konsep dan teori modern Negara terbagi ke dalam dua
bentuk :
1. Negara kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu Negara yang merdeka dan berdaulat,
dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Dalam
pelaksanaannya Negara kesatuan ini terbagi ke dalam 2 macam sistem pemerintahan :
2. Negara serikat
Negara serikat atau federasi merupakan bentuk Negara gabungan yang terdiri dari
berbagai Negara bagian dari sebuah Negara serikat. Bentuk Negara ini digolongkan kedalam
3 kelompok :
a. Monarki
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau
ratu. Monarki memiliki dua jenis : monarki absolute, dan
monarki konstitusional.
b. Oligarki
Pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang
yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
c. Demokrasi
Pemerintahan demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada
kedaulatan rakyat atau mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan kehendak
rakyat melalui mekanisme pemilu yang berlangsung secara jujur, bebas, aman, dan
adil.
2.2 Pembahasan
1. Desentralisasi.
2. Dekonsentrasi.
3. Tugas pembantuan.
Efisiensi dan keefektifan penyelenggaran pemerintahan daerah perlu ditingkatkan
dengan perlu memperhatikan hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan
daerah, potensi dan keberagaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan
memberikan kewenangan yang seluas luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak
dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelanggaraan
pemerintahan daerah.
2.2.2 Pemerintahan Daerah Negara Federal
Negara Federal, adalah negara yang model hubungan antara pusat dan daerah
didasarkan pada dualisme kekuasaan. Namun kekuasaan yang paling awal adalah keuasaan
dari daerah. Dalam negara federal, pemerintah pusat pada dasarnya adalah bentukan
kesepakatan dari daerah-daerah. Dalam arti bahwa, kekuasaan pusat bukanlah kekuasaan
yang hakiki, melainkan merupakan pemberian atau residu dari kekuasaan daerah. Dalam
negara federal juga tidak dikenal adanya istilah daerah untuk sebuah wilayah kekuasaan
khusus, melainkan disebut dengan negara bagian..
Dalam sistem negara federal, posisi negara bagian setingkat dengan posisi daerah
dalam negara kesatuan, akan tetapi yang berbeda adalah hanya pada persoalan
kewenangannya dan kemandiriannya. Tapi negara bagian tidak bisa membuat sebuah
hubungan eksternal dengan negara lain. Hal itu dilakukan oleh pemerintahan federal yang
merupakan penanggung jawab secara keseluruhan dari negara-negara bagian yang terdapat
didalamnya. Negara bagian dalam negara federal bukanlah sebuah negara berdaulat pada
awalnya. Dan hanya menadapatkan kedaulatannya ketika menggabungkan diri dalam
pemerintahan federal. Maka keputusan negara federal mengikat seluruh warga negara.
Contoh negara federal adalah Amerika.
1. Negara Federal
Federasi berasal dari kata Latin foedus yang berarti perjanjian atau persetujuan.
Dalam federasi atau negara serikat (bondstaat, Bundesstaat), dua atau lebih kesatuan politik
yang sudah atau belum berstatus negara berjanji untuk bersatu dalam suatu ikatan politik,
ikatan dimana akan mewakili mereka sebagai keseluruhan. Federasi adalah negara. Anggota-
anggota sesuatu federasi tidak berdaulat dalam arti yang sesungguhnya. Anggota-anggota
federasi disebut “negara-bagian”, yang didalam bahasa asing dapat dinamakan “deelstaat”,
“state”. “canton” atau “Linder”. Menurut K.C. Wheare dalam buku Federal
Government, prinsip federal adalah bahwa kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga
pemerintah federal dan pemerintah negara bagian dalam bidang-bidang tertentu adalah bebas
satu sama lain. Sedangkan menurut C.F. Strong salah satu ciri negara federal adalah bahwa
sistem tersebut mencoba menyesuaikan dua konsep yang sebenarnya bertentangan, yaitu
kedaulatan negara federal dalam keseluruhannya dan kedaulatan negara-negara bagian. Untuk
membentuk negara federal suatu menurut C.F. Strong diperlukan dua syarat, yaitu :
1. Adanya perasaan sebangsa di antara kesatuan-kesatuan politik yang hendak
membentuk federasi itu, dan.
2. Adanya keinginan pada kesatuan-kesatuan politiik yang hendak
mengadakan federasi untuk mengadakan ikatan terbatas, oleh karena itu
apabila kesatuan-kesatuan politik itu menghendaki persatuan sepenuhny,
maka bukan federasilah yang akan dibentuk, melainkan negara kesatuan.
(Miriam Budiardjo, 2000:141 dan 142).
Menurut A.B. Lapian, dkk (1996: 192), yang dimaksud dengan negara federal
atau serikat pada hakikatnya adalah suatu negara-negara bagian. Secara terperinci negara
federal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan kedaulatan ke luar dari negara-negara bagian diserahkan
sepenuhnya kepada Pemerintah Federal, sedangkan untuk kedaulatan ke dalam
dibatasi.
2.Soal-soal yang menyangkut negara dalam keseluruhannya diserahkan kepada
kekuasaan pemerintah federal.
3. bentuk ikatan keasatuan-kesatuan politik pada negara federal bersifat terbatas.
4. Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri
(kabinet) demi kepentingan negara bagian.
5. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi negara serikat.
6. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui
negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah
diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal.
2. Negara Kesatuan
Negara kesatuan merupakan negara bersusunan tunggal, yaitu kekuasaan untuk
mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Dalam negara kesatuan,
pemerintah pusat memegang kedaulatan penuh, sehingga hubungan antara pemerintah pusat
dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Negara kesatuan hanya
menggunakan satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet) dan satu
parlemen. Salah satu ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tidak
adanya badan-badan lain yang berdaulat.
B. Desentralisasi merupakan suatu sistem dimana daerah diberi kekuasaan untuk mengatur
rumah tangganya sendiri (otonomis). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah,
terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang
kekuasaan tertinggi.
1. Kesatuan
2. Federasi
Negara Federasi ditandai adanya pemisahan kekuasaan negara antara
pemerintahan nasional dengan unsur-unsur kesatuannya (negara bagian, provinsi, republik,
kawasan, atau wilayah). Pembagian kekuasaan ini dicantumkan ke dalam konstitusi (undang-
undang dasar). Sistem pemerintahan Federasi sangat cocok untuk negara-negara yang
memiliki kawasan geografis luas, keragaman budaya daerah tinggi, dan ketimpangan
ekonomi cukup tajam.
Dalam negara Federasi, wewenang membentuk undang-undang pusat untuk
mengatur hal-hal tertentu telah terperinci satu per satu dalam konstitusi Federal, sedangkan
dalam negara Kesatuan, wewenang pembentukan undang-undang pusat ditetapkan dalam
suatu rumusan umum dan wewenang pembentukan undang-undang lokal tergantung pada
badan pembentuk undang-undang pusat itu.
Dalam negara Federasi, kedaulatan hanya milik pemerintah Federal, bukan milik
negara-negara bagian. Namun, wewenang negara-negara bagian untuk mengatur penduduk di
wilayahnya lebih besar ketimbang pemerintah daerah di negara Kesatuan. Wewenang negara
bagian di negara Federasi telah tercantum secara rinci di dalam konstitusi federal, misalnya
mengadakan pengadilan sendiri, memiliki undang-undang dasar sendiri, memiliki kurikulum
pendidikan sendiri, mengusahakan kepolisian negara bagian sendiri, bahkan melakukan
perdagangan langsung dengan negara luar seperti pernah dilakukan pemerintah Indonesia
dengan negara bagian Georgia di Amerika Serikat di masa Orde Baru.Meskipun negara
bagian memiliki wewenang konstitusi yang lebih besar ketimbang negara Kesatuan,
kedaulatan tetap berada di tangan pemerintah Federal yaitu dengan monopoli hak untuk
mengatur Angkatan Bersenjata, mencetak mata uang, dan melakukan politik luar negeri
(hubungan diplomatik). Kedaulatan ke dalam dan ke luar di dalam negara Federasi tetap
menjadi hak pemerintah Federal bukan negara-negara bagian.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan