You are on page 1of 8

Analisis Sel dan Bahan Penyusunnya

Ika Puspita*

10-2011-036

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

*Alamat Korespendensi:

Fakultas Kedokteran UKRIDA

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510, e-mail: ika.puspita20@gmail.com

Pendahuluan :

Tubuh makhluk hidup secara umum terdiri atas sistem yang berkoordinasi . Sistem dibentuk
oleh organ-organ, organ dibentuk oleh jaringan-jaringan, sedangkan jaringan dibentuk oleh
sel-sel. Secara singkat, artinya tubuh manusia dibentuk oleh sel-sel yang terus menjadi satu
kesatuan yang berkoordinasi dan menjalankan fungsinya masing-masing. Sebelumnya,
banyak sekali teori yang mucul mengenai kehidupan, yaitu abiogenesis dan biogenesis yang
diyakini oleh beberapa pencetusnya yang kemudian kita yakini sekarang adalah makhluk
hidup berasal dari benda yang hidup juga. Kemudian berkembang lagi teori-teori mengenai
makhluk hidup itu sendiri, yaitu bahwa makhluk hidup terdiri atas sel-sel. Sel adalah dasar
dari kehidupan. Tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak terdiri dari sel, manusia, hewan,
tumbuhan (multiseluer) bahkan bakteri juga memiliki sel (uniseluler). Hanya saja bentuk dan
strukturnya yang bervariasi. Sel sangat kecil, namun meskipun kecil, sel merupakan objek
yang paling komples di alam semesta. Karena banyak organel yang memiliki fungsi berbeda
yang sangat berpengaruh dalam kehidupan.1

Pembahasan :

1. Konsep Kehidupan dan Teori Sel

1.1 Konsep Kehidupan (Abiogenesis & Biogenesis)

Asal dari kehidupan merupakan masalah dari abad ke abad. Pada permulaan sekali dipercaya
bahwa organisme hidup berasal dari zat tidak hidup secara spontan, teori ini dikenal
dengan teori abiogenesis (generatio spontanae) dan dikemukaan oleh Aristoteles (384-322
SM). Teori ini diperkuat oleh perkuat oleh penemuan Anthony Van Leeuwenhoek (1632-
1723) bahwa dalam rendaman jerami dapat dilihat berbagai macam mikroorganisme dengan
mikroskop. Sehingga timbullah pandangan bahwa makhluk hidup dapat berkembang dari
benda-benda mati. Didukung pula oleh John Needham (1748) diketahui bahwa panas
membunuh mikroorganisme. Needham merebus daging kaldu kemudian menutup wadah
dengan gabus, setelah didiamkan mikroorganisme muncul kembali. Needham mengklaim
bahwa mikroorganisme yang telah mati dan dalam wadah yang tertutup rapat,
mikroorganisme dapat muncul kembali dari air kaldu.2

Teori-teori tersebut kemudian banyak dibicarakan dan dipertentangkan orang. Francesco redi,
Spalanzani, dan Pasteur adalah para ahli yang menunjukkan ketidakbenaran teori
abiogenesis.2,3

- Francesco Redi (1660)

Redi melakukan percobaan dengan memasukkan daging ke dalam wadah yang terbuka, dan
ke dalam wadah yang tertutup kain kassa. Pada wadah terbuka, belatung muncul dari daging,
sedangkan pada wadah tertutup kain kassa, belatung terdapat pada kain kassa. Beliau
menyimpulkan belatung berasal dari telur yang ditinggalkan oleh lalat.

- Spallanzani

Lazzaro Spallanzani menampilkan suatu percobaan yang mirip dengan percobaan Needham,
tetapi dengan dua perbedaan yang nyata. Pertama, Spallanzani mendidihkan kaldunya lebih
lama, yaitu hampir satu jam. Kedua, Spallanzani menggunakan metoda berbeda dalam
menutup tabung, menurutnya menutup dengan gabus tidak cukup kuat. Dengan perlakuan
tersebut, wadah Spallanzani tetap bebas dari mikroorganisme, tetapi ketika tutupnya dirusak,
ditemukan mikroorganisme setelah 1 jam dibiarkan terbuka. Beliau menyimpulkan bahwa
mikroorganisme ada di udara dan mengganda saat masuk ke dalam wadah berisi makanan.

- Louis Pasteur (1861)

Pecobaan yang dilakukannya adalah dengan merebus kaldu di dalam tabung yang lehernya
berkelok-kelok seperti leher angsa. Tujuannya adalah agar bakteri terperangkap/menempel di
leher tabung, tetapi masih ada kontak antara kaldu dengan udara. Hasilnya setelah beberapa
hari, tidak ada bakteri yang muncul. Beliau menyimpulkan bahwa bakteri bukan berasal dari
kaldu dan juga bukan berasal dari udara. Dari percobaannya ini, lahirlah teori biogenesis
yang berhasil menjadikannya sebagai father of biogenesis.

Dari banyak percobaan peneliti-peneliti penentang teori abiogenesis didapatkan pembuktian


bahwa semua yang hidup berasal dari yang hidup(biogenesis) atau dikenal dengan omne
vivum ex ovo, omne ovum ex vivo(semua makhluk berasal dari telur, semua telur berasal dari
makhluk hidup).3

1.2 Teori Sel

Sel berasal dari kata cellula yang berarti ruang kecil. Seorang ilmuwan Inggris, Robert
Hooke, meneliti sayatan gabus dibawah mikroskop. Robert Hooke melihat bahwa sayatan
gabus tersebut tersusun atas ruangan-ruangan kecil yang disebut dengan nama sel. Pada 1835,
ahli biologi Perancis, Felix Dujardin menemukan bahwa banyak mikroorganisme yang
tersusun atas satu sel saja. Dujardin juga mengamati bahwa bahan atau substansi dari semua
sel hidup adalah sama. Tiga tahun kemudian, ahli Botani Jerman, Matthias Jakob
Schleiden, menyatakan bahwa semua tumbuhan tersusun atas sel-sel. Kemudian ahli Zoologi
Jerman, Theodor Schwan, menyatakan bahwa semua hewan tersusun atas sel-sel. Schleiden
dan Schwann kemudian menduga bahwa sel adalah komponen dasar bagi semua makhluk
hidup. Dua puluh lima tahun kemudian, Rudolf Virchow, ahli biologi Jerman, menyatakan
bahwa tubuh adalah sebuah negara dan setiap sel adalah warganya. Dari penelitian tentang
pembelahan sel, Virchow menyimpulkan bahwa sel berasal dari sel lainnya. Hasil observasi
para ilmwan selama bertahun-tahun, membentuk suatu teori yang dinamakan teori sel. Teori
sel menyatakan bahwa sel merupakan unit struktural yang paling dasar dari makhluk hidup,
sel adalah unit fungsional dari makhluk hidup, dan semua sel berasal dari sel lainnya.2,3

2. Perbedaan Sel Pada Tiap Makhluk hidup

Sebagaimana teori sel yang ada, bahwa setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua
jenis sel yang secara struktural berbeda, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.4

2.1 Sel Prokariotik & Sel Eukariotik

Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro yang berarti sebelum
dan karyone yang berarti nukleus. Sehingga sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki
nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid,
dan tidak ada yang membran yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan bagian sel
lainnya. Yang memiliki sel prokariota adalah golongan monera (bakteri) dan ganggang hijau
biru (Cyanobacteria).4

Gambar 1. Sel Prokariotik (sumber: http://biologi.blogsome.com/)

Sedangkan kata eukariota berasal dari bahasa Yunani, eu yang berarti sebenarnya dan
karyone yang berarti nukleus. Sehingga sel eukariota adalah sel yang memiliki nukleus
sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung nukleus. Yang termasuk kedalam golongan sel
eukariotik adalah makhluk tingkat tinggi seperti golongan protista, fungi, tumbugan, hewan,
dan manusia.4

Gambar 2. Sel Eukariotik (Sumber: http://biologi.blogsome.com/)

2.2 Perbedaan Sel Prokariotik & Sel Eukariotik

Berikut ini tabel perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik.4


Struktur Prokariotik Eukariotik Tabe
l
Membran nukleus - + 1. Per
bandi
Membran plastida - +
ngan
Nukleus - + Sel
Proka
Nukleolus - + riotik
Plastida - +/- dan
Sel
Mitokondria - + Eukar
iotik
Badan golgi - +
(Sum
Kromosom + (tunggal) + (ganda)
ber: h
DNA + (telanjang) + (dengan protein) ttp://b
iologi
RNA + + .blogs
ome.c
Histon - +
om/)
Pigmen + +

Pembelahan amitosis Mitosis/meiosis


3.
Stru
ktur, dan Bahan Penyusun Sel

Sel merupakan unit terkecil penyusun kehidupan, namun meskipun berukuran sangat kecil,
sel adalah objek paling kompleks di alam semesta.1

Komponen utama sel adalah membran plasma, sitoplasma dan nukleoplasma, dan organel
sel.2,3,5

3.1 Membran Plasma

Membran plasma adalah bagian sel yang membatasi sitoplasma dengan lingkungan luar.
Penyusun utama membran sel adalah lipid dan protein, namun karbohidrat juga merupakan
unsur penting. Model mosaik fluida adalah struktur membran plasma yang dianut saat ini.
Model ini menggambarkan bahwa membran plasma memiliki struktur bilayer lipid, diantara
molekul lipid terdapat molekul protein. Bagian kepala lipid menghadap bagian luar sel
bersifat hidrofilik (senang air) dan bagian ekor lipid menghadap bagian dalam sel bersifat
hidrofobik (tidak senang air). Sedangkan karbohidrat menempel pada protein integral, perifer,
dan lipid. Fungsi tiap karbohidrat yang menempel pada membran plasma tergantung pada
fungsi membran plasma tersebut.

Gambar 3. Membran plasma (sumber: http://biologi.biosome.com/)


Selain berfungsi sebagai pembatas, membran plasma juga berfungsi :

· Mengatur lalu-lintas senyawa atau ion yang keluar masuk sel

· Sebagai reseptor molekul-molekul khusus

· Tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia

· Sebagai reseptor perubahan lingkungan sel, seperti perubahan suhu, intensitas cahaya,
dll.2,3,5

3.2 Sitoplasma dan Nukleoplasma

Sitoplasma terdiri dari sitosol yang merupakan cairan pengisi sel, dan ruangan-ruangan yang
dikelilingi membran disebut organela. Bagian pinggir sitoplasma terdiferensiasi menjadi
selaput tipis yang disebut membran plasma. Sitosol mengandung protein-protein terlarut
berupa enzim, dan protein berbentuk filamen (aktin dan mikro tubulus) yang disebut
sitoskeleton. Sitoplasma berfungsi memberi bentuk sel, namun karena sitoplasma berbentuk
gel sehingga tidak dapat mempertahankan bentuk yang tetap. Sitoskeleton yang berada di
bawah membran plasma-lah yang menjadi rangka internal untuk mempertahankan bentuk sel
serta mengatur dan menimbulkan gerakan sel dan berbagai reaksi enzimatik.

Nukleoplasma merupakan cairan yang terdapat dalam inti sel (nukleus). Nukleoplasma dan
sitoplasma dipisahkan oleh membran inti. Membran yang menghadap nukleoplasma disebut
mebran nukleoplasmik, sedangan yang menghadap sitoplasma disebut sitosolik.2,5

3.3 Organel sel

Organel adalah tempat intraseluler kompleks dimana proses-proses yang dibutuhkan untuk
terjadinya kehidupan seluler eukariotik. Kebanyakan organel dilapisi membran kecuali
ribosom.

Nukleus

Nukleus adalah organel terbesar yang sering disebut otak sel karena fungsinya mengontrol
apa yang dilakukan oleh sel. Di dalam nukleus terdapat kromosom (serabut panjang DNA).
Pada manusia normal, terdapat 23 pasang kromosom di dalam inti sel. Struktur terluar
nukleus adalah selaput inti. Selaput inti ini adalah membran berlapis ganda fosfolipid dengan
pori-pori untuk transfer bahan antara sitosol dan nukleus. Struktur lainnya yang menonjol di
dalam inti disebut nukleolus, berfungsi sebagai tempat terjadinya produksi ribosom.2,3,5

Gambar 4. Struktur nukleus (sumber: www.chem-is-try.org)


Ribosom
Ribosom adalah mesin untuk sintesis protein. Ribosom terdiri dari 40% protein dan 60%
RNA ribosomal (rRNA). Ribosom terdiri dari subunit besar dan subunit kecil yang terdapat
bebas dalam sitoplasma dan hanya berkumpul jika terjadi sintesis protein. Subunit kecil
memiliki tempat pengikatan untuk mRNA yang terbentuk di nukleus, dan subunit besar
memiliki 2 tempat pengikatan tRNA, tempat akseptor, dan lokasi peptida, tempat pengikatan
membran, dan juga tempat keluarnya protein yang baru dibentuk.2,3,5

Gambar 5. Struktur Ribosom (sumber: www.elearning-bio.co.cc)

Retikulum Endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma sering disingkat RE, merupakan sebuah sistem membran yang
berlipat-lipat. Dilihat secara tiga dimensi, sistem membran pada retikulum endoplasma
bersatu dengan membran plasma dan membran inti. Retikulum endoplasma ada yang tampak
kasar (RE kasar), dan ada pula yang tampak halus (RE halus). Pada permukaan RE kasar
terdapat ribosom yang menempel dan membuat RE terlihat kasar. Ribosom yang terikat pada
retikulum endoplasma akan terlibat dalam produksi dan modifikasi protein yang kemudian
akan dimasukkan ke dalam membran plasma, fungsi lisosom, badan golgi, RE, atau akan
disekresikan keluar sel. RE halus berperan dalam pembentukan lemak, menetralisir racun,
dan penyimpanan kalsium yang berguna pada kontraksi sel otot.2,3,5

Gambar 6. Struktur Retikulum Endoplasma (sumber: http://biologi.blogsome.com/)

Kompleks Golgi

Kompleks golgi disebut juga aparatus golgi. Berbentuk seperti kantung yang pipih, dibatasi
oleh membran. Beberapa badan golgi sering terlihat berdekatan dan membentuk kantung
yang bertumpuk. Tiga bagian yang terdapat dalam kompleks golgi adalah : cis (yang terdekat
dengan RE), medial, dan trans (yang terdekat dengan membran plasma), setiap bagian
memiliki tanggung jawab untuk modifikasi yang berbeda. Fungsi utama badan golgi adalah
mengolah protein yang bari disintesis. Badan golgi memotong protein berukuran besar yang
dihasilkan ribosom menjadi protein berukuran kecil seperti hormon dan neurotransmiter
(bahan penerus informasi pada sistem saraf). Badan golgi juga berfungsi menambahkan
molekul glukosa ketika proses sintesis glikoprotein.2,3,5

Gambar 7. Struktur Kompleks Golgi (Sumber: http:// php.med.unsw.edu.au)

Mitokondria

Mitokondria adalah organel berbentuk lonjong yang berada di sitoplasma. Mitokondria


memiliki dua lapis membran yang terpisah dengan membran inti, membran sel, dan RE.
Membran bagian dalam membentuk lipatan-lipatan, disebut krista.Membran ini mengandung
enzim untuk memproduksi energi kimia, dan ATP, pemecahan hasil pencernaan. Membran
bagian luar memiliki pori cukup besar untuk melepaskan ATP ke dalam sel sebagai energi
untuk berbagai aktivitas sel. Mitokondria dapat mereplikasi dirinya sendiri dan juga
mengandung DNAnya sendiri. Karena sifat ini, mitokondria diyakini memiliki asal usul
bakteri.2,3,5

Gambar 8. Struktur mitokondria (Sumber: www.elearning-bio.co.cc)

Lisosom

Lisosom adalah organel yang tertutup dari berbagai ukuran yang memiliki PH internal asam
(PH 5). Lisosom berbentuk kantung yang yang dibatasi oleh membran. Lisosom merupakan
vesikel sederhana yang berasal dari RE atau kompleks golgi. Di dalam lisosom terdapat
enzim-enzim yang berperan dalam dekomposisi atau penguraian sebagian besar sel. Enzim
ini hanya akan bekerja pada PH rendah. Jika lisosom terganggu maka isinya akan merusak
komponen sel yang ada di dekatnya. Lisosom juga bertanggung jawab untuk menghancurkian
komponen sel yang sudah lama atau tidak diinginkan.2,3,5

Gambar 9. Struktur lisosom (Sumber: http://biologi.blogsome.com/)

Peroksisom

Peroksisom menyerupai lisosom dalam ukuran dan strukturnya. Peroksisom banyak terdapat
di sel hati dan ginjal. Peroksisom mengandung enzim untuk mendegradasi asam lemak dan
asam amino, serta mensintesis asam empedu. Pada proses degradasi ini terbentuk hidrogen
peroksida. Hidrogen peroksida ini sangat toksik untuk sel, tetapi peroksisom memiliki enzim
khusus yaitu katalase, yang akan mendegradasi hidrogen peroksida menjadi air dan
oksigen.2,3,5

4. Analisa Sel (Contoh : Spermatozoa)

Gambar 10. Struktur Spermatozoa

Struktur sperma, terdiri atas :


·
Kepala sperma,terdiri atas akrosom, nukleus dan sentriol. Untuk membentuk kepala zat
inti memadat menjadi massa yang padat, dan membran sel berkontraksi di sekitar inti. Bagian
ini memegang peranan utama pada proses fertilisasi. Akrosom terletak di bagian depan
kepala sperma yang dibentuk dari aparatus golgi. Mengandung enzim-enzim seperti
hialuronidase dan protease yang berfungsi untuk menembus (melisiskan) membran ovum.
Nukleus mengandung berada pada pusat kepala sperma dengan ukuran yang cukup besar,
mengandung kode/informasi genetik (DNA) yang akan diwariskan kepada keturunannya.6

· Leher sperma
· Bagian tengah badan sperma, dikelilingi oleh banyak mitokondria. Mitokondria
berfungsi menghasilkan energi bagi sperma dalam pergerakannya. Krista mitokondria yang
terkemas padat mengandung komponen fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif sendiri
dapat didasarkan pada teori kemiosmotif, bahwa energi untuk sintesi ATP dihasilkan oleh
gradien proton melintasi membran mitokondria bagian dalam. Jadi kalau misalnya, jumlah
mitokondrianya sedikit, maka sperma akan memiliki pergerakan yang lambat. Karena saat
sperma berada pada lingkungan erobik, diperlukan 60-85% ATP. 7

· Ekor sperma memiliki struktur yang hampir sama dengan silia. Ekor sendiri
merupakan pertumbuhan keluar dari sentriol. Ekor mengandung dua pasang mikrotubulus
yang turun ke tengah dan sembilan mikrotubulus ganda yang tersusun sekitar pinggir. Ekor
berfungsi untuk pergerakan sel. Saat sperma masuk kedalam saluran genitalis wanita ekor
akan mulai bergerak memberikan dorongan agar sperma bergerak ke depan, dengan
kecepatan maksimum 20 cm per jam.7

Penutup :

Sel adalah dasar dari kehidupan yang saling berkoordinasi dan menjalankan fungsinya
masing-masing. Sebelumnya banyak teori mengenai sel, namun teori yang diyakini saat ini
adalah teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan unit struktural yang paling dasar dari
makhluk hidup, sel adalah unit fungsional dari makhluk hidup, dan semua sel berasal dari sel
lainnya. Semua makhluk hidup terdiri atas sel, namun sel penyusunnya bervariasi, seperti sel
prokariotik (monera, dan cyanobacteria) dan sel eukariotik (hewan, tumbuhan, manusia). Sel
merupakan unit terkecil namun merupakan obyek paling kompleks di alam semesta karena
sel terdiri pula atas beberapa komponen yang menjalankan fungsi yang berbeda. Contoh sel
adalah, sel sperma. Sel sperma terdiri atas beberapa bagian, yaitu kepala, leher, bagian tengah
badan, dan bagian ekor yang terdiri lagi atas beberapa bahan penyusun. Salah satu bahan
penyusun yang paling utama adalah nukleus pada kepala yang mengatur kegiatan sperma,
dan membawa DNA, dan mitokondria pada bagian tengah badan yang memberikan energi
kepada sperma untuk bergerak menuju ovum.

You might also like