You are on page 1of 4

Pencegahan Gastroenteritis

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan
infeksi usus:

 Mencuci tangan. Cuci lah seluruh tangan (termasuk sela-sela kuku) hingga bersih. Gunakan
sabun, lalu gosok-gosok tangan Anda sekitar 20 detik, dan bilas dengan menggunakan air
bersih. Jika tidak ada sabun dan air, gunakanlah tisu pembersih atau cairan pembersih tangan
tanpa bilas (hand sanitizer).
 Selalu memakai peralatan pribadi. Disarankan untuk memakai peralatan makan dan minum
sendiri, seperti gelas, piring, sendok, dan garpu. Hindari memakai alat makan secara
bergantian dengan orang lain. Pastikan setiap anggota keluarga memiliki handuk sendiri-
sendiri.
 Menjaga jarak. Jika Anda terpaksa melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi
gastroenteritis, usahakan untuk menjaga jarak dengannya. Jangan menyentuh barang-barang
yang digunakan oleh orang yang terinfeksi.
 Membersihkan barang-barang. Bersihkan barang-barang, tempat, dan juga permukaan yang
disentuh oleh orang yang sudah terinfeksi. Benda-benda seperti permukaan meja, keran,
gagang pintu, sendok, garpu, dan perlengkapan lain yang digunakan oleh pasien
gastroenteritis yang tinggal serumah dengan Anda bisa menjadi media penularan virus.
 Vaksin rotavirus. Vaksin ini diberikan untuk mencegah diare karena rotavirus. Ada dua jenis
vaksin rotavirus yang tersebar di Indonesia, yaitu rotateq dan rotarix. Rotateq diberikan
sebanyak tiga dosis saat bayi berusia 6-14 minggu, 4-8 minggu kemudian, dan usia 8 bulan.
Sedangkan rotarix diberikan dua dosis pada usia 10 minggu dan 14 minggu (6 bulan).
Selain beberapa upaya di atas, ada beberapa hal hal bisa Anda perhatikan untuk mencegah
gastroenteritis. Jika Anda sedang bepergian atau berada di tempat umum, sebaiknya berhati-
hati dalam memilih makanan dan minuman yang Anda konsumsi. Berikut ini beberapa hal
yang perlu dihindari:

 Hindari mengonsumsi makanan mentah, baik sayuran maupun buah-buahan yang sudah
dikupas atau disentuh oleh tangan orang lain.
 Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan matang.
 Belilah air minum dalam kemasan untuk menghindari mengonsumsi air yang terkontaminasi.
Termasuk saat Anda menggosok gigi, disarankan untuk tetap menggunakan air kemasan.
 Hindari mengonsumsi es batu yang kebersihannya tidak terjamin, karena bisa jadi air yang
digunakan untuk membuat es sudah terkontaminasi oleh virus.
DIAGOSIS
A. ANAMNESIS

Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas yaitu mual, muntah, nyeri
abdomen, demam dan tinja yang sering, bisa air, malabsorbtif, atau berdarah tergantung
bakteri yang menyebabkan (Simadibrata K et al., 2009).

Curiga terjadinya gastroenteritis apabila terjadi perubahan tiba-tiba konsistensi tinja menjadi
lebih berair, dan/atau muntah yang terjadi tiba-tiba.

Pada anak biasanya diare berlangsung selama 5-7 hari dan kebanyakan berhenti dalam 2
minggu. Muntah biasanya berlangsung selama 1-2 hari, dan kebanyakan berhenti dalam 3
hari.

Tanyakan :
1. Kontak terakhir dengan seseorang yang mengalami diare akut dan/atau muntah
2. Pajanan terhadap sumber infeksi enterik yang diketahui (mungkin dari makanan atau air yang
terkontaminasi)
3. Perjalanan atau bepergian

B. Pemeriksaan fisik

Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna dalam menentukan
keparahan penyakit. Status volume dinilai dengan menilai perubahan pada tekanan darah dan
nadi, temperatur tubuh dan tanda toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksama juga merupakan
hal yang penting dilakukan (Simadibrata K et al., 2009).
C.. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan tinja

Pemeriksaan tinja yang dilakukan adalah pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, biakan
kuman, tes resistensi terhadap berbagai antibiotika, pH dan kadar gula, jika diduga ada intoleransi
laktosa.
b. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah yang dilakukan mencakup pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan


elektrolit, pH dan cadangan alkali, pemeriksaan kadar ureum.

Pengobatan Gastroenteritis
Tujuan utama dari pengobatan gastroenteritis adalah untuk mencegah terjadinya
dehidrasi. Karena itu, penderita dianjurkan untuk banyak minum air. Jika dehidrasi
yang dialami cukup parah, penderita mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk
mendapatkan cairan melalui infus.
Oralit bisa diberikan untuk membantu rehidrasi. Obat ini mengandung elektrolit dan
mineral yang diperlukan oleh tubuh. Meskipun oralit bisa dibeli secara bebas di
pasaran, pastikan untuk selalu mengikuti aturan pakai yang tertulis pada kemasan.
Bila perlu, tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk mendapatkan informasi lebih
jelas.

Obat-obatan antibiotik tidak efektif untuk mengatasi virus. Selain itu, jangan
memberikan aspirin untuk menghilangkan gejala nyeri pada penderita yang masih
berusia di bawah 16 tahun. Untuk membantu meringankan gejala gastroenteritis,
lakukan lah beberapa tips berikut ini di rumah:

 Upayakan untuk selalu meminum lebih banyak cairan. Jika kesulitan minum
langsung dari gelas, gunakanlah sedotan. Hindari mengonsumsi jus buah-buahan
karena minuman ini justru bisa meningkatkan gejala diare yang dialami.

 Konsumsi makanan dalam jumlah sedikit dan mudah dicerna, seperti pisang, bubur,
dan ikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu pemulihan bagi perut Anda.
Berhenti makan jika mual mulai terasa kembali.

 Gunakan lebih banyak waktu untuk beristirahat.

 Anak-anak dan orang dewasa bisa mengonsumsi minuman berenergi untuk


menggantikan elektrolit dalam tubuh. Oralit juga sangat disarankan untuk mengobati
bayi dan anak-anak. Hindari es krim atau minuman bersoda karena justru bisa
memperparah diare pada anak-anak.
Catatan :
1. Untuk menentukan kekenyalan kulit, kulit perut dijepit antara ibu jari dan telunjuk selama 30-
60 detik, kemudian dilepas. Jika kulit kembali normal dalam waktu :
• 1 detik : turgor agak kurang (dehidrasi ringan)
• 1-2 detik : turgor kurang (dehidrasi sedang)
• 2 detik : turgor sangat kurang (dehidrasi berat)
2. Berdasarkan skor yang terdapat pada seorang penderita dapat ditentukan derajat dehidrasinya :
• 0-2 : dehidrasi ringan
• 3-6 : dehidrasi sedang
• 7-12 : dehidrasi berat
3. Pada anak-anak dengan ubun-ubun besar sudah menutup, nilai untuk ubun-ubun besar diganti
dengan banyaknya/ frekuensi kencing (Noerasid, Suraatmadja dan Asnil, 1988).

You might also like