Professional Documents
Culture Documents
13057/biotek/c050204
Aktifitas Antimik
A kroba Ekstrak An ngsana
(
(Pterocar
rpus indiccus) terhaadap Baccillus sub
btilis
d Klebssiella pneeumoniaee
dan
Antimicrobiial Activitiies of Angsa
A ana (Pterocaarpus indiccus)
E
Extract Aga
ainst Bacilluus subtilis and Klebsiella pneummoniae
T
TULUS JUN TARNO♥, SU
NANTO, SUT UPRIYADI
Program Biosain
P ns, Program Passcasarjana, Univ
versitas Sebelas Maret (UNS) Su
urakarta
57126
D
Diterima: 5 Jun
ni 2008. Disetu
ujui: 9 Agustu
us 2008.
A
ABSTRACT
IIndonesia hass many kind of plants, wh hich have meedicinal prope erties and
u
used to cure various
v desea
ase. Angsana (Pterocarpus indicus) is one of tree
p
plant that hass many used, one of them as city ornam mental tree. The
T aim of
t research was
the w to know the t antimicro obial effect off crude extracct angsana
a
against Baciluus subtilis and
d Klebsiella pnneumoniae. C Crude extract angsana
a is
m
made in maseeration with methanol, ch hloroform, an nd hexane. Th he part of
a
angsana is leeaf, stem barrk and root. Activity testt of antimicrrobial use
d
difusion meth hod. Effect of
o antimicrob bial is show wn by halo zone.z The
m
minimum inhhibitory concentrations (M MICs) of meth hanol crude extract of
♥ Alamat korespondensii: l
leaf is 250 µg//µl, methanol crude extractt of stem bark k and root aree 100 µg/µl
Jl. Ir. Sutaami 36A, Surakartta 57126
a
and 100 µg/µll for K. pneum moniae. MICss of methanoll crude extracct of stem
Tel. & Faax.: +62-271-6641788.
e-mail: biiology@mipa.uns..ac.id b
bark and roott are 100 µg/µ µl and 1000 µg/µl
µ for Baccillus subtilis.. MICs of
c
chloroform cru
ude extract off stem bark an
nd root are 1000 µg/µl and 50 0 µg/µl for
K pneumoniaee. MICs of ch
K. hloroform crude extract of stem bark an nd root are
5 µg/µl and 50
50 5 µg/µl for B.
B subtilis. MIICs of hexanee crude extracct of stem
b
bark is 500 µg g/µl for K. pneumoniae. MIICs of hexanee crude extracct of stem
b
bark is 1000 µg/µl for B. subbtilis. Crude extract
e of leaff, stem bark and root of
a
angsana couldd inhibit growwth of B. subtiilis and K. pneeumoniae bactteria.
K
Keywords: An
ngsana, Pterocaarpus indicus, antimicrobial,
a , MICs.
PENDA
AHULUAN ini mudah tum mbuh di d daerah pana as, tahan
terhadap angin n sehinggaa cocok diigunakan
Tumb buhan adalaah sumber daya
d alam hayati
h sebaagai tanamaan peneduh h yang aka an dapat
yang tid
dak ternilai harganya.
h Ind
donesia memmiliki mennyerap unsur pencemaraan yang berrasal dari
potensi besar untuk menemuk kan bahan alam asapp kendaraan n bermotorr khususny ya timah
baru. Seebagian bessar dari tum mbuhan terssebut hitamm/plumbum m (Sulasminii, dkk, 2007).
belum pernah diseelidiki apallagi diekplo oitasi Ekstrak
E etaanol daun n angsana dapat
untuk diiambil manfaaatnya. (Ach
hmad, 1989). dikeembangkan menjadi sallah satu antti bakteri
Angssana (Pteroccarpus indiccus) merup pakan alterrnatif pada pengobatan infeksi luk ka karena
salah saatu jenis tannaman hutaan yang banyak disa
amping telah mempunyai aktivitas
h terbukti m
digunakkan sebagaii pohon pelindung dan daun angsan
anti bakteri. Eksstrak etanol d na dapat
penghiass taman kota. Budiday ya angsana tidak
t mennghambat pertumbuhan n bakteri ya ang baik
sulit baik dalaam penannganan benih, pada a Staphylocooccus aureus,, kurang ba aik pada
perkecammbahan maupun
m pen
ngembangbiiakan Strepptococcus pyyogenes, dan n tidak ba aik pada
vegetatiffnya (Putri dan Bramassto, 2001). Po
ohon Eschherichia coli, akan tetapi sama sek kali tidak
64 Bioteknologi 5 (2): 63-69, Nopember 2008
HASIL DAN PEMBAHASAN difusi dari zat mikrobia ke dalam agar dari pada
disk kertas saring (valgas, 2007).
Penelitian ini diawali dengan menguji anti Penicilin G dipilih sebagai kontrol positif
mikroba dengan beberapa bakteri yaitu Bacillus pada uji aktivitas antimikroba karena penisilin
sp, B. subtilis, Staphylococcus aerus, Citrobacter merupakan antibiotik yang sering digunakan.
freundii, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Penisilin G merupakan obat pilihan untuk infeksi
Vibrio cholerae, K. pneumoniae, Aeromonas yang disebabkan oleh bakteri gram positif aerob,
hydrophila pada ekstrak kasar angsana. Hasil uji streptokokus, pneumokokus, meningokokus,
yang menunjukkan positif adanya zona bening spiroketha, klostridia, stafilokokus, dan
kemudian dilakukan triplo uji dengan aktinomices yang bukan penghasil penicilase
konsentrasi 1000 µg/µl. Konsentrasi tersebut (Jawet et al., 2005)
diubah-ubah sehingga didapat kosentrasi Diameter zona hambat kontrol positif yaitu
hambat minimumnya. dengan antibiotik penicillin-G pada konsentrasi
Bakteri yang menunjukkan zona bening yaitu 500 µg/µl sebesar 3,826 cm pada bakteri B.
Bacillus sp, B. subtilis, dan K. pneumoniae. Zona subtilis dan 3,86 cm pada bakteri K. pneumoniae.
bening yang terjadi untuk bakteri Bacillus sp dan Diameter zona hambat kontrol positif pada
B. subtilis yaitu pada ekstrak kasar kulit batang konsentrasi 250 µg/µl sebesar 3,07 cm pada
metanol, ekstrak kasar akar metanol, ekstrak bakteri B. subtilis dan 3,21 cm pada bakteri K.
kasar kulit batang heksana, ekstrak kasar kulit pneumoniae.
batang dan akar kloroform. Zona bening yang Uji aktivitas anti mikroba ekstrak kasar
terjadi untuk bakteri K. pneumoniae yaitu pada angsana pada bakteri B. subtilis terlihat adanya
ekstrak kasar kulit batang metanol, ekstrak kasar zona bening disekitar sumuran. Tanaman
daun metanol, ekstrak kasar akar metanol, angsana yang diuji anti mikroba yaitu ekstrak
ekstrak kasar kulit batang heksana, ekstrak kasar kasar metanol kulit batang angsana, ekstrak
kulit batang dan akar kloroform. Bakteri Bacillus kasar metanol akar angsana, ekstrak kasar
sp dan B. subtilis merupakan satu genus maka kloroform kulit batang angsana, ekstrak kasar
dipilih salah satu sebagai sampel yang mewakili kloroform akar angsana dan ekstrak kasar
dari bakteri gram positif. heksana kulit batang angsana. Uji aktivitas anti
Metode difusi dengan menggunakan mikroba ekstrak kasar angsana pada bakteri B.
sumuran lebih sensitif dibandingkan dengan cara subtilis terlihat pada Gambar 1.a dan 1.b.
disk atau cakram. Kehadiran unsur utama Sementara uji aktivitas antimikroba ekstrak kasar
tergantung metode ini di dalam sampel yang angsana pada bakteri K. pneumoniae ditunjukkan
diuji mungkin lebih kecil bercampur dengan pada Gambar 2.a, 2.b, dan 2.c.
A B
Gambar 1.a, 1.b. Uji aktivitas antimikroba ekstrak kasar angsana terhadap bakteri B. subtilis. Keterangan: AM
(ekstrak kasar metanol kulit batang angsana), FM (ekstrak kasar metanol akar angsana), HK (ekstrak kasar
kloroform kulit batang angsana), IK (ekstrak kasar kloroform akar angsana), GH (ekstrak kasar heksana kulit
batang angsana).
66 Bioteknologi 5 (2): 63-69, Nopember 2008
A B C
Gambar 2.a, 2.b, 2.c. Uji aktivitas antimikroba ekstrak kasar angsana terhadap bakteri K. pneumoniae. Keterangan:
AM (ekstrak kasar metanol kulit batang angsana), FM (ekstrak kasar metanol akar angsana), HK (ekstrak kasar
kloroform kulit batang angsana), IK (ekstrak kasar kloroform akar angsana), GH (ekstrak kasar heksana kulit
batang angsana), BM (ekstrak kasar metanol daun angsana).
Uji aktivitas antimikroba dari ekstrak kasar Pada bagian akar menunjukkan daya hambat
metanol yang diujikan dengan metode sumuran, minimum dengan konsentrasi 50 µg/µl sebesar
ternyata pada bagian daun tidak menimbulkan 0,199 cm pada bakteri B. subtilis. Sementara itu
daya hambat pada bakteri B. subtilis bahkan pada pada bagian akar ini menunjukkan konsentrasi
konsentrasi yang paling besar sekalipun. hambat minimum pada konsentrasi 50 µg/µl
Sementara itu pada bagian daun ini sebesar 0,187 cm pada bakteri K. pneumoniae.
menunjukkan konsentrasi hambat minimum Uji aktivitas antimikroba dari ekstrak kasar
pada konsentrasi 250 µg/µl sebesar 0,276 cm heksana yang diujikan dengan metode sumuran,
pada bakteri K. pneumoniae. ternyata pada bagian daun tidak menimbulkan
Pada bagian kulit batang menunjukkan daya daya hambat pada bakteri B. subtilis dan pada
hambat minimum dengan konsentrasi 100 µg/µl bakteri K. pneumoniae bahkan pada konsentrasi
sebesar 0,231 cm pada bakteri B. subtilis. yang paling besar sekalipun.
Sementara itu pada bagian kulit batang ini Pada bagian kulit batang menunjukkan daya
menunjukkan konsentrasi hambat minimum hambat minimum dengan konsentrasi 1000
pada konsentrasi 100 µg/µl sebesar 0,170 cm µg/µl sebesar 0,519 cm pada bakteri B. subtilis.
pada bakteri K. pneumoniae. Sementara itu pada bagian kulit batang ini
Pada bagian akar menunjukkan daya hambat menunjukkan konsentrasi hambat minimum
minimum dengan konsentrasi 1000 µg/µl sebesar pada konsentrasi 500 µg/µl sebesar 0,601 cm
0,523 cm pada bakteri B. subtilis. Sementara itu pada bakteri K. pneumoniae.
pada bagian akar ini menunjukkan konsentrasi Pada bagian akar tidak menimbulkan daya
hambat minimum pada konsentrasi 100 µg/µl hambat pada bakteri B. subtilis dan pada bakteri
sebesar 0,202 cm pada bakteri K. pneumoniae. K. pneumoniae bahkan pada konsentrasi yang
Uji aktivitas antimikroba ekstrak kasar paling besar sekalipun.
kloroform yang diujikan dengan metode Nilai konsentrasi hambatan minimum (KHM)
sumuran, ternyata pada bagian daun tidak atau minimum inhibitory concentrations (MICs)
menimbulkan daya hambat pada bakteri B. ekstrak kasar metanol kulit batang angsana
subtilis dan pada bakteri K. pneumoniae bahkan terhadap pertumbuhan bakteri gram positif (B.
pada konsentrasi yang paling besar sekalipun. subtilis) dan bakteri gram negatif (K.
Pada bagian kulit batang menunjukkan daya pneumoniae) menunjukkan paling kecil
hambat minimum dengan konsentrasi 100 µg/µl dibandingkan dengan nilai KHM ekstrak kasar
sebesar 0,186 cm pada bakteri B. subtilis. metanol angsana lain yaitu 100 µg/µl. Nilai
Sementara itu pada bagian kulit batang ini KHM ekstrak kasar kloroform akar angsana
menunjukkan konsentrasi hambat minimum terhadap pertumbuhan bakteri B. subtilis dan
pada konsentrasi 100 µg/µl sebesar 0,198 cm bakteri K. pneumoniae menunjukkan paling kecil
pada bakteri K. pneumoniae.
JUNANTO dkk. – Aktifitas antimikroba ekstrak Pterocarpus indicus 67
dibandingkan dengan nilai KHM ekstrak kasar memberi hambatan terhadap pertumbuhan
kloroform angsana lain yaitu 50 µg/µl. kedua jenis bakteri uji. Pada ekstrak kasar
Nilai KHM menunjukkan konsentrasi ekstrak metanol kulit batang dan akar angsana
terkecil yang masih menghambat mikroba uji. menghambat pertumbuhan bakteri B. subtilis dan
Jika nilai KHM makin kecil maka aktivitas bakteri K. pneumoniae. Pada ekstrak kasar
antimikroba ekstrak bakteri tersebut makin metanol daun angsana memberi hambatan
besar. Zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri K. pneumoniae.
menunjukkan bahwa bakteri memiliki aktivitas Ekstrak kasar kloroform kulit batang dan akar
antimikroba. angsana menghambat pertumbuhan bakteri B.
Adanya aktivitas anti mikroba pada ekstrak subtilis dan bakteri K. pneumoniae. Hanya ekstrak
kasar angsana terhadap bakteri yang diujikan kasar heksana kulit batang angsana yang
ditandai dengan terbentuknya zona hambatan menghambat pertumbuhan bakteri B. subtilis dan
yang tampak berupa daerah yang bening tanpa bakteri K. pneumoniae bahkan dalam konsentrasi
terlihat pertumbuhan mikroba uji. Terbentuknya yang relatif masih tinggi.
zona hambat menunjukkan bahwa terdapat Penelitian tanaman yang satu family Fabaceae
penghambatan pertumbuhan bakteri gram yaitu tanaman Pterocarpus santalinus pada
positif (B. subtilis) dan bakteri gram negatif (K. aktivitas antibakteri daun dan kulit batang
pneumoniae) oleh zat antimikroba yang Pterocarpus santalinus diuji terhadap kedua
terkandung di dalam ekstrak kasar angsana. Hal organisme gram positif dan gram negatif.
ini menunjukkan besar kemungkinan ekstrak Ekstrak kulit batang menunjukkan aktivitas
kasar angsana tersebut mempunyai aktivitas anti maksimum terhadap B. subtilis. Ekstrak daun
mikroba pada bakteri uji bersifat bakteriosid menunjukkan aktivitas maksimum terhadap
(membunuh bakteri). Escherichia coli, Alcaligenes faecalis, aerogenes
Perbedaan diameter daya hambat yang Enterobacter dan Pseudomonas aeruginosa. Dalam
ditunjukkan ekstrak kasar metanol kulit batang penelitian ini, studi pendahuluan fitokimia
angsana dan ekstrak kasar kloroform akar ekstrak kulit batang mengungkapkan adanya
angsana pada bakteri B. subtilis dan bakteri K. alkaloid, fenol, saponin, glikosida, flavonoid,
pneumoniae karena perbedaan struktur dinding triterpenoid, sterol dan tanin, sedangkan ekstrak
sel yang dimiliki oleh masing – masing bakteri. daun menunjukkan tes positif terhadap fenol,
Diameter daya hambat pada KHM ekstrak kasar flavonoid saponin, triterpenoid dan tanin.
metanol kulit batang angsana dan ekstrak kasar Metabolit sekunder dari berbagai jenis kimia
kloroform akar angsana pada B. subtilis lebih hadir pada spesies tanaman yang diketahui
lebar daripada K. pneumoniae. memiliki aktivitas antimikroba. Flavonoid
Dinding sel bakteri gram negatif mempunyai ditemukan zat antimikroba efektif melawan
susunan kimiawi yang lebih rumit atau berbagai mikroorganisme, mungkin karena
kompleks jika dibandingkan dengan dinding sel kemampuan mereka untuk kompleks dengan
bakteri gram positif. Hal ini menimbulkan protein ekstraseluler dan terlarut dan kompleks
rintangan yang besar bagi bahan antimikroba dengan dinding sel bakteri; flavonoid lebih
untuk dapat menembusnya. Walaupun lipofilik juga dapat mengganggu membran
mengandung lebih sedikit peptidoglikan, tetapi mikroba (Manjunatha, 2006). Hasil penelitian
di luar lapisan tersebut masih ada tiga polimer tersebut sejalan dengan penelitian uji aktivitas
yaitu lipoprotein, selaput luar dan anti mikroba pada ekstrak angsana ini dimana
lipopolisakarida. Selaput luar berfungsi pada ekstrak kasar metanol kulit batang angsana
mencegah kebocoran dari protein periplasma menunjukkan zona hambat pada kedua bakteri
dan melindungi sel dari garam empedu dan uji. Hasil yang ditunjukkan pada ekstrak daun
enzim-enzim hidrolisa lingkungan sel. Pori angsana pada kedua penelitian ini terjadi pada
protein di selaput luar menyebabkan selaput bakteri gram negatif berbentuk batang (K.
tersebut permeabel bagi zat terlarut dengan berat pneumoniae).
molekul rendah, tapi bagi zat yang mempunyai Ditinjau dari kandungan kimianya kedua ta-
berat molekul besar seperti antibiotik relatif naman dalam satu famili ini memiliki kandung-
lambat untuk menembusnya (Jawetz et al., 2005). an kimia yang sama, dimana kandungan kimia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang terdapat pada daun adalah fenol, flavonoid
kasar metanol angsana (P. indicus) memiliki dan saponin. Kemungkinan senyawa fenol ini
aktivitas antimikroba paling kuat dari pada crude yang bertanggung jawab menghambat pertum-
ekstak yang lain. Ekstrak kasar metanol angsana buhan bakteri uji. Cara kerja senyawa fenol
68 Bioteknologi 5 (2): 63-69, Nopember 2008
Skripsi. Sekolah Farmasi ITB, http://bahan- Thompson,L.A.J. 2006. Pterocarpus indicus (narra) Fabaceae
alam.fa.itb.ac.id,[2 Pebruari 2009]. (legume family). Species Profile for Pacific Island
Stenis, C.G.G.J.Van. 2005, Flora Untuk Sekolah di Indonesia, Agroforestry. www.traditionaltree.org
cetakan ke-10, Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Valas, C., Souza, S.M., Smania, E.F.A.,Smania Jr, A., 2007.
Sulasmini, Luh Komang, M.S.Mahendra, Komang Arthawa Sreening Methods To Determine Antibacterial Activity Of
Lila. 2007. Peranan Tanaman Penghijauan Angsana, Bungur, Natural Products. Brazilian Journal of Microbiology.
dan Daun Kupu-Kupu Sebagai Penyerap Emisi Pb dan Debu Universidade do Sul de Santa Catarina. Brasil.
Kendaraan Bermotor di Jalan Cokroaminoto, Melati, dan Cut Yuliani, Sri. 2001, Prospek Pengembangan Obat Tradisional
Nyak Dien di Kota Denpasar. Jurnal Ecotrophic, Volume 2 Menjadi Obat Fitofarmaka, Jurnal Litbang Pertanian, Vol.20
No. 1 Mei 2007, hal.1-11, Universitas Udayana, Bali. No.3 hal.100-105, Bogor : Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat.