Professional Documents
Culture Documents
ERGONOMI
ANTHROPOMETRI
Gambar 2.2.1 Pengukuran Struktur Dimensi Tubuh dalam Posisi Berdiri dan
Duduk Tegap
(Sumber : Wignjosoebroto , Sritomo (2003 :63))
b. Antropometri Dinamis (Functional Body Dimensions)
Antropometri fungsional adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik
manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang
mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Hasil yang
diperoleh merupakan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan
gerakangerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu. Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya
yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas
ataupun ruang kerja. Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur
dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks
dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:
Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang
dilakukan dengan berdiri atau duduk.
Tabel 2.4 Antropometri kepala orang indonesia yang didapat dari interpolasi data
(Pheasant, 1986), (Suma’mur, 1989), dan (Nurmianto, 1991)
Dimana: Lebar kepala: 9,2% tinggi badan pria dan 9,3% tinggi badan wanita. Semua
dimensi dalam satuan mm
PRIA WANITA
NO DIMENSI TUBUH
5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D
1 Panjang kepala 166 176 186 6 158 168 178 6
2 Lebar kepala 132 140 148 5 121 129 137 5
Diameter maksimum
3 217 230 243 8 198 209 221 7
dari dagu
4 Dagu ke pundak kepala 192 203 215 7 185 196 208 7
Telinga ke puncak
5 70 77 84 4 69 74 79 3
kepala
Telinga ke belakang
6 62 67 72 3 59 64 69 3
kepala
7 Antara dua telinga 48 51 54 2 45 48 51 2
8 Mata ke puncak kepala 19 21 23 1 16 18 20 1
9 Mata ke belakang kepala 19 21 23 1 15 17 19 1
10 Antara dua pupil mata 18 20 22 1 15 17 19 1
Hidung ke puncak
11 16 18 20 1 13 15 17 1
kepala
Hidung ke belakang
12 74 81 88 4 68 73 78 3
kepala
13 Mulut ke puncak kepala 88 98 108 6 82 89 96 4
14 Lebar mulut 68 75 82 4 64 59 74 3
(Sumber: Nurmianto, 1991)
Tabel 2.5 Antropometri Kaki Orang indonesia yang didapat dari interpolasi data
(Dempster, 1995), (Reynolds, 1978), dan (Nurmianto, 1991)
Dimana : Panjang telapak kaki : 15,2% tinggi badan pria dan 14,7% tinggi badan
wanita
DIMENSI PRIA WANITA
NO
TUBUH 5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D
Panjang telapak 21
1 230 248 266 11 230 248 11
kaki 2
Panjang telapak 15
2 165 178 191 8 171 184 8
lengan kaki 8
Panjang kaki
17
3 sampai jari 186 201 216 9 191 204 8
8
keliling
4 Lebar kaki 82 89 96 4 81 88 95 4
Lebar tangkai
5 61 66 71 3 49 54 59 3
kaki
6 Tinggi mata kaki 61 66 71 3 59 64 69 3
Tinggi bagian
7 68 75 82 4 64 69 74 3
tengah kaki
Jarak horisontal
8 49 52 55 2 46 49 52 2
tangkai mata kaki
(Sumber: Nurmianto, 1991)
Dimana:
= rata-rata
n = Jumlah sampel
(2-2)
Dimana :
= rata-rata
Data antropometri jelas diperlukan agar supaya rancangan suatu produk bisa
sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Ukuran tubuh yang diperlukan
pada hakikatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara individual, seperti halnya
yang dijumpai untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan (job order) . Situasi
menjadi berubah manakala lebih banyak lagi produk standart yang harus dibuat untuk
dioperasikan oleh banyak orang. Permasalahan yang timbul disini adalah ukuran
siapakah yang nantinya dipilih sebagai acuan untuk mewakili populasi yang ada?
Mengingat ukuran individu akan bervariasi satu dengan populasi yang menjadi target
sasaran produk tersebut .
1. Statistik ShapiroWilk W
Statistik ini dikembangkan oleh Shapiro dan Wilk tahun 1965. Statistik ini
merupakan rasio antara dua penduga ragam. Statistik ujinya dinamakan statistik
W. Statistik W ini mengukur straightness dari plot quantil-quantilnya. Bila nilai
dari W 1, maka data dikatakan normal.
2. Statistik AndersonDarling
Statistik ini dikembangkan oleh Anderson dan Darling tahun 1954. Statistik
AndersonDarling berdasarkan pada fungsi distribusi empirik. Statistik ujinya
dinamakan statistik yang merupakan kuadrat dari selisih antara luas histogram
dengan luas daerah di bawah kurva normal. Bila nilai Pvalue , maka data
berdistribusi normal. Biasanya digunakan untuk data berukuran besar.
3. Statistik KolmogorovSmirnov
c. Tentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) dengan
formula sebagai berikut :
e. Cek apakah nilai rata-rata dari setiap grup yang diperoleh telah berada
3.1 Flowchart
Mulai
Latar Belakang
Rekap Data
Pengolahan Data :
1. Uji Keseragaman
2. Menghitung Percentil
3. Uji Korelasi
4. Menghitung Koefisien Determinasi
5. Uji Regresi
Selesai
3.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Meteran
2. Mistar
3. Observation sheet
4. Program Ms.Excel
3.2 Cara Kerja
Cara kerja praktikum antropometri ini yaitu:
1. Melakukan pengambilan data dengan mengambil sample secara random
(menyesuaikan dengan jumlah praktikan).
2. Kelompok yang mendapat kesempatan pengambilan data, membagi tugas menjadi:
a) 1 orang sebagai objek yang diukur.
b) 1 orang sebagai pengukur.
c) 1 orang sebagai pencatat data.
(menyesuaikan dengan jumlah praktikan).
3. Proses pengukuran dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
a) Tahap pertama (Anthropometri tubuh)
1) Mempersiapkan alat ukur yaitu meteran dan mistar.
2) Mengukur dimensi tubuh praktikan yang menjadi objek, dimana dimensi tubuh
yang diukur 26 buah.
b) Tahap kedua (Anthropometri tangan)
1) Mempersiapkan alat pengukur yaitu meteran dan mistar.
2) Mengukur dimensi tangan praktikan yang menjadi objek, dimana dimensi
tangan yang diukur sebanyak 17 buah.
c) Tahap ketiga (Anthropometri kepala)
1) Mempersiapkan alat pengukur yaitu meteran dan mistar.
2) Mengukur dimensi kepala praktikan yang menjadi objek, dimana dimensi
kepala yang diukur sebanyak 14 buah.
d) Tahap keempat (Anthropometri kaki)
1) Mempersiapkan alat pengukur yaitu meteran dan mistar.
2) Mengukur dimensi kaki praktikan yang menjadi objek, diman dimensi kaki
yang diukur sebanyak 8 buah.
3. Mengumpulkan data-data yang telah didapat menjadi satu dan mengolahnya
menggunakan program Ms.Excel
4. Menyimpulkan dan menganalisa hasil data yang telah diolah.
BAB 4
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISA DATA
2. Klik bagian jenis kelamin dan pilih jenis kelamin yang ingin di filter.
3. Setelah dipilih klik ok ntuk memfilter data.
Dilihat dari tabel diatas, tidak ada data yang diatas BKA dan dibawah BKB. Maka dapat dikatakan bahwa pada data
tubuh perempuan tidak ada yang diiterasi.
Keseragaman Anthropometri Tubuh laki-laki
Berikut ini gambar tabel pada Tubuh laki – laki sebelum dilakukan Iterasi.
Dilihat dari tabel diatas, tidak ada data yang diatas BKA dan dibawah BKB. Maka dapat dikatakan bahwa pada data
tubuh laki-laki tidak ada yang diiterasi.
2. Keseragaman Anthropometri kepala Perempuan
Berikut ini tabel untuk data pada kepala Perempuan.
Pada keseragaman data ini tidak ada iterasi data, karena tidak ada data yang diatas BKA dan dibawah BKB. Ini
berarti data diatas sudah seragam.
Keseragaman Anthropometri kepala laki-laki
Berikut ini tabel untuk data pada kepala laki-laki.
Tabel 4.12 tabel untuk data pada kepala Laki – laki sebelum literasi
Pada tabel diatas, dapat lihat bahwa terdapat data yang angkanya diatas nilai BKA, sehingga dilakukan Iterasi. Berikut
adalah hasil iterasinya.
Tabel 4.13 Tabel untuk data pada kepala Laki – laki setelah literasi
Setelah dilakukan iterasi pertama, tidak ada data yang diatas BKA atau dibawah BKB, sehingga tidak perlu
dilakukan iterasi kedua.
3. Keseragaman Anthropometri Tangan Perempuan
Berikut ini tabel untuk data pada tangan Perempuan.
Pada data ini tidak ada iterasi data, karena tidak ada data yang diatas BKA dan dibawah BKB. Ini berarti data diatas sudah
seragam.
Keseragaman Anthropometri Tangan Laki-laki
Berikut ini tabel untuk data pada tangan laki – laki.
Pada data ini tidak ada iterasi data, karena tidak ada data yang diatas BKA dan dibawah BKB. Ini berarti data diatas sudah
seragam.
4. Keseragaman Anthropometri kaki Perempuan
Berikut ini tabel untuk data pada kaki Perempuan
Pada keseragaman data ini tidak ada iterasi data, karena tidak ada data yang diatas BKA dan dibawah BKB. Ini berarti data
diatas sudah seragam.
Keseragaman Anthropometri kaki Laki-laki
Berikut ini tabel untuk data pada kaki Laki – laki
Pada keseragaman data ini tidak ada iterasi data, karena tidak ada data yang diatas BKA dan dibawah BKB. Ini berarti data diatas
sudah seragam.
4.3 Menghitung Percentil dari Hasil Rekap Data Berdasarkan Variabilitas
Setelah Dilakukan Uji Keseragaman
Dari hasil rekap data yang diperoleh pada table anthropometri, kemudian dicari nilai mean (rata –
rata), Standar Deviasi, 1-th, 2.5-th, 5-th, 10-th, 50-th, 90-th, 95-th, 97.5-th , dan 99-th dengan
menggunakan softwareexcel , dengan langkah – langkah sebagai berikut :
c. Perhitungan Percentil
Perhitungan awal yang dilakukan adalah mencari rata – rata pada setiap dimensi
anthropometri. Perhitungan rata – rata dilakukan untuk mencari seberapa besar ukuran
dimensi yang akan digunakan dalam perancangan yang ditujukan untuk suatu populasi
tertentu. Pada perhitungan persentiil ini kami memakai rumus sebagai berikut :
Persentil 1% = rata-rata – ( 2.325 * SD )
Persentil 2.5% = rata-rata – ( 1.96 * SD )
Persentil 5% = rata-rata – ( 1.645 * SD )
Persentil 10% = rata-rata – ( 1.28 * SD )
Persentil 50% = rata-rata
Persentil 90% = rata-rata + ( 1.28 * SD )
Persentil 95% = rata-rata + ( 1.645 * SD )
Persentil 97.5% = rata-rata + ( 1.96 * SD )
Persentil 99% = rata-rata + ( 2.325 * SD )
d. Uji Korelasi
Hasi uji korelasi diperoleh dari mengolah data dengan Microsoft Excel dengan
menggunakan menu data analyze. Uji korelasi ini diperoleh untuk mengetahui kuat
lemahnya hubungan dan arah antara 2 variabel dimensi tubuh yang dimiliki.
a. Uji Korelasi pada Dimensi Tubuh Utama
Uji korelasi dimensi tubuh utama berdasarkan D1, D3, D6, D15 dan D26 yang
disebut sebagai U1, U2, U3, U4 dan U5. Pada uji korelasi juga terdapat koefisien positif
dan negatif. Koefisien yang bernilai positif mempunyai arti bahwa terdapat hubungan
searah dimana jika terdapat satu nilai koefisien yang naik maka koefisien yang lainnya
juga akan naik. Dan sebaliknya, koefisien yang bernilai negative mempunyai arti bahwa
terdapat hubungan berlainan arah dimana jika satu koefisien naik makan yang lain akan
turun.
Tabel diatas menunjukkan table hasil perhitungan table uji korelasi tubuh wanita
yang dikuadratkan. Setelah itu, disortir mana data yang melebihi sama dengan 0.5 sampai
kurang dari sama dengan 1 yang ditandai dengan warna kuning. Contohnya, data pada
kolom D2 baris U2 yaitu 0,77349. Menunjukkan bahwa 77,34% proporsi keragaman U2
dapat dijelaskan oleh nilai D2 melalui hubungan linear. Sisanya 22,66% dijelaskan oleh
hal-hal lain.
Data yang telah disortir diolah kembali menggunakan tool data analysis pada
microsoft exceluntuk mencari persamaan regresi linear.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Anthropometri yang telah dilakukan dan pengolahan data,
maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengambilan data anthropometri maka didapat dimensi tubuh pria lebih
besar dibandingkan dengan dimensi tubuh wanita.
2. Saat melakukan pemasukan data anthropometri dalam excel, data yang diambil tidak
boleh terlalu besar (melebihi BKA) atauterlalu kecil (Terlalu kecil dari BKB) dan
jauh menyimpang dari rata-rata.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum Anthropometri yang telah dilakukan, maka didapat saran
sebagai berikut :
1. Pada saat melakukan praktikum sebaiknya berkonsentrasi penuh agar mendapatkan
data yang valid.
2. Pada saat melakukan pengukuran sebaiknya menggunakan alat ukur yang sama
dengan kelompok lain agar tidak mendaopatkan berbedaan jarak jauh pada data
pengukuran.