You are on page 1of 9

DIAMKU ADALAH

SEBUAH KERINDUAN

Berawal dari inisiatif kisah perjalanan hidup seseorang yang merindukan sesuatu keadaan
indah, ketika rasa diam kian memuncak, sepi ini berlabuh pada muara syarat canda, saat
peristiwa mulai tiba (ilusi), menjadi alur cerita perjalanan seorang perempuan, yang
dilukiskan oleh segerombolan orang, hingga ketegangan menguasahi amarah, perempuan itu
hanya diam tanpa sepata kata, lalu kemudian kisah ini mengujungkan kenangan, sampai
akhirnya sang perempuan berucap menguntaikan sebuah puisi dan berkata “diamku adalah
kerinduan” pada seorang lelaki dari segerombolan orang-orang, lalu perempuan berakhir
dengan mati.

Naskah
Rudi remakong

Adegan.1.

Seorang perempuan telah berada dalam panggung dan duduk diatas (trab) dengan posisi
diam sambil merenung.
Lampu redup fokus pada perempuan.
Berkisar hitungan 1 menit.

Tiba-tiba seorang laki-laki masuk telah berada juga diatas trab samping kanan perempuan
dalam posisi berdiri tegap, lalu lelaki itu berdialog dan kemudian hilang.

Diam sejenak dan sambil tersenyum.

Lelaki 1 : diammu tak memberi jawaban untuk semua . .


maka kutunjukkan engkau pada kerinduan . . .

Lelaki itu mendekati perempuan dengan cepat lalu lampu padam dan kemudian nyala
kembali, perempuan merasa tersentak dari kebingungan, lampu redup dan perempuan tetap
menjadi focus.

2 orang masuk.

Bandarnaskah.blogspot.com
Orang 1 : berhenti . . ?
jelaskan padaku . . .

Orang 2 : apa yang harus kujelaskan . .

Orang 1 : jelaskan apa yang terjadi . .

Orang 2 : memang apa yang telah terjadi . . .

Orang 1 : jangan berbalik bertanya . .


sudahlah, katakan saja padaku . .

Orang 2 : apa yang harus kukatakan . .


jika memang diriku tak tahu tentang semua ini .

Orang 1 : usahlah berbohong . . .


karna kuyakin kau pasti merahsiakannya .

Orang ke dua berdiam dengan sikap gelisah.

Orang 2 : aku tak mengerti maksudmu . . ?

Orang 1 : katakan . .

Orang 2 : sungguh, aku tidak tahu . .

Orang 1 : bicaralah padaku . .

Orang 2 : sudah kubilang, aku tidak tahu . . .

Orang 1 : ucapilah, sebelum ombak menghantammu .

Orang 2 : walaupun ombak menghantam, diriku tetap tak bisa mengatakannya .

Situasi tegang, emosi ke dua orang memancing dan mencekam.

Orang 1 : jadi kau ingin dihantam ombak itu… baik kan kulakukan, bila memang
kau tak mau berucap . . .

Orang 2 : mengapa kau ingin sekali mengetahuinya . . ?

Orang 1 : karena diriku tak ingin hubungan ini retak .

Orang 2 Diam Dan Bingung.

Orang 1 : hubungan yang telah terikat lama dan mungkin sulit terpisahkan juga
dirangkai kembali, namun ada benih rasa dihatiku . . .

Bandarnaskah.blogspot.com
Orang 2 memahami dan masih berdiam

Orang 2 : aku mengerti sekarang mengapa kau tak ingin ini terjadi . .

Orang 1 : maka itulah yang menjadi pikiran juga bebanku . .

Orang 2 : baik, akan kuceritakan . . .

Akhirnya amarah teredam lalu kedua orang itu saling terbuka tuk bercerita.
Sunyi sejenak, orang 2 berjalan perlahan kearah sayap kanan.

Orang 2 : ada cinta . . !

Orang 1 terkejut.

Orang 1 : apa ?

Orang 2 : ya, ada cinta dihati mereka berdua . . .

Orang 1 semakin tak menyangka

Orang 1 : mengapa ini bisa terjadi ?

Orang 2 : diriku juga tak menyangka dan tak mengerti . .

Orang 1 : lantas apa, yang bisa mereka putuskan kekhawatiran ini ?

Mereka terjebak dalam kebimbangan.

Orang 2 : tak akan ada yang bisa menyangka, tak akan ada yang bisa menghentikan,
jika perasaan itu hadir menghampiri diri seseorang . . .

Orang 1 hanya diam dan mematung

Orang 2 : mungkin sekuntum melati sedang bernyanyi tuk tebarkan hamparan


bunga-bunga wangi .

Orang 1 : melati itu bernyanyi dalam gerbang genting, hingga tak menyadari bahwa
bunga-bunga yang mereka tabur, kan menjadi noda .

Orang 2 : bagimu noda, tapi bagi mereka mempesona . .


jadi apa yang kau ingin perbuat . . !

Orang 1 : bertemu dan berbicara tuk sudahi sengketa, mari sahabat . . .

Orang 2 : ya, mari .

Kedua orang itu keluar panggung.


Lampu redup, perempuan bingung dengan peristiwa yang disaksikannya.

Bandarnaskah.blogspot.com
Adegan.2.

Lampu terang kembali, orang ke 3 dan ke 4 masuk.

Orang 3 membacakan puisi dengan rasa gembira.

Orang 3 : Ternyata malam sangat menggetarkan


Saat bintang tersenyum menghadapku
Entah, baru kali ini hati terjerat dibuatnya
Sampai mata pun saja berhenti tanpa irama . . .

Sungguh penuh makna


Ketika daun menari tuk imbangi sepoi
Lalu debu hentakkanku
Dari semua haluan . . .

Entah, apakah pertanda suasana


Atau impian cinta hampiri lagi .

Orang 4 : malam nan sunyi ini, telah mengajakku dalam pelabuhan asmara
hingga perasaan semakin kuatkan rasa rindu .

Orang 3 : rindu yang terimpikan sejak lama . .

Orang 4 : sampai ingin ku ujungkan kisah jadi sebuah cerita lewat selembar kertas

Orang 3 : jika memang dirimu ingin menulis, maka menulislah .

Orang 4 : namun kita masih jauh tuk jejaki hari, semakin kian jarak , kau berdiri di
atas kerikil runcing tak mampu berkata .

Orang 3 : apakah kerikil kecil ini akan menusuk separuh hati yang tak bersalah
hingga tak dapat memberikan sebuah harapan dan kasih sayang . . ?

Orang 4 : tak ada yang tertusuk oleh separuh hati, lalu harapan dan kasih sayang
akan kuberi, karna perasaan ini telah bersemi kembali untukmu .

Orang 3 : alangkah bahagia serta indah mendengarnya setelah tepi memberi


kenyamanan, agar sepi enggan hampir mengusik lagi .

Orang 4 : tak akan pernah kuredupkan mahligai, walau gelombang pun


menghadang, takkan goncang labuan terang .

Orang 3 : lalu mari bersama arungi taman langit tuk menuju kebahagiaan .

Mereka saling bertatapan penuh makna, kemudian orang 1dan2 masuk dengan sikap sinis
menghampiri orang 3 dan 4.

Orang 1 : usahlah banyak harapan . . !

Bandarnaskah.blogspot.com
Orang 3 dan 4 terkejut serta bingung dengan perkataan orang 1 .

Orang 3 : memangnya mengapa . . . ?

Orang 1 : mungkin angan itu harus dileburkan .

Orang 3 : anganku adalah sebuah impian .

Orang 1 : impian yang mestinya tidak terjadi .

Suasana mencekam, perdebatan penuh amarah tercipta, lalu si-perempuan hanya melihat
dan ada ingin berkata namun tak mampu.

Orang 4 : hentikan semua pertikaian, sebabmu tak pasti .

Orang 1 : katamu tak pasti, bagiku pasti .

Orang 4 : jelaskan pada kami tentang maksudmu . . !

Orang 1 : maksudku . . .

Orang 4 : ya, maksudmu .

Orang 1 : sebuah derita, pemancing gelanggang merebak menerka .

Orang 4 : mengapa . . !

Orang 1 : mengapa, mengapa, mengapa bisa jadi gelanggang .

Diam.

Orang 1 : karena banyak yang tak menginginkan kalian bahagia .

Semua terkejut dalam hati bergemuruh.

Orang 4 : apa yang kau ucapkan benar-benar sungguh . .

Orang 1 : ya itu kesungguhan, termasuk aku .

Orang ke 4 tidak mengerti apa yang diucapkan orang 1, lalu keluar, tinggalah orang 1,2 dan
3 di atas panggung.

Orang 2 : apa yang harus kuperbuat !

Orang 1 : kejar dia, jangan biarkan pedih melamur pada ke putus asa-an .

Orang 2 : lalu dia . . .

Orang 1 : aku yang menyudahi derita ini .

Bandarnaskah.blogspot.com
Orang 2 : baiklah . . .

Orang ke 2 keluar berlari mengejar orang ke 4.

Orang 1 : putuskan benih rasamu terhadap dia .

Orang 3 : tidak . . .

Orang 1 : putuskan.

Orang 3 : tidak akan .

Orang 1 : putuskan sekarang .

Orang 3 : tidak pernah kulakukan .

Orang 1 : putuskan sekarang rasamu, lekaslah . . ?

Adegan.3.

Emosi orang ke 3 memuncak lalu berteriak.

Orang 3 : Tidakkk………………………………..

Orang 1 : Diam…………………………………..
buih kata bibirmu tak usah diucapkan lagi .

Kesedihan terlihat jelas memapar di wajah orang ke 3.

Orang 3 : bagaimana aku memutuskan perasaan ini .

Orang 1 : pergi . . .

Orang 3 : apakah kepergianku akan menjadi ketenangan,


itukah maumu . . ?

Orang 1 : ya .

Orang 3 : baik, aku akan pergi, jika itu jalan terbaik .

Orang 1 : pergilah sejauh mungkin dari peraduan disini .

Orang 3 : ya, aku pergi . . .


Mentariku telah padam
Senjaku telah hilang
Dan bintangku, tak bersinar terang .

Orang 3 : tapi ingatlah . . .

Bandarnaskah.blogspot.com
aku akan kembali tuk usaikan cerita ini .

Orang ke 3 pergi, tinggallah orang ke 1.

Orang 1 : hanya kisah yang tak kan bisa terulang .

Orang pertama keluar dan meninggalkan setangkai bunga mawar, lampu redup, hanya 1 titik
lampu tersorot pada si-perempuan.

Adegan.4.

Perempuan terhenyak dengan situasi tadi lalu melihat dan memegang setangkai mawar itu.

Perempuan : mengapa yang kulihat tadi sama seperti kisahku, apakah cerita ini kan
berlanjut kembali pada keseharian dahulu, atau adakah dia kembali lagi
menjemputku tuk hantarkan aku dalam kebahagiaan .

Diam .

Kemudian tiba-tiba seseorang laki-laki masuk diatas panggung dan mendekati heran
Kepada Perempuan.

Lelaki 2 : maaf jika mengganggu dirimu disini, yang duduk menyendiri


mengapa hanya berdiam . . ?
apakah kau tak bisa bicara padaku atau tak mau berbicara .

Perempuan milihat ke-arah wajah lelaki 2 lalu berdiri sambil tersenyum tipis.

Perempuan : Bibirku tak ucapkan kata


Semata tuk merenung
Dalam kekosongan hari hari

Dikala tabir tabir sunyi


Kian memuncak
Sepi ini berlabuh
Pada muara syarat canda

Jangan memaksa ombak


Bila dia enggan menerjang
Usah hampiri angan
Jika harapan akan menggenang

Lalu kini telah terputuskan


“diamku adalah kerinduan”

Lelaki 2 : lalu apakah setangkai mawar ini milikmu . . ?


Lalu siapa yang memberikannya padamu . . ?

Bandarnaskah.blogspot.com
Perempuan : bukan, mawar itu punya seseorang yang menceritakan kisah Indah .

Lelaki 2 : seseorang yang menceritakan kisah indah . . !


apa maksudmu dengan seseorang itu . . ?

Perempuan : dia telah kembali .

Lelaki 2 : siapa dia . . .

Perempuan : dia seseorang yang pernah kau usir dari kehidupanku .

Lelaki 2 : jadi laki-laki itu sudah kembali lagi kesini .

Perempuan : ya, ia kembali tuk usaikan cerita . .


dalam bayangku juga bayangmu . . .

Lelaki 2 : tak akan kubiarkan terulang lagi . .


karna hanya bayangan, berarti tak akan terjadi apa-apa .

Perempuan : tidakkah kau ingat ucapannya sebelum pergi .

Lelaki 2 : aku masih mengingatnya .

Perempuan : maka itulah yang kan terjadi .

Sambil tersenyum dan dengan rasa lega perempuan meletakkan mawar itu, tergeletak di atas
trab lalu perempuan melangkah kearah tengah panggung (senter), kemudian duduk
bersimpuh sambil mengeluarkan belati dari belakang tubuhnya.

Perempuan : walau cahayaku telah padam . .


biar pesonaku telah gugur . .
tapi dirimu dapat kurasa sebagai tekad . .
oh . . . kekasihku, sekarang aku benar-benar siap untuk kau jemput
agar kita dapat bersatu kembali seperti hari-hari kemarin . . .

Perempuan membuka belati dari belakang bajunya dan bersiap-siap menempelkan ke


tubuhnya, ketika perempuan mulai menahan perih, sambil tersenyum,
lalu perempuan mati.

Laki laki 2 terkejut dengan apa yang dilihatnya, ingin mengapai tubuh perempuan, namun
tidak bisa (menjadi kaku).

Lelaki 2 : adinda . . . (berteriak) .


apa yang kau lakukan . .
apakah ini jalan yang kau berikan untuknya, untukku . . .

Lalu terdengar suara suara dari luar panggung yang membuat lelaki 2 ketakutan
(tubuh kemudian menjadi bergerak kembali), terjatuh bersimpuh, melihat-lihat kearah
manapun dan mengambil mawar kemudian mendekati perempuan

Bandarnaskah.blogspot.com
sambil meratap.

Lelaki 2 : Tidak, tidak . . .


Apakah ini akhir dari perjalanan yang diucapkannya . . .
Tidak . . .
Tidak . . .

Lelaki 2 semakin merasa ketakutan dan berterisak histeris.

Lelaki 2 : Tidak, tidak………………………………………..

Lampu panggung mulai meredup bersamaan tirai perlahan pula menutup.

…selesai…

Bandarnaskah.blogspot.com

You might also like