You are on page 1of 17

5

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)


Pada sub bab ini dibahas mengenai pengertian, karakteristik, komponen, tujuan
dan tahapan sistem pendukung keputusan.

2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan


Ada beberapa pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision
Support System menurut para ahli, yaitu:

1. Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang digunakan sebagai
alat bantu menyelesaikan masalah untuk membantu pengambil keputusan
(manajer) dalam menentukan keputusan, tetapi tidak untuk menggantikan
kapasitas manajer, hanya memberikan pertimbangan (Turban, 2011).

2. Bonczek, R.H, C.W. Holsapple dan A.B. Whinston (“The Evolving Roles of
Models un Decision Support Systems” , 1980) mendefinisikan DSS sebagai
sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling
berinteraksi, diantaranya:

a. Sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna


dan komponen DSS lain),

b. Sistem pengetahuan (repository pengetahuan domain masalah yang ada


pada DSS entah sebagai data atau sebagai prosedur),

c. Sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya,


terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan.

3. Keen, P.G.W. (“Adaptive Design for Decision Support Systems”, 1980)


mendefinisikan DSS sebagai suatu produk dari proses pengembangan dimana
pengguna DSS, pembangun DSS, dan DSS itu sendiri mampu mempengaruhi
satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi sistem dan pola-pola
penggunaan.
6

4. Sistem Pendukung Keputusan merupakan system informasi interaktif yang


menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem itu
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam situasi yang semi-terstruktur
dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak seorangpun mengetahui secara
pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. (Alter, 2002) dalam (Kusrini,
2007).

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan


merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang dapat membantu pengambil
keputusan (manajer) dalam menentukan keputusan.

Beberapa karakteristik dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai


berikut: (Turban, 2011)

1. Mendukung keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi


terstruktur dan tidak terstruktur.

2. Output (keluaran) ditujukan bagi personil organisasi dalam semua tingkatan.

3. Mendukung pada semua fase proses pengambilan keputusan

4. Adanya interface (tampilan) manusia atau mesin, dimana manusia (user) tetap
mengontrol proses pengambilan keputusan.

5. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai dengan


pembahasan.

6. Mememiliki kemampuan dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan


kebutuhan.

7. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga


dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.

8. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan


informasi seluruh tingkatan manajemen.

9. Pendekatan easy to use. Ciri suatu sistem pendukung keputusan yang efektif
adalah kemudahannya untuk digunakan dan memungkinkan keleluasaan
7

pengguna untuk memilih atau mengembangkan pendekatan-pendekatan baru


dalam membahas masalah yang dihadapi.

10. Kemampuan sistem untuk beradaptasi secara cepat, dimana pengambil


keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru dan pada saat yang sama
dapat menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-
kondisi perubahan yang terjadi.

2.1.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan


Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari beberapa komponen, yaitu sebagai
berikut: (Turban, 2011)

a. Subsistem manajemen data


Subsistem manajemen data mencakup satu database yang berisi data yang
relevan untuk situasi dan dikelola oleh sistem manajemen basisdata (Data
Base Management Systems). Subsistem ini memiliki elemen yang terdiri dari:
1. DSS database
Merupakan kumpulan data yang saling terkait yang diorganisir untuk
memenuhi kebutuhan sebuah organisasi dan dapat digunakan oleh lebih
dari satu orang untuk lebih dari satu aplikasi.
2. Sistem manajemen database
Database dibuat, diakses dan diperbarui oleh sistem manajemen basisdata
3. Direktori data
Merupakan sebuah katalog dari semua data dalam database. Direktori ini
berisi definisi data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai
ketersediaan item-item data, sumbernya, dan makna dari data.
4. Query facility
Digunakan untuk menerima permintaan untuk data dari komponen DSS
lain, menentukan bagaimana permintaan dapat dipenuhi, memformulasikan
permintaan dengan detail, dan mengembalikan hasilnya kepada pemberi
permintaan.
8

b. Subsistem manajemen model


Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan,
statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang memberikan
kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat.

c. Subsistem antarmuka pengguna


Melalui subsistem ini, pengguna berkomunikasi dan memerintahkan sistem
pendukung keputusan. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari
sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari DSS
berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan.

d. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan


Subsistem ini dapat mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai
komponen independen yang dapat diinterkoneksikan dengan repositori
pengetahuan perusahaan yang kadang-kadang disebut basis pengetahuan
organisasional.

2.1.3 Tujuan dan Tahapan Sistem Pendukung Keputusan


Adapun tujuan pembuatan Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai
berikut: (Turban, 2011)
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi-
terstruktur.

2. Memberikan dukungan sebagai pertimbangan manajer dan tidak untuk


menggantikan fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil oleh manajer lebih daripada


perbaikan efisiensinya.

4. Memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak


komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Meningkatkan produktivitas staff yang dapat mengurangi ukuran kelompok


dan memungkinkan para anggotanya untuk berada diberbagai lokasi yang
berbeda-beda.
9

6. Meningkatkan kualitas keputusan yang ditentukan oleh pengambil keputusan.


Dengan adanya sistem komputer, para pengambil keputusan dapat melakukan
simulasi yang kompleks, memeriksa banyak scenario yang memungkinkan
dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis sehingga mengarah
kepada keputusan yang lebih baik.

7. Teknologi pengambilan keputusan memiliki daya saing dengan menciptakan


pemberdayaan signifikan yang memperbolehkan seseorang untuk membuat
keputusan yang baik secara cepat.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.


Menurut Simon (1977), otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas
untuk memroses dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit
mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari
kesalahan.

Tahapan proses pengambilan keputusan terdiri dari:


1. Tahap Penelusuran (intellegence)
Tahap ini merupakan proses penelusuran, pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data yang diperoleh diproses
dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah

2. Tahap Perancangan (design)


Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis
tindakan yang mungkin dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap
masalah dan menguji solusi yang layak

3. Tahap Pemilihan (choice)


Pada tahap dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen
untuk mengikuti suatu tindakan tertentu

4. Tahap Implementasi (implementation)


Pada tahap ini dibuat suatu solusi yang direkomendasikan dapat bekerja atau
implementasi solusi yang diusulkan untuk suatu masalah
10

2.2 Proses Kualifikasi/Seleksi Karyawan


Proses seleksi atau kualifikasi karyawan merupakan rangkaian tahap-tahap
khusus yang digunakan oleh pihak perusahaan untuk memutuskan pelamar mana
yang akan diterima (Veithzal Rivai, 2009). Proses tersebut dimulai ketika calon
karyawan melamar kerja dan diakhiri dengan keputusan penerimaan untuk
diterima atau ditolak. Banyak pertimbangan yang diperlukan untuk memilih calon
karyawan yang tepat, salah satu diantaranya adalah spesifikasi posisi atau jabatan
yang dilamar oleh orang tersebut.

Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja karyawan sehingga


proses seleksi merupakan kegiatan penting bagi perusahaan untuk menghasilkan
karyawan produktif dan mencari peluang untuk meningkatkan cara kerjanya. Ada
tiga sasaran pada proses seleksi atau kualifikasi karyawan, yaitu: (Veithzal Rivai,
2009)
1. Keakuratan, artinya kemampuan dari proses seleksi untuk secara tepat dapat
memprediksi kinerja pelamar.

2. Keadilan, artinya memberikan jaminan bahwa setiap pelamar yang memenuhi


persyaratan diberikan kesempatan yang sama dalam sistem seleksi.

3. Keyakinan, artinya taraf orang-orang yang terlibat dalam proses seleksi yakin
akan manfaat yang diperoleh.

Adapun jenis-jenis seleksi adalah sebagai berikut: (Veithzal Rivai, 2009)


1. Seleksi administrasi
Merupakan seleksi berupa surat-surat yang dimiliki oleh calon karyawan
untuk menentukan apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan
organisasi perusahaan yang terdiri dari:
a. Ijazah

b. Riwayat hidup

c. Domisili atau keberadaan status yang bersangkutan

d. Surat lamaran
11

e. Sertifikat keahlian

f. Pas foto

g. Identitas diri (Kartu Tanda Penduduk, Surat Ijin Mengemudi, Pasport dan
lain-lain)

h. Pengalaman pekerjaan

i. Umur

j. Jenis kelamin

k. Status perkawinan

l. Surat keterangan kesehatan dari dokter

m. Akte kelahiran

2. Seleksi secara tertulis, terdiri dari:


a. Test kecerdasan

b. Tes kepribadian

c. Tes bakat

d. Tes minat

e. Tes prestasi

3. Seleksi tidak tertulis, terdiri dari:


a. Wawancara

b. Praktek

c. Kesehatan atau medis


12

2.3 Metode TOPSIS


Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah Multi Atribute Decision Making (MADM) secara praktis. Hal ini
disebabkan karena konsep dari TOPSIS sederhana dan mudah dipahami,
komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dari
alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana.

Metode TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus


mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal
negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean
dengan bobot opsional dari setiap atribut untuk menentukan kedekatan relatif dari
suatu alternatif dengan solusi optimal. Solusi ideal terbentuk jika sebagai
komposit dari nilai kinerja terbaik ditampilkan oleh setiap alternatif untuk setiap
atribut. Solusi ideal negatif adalah gabungan dari nilai kinerja terburuk. Metode
TOPSIS tersebut didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik
tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga
memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif (Nuri Guntur dan Tri Widodo,
2013).

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan sistem


pendukung keputusan menggunakan metode TOPSIS yang menjadi referensi
dalam penulisan skripsi ini, diantaranya adalah:

1. Penelitian oleh Sukerti (2010) membahas sistem pendukung keputusan untuk


penentuan desa penerima bantuan program Community Based Development
(CBD) Bali sejahera menggunakan metode TOPSIS untuk menentukan desa
yang berhak menerima dana bantuan CBD. Terdapat sejumlah kriteria yang
digunakan untuk penentuan tes penerima, diantara kriteria-kriteria adalah
tampilan fisik, denah tinggal Kepala Keluarga, tampilan fisik penghuninya,
kepemilikan lahan, tetap/tidaknya pekerjaan, besarnya dan tetap/tidaknya
penghasilan Kepala Keluarga perbulan, kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar keluarga seperti sandang, papan, pendidikan anak dan kesehatan
keluarga.
13

2. HAO dan Sheng (2006) dalam penelitianya menggunakan metode TOPSIS


dalam melakukan perbandingan penawaran-penawaran yang dilakukan oleh
perusahaan bverdasarkan parameter-paramaeter yang telah ditentukan
sebelumnya antara lain : quality certification system, quality certification
department bidding price, technique maturity, technical personnel levels,
completion time, order fullfilment ratings, service after selling, customer
satisfication enterprise reputation, dan enterprise scale evaluation.

3. Cinar dan Ahiska (2010) yang menggabungkan metode TOPSIS dan fuzzy
AHP yang digunakan untuk pemilhan lokasi baru cabang dari suatu bank
dengan kriteria utama yang digunakan oleh para manager yakni, demografi,
perbankan, sectoral employement, potensi perdagangan. Kriteria tersebut juga
memiliki dua puluh satu sub kriteria. Kesimpulannya yakni fuzzy AHP
digunakan untuk menentukan bobot dari tiap kriteria dan metode TOPSIS
digunakan untuk menentukan perangkingan lokasi cabang bank.

4. Dan Xue, dkk (2008) mengatakan evaluasi kepuasan pelanggan terhadap


makanan siap saji di restoran-restoran di China dan Amerika dinilai dari
kebersihan restoran, responsivitas layanan, harga makanan, kualitas makanan.
Metode TOPSIS yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas dari service
yang diberikan masiang-masing restoran. Hasil akhir didapat berupa
perangkingan restoran yang mendapat penilaian paling baik dari pelanggan.
Data dibuat melalui kuisioner yang diisi oleh para pelanggan yang datang ke
restoran menilai beberapa penilaian.

5. Boran (2009) mengusulkan bahwa metode TOPSIS merupakan metode yang


cocok untuk memilih pemasok yang sesuai dengan lingkungan fuzzy
intuitionistic (terdiri dari pasangan himpunan titik dan himpunan sisi dengan
jumlah derajat keanggotaan dan bukan keanggotaan setiap titik dan setiap sisi
dalam selang tertutup). Hal tersebut dibahas kembali oleh Ye (2010) dengan
memperluas nilai interval fuzzy intuitionistic untuk menangani masalah Multi
Atribute Decision Making (MADM).
14

Secara umum, prosedur dari metode TOPSIS mengikuti langkah-langkah


sebagai berikut: (Lestari dan Priyodiprodjo, 2011)
a. Menentukan matriks keputusan yang ternormalisasi
Proses ini berfungsi untuk mendapatkan nilai yang sebanding dari satu data
dengan data yang lainnya. Dalam hal ini data calon karyawan yang
dinormalisasi dimasukkan kedalam matriks. Nilai masing-masing kriteria tiap
pelamar dibagi dengan jumlah nilai pada setiap kriteria sehingga didapatkan
nilai normalisasi tiap kriteria pada masing-masing calon karyawan.

rij = dengan i=1, 2, 3, …, m; dan j=1, 2, 3, …, n

b. Menghitung matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot


Matriks normalisasi bobot merupakan hasil kali dari bobot kriteria yang telah
ditentukan dengan besar nilai yang didapatkan dari perhitungan normalisasi
matriks keputusan.
W = {W1, W2, W3, …, Wn}
yij = Wi*rij dengan i=1, 2, 3, …, m; dan j=1, 2, 3, …, n
c. Menghitung matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif
Solusi ideal positif dan negatif dapat ditentukan berdasarkan nilai matriks
normalisasi bobot. Solusi ideal positif merupakan nilai tertinggi dari setiap
atribut matriks normalisasi bobot sedangkan solusi ideal negatif diperoleh dari
nilai terendah dari setiap atribut matriks normalisasi bobot.

A+= (y1+, y2+, y3+, …, ym+)

A-= (y1-, y2-, y3-, …, ym-)

Dengan yi+ = max(yij) jika j adalah atribut keuntungan dan yi- = min(yij) jika j

adalah atribut keuntungan.

d. Menghitung jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal
positif dan matrik solusi ideal negatif
Menghitung jarak antar nilai tiap alternatif dengan solusi ideal positif dan
negatif dilakukan dengan menggunakan jarak Euclidean. Dimana ideal positif
15

ini merupakan jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai dari
masing-masing pendaftar sedangkan ideal negatif merupakan seluruh nilai
terburuk yang dicapai untuk setiap pendaftar.
a. Solusi ideal positif

Di+ = dengan i= 1, 2, 3, …, m

b. Solusi ideal negatif

Di- = dengan i= 1, 2, 3, …, m

e. Menghitung nilai preferensi untuk setiap alternatif


Perhitungan nilai preferensi digunakan untuk mendapatkan nilai akhir masing-
masing calon karyawan. Perhitungan nilai preferensi dilakukan dengan
menggunakan rumus:

Vi = dengan i = 1, 2, 3, …, m

2.4 Unified Modelling Language (UML)


UML (Unified Modelling Languange) merupakan bahasa pemodelan yang
digunakan untuk menentukan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem
informasi. UML Diagram terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2011), use case diagram merupakan
diagram yang menunjukkan beberapa peran pengguna dan bagaimana cara
pengguna tersebut berinteraksi dengan sistem. Adapun notasi dalam Use Case
Diagram dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 1 Notasi Use Case Diagram
Notasi Keterangan Simbol
Actor Menspesifikasikan himpunan peran
yang pengguna mainkan.
Generalization Hubungan dimana objek anak berbagi
perilaku dan struktur data dari objek
yang ada di atasnya objek induk.
Include Menspesifikasikan bahwa use case
sumber secara eksplisit.
16

Notasi Keterangan Simbol


Extend Menspesifikasikan bahwa use case
target memperluas perilaku dari use
case sumber pada suatu titik yang
diberikan.
Association Apa yang menghubungkan antara objek
satu dengan objek lainnya.
System Menspesifikasikan paket yang
menampilkan sistem secara terbatas.

Use Case Deksripsi dari urutan aksi-aksi yang


ditampilkan sistem yang menghasilkan
suatu hasil yang terukur bagi suatu
aktor.

Adapun contoh use case diagram dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
(Satzinger, Jackson, Burd, 2011)

Gambar 1 Contoh Use Case Diagram


17

b. Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2011), activity diagram diartikan sebagai
sebuah tipe diagram yang mendeskripsikan aktivitas pengguna dan alur sebab
akibat. Adapun notasi activity diagram adalah sebagai berikut:

Tabel 2 Notasi Activity Diagram


Notasi Keterangan Simbol
Initial Activity Merupakan awal dari aktivitas modul
sistem aplikasi.
Activity Menunjukkan aktivitas yang dilakukan.

State Transition Menunjukkan kegiatan apa berikutnya


setelah suatu kegiatan.
Final Activity Menunjukkan akhir dari aktivitas.

Decisions Menunjukkan aktivitas yang harus


dipilih apakah pilihan pertama atau
kedua.

Signal Sebagai pengirim dan penerima pesan


dari aktifitas yang terjadi. Sinyal terdiri
dari 2 jenis, yaitu Sinyal penerima yang
digambarkan dengan polygon terbuka
dan Sinyal pengirim yang digambarkan
dengan convex polygon.
Concurrent Menggambarkan aktivitas yang
Activities dilakukan bersamaan atau pararel.

Contoh activity diagram dapat dilihat pada gambar berikut ini. (Satzinger,
Jackson, Burd, 2011)
18

Gambar 2 Contoh Activity Diagram


c. Sequence Diagram
Sequence diagram merupakan diagram yang menunjukkan urutan pesan antara
aktor eksternal dan sistem berdasarkan use case atau skenario. Notasi dalam
Sequence Diagram: (Satzinger, Jackson, Burd, 2011)
Tabel 3 Notasi Sequence Diagram
Notasi Keterangan Simbol
Actor User yang berinteraksi
dengan sistem.

Object Objek yang mewakili sistem


otomatis.

Object LifelineJalur kehidupan objek;


menunjukkan urutan atas ke
bawah.
An Input Pesan yang di-input oleh
Message user ke dalam sistem.
A Returned Timbal balik yang diberikan
Value oleh sistem terhadap user.
19

Sequence diagram terdiri dari:


(a) System sequence diagram digunakan dalam hubungan dengan perincian
descriptions atau dengan diagram akitivitas untuk menunjukan langkah
proses dan interaksi antara sistem dengan aktor. (Satzinger, Jackson, Burd,
2011)

Gambar 3 Contoh System Sequence Diagram


(b) First-cut sequence diagram dimulai dengan membangun first-cut diagram
dengan elemen-elemen dari SSD yaitu dengan mengganti objek dengan
use case controller kemudian menambahkan objek-objek lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan kedalam use case. (Satzinger, Jackson,
Burd, 2011)

Gambar 4 Contoh First-Cut Sequence Diagram


20

d. Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2011), class diagram merupakan kumpulan
objek-objek dengan dan yang mempunyai struktur umum, kelakuan umum,
relasi umum, dan semantik/kata yang umum. Notasi pada Class Diagram
adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Notasi Class Diagram
Notasi Keterangan Simbol
Class Himpunan dari objek-objek
yang berbagi atribut serta
operasi yang sama.

Association Apa yang menghubungkan


antara objek satu dengan objek
lainnya.
Aggregation Upaya untuk menghindari
asosiasi dengan lebih dari 2
objek.

Class diagram terdiri dari:


a) Domain Class Diagram
Satzinger, Jackson, Burd (2011, p185) mengartikan domain class diagram
sebagai diagram yang digunakan untuk menentukan kelas utama.

Gambar 5 Contoh Domain Class Diagram


21

b) First-Cut Class Diagram


Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2011), First-cut class diagram
dikembangkan dengan menambahkan model utama class diagram.

Gambar 6 Contoh First-Cut Class Diagram

You might also like