You are on page 1of 29

KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN

Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk

Menyelesaikan Tugas Ilmu Dasar Keperawatan Program Studi S1 Keperawatan


Reguler B STIKES Muhammadiyah Gombong

Disusun Oleh :

Siti Subekti Kusmi Suminah Wahyu Widiana

Mabruroh Rina Wiji Astuti Budi Santoso

Priya Dwi Saputra

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER B

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya
bisa selesaikan makalah Keperawatan yang berjudul “PROMOSI
KESEHATAN” pada semester I ini tepat pada waktu nya.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah
ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Tugas ini disusun untuk melengkapi pembelajaran Matrikulas Manajemen


Keperawatan pada semester I Program Studi S1 Keperawatan Reguler B STIKES
Muhammadiyah Gombong..

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melindungi dan


melimpahkan anugrah-Nya kepada kita semua.

Gombong, 28 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Promosi Kesehatan ........................................................... 4


B. Level Pencegahan................................................................................5
C. Strategi Baru Promosi Kesehatan........................................................6
D. Ruang Lingkup Dan Teknik Promosi Kesehatan................................7
E. Prinsip Promosi kesehatan Di Keluaraga,Di Pelayanan Kesehatan....8
F. Sasaran Promosi Kesehatan................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan


gangguankesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasukkehamilan dan persalinan.

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang


berartimemenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan,
pendidikan,kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk


hidupsehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya
derajat kesehatanyang optimal berada di tangan seluruh masyarakat
Indonesia, pemerintah dan swastabersama-sama.Masyarakat memiliki hak
didalam memperoleh pelayanan kesehatanhal ini berdasarkan undang-
undang dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayatI. Untuk itu
diperlukan suatu tindakan yang harus diambil dalam
meningkatkanpelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang perlu
bagi masyarakat adalahsalah satunya dengan promosi kesehatan.

Promosi kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat harus


memilikiprinsip, metode, media juga strategi dan akan diintervensikan
ketika dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarkat.Sehingga
promosi kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat dimengerti
masyarakat dan ditampilkan dalam bentuk perubahan perilaku masyarakat
yang lebih baik dalam prilaku kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Promosi Kesehatan
2. Apakah Etika dalam Promosi Kesehatan
3. Bagaimana hubungan klien dalam etika promosi kesehatan
4. Bagaimana kepedulian dengan determinan sosial dan hubungan
terhadap kesehatan dalam etika promosi kesehatan

C. Tujuan Penulisan
Setelah dipaparkannya materi ini, mahasiswa diharapkan mampu
memahami materi tentang Pengantar Promosi Kesehatan

Setelah dipaparkannya materi ini, mahasiswa diharapkan mampu


memahami materi tentang konsep, prinsip, teknik Prom Kes bagi
klien.
1. Pengertian promosi kesehatan
2. Tujuan
3. Sasaran promosi kesehatan secara spesifik
4. Ruang lingkup promosi kesehatan
5. Strategi promosi kesehatan
6. Metoda promosi kesehatan
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Promosi Kesehatan

1. WHO (1984) merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi


kesehatan,kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan
perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku
tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku
tersebut. Disamping itu promosi kesehatan lebih menekankan kepada
peningkatan kemampuan hidup sehat, bukan sekedar berperilaku sehat.

2. Lawrence Green (1984), merumuskan definisi sebagai berikut : Promosi


kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkaitdengan ekonomi, politik dan organisasi, yang
dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan.

3. Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986), sebagai hasil rumusan


Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada menyatakan
bahwa “Health Promotion is the process of enabling people to control over
and improve their health”.To reach a state of complete physical, mental and
social well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspiration, to satisfy needs, and to cange or cope with the environment. Hal
tersebut jelas dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses
untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang
dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi
kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan.
4. Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Fundation – Australia
1997), sebagai berikut Health Promotion is a program are design to bring
about ‘change’ within people, organization, communities and their
environment. Batasan ini menekankan bahwa promosi kesehatan adalah
suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, dalam
konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku (within people),
tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti
perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan
bertahan lama oh orang indonesia yang pernah tinggal diluar negeri.

B. Level Pencegahan

1. Peningkatan kesehatan (health promotion)


Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan
proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan
manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki
lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat.

Contoh :

- Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)


- Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air
bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
- Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya untuk kalangan
menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung
koroner.
- Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
- Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan
sosial.
- Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
- Rekreasi atau hiburan untuk perkembangan mental dan sosial
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit
tertentu (general and specific protection)
Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit,
menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap
prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini
dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit
tertentu.

Contoh :

 Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah


penyakit dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN )
 Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu
burung ditempatkan di ruang isolasi.
 Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat
kerja dengan menggunakan alat perlindungan diri.
 Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-
bahan racun maupun alergi.
 Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan
jumsih “ jum’at bersih “ untuk mebersihkan sungai atau selokan
bersama – sama.
 Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS

3. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan


tepat (early diagnosis and prompt treatment)
Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan
penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.

Contoh :

 Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda – tanda anemia diberikan tablet
Fe dan dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi
 Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya
pemeriksaan darah, rontgent paru.
 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat
segera diberikan pengobatan.
 Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker

4. Pembatasan kecacatan (dissability limitation)


Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien
dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih
berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya
kecacatan yang akan timbul.

Contoh :

 Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan


tak terjadi komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang
cacat
 Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak
melakukan gerakan – gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan
pada kaki yang cacat.
 Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan
pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.

5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)


Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke
masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar
tidak menjadi beban orang lain.
Contoh :

 Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan


mengikutsertakan masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi
mantan PSK, mantan pemakai NAPZA dan lain-lain.
 Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan. Misalnya dengan tidak mengucilkan mantan PSK di
lingkungan masyarakat tempat ia tinggal.
 Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap
penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
 Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan
seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

C. Strategi Baru Promosi Kesehatan


Untuk mewujudkan promosi kesehatan, diperlukan suatu strategi yang baik.

Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai apa yang diinginkan
dalam promosi kesehatan sebagai penunjang program – program kesehatan
yang lainnya seperti pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan,
status gizi masyarakat, pelayanan kesehatan dan lain sebagainya. Strategi ini
diperlukan dalam mewujudkan visi dan misi dari promosi kesehatan
(Mubarak dan Nurul, 2009).

Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara


global terdiri dari 3 hal yaitu :

a. Advokasi (Advocacy)

Advokasi yaitu kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat dengan

membuat keputusan dan penentu kebijakan dalam bidang kesehatan maupun


sektor lain di luar kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap
masyarakat (Mubarak dan Nurul, 2009).
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau

mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi


kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau
penentu kebijakan di berbagai sektor dan tingkat sehingga para pejabat
tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan
dari para pejabat pembuat keputusan dapat berupa kebijakan – kebijakan
yang dikeluarkan dalm bentuk undang – undang, peraturan pemerintah,
surat keputusan, surat instruksi dan sebagainya.

Kegiatan advokasi ini ada bermacam – macam bentuk, baik secara formal
atau informal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan
seminar tentang issu atau usulan program yang ingin diharapkan dukungan
dari pejabat terkait. Kegiatan advokasi secara informal, misalnya
mengunjungi pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk
secara informal minta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, dana

atau fasilitas lain. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa advokasi
adalah para pejabat baik eksekutif dan legislatif diberbagai tingkat dan
sektor yang terkait dengan masalah kesehatan (Soekidjo Notoatmodjo,
2010).

b. Dukungan Sosial (Social Support)

Promosi kesehatan akan mudah dilakukan jika mendapat dukungan dari


berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat antara
lain berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang
mempunyai pengaruh di masyarakat serta unsur formal seperti petugas
kesehatan dan pejabat pemerintah (Mubarak dan Nurul,2009).

Tujuan utamanya agar para tokoh masyarakat sebagai jembatan antara


sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masarakat
(penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial
melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah mensosialisasikan program
– program kesehatan agar masyarakat menerima dan mau berpartisipasi
terhadap program tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan
sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk
kegiatan dukungan sosial ini anatara lain :

pelatihan – pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan


kepada tokoh

masyarakat dan sebagainya. Dengan demikian sasaran utama dukungan


sosial atau bina

suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (Soekidjo


Notoatmodjo, 2010).

c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan


kepada masyarakat secara langsung. Tujuan utama pemberdayaan
adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan).
Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai
kegiatan anatara lain : penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan

pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya koperasi, pelatihan –


pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income
generating skill). Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga
akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan
contohnya, terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa,
berdirinya polindes dan sebagainya. Kegiatan – kegiatan semacam ini di

masyarakat sering disebut gerakan masyarakat untuk kesehatan. Dari


uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan
masyarakat adalah masyarakat itu
sendiri (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
Konferensi internasional promosi kesehatan di Ottawa Canada pada tahun
1986mmenghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Dalam Piagam
Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan yang
mencakup 5 butir, yakni :

a. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Healthy Public Policy)

Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para


penentu atau pembuat kebijakan agar mereka mengeluarkan kebijakan –
kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan.
Dengan kata lain,agar kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan,
surat – surat keputusan dan sebagainya, selalu berwawasan atau
berorientasi kepada kesehatan publik.

Misalnya, ada peraturan atau undang – undang yang mengatur adanya


analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan rumah
sakit dan sebagainya. Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat
publik harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan kesehatan
masyarakat(Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

b. Lingkungan yang Mendukung (Supporting Environment)

Hendaknya setiap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat harus


memperhatikan dampak pada lingkungan sekitar agar mempermudah
promosi kesehatan. Lingkungan yang dimaksud di sini bukan saja
lingkungan fisik,ntetapi lingkungan non – fisik yang kondusif terhadap
kesehatan masyarakat (Mubarak dan Nurul, 2009).

Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum termasuk

pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana – prasarana atau


fasilitasn yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat atau
sekurang –nkurangnya pengunjung tempat – tempat umum tersebut.
Lingkungan yang mendukung bagi kesehatan tempat – tempat umum
antara lain : tersedianya tempat sampah, buang air besar atau kecil, air
bersih, ruangan bagi perokok dan non perokok serta lain sebagainya. Jadi,
para pengelola tempat – tampat umum seperti pasar, terminal, stasiun
kereta api, bandara, pelabuhan, mall harus menyediakan sarana – sarana
untuk mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya. (Soekidjo
Notoatmodjo, 2010).

c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Helath Service)

Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya, bahwa dalam


pelayanan kesehatan itu ada provider dan customer. Penyelenggara
(penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah, sedangkan swasta dan
masyarakat adalah pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan.
Pemahaman semacam ini harus diubah dan dioreintasikan bahwa
masyarakat bukan hanya sekedar pengguna atau penerima pelayanan
kesehatan, tetapi sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan
baik pemerintah ataupun swasta harus melibatkan, bahkan
memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya
sebagai penerima pelayanan kesehatan tetapi sekaligus sebagai
penyelenggra kesehatan masyarakat. Dalam mereorientasikan

pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan sangatlah penting


(Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

d. Keterampilan Individu (Personnel Skill)

Diharapkan tiap – tiap individu yang berada di masyarakat mempunyai

pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam memelihara kesehatannya,

mengenai penyebab penyakit, mencegah penyakit, meningkatkan


kesehatannya dan mampu mencari pengobatan yang layak jika mereka
atau anak – anak mereka sedang sakit (Mubarak dan Nurul, 2009).
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari individu,

keluarga dan kelompok – kelompok. Jadi, kesehatan masyarakat akan

terwujud apabila kesehatan individu, keluarga serta kelompok dapat


terwujud. Strategi untuk mewujudkan keterampilan individu (personnel
skill) dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat
penting. Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam memelhara
dan meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan pemahaman –
pemahaman kepadaanggota masyarakat tentang cara – cara memelihara
kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke
fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan dan sebagainya.
Metode dan tekhnik pemberian pemahaman ini lebih bersifat individual
daripada massa (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

e. Gerakan Masyarakat (Community Action)

Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau, mampu


memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam
visi promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus
ada gerakan atau kegiatan – kegiatan untuk kesehatan. Oleh sebab itu,
promosi kesehatan harus mendorong serta memacu kegiatan – kegiatan
di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya
kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku
yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu
memelihara serta meningkatkan kesehatan
mereka (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
D. Ruang Lingkup Dan Teknik Promosi Kesehatan
Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai
berikut :

a. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education)


yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan
kesadaran,kemauan dan kemampuan.

b. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang


penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.

c. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan


informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.

d. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang


penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

e. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu


upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar
mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya
legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di
berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).

f. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community


organization),pengembangan masyarakat (community development),
penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat
(community empowerment), dll

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof. Dr. Soekidjo


Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari dimensi
aspek pelayanan kesehatan, dimensi tatanan (setting) atau tempat
pelaksanaan promosi kesehatan dan dimensi tingkat pelayanan.
a. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan

1. Pelayanan promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan),


adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat, agar kelompok itu
tetap sehat bahkan meningkat status kesehatannya.
2. Pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitative (pemulihan kesehatan),
adalah pelayanan kelompok masyarakat yang sakit, agar kelompok ini
sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih kesehatannya.

b. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan


Pelaksanaan

1. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga). Keluarga


merupakan tempat dasar berkembangnya perilaku manusia. Dalam
pelaksanaan promosi kesehatan di keluarga sasaran utamanya adalah orang
tua (ibu), dimana ibu merupakan seseorang yang memberikan perilaku sehat
kepada anak-anaknya sejak lahir.
2. Promosi kesehatan pada tatanan sekolah.Sasaran promosi kesehatan di
sekolah adalah guru, karena guru merupakan pengganti orang tua pada
waktu di sekolah.Sekolah merupakan tempat utuk memberikan perilaku
kesehatan kepada anak.Sekolah dan lingkungan sekolah yang sehat sangat
tepat untuk berperilaku sehat bagi anak.
3. Promosi kesehatan ditempat kerja. Sasaran promosi kesehatan adalah
karyawan, yang berperan sebagai promotor kesehatan adalah pemimpin
perusahaan dan sektor kesehatan. Salah satunya dengan memberikan
fasilitas tempat kesehatan yang baik bagi prilaku sehat karyawan atau
pekerjanya.
4. Promosi kesehatan di tempat-tempat umum.Di tempat-tempat umum
(seperti pasar, terminal bus, stasiun) perlu dilaksanakan promosi kesehatan,
yaitu dengan cara menyediakan fasilitas yang dapat mendukung perilaku
sehat pengunjungnya,bisa dengan memberikan poster dan selebaran
mengenai cara-cara menjaga kebersihan.
5. Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan. Tempat-tempat
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dsb,
merupakan tempat yang strategis untuk melakukan pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan promosi kesehatan ini dapat dilakukan secara individual oleh
para petugas kesehatan kepada pasien
atau keluarga yang ada di tempat pelayanan kesehatan tersebut.

c. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan

Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat


dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention)
dari Leavel and Clark.

1. Promosi kesehatan ( health promotion)

Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan kesehatan, misalnya dalam


peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan seperti
penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan
sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex education,
persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan menopause.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada
umumnya.Beberapa usaha di antaranya :

-Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.


- Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah
tangga
yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan
sebagainya.
-Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
-Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.

2. Perlindungan khusus (specific protection)

Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus,


pendidikan kesehatan. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya
maupun anak-anaknya masih rendah.Selain itu pendidikan kesehatan
diperlukan sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan baik ditempat-
tempat umum maupun tempat kerja. Penggunaan kondom untuk mencegah
penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan dan masker saat bekerja
sebagai tenaga kesehatan. Beberapa usaha lain di antaranya :

-Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.


-Isolasi penderitaan penyakit menular .
-Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di
tempatkerja.

3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt


treatment)

Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap


kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit
yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau
tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan
masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatn yang layak. Oleh sebab
itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam tahap ini. Pemeriksaan
pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara mendeteksi dini penyakit
kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka segera dilakukan
pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti pemeriksaan
biopsy, USG atau mamografi atau kolposcopy.

Tujuan utama dari usaha ini adalah :


-Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis
penyakit
sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
-Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
-Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.

4. Pembatasan cacat (disability limitation)

Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang


kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan
pengobatannya sampai tuntas.Dengan kata lain mereka tidak melakukan
pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya.
Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang
yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. Oleh karena itu,
pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini. Penanganan secara
tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi menjegah terjadinya
infertilitas.

5. Rehabilitasi (rehabilitation)

Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi


cacat, untuk memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan
latihan tertentu.Oleh karena kurangnya pengetian dan kesadaran orang
tersebut, ia tidak akan segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan.
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-
kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat
tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh
sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang
yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada
masyarakat.

Pusat-pusat rehabilitasi bagi korban kekerasan, rehabilitasi PSK, dan korban


narkoba.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
-Rehabilitasi fisik
- Rehabilitasi mental
-Rehabilitasi sosial vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai
dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
-Rehabilitasi aesthesis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri
tidak dapat dikembalikan misalnya : penggunaan mata palsu.

E. Prinsip Promosi kesehatan Di Keluaraga,Di Pelayanan Kesehatan


Dalam pelaksanaannya, promosi kesehatan mempunyai prinsip-prinsip
yang berguna sebagai dasar-dasar dari pelaksanaan program promosi
kesehatan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya (the process of enabling people to control over
and improve their health), lebih luas dari pendidikan atau Penyuluhan
Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/Penyuluhan
Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan
bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.
2. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di
bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau
hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan
kualitas kesehatan.

3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif


(peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan),
kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya
kesehatan yang komprehensif.

4. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan


edukatif yang selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga
perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan bina suasana (social support).

5. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5


tatanan yaitu di rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where
we learn), di tempat kerja (where we work), di tempat-tempat umum
(where we play and do everything) dan di sarana kesehatan (where we get
health services).

6. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang


dilandasi oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling
memberi manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara
pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya
Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.

7. Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau


upaya, dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi
sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan
atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai
untuk diukur: adalah mutu dan frekuensi kegiatan seperti: advokasi, bina
suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap
ruang lingkup promosi kesehatan atau setting. Misalnya, promosi
kesehatan di keluarga, fasilitas layanan kesehatan, tempat kerja, sekolah,
dan tempat umum.

a. Prinsip Promosi Kesehatan di Keluarga

Dalam lingkup ini penerapan yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Keluarga merupakan lingkup terkecil dalam suatu kelompok


masyarakat, sehingga promosi kesehatan yang dilakukan harus bias lebih
spesifik juga. Pendidikan kesehatan yang diberikan pun diharapkan akan
lebih efektif karena fokus pada satu keluarga sebagai satu sasaran.

2) Keluarga terdiri atas beberapa orang yang sudah terikat hubungan s


atu sama lain, yaitu ayah, ibu, dan anak. Sehingga apabila promosi
kesehatan yang dilakukan sudah baik akan sangat berpengaruh pada
perubahan perilaku pada masing-masing anggota keluarga tersebut, dan
nantinya perilaku itu akan terbawa ke lingkungan diluarnya.

3) Setiap keluarga tentu memiliki nilai dan aturan tersendiri dalam


lingkungannya, yang masing-masing anggota keluarga sudah anut sejak
lama, biasanya berupa kebiasaan-kebiasaan tertentu. Dalam hal ini maka
pemberi promosi kesehatan harus mampu menyesuaikan diri dengan
aturan tersebut agar keluarga tersebut bsia lebih terbuka dalam menerima
segala bentuk promosi yang dilakukan.

b. Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan

Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan mempunyai prinsip-


prinsip dasar yaitu romosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan
mempunyai prinsip-prinsip dasar yaitu:

1) Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau


perawatan, pengunjung, keluarga pasien.
2) Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas
masalah kesehatan yang diderita pasien.
3) memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,
4) menerapkan “proses belajar” di fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
a.KomprehensifPromosi kesehatan di tempat kerja merupakan
kegiatan yang melibatkan beberapa disiplin ilmu guma
memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai.

b.PartisipasiPara peserta atau sasaran promosi kesehatan


hendaknya terlibat secaraaktif mengidentifikasi masalah kesehatan
yang dibutuhkan
untuk pemecahannya dan meningkatkan kondisi lingkungan
kondisi lingkungankerja yang sehat.

c.Keterlibatan berbagai sektor terkaitKesehatan yang baik adalah


hasil dari berbagai faktor yang mendukung.Berbagai upaya untuk
meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus melalui
pendekatan yang integrasi yang mana penekanannya pada berbagai
faktor tersebut bila memungkinkan.

d.Kelompok organisasi masyarakatProgram pencegahan dan


peningkatan kesehatan hendaknya melibatkansemua anggota
pekerja.

e.Berkesinambungan atau BerkelanjutanProgram promosi


kesehatan dan pencegahan hendaknya terus menerusdilakukan dan
tujuannya jangka panjang.

d. Prinsip promosi kesehatan di Sekolah

a. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah


kesehatansekolah yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh
masyarakat maupunorganisasi-organisasi di masyarakat.
b. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan kurikulum
yangmampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang
positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai
keterampilanhidup yang mendukung kesehatan fisik, mental, dan
sosial.

c. Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru


maupun orangtua.

d.Mengupayakan agar sekolah mempunyai akses untuk di


laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :

‒ Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan


sederhana.

‒ Kerjasama dengan Puskesmas setempat

‒ Adanya program-program makanan bergizi dengan


memperhatikankeamanan-keamanan makanan.

d. Prinsip Promosi Kesehatan di Sekolahan.


a.Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah
kesehatansekolah yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh
masyarakat maupunorganisasi-organisasi di masyarakat.

b.Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan kurikulum


yangmampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang
positifterhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai
keterampilanhidup yang mendukung kesehatan fisik, mental, dan
sosial.

c.Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru


maupunorangtua.

d.Mengupayakan agar sekolah mempunyai akses untuk di


laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :

‒ Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan


sederhana.
‒ Kerjasama dengan Puskesmas setempat

‒ Adanya program-program makanan bergizi dengan


memperhatikankeamanan-keamanan makanan.

F. Sasaran Promosi Kesehatan


Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran
dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi,
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui
anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah
untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan
dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

2. Sasaran Sekunder (secondary target)


Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki
kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,
dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat
tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan
promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan
pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk
masyarakat sekitarnya.

3. Sasaran Tersier (tertiary target)


Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah
pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy
maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan
atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki
efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer
dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan

Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang
benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik,
berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.

B. Saran
1. Perawat

Dalam melakukan promosi kesehatan perawat harus menjaga hubungan


dengan klien, agar isi dari promosi kesehatan yang disampaikan dapat
diterima dan diterapkan oleh klien.

2. Klien

Dalam menerima promosi kesehatan klien harus berperan dalam


menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta


: Rineka Cipta Novita, Nesi. 2011.

Heri DJ. Maulana, M.Kes. "Promosi Kesehatan" EGC : 2009


http://www.scribd.com/doc/71379835/Etika-Promosi-Kesehatan-Bagian-1

http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan Liliweri A, (2011), Dasar-


dasar Komunikasi Kesehatan,Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Notoatmodjo, Soekidjo.(2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.

Rineka Cipta : Jakarta,di unduh tanggal 29 September 2018 jam 21.00 wib.

You might also like