You are on page 1of 4

Rhinofaringitis

Definisi

Rhinitis akut simpleks adalah iritasi pada hidung dimana terjadi inflamasi selama beberapa hari yang
secara umum disebabkan oleh virus. Rhinitis akut simpleks dapat pula disebut sebagai common cold,
selesma, pilek, maupun flu. Etiologi yang umum pada rhinitis simpleks adalah Rhinovirus, namun dapat
pula disebabkan oleh virus lain seperti Myxovirus, Adenovirus, virus Influenza, virus Parainfluenza,
Coxsackie virus, ECHO virus dan lainnya

Etiologi

Penyebab CC ialah virus. Yang tersering adalah rhinovirus (25-80%), coronavirus (10-20%), virus influenza
(10-15%). Virus jenis lain di antaranya adenovirus, myxovirus, coxsackie virus, echo virus.
Virus-virus tersebut dapat ditularkan secara kontak langsung (sentuhan) maupun tidak langsung
(droplet/udara/bersin/batuk) dan menginfeksi saluran pernafasan atas, baik di hidung maupun
tenggorokan. Gejala biasanya timbul satu hingga dua hari setelah terpapar virus dan berat ringannya
dipengaruhi oleh tingkat daya tahan tubuh seseorang
Tanda gejala
Manifestasi infeksi rhinovirus biasanya muncul setelah masa inkubasi 12-72 jam dan akan mengeluarkan
gejala hingga hari ke-11. Tanda dan gejala meliputi:
 iritasi hidung - merupakan gejala pertama
 Sakit tenggorokan atau iritasi tenggorokan - Gejala awal yang umum
 Nasal discharge warna bening, hidung tersumbat, dan bersin selama 2-3 hari
 Sakit kepala
 Tekanan wajah dan telinga
 Hilangnya indera penciuman dan rasa
 Batuk
 Suara serak
 Iritabilitas atau ketidaknyamanan
 Demam subfebris
 Eritema nasal nasal dan edema sering terjadi
Perbedaan selesma dengan influenza
Memang antara commond cold atau selesma dan flu itu mirip sekali, yaitu bahwa mereka mempengaruhi
saluran pernafasan dan memiliki gejala yang mirip, yaitu tenggorokan sakit, hidung tersumbat atau pun
meler, batuk, dll. Namun secara umum, gejala selesma jauh lebih ringan daripada gejala flu. Gejala flu
(influenza) bisa meliputi demam tinggi, menggigil, badan pegal-pegal, dan kelelahan. Selesma dan flu
disebabkan oleh virus yang berbeda. Jika selesma disebabkan oleh virus selesma (cold virus atau
rhinovirus), influenza disebabkan oleh virus Haemophylus influenzae yang memiliki berbagai type, yaitu
type A, B, dan C. Berikut perbedaan antara selesma dan flu dilihat dari gejalanya, antara lain:
Commond cold / Selesma:
 Demam: jarang
 Sakit kepala : jarang
 Nyeri dan pegal : ringan
 Lemah : jarang/lemah
 Terbaring di tempat tidur : jarang
 Pilek : sering
 Bersin-bersin : biasa
 Tenggorokan sakit : biasa
 Batuk : kadang-kadang, ringan-sedang
 Komplikasi yang bisa terjadi : Sinus atau infeksi telinga
 Sesak nafas dengan/ tanpa sumbatan hidung, bersin-bersin, tenggorokan gatal, hidung meler,
batuk,
 Suara serak
 Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa
dahak
 Seringkali berlangsung sampai minggu kedua.

Flu / Influenza:
 Demam : tiba-tiba, seringkali demam tinggi, berakhir dalam 3-4 hari
 Sakit kepala : sering
 Nyeri dan pegal : biasa terjadi, dan sering sangat sakit
 Lemah : sedang sampai berat, bisa sampai satu bulan
 Terbaring di tempat tidur : sering, bisa sampai 5-10 hari
 Pilek : kadang-kadang
 Bersin-bersin : kadang-kadang
 Tenggorokan sakit : kadang-kadang
 Batuk : Biasa, bisa menjadi parah
 Komplikasi yang bisa terjadi : pneumonia, gagal ginjal, gagal hati, dapat mengancam jiwa
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan tandanya.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih 10 hari atau dengan demam
> 37,8°C
Tata Laksana
 Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman, serta diusakahan
agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
 Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani tirah baring di
rumah.
 Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga lebih mudah
untuk dikeluarkan/dibuang.
 Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau ibuprofen.
 Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin
 Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan sekret dan
mengurangi sesak di dada.
 Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu mengeluarkan sekret
yang kental
 Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari saluran
pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali jika sangat
mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur.
 Jika batuknya hebat, bisa diberikan obat anti batuk. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati
common cold, antibiotik hanya diberikan jika terjadi
 suatu infeksi bakteri.

Pencegahan dan terapi


Jagalah kebersihan diri dan lingkungan
Sebaiknya sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada tempatnya serta membersihkan
permukaan barang-barang.
Pengobatan konservatif ( Farmakoterapi ) :
- Dekongestan atau obat simpatomimetik digunakan untuk mengurangi keluhan hidung tersumbat.
Contohnya : Pseudoephedrine dan Phenylpropanolamine ( oral ) serta Phenylephrine dan
Oxymetazoline (semprot hidung ).
- Anti kolinergik juga efektif pada pasien dengan rinore sebagai keluhan utamanya. Contoh :
Ipratropium bromide ( nasal spray )
- Antihistamin generasi pertama untuk menurunkan rhinorea, chlorpheniramine maleat
- Analgesic asetaminofen, paracetamol digunakan untuk analgesic dan antipiretic

Komplikasi
Rhinosinusitis, peradangan telinga, radang tenggorokan, bronkitis, asma bahkan infeksi paru.

Prognosis
Common cold sebenarnya merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun
bila tidak ditangani secara tepat dapat mengakibatkan perburukan keadaan/komplikasi.
Dapus

1. Rusmarjono dan Soepardi, EA. Faringitis, Tonsilitis, dan Hipertrofi Adenoid. Dalam Soepardi, Efiaty
Arsyad, et al., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. ed 6. Jakarta.
FKUI, 2009

2. Angeir E, Willingron J, Scadding G, Holmes S. Management of allergic and non-allergic rhinitis.


Department of Immunology and Allergy, Northern General Hospital, Sheffied, UK. 6 Mei 2010.

3. Buensalido, Rhinovirus infection (common cold), Medscape, 2017

You might also like