Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Bimo Alkautsar
NIM : 03031281320021
Shift / Kelompok : Senin siang / 7
3.1. Morfologi
Suatu organisme terdiri dari organ-organ yang dapat diamati dengan kasat
mata. Apabila bagian organ-organ tersebut diuraikan terus-menerus maka pada
akhirnya akan didapatkan bagian yang sangat kecil dan tidak dapat diuraikan lagi.
Satuan terkecil dari makhluk hidup itulah yang dikenal dengan istilah sel. Dalam
praktikum ini akan diamati bentuk dan susunan sel. Cabang ilmu yang
mempelajari tentang bentuk dan struktur luar suatu organisme, termasuk sel
disebut morfologi.
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan
dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk
bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan
dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari
seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik
fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Kata morfologi berasal dari kata
morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang
1
2
digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi
[o] yang terdapat diantara morphedan logos ialah bunyi yang biasa muncul
diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur
pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah
bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna yang muncul serta
perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi
objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek
pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada
tingkat tertinggi. Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang
mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan
bentuk kata terhadap makna dan kelas kata.
3.2. Sel
Sel dapat diartikan sebagai unit atau satuan zarah terkecil dari makhluk
hidup yang dapat melaksanakan kehidupan. Disebut bagian tubuh terkecil karena
sel tersebut tidak bisa dibagi lagi menjadi bagian yang berdiri sendiri. Tubuh
makhluk hidup tersusun atas sel-sel dan baru dapat berfungsi jika sel-sel
penyusunnya berfungsi. Oleh karena itulah, sel disebut juga sebagai satuan fungsi
makhluk hidup. Selain itu, sel mengandung materi genetik yang merupakan
penentu sifat-sifat makhluk hidup. Melalui materi genetik sifat-sifat makhluk
hidup diwariskan.
Sel berasal dari kata latin “cella” yang berarti ruangan kecil. Ahli-ahli yang
mempelopori penemuan sel pertama kali adalah Robert Hooke (1635 – 1703)
seseorang berkebangsaan Inggris yang ahli di bidang fisika dan matematika.
Dengan menggunakan mikroskop sederhana temuannya, Robert hooke
menemukan bentuk-bentuk mikroskopik dalam sayatan gabus tutup botol dan
dalam batang bermacam-macam tumbuhan. Dalam gabus ini ia melihat barisan
yang rapi yang terdiri dari kompartemen-kompartemen berdinding tebal yang
mengingatkannya kepada sarang lebah, sehingga kompartemen itu disebut “sel”.
Saat ini, diketahui bahwa ruangan-ruangan kecil yang ditemukan Hooke
3
merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Sel mati tersebut kosong dan hanya
terdiri dari dinding sel yang tersusun atas selulosa.
Dan selanjutnya ditemukan oleh Brown (1831) yang mengemukakan bahwa
sel adalah suatu massa protoplasma yang berada di dalam ruangan yang dibatasi
oleh membran sel dan memiliki inti. Protoplasma yang terdapat di dalam inti
disebut dengan nukleoplasma (karioplasma atau plasma inti). Sedangkan
protoplasma yang berasal dari luar inti disebut sitoplasma atau plasma sel. Jadi,
protoplasma terdiri dari sitoplasma dan nukleoplasma yang terdapat dalam inti sel.
Walaupun merupakan bagian terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup,
sel juga tersusun atas organel-organel sel yakni antara lain :
1. Membran sel ( selaput plasma ) merupakan senyawa lipoprotein (bagian luar
dan dalam tersusun oleh protein, bagian tengah tersusun oleh lemak dan
lipida), bersifat semipermeabel, dan berfungsi untuk mengatur transportasi
zat-zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
2. Plasma (cairan sel) terdiri dari nukleoplasma, yaitu plasma yang terdapat di
dalam inti, dan sitoplasma. Sitoplasma artinya plasma sel, yakni cairan yang
berada di dalam sel selain nukleoplasma. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat
penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel, seperti
enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak, da protein.
3. Organel-organel sel (benda-benda di dalam sel), inti sel atau nukleus
merupakan organel terbesar yang berada di dalam sel. Di dalam inti sel
terdapat matriks yang disebut nukleoplasma, nukleolus, dan kromosom.
Kromosom terdiri atas protein, DNA, dan RNA. DNA berfungsi untuk
menyampaikan informasi genetika dan sintesis protein. Sedangkan RNA
berfungsi untuk sintesis protein. Benang-benang kromatin, merupakan butir-
butir yang mudah menyerap warna yang mengandung gen (pembawa sifat)
dan akan menebal dan memendek berubah menjadi kromosom saat
pembelahan sel. Bila inti tidak bermembran disebut prokarion, sedangkan
yang bermembran disebut eukarion. Nukleus memiliki arti penting bagi sel,
4
3.3. Mikroba
Segala jasad hidup yang berukuran kecil disebut mikroba atau
mikroorganisme ataupun jasad renik. Disebut jasad renik karena ukurannya yang
kecil (kurang dari 0,1 mm), sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, umumnya
hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, ada mikroba yang
berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar, pengaturan
kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat
tinggi.Mikroba adalah organisme berukuran mikroskopis yang antara lain terdiri
dari bakteri, fungi dan virus (Waluyo, 2009). Bakteri merupakan mikroba
prokariotik yang rata-rata selnya berukuran 0,5-1 x 2-5 μm, berbentuk elips, bola,
batang atau spiral (Pelczar dan Chan, 2005). Menurut Gandjar (2006), fungi
adalah organisme eukariotik, bersifat heterotrof, dinding selnya mengandung
kitin, tidak berfotosintesis, mensekresikan enzim ekstraseluler ke lingkungan dan
memperoleh nutrien dengan cara absorpsi. Mikroba dapat terdiri dari satu sel (uni
seluler) dan dapat juga berbentuk serat (filamen). Contoh mikroba yang terdiri
dari satu sel yaitu bakteri, ragi dan mikroalga. Sedangkan serat (filamen)
5
merupakan rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang berbentuk rantai,
seperti yang umum terdapat pada fungi dan mikroalga.
Sel mikroba yang ukurannya sangat kecil ini merupakan satuan struktur
biologi. Banyak mikroba yang terdiri dari satu sel saja (uniseluler), sehingga
semua tugas kehidupannya dibebankan pada sel itu. Mikroba ada yang
mempunyai banyak sel (multiseluler). Pada jasad multiseluler umumnya sudah
terdapat pembagian tugas diantara sel atau kelompok selnya, walaupun organisasi
selnya belum sempurna. Setelah ditemukan mikroskop elektron, dapat dilihat
struktur halus di dalam sel hidup, sehingga diketahui menurut perkembangan
selnya terdapat dua tipe jasad, yaitu:
1. Prokariota (jasad prokariotik atau primitif), yaitu jasad yang perkembangan
selnya belum sempurna. Karena sel yang intinya belum memiliki membran,
artinya sistem membran belum ada, sehingga dalam sel tersebut belum
diketemukan organel sel kecuali ribosom. Contoh pada bakteri dan alga hijau-
biru.
2. Eukariota (jasad eukariotik), yaitu jasad yang perkembangan selnya telah
sempurna. Karena selnya yang sudah memiliki inti sel yang jelas, artinya
sudah memiliki sistem membran. Contoh pada sel hewan termasuk protozoa
dan sel tumbuhan termasuk jamur dan alga. Selain yang bersifat seluler, ada
mikroba yang bersifat nonseluler, yaitu virus. Virus adalah jasad hidup yang
bersifat parasit obligat, berukuran super kecil atau submikroskopik. Virus
hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Struktur virus terutama terdiri
dari bahan genetik. Virus bukan berbentuk sel dan tidak dapat membentuk
energi sendiri serta tidak dapat berbiak tanpa menggunakan jasad hidup lain.
Viroid membawa sifat genetiknya sendiri yang dapat diekspresikan di dalam
sel inang.
Selain virus ada jasad hidup yang disebut viroid, yaitu bahan genetik RNA
yang bersifat infeksius (dapat menginfeksi) sel inang. Viroid membawa sifat
genetiknya sendiri yang dapat diekspresikan di dalam sel inang. Jasad yang lebih
sederhana dari virus adalah prion, yang terdiri suatu molekul protein yang
6
pertumbuhan (Schlegel, 1993), tetapi untuk pertahanan diri dan kompetisi dengan
mikroba lain dalam mendapatkan nutrisi, habitat, oksigen, cahaya dan lain-lain
(Bakerdan Cook, 1974). Senyawa antimikroba tersebut dapat digolongkan sebagai
antibakteri atau antifungi (Pelczar dan Chan, 2005). Beberapa senyawa
antimikroba adalah fenol, formaldehida, (Dwidjoseputro, 2003), antibiotik, asam,
dan toksin (Verma et al., 2007). Mikroba yang memiliki kemampuan antimikroba
dan menghasilkan senyawa antimikroba adalah bakteri,aktinomycetes, dan kapang
(Radji, 2005; Tortora et al., 2002). Aktinomycetes dan kelompok bakteri, seperti
kelompok bakteri asam laktat dan bakteri gram positif telah banyak diteliti dan
dikenal sebagai sumber berbagai senyawa antimikroba (Hoover and Chen 2003).
Kapang tanah yang mempunyai aktivitas antimikroba adalah genus Aspergillus,
Penicillium, Paecilomyces, Trichoderma (Gandjar, 2006), dan Fusarium (Nemec
et al., 1963). Aspergillus menghasilkan senyawa antimikroba mevionin dan
aspersilin (Gandjar, 2006). Penicillium sp. menghasilkan penisilin untuk
menghambat sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri (Deacon, 2006). Verma et
al. (2007) menyatakan bahwa, Trichoderma sp. menghasilkan senyawa
antimikroba yaitu enzim 1,3 glukanase dan khitinase yang dapat menghancurkan
dinding hifa dari beberapa fungi dan serta isocyanide-3-(-isocyanocyclopent-2-
enylidene) propionic acid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli.
Genus-genus kapang tanah lainnya yang mampu menghasilkan senyawa
antimikroba masih belum banyak diteliti. Sehingga, sesuai dengan pendapat
Gandjar (2006), skrining isolat-isolat kapang tanah baru terutama dari berbagai
daerah di Indonesia masih harus terus dilakukan untuk mengetahui potensinya
sebagai agen antimikroba.
Mikroba yang memiliki kemampuan antimikroba dan menghasilkan
senyawa antimikroba adalah bakteri, aktinomycetes, dan kapang (Radji, 2005;
Tortora et al., 2002). Aktinomycetes dan kelompok bakteri, seperti kelompok
bakteri asam laktat dan bakteri gram positif telah banyak diteliti dan dikenal
sebagai sumber berbagai senyawa antimikroba. Kapang tanah yang mempunyai
aktivitas antimikroba adalah genus Aspergillus, Penicillium, Paecilomyces,
8
3. Sarcina, jika delapan buah sel berdempetan, empat di bagian bawah dan
empat lagi di bagian atas.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan mikroba :
1. Kelembaban
2. pH ( > 2 atau < 9 )
9
3. Temperatur
Selain dua jenis dan fungsi mikroba penyubur tanah yang sudah disebutkan
di atas masih ada beberapa mikroba lain yang bermanfaat untuk tingkat kesuburan
pada tanah. Jenis yang ketiga adalah mikoriza yang berfungsi untuk peningkatan
serapan yang dilakukan oleh akar. Jenis mikroba selanjutnya yaitu bakteri yang
mampu mereduksi sulfat. Bakteri ini adalah hasil dari perombakan yang terjadi
antara bahan organik utama yang berada di dalam sedimen anaerob. Rizobakteria
adalah jenis mikroba yang cukup dikenal yang berfungsi sebagai mikroba yang
dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Pemanfaatan jenis dan fungsi mikroba
penyubur tanah yang sesuai dengan keadaan tanah dapat menjadi solusi alternatif
yang dapat diterapkan untuk peningkatan kesuburan tanah, produktivitas tanaman,
efisiensi lingkungan, dan mengurangi pencemaran lingkungan. Manfaat dari
mikroba penyubur tanah di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Melindungi bagian akar tanaman dari serangan penyakit dan hama.
2. Menyediakan kebutuhan unsur hara bagi tanaman.
3. Mengembangkan sistem perakaran yang lebih sempurna.
4. Membantu mitosis yang ada pada jaringan meristem.
5. Sebagai penawar beberapa racun dari logam-logam berat.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
5.1. Simple Staining (Pewarnaan sederhana)
2. Siapkan setetes air comberan atau lendir makanan basi yang akan diwarnai
4. Dengan menggunakan ujung jarum ose, sebarkan biakan hingga melebar dan
diatas nyala api bunsen hingga apusan tampak kering dan transparan.
DAFTAR PUSTAKA