Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang
Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang
Abstract
Background: Unrighteous of hospital was confronted with challenge of emulation and environment
competitively. Hence to reply challenge of emulation in the future, hospital does not only have to can
create high technological new product and service, innovative and creative, but also should be able to
give service of health qualities including several things that is appearance of adequate physical,
reliability, energy of listen carefully of guarantee with respect to safeness and also reliably, empathy
and achievability of hospital from facet of expense and also location
Purpose: To know the level of satisfaction of in-patient and illustration about quality of health service at
BPK RSU Regency of Magelang.
Method: This Research is non experimental analytic descriptive research with cross-sectional
approach. With analyzing the correlation between the qualities of health service with patient
satisfaction at level take care to lodge.
Result: The quality of health service have an average value 63,69, level of patient satisfaction have an
average value of patient satisfaction take care of lodging 41,98. The result of correlation test showed
value p = 0,000 < p = 0,005, and the sum of correlation coefficient value equal to 0,514.
Conclusion: There is positive and significant correlation between service qualities and satisfaction
level which the inclusive of into medium category. This matter indicates that high lower of patient
satisfaction level influenced by high lower given service quality.
72 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 1, JUNI 2009 Hal 71-79
keperawatan, maka semakin tinggi (organizational performance results).
tingkat kepuasan yang dirasakan Perbedaannya adalah pada subjek,
oleh pasien. Perbedaannya adalah metode dan variable yang diteliti3.
pada subyek dan lokasi yang 4. Yohanita, dkk meneliti tentang
diteliti 9. Pengembangan Desain Mutu
2. Marsuli, dkk. meneliti tentang Pelayanan Rawat Inap Puskesmas
Mutu Pelayanan Pasien Peserta Karanganyar Kebumen
Akses dan Umum di Instalasi Menggunakan Quality Function
Rawat Jalan Rumah Umum Daerah Deployment. Penelitian ini
Dr. M. Yunus Propinsi Bengkulu. menggunakan studi kasus
Dilakukan secara cross sectional deskriptif, dan didapatkan hasil
survey yang juga dilengkapi penelitiannya bahwa peningkatan
dengan wawancara untuk mutu perawat adalah prioritas
mengetahui tingkat kepuasan utama untuk memenuhi
terhadap mutu pelayanan yang kebutuhan dan harapan staf.
diterima. Hasil penelitian ternyata Sedangkan bagi pasien, kebutuhan
pasien umum dan Akses merasa dan harapan utamanya adalah
tidah puas dengan mutu kenyamanan ruangan, lingkungan
pelayanan rawat jalan baik secara dan fasilitas toilet. Dan secara
umum maupun pada setiap teknis puskesmas Karanganyar
dimensi mutunya. Urutan dimensi unggul dalam hal upaya
mutu yang terpenting adalah peningkatan mutu perawat,
responsiveness, emphaty, assurance kesesuaiannya reward dengan
dan reliability. Perbedaannya adalah kinerja dan monitoring evaluasi
pada subyek dan lokasi penelitian kerja. Perbedaannya adalah pada
5. lokasi dan variabel yang diteliti12.
3. Dumilah, dkk. (2005) meneliti
tentang Penilaian Mutu Rumah BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Sakit Tugu Ibu dengan The Malcom
Baldrige National Quality Award Jenis penelitian yang akan
tahun 2005. Hasil penelitian digunakan bersifat deskriptif analitik
menunjukkan bahwa mutu non eksperimental dengan pendekatan
organisasi RSTI relatif belum baik cross-sectional. Dan menggunakan
dilihat dari 7 kriteria MBNQA sampel dari populasi yaitu seluruh
yaitu: kepemimpinan (leadership), pasien yang mempergunakan fasilitas
perencanaan strategi (strategic pelayanan kesehatan di BPK RSU
planning), fokus pada pasien, Kabupaten Magelang. Metode
pelanggan lain dan pasar (focus on pengambilan sampel yang
patient, others customer and market), dipergunakan adalah Probability
pengukuran, analis,dan samples atau random sample Adapun
manajemen pengetahuan kriteria sampelnya sebagai berikut,
(measurement, analysis and inklusi : semua pasien rawat inap
management knowledge), fokus staff dengan minimal 3 hari.Pasien dapat
(staff focus), manajemen proses berkomunikasi dengan baik. Kriteria
(process management), dan hasil- eksklusi, pasien yang akan dirujuk,
hasil kinerja organisasi pasien berumur kurang dari 18 tahun,
74 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 1, JUNI 2009 Hal 71-79
Kuesioner tentang kepuasan dengan uji statistik korelasi. Variabel
meliputi: aspek sikap, pengetahuan, tingkat kepuasan pasien merupakan
keterampilan petugas kesehatan dan variabel ordinal (sangat puas, puas,
prosedur pelayanan serta fasilitas. cukup puas, dan kurang puas),
Alternatif jawaban deskripsi yang sedangkan variabel mutu pelayanan
digunakan ialah tidak puas, cukup merupakan variabel ordinal (sangat
puas, puas dan sangat puas, dengan baik, baik, cukup baik, dan kurang
menggunakan skala 1 sampai 4. baik).
Kuesioner diambil dari Untuk menilai besar korelasi
Supriyati (2004) dengan mengalami antara dua variabel maka dilakukan uji
sedikit perubahan bahasa. Nilai yang non parametrik dengan menggunakan
didapat akan dijumlahkan, setelah itu uji korelasi Pearson jika sebaran data
dapat diperoleh hasil: kategori sangat normal, dan jika tidak normal akan
puas, dengan total skor 43-56, kategori menggunakan uji korelasi Spearman,
puas, dengan total skor 29-42, kategori dengan syarat variabel ordinal-ordinal
cukup puas, dengan total skor 15-28 10 . Interprestasi hasil yang akan
dan kategori kurang puas, dengan total disajikan berdasarkan:
skor ≤14.
Analisis data yang dilakukan
setelah pengambilan sampel adalah
1. Kekuatan korelasi
0,00-0,199 sangat lemah
0,20-0,399 lemah
0,40-0,599 sedang
0,60-0,799 kuat
0,80-1,000 sangat kuat
2. Nilai p p<0,05 terdapat korelasi
p>0,05 tidak dapat korelasi
3. Arah korelasi +(positif) searah. Makin besar nilai satu variabel
maka makin besar pula variabel lainnya.
-(negatif) berlawanan arah. Semakin besar nilai satu
variabel,semakin kecil nilai variabel lainnya.
76 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 1, JUNI 2009 Hal 71-79
indikator, makanan 6 indikator, obat- dan tetap eksis dalam masyarakat. Bagi
obatan 7 indikator, lingkungan rumah pasien kualitas pelayanan dapat
sakit 6 indikator, fasilitas ruang dijadikan salah satu faktor untuk
perawatan 4 indikator dan pelayanan memilih rumah sakit yang berkualitas
keluar 5 indikator. Indikator kepuasan dan baik. Sedangkan bagi praktisi
pasien rawat inap rumah sakit dapat medis sendiri, selain terikat dengan
diterapkan dengan meningkatkan standar profesinya, dengan adanya
manajemen pelayanan rumah sakit kualitas pelayanan para praktisis
sehingga kepuasan pasien dapat medis dituntut untuk semakin teliti,
terwujud. Mutu pelayanan rumah sakit telaten dan hati-hati dalam bertindak.
dapat ditelaah dari tiga hal yaitu: Bagi pemerintah, adanya kualitas
struktur, proses dan outcome. pelayanan dapat dijadikan sebagai
Aspek mutu yang dapat dipakai standar dalam memutuskan salah atau
sebagai indikator untuk menilai mutu benarnya suatu kebijakan atau
pelayanan RS yaitu: penampilan pertimbangan pada rumah sakit7.
keprofesian (aspek klinis), efisiensi dan Kelemahan penelitian ini
efektivitas, keselamatan dan kepuasan adalah ada beberapa responden yang
pasien. Dalam pengalaman sehari-hari, menolak atau keberatan untuk mengisi
ketidakpuasan pasien yang paling kuesioner dengan alasan takut
sering dikemukakan dalam kaitannya pelayanan yang diberikan akan
dengan sikap dan perilaku petugas RS, berubah dan takut akan berpengaruh
antara lain: keterlambatan pelayanan terhadap biaya perawatan di rumah
dokter dan perawat, dokter sulit sakit jika mengisi kuesioner. Kedua,
ditemui, dokter yang kurang sebagian responden ada yang tidak
komunikatif dan informatif, lamanya dapat membaca/ menulis, sehingga
proses masuk rawat, aspek pelayanan waktu yang diperlukan menjadi lebih
penginapan di RS, serta ketertiban dan banyak karena harus membacakan
kebersihan lingkungan RS. Sikap kuesionernya satu per satu. Pada
perilaku, tutur kata, keacuhan, sebagian responden yang berusia
keramahan petugas, serta kemudahan lanjut, banyak yang kurang dapat
mendapatkan informasi dan berkomunikasi menggunakan bahasa
komunikasi menduduki peringkat Indonesia. Sehingga tenaga dan waktu
yang tinggi dalam persepsi kepuasan yang diperlukan lebih banyak karena
pasien RS. harus menggunakan bahasa daerah
Secara keseluruhan dari hasil- setempat dan keterbatasan peneliti.
hasil penelitian yang sejenis tersebut
dapat memberikan gambaran megenai KESIMPULAN
pentingnya kualitas pelayanan Berdasarkan hasil penelitian
kesehatan di rumah sakit dalam upaya sebagaimana yang telah disajikan
memberikan kepuasan pada pasien. didepan, maka dari penelitian ini
Dampak dari kualitas pelayanan dapat diambil beberapa kesimpulan
memiliki andil yang cukup besar sebagai berikut:
dalam meningkatkan derajat kesehatan 1. Kualitas pelayanan kesehatan di
masyarakat. Bagi rumah sakit, adanya Badan Pelayanan Kesehatan
kualitas pelayanan yang baik membuat Rumah Sakit Umum Kabupaten
rumah sakit menjadi mampu bersaing Magelang termasuk kategori
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2007. Profile dan Laporan Kegiatan Tahun 2007, Sub Bagian Rekam Medik
Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Kabupaten Magelang.
2. Dahlan, SM., 2004. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, PT Arkans, Jakarta.
3. Dumilah, A., Sumarni, T., Adang, B, 2005, Penilaian mutu Rumah Sakit Tugu Ibu
dengan The Malcolm Baldrige National Quality Award Tahun 2005. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan VOL. 08 No. 04. Jakarta
4. Lusa, JS. 2007. Quality assurance: penilaian aspek klinis, Media Kesehatan Online, diambil
dari www.medkes.online, , diunduh tanggal 24 September 2007
5. Marsuli, MAG., Utarini, A. 2005, Mutu pelayanan pasien peserta ASKES dan umum
di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Yunus propinsi
Bengkulu. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan VOL.08 No.01.
78 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 1, JUNI 2009 Hal 71-79
7. Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rieka Cipta: Jakarta.
9. Supriyati. 2004. Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Dr. Sardjipto Yogyakarta, Karya Tulis Ilmiah. Program Studi
Ilmu Keperawatan. Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
10. Surjaweni, WV., et al. 2006. SPSS untuk Paramedis, Ardana Media: Yogyakarta.
11. Suryawati, C., Dharminto, SZ. 2006, Penyusunan indikator kepuasan pasien rawat inap
rumah sakit di propinsi Jawa Tengah, Jurnal Manajemen Kesehatan VOL. 09 No. 04,
Fakultas Kesehatan dan Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.
12. Yohanit., et al. 2006. Pengembangan Desain Mutu Pelayanan Rawat Inap Puskesmas
Karanganyar Kebumen, diakses pada: www.jmpk-online.net/volume 9