You are on page 1of 7

Vol.17 No.1.

Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

PERANCANGAN TRAFFIC LIGHT


BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA 16
Oleh:

ALFITH
Dosen Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang
E-mail : 1alfith.st.tumangguang@gmail.com

Abstract

Today, the highway as a means to facilitate transport often have problems, caused by all road users desire more quickly
to the destination, and precede each other, plus more if there is a special car or a group, it is very influential on the
impact on the density of traffic congestion . To address them, in fact is not the duty of the police to regulate the traffic,
but we can help to regulate traffic in any place such as a T-junction, intersection, or perlimaan densely trafficked rate
traffic arrangements necessary tool called the Traffic Light. This is the basis for "Traffic Light Design Based
Microcontroller ATmega 16". The traffic light is able to overcome some of the perceived problems, including traffic
lights remain lit seek even suply of PLN outages by using backup batteries. The system is able to regulate the rate of
traffic by arranging road vehicles alternately passing a certain place every day for almost 24 hours a day and on the
tool needs to be paired each day.

Keywords: Design Taffic Light, Battery, Microcontroller ATmega 16

Intisari

Dewasa ini, Jalan raya sebagai sarana untuk memperlancar transportasi sering mengalami hambatan,
disebabkan oleh semua pengguna jalan raya menginginkan lebih cepat sampai tujuan, dan saling mendahului, ditambah
lagi apabila ada mobil khusus atau rombongan, hal tersebut sangat berpengaruh pada kepadatan lalulintas yang
berimbas pada kemacetan. Untuk menanggulanginya, sebenarnya bukanlah tugas dari polisi saja untuk mengatur
lalulintas, namun bisa kita bantu untuk mengatur lalulintas di setiap tempat seperti pertigaan, perempatan, maupun
perlimaan yang padat laju lalulintasnya diperlukan alat pengaturan lalulintas yang disebut Traffic Light. Hal inilah
menjadi dasar “Perancangan Traffic Light Berbasis Microcontroller ATmega 16”. Traffic light ini dirasa mampu
mengatasi beberapa masalah, diantaranya mengusahakan lampu lalulintas tetap menyala meski suply dari PLN padam
dengan menggunakan baterai cadangan. Sistem ini mampu mengatur laju lalu lintas dengan mengatur jalan kendaraan
secara bergantian yang melewati tempat tertentu setiap hari selama hampir 24 jam sehari dan pada alat ini perlu
dipasangkan setiap harinya.

Kata kunci : Perancangan Taffic Light, Baterai, Mikrokontroler ATmega 16

Saat ini di Indonesia teknologi kendali lampu


lalu lintas terus dikembangkan sedemikian rupa,
1. PENDAHULUAN sehingga peran lampu lalu lintas bukan hanya
untuk menghindari kemacetan saja tetapi juga
Perkembangan teknologi di zaman sekarang berperan meningkatkan keselamatan lalu lintas.
ini berjalan dengan sangat cepat. Berbagai macam Lampu lalu lintas yang saat ini diterapkan
karya teknologi diciptakan untuk memudahkan dianggap belum optimal mengatasi kemacetan
manusia dalam menjalankan segala macam bentuk lalu lintas, belum lagi ada mobil khusus atau
aktivitas sehari–hari. Di Indonesia, khususnya rombongan yang berpengaruh pada kepadatan
pengguna kendaraan bermotor semakin lalulintas yang berimbas pada kemacetan. Untuk
meningkat, akibatnya jumlah kendaraan naik menanggulanginya, sebenarnya bukanlah tugas
tetapi jumlah jalan tetap sehingga menambah dari polisi saja untuk mengatur lalulintas tersebut.
jumlah kepadatan lalu lintas yang mengakibatkan Oleh karena itu, diperlukan alat pengaturan lalu
kemacetan. Kemacetan yang muncul tersebut lintas multifungsi. Alat ini mampu mengatur laju
dapat disebabkan dari beberapa faktor, salah lalu lintas dengan mengatur jalan kendaraan
satunya adalah faktor pengatur lampu lalu lintas.

1
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
secara bergantian yang melewati tempat tertentu Untuk pemrograman dalam microcontroller
setiap hari selama hampir 24 jam sehari. ATMega 16 bisa menggunakan perangkat lunak
Berdasarkan alasan diatas, maka perlu CodeVisionAVR. Software ini menggunakan
dirancang suatu plan lalu lintas berbasis bahasa C. Bahasa C memiliki
mikcrocintroller. Dari sini, muncul ide untuk keuntungan-keuntungan yang dimiliki bahasa
mengatasi hal tersebut sehingga terencana suatu assembler (bahasa mesin), hampir semua operasi
sistem plan lalu lintas mini yang berjudul yang dapat dilakukan oleh bahasa mesin, dengan
Perancangan Traffic Light Berbasis penyusunan program yang lebih sederhana dan
Mikrokontroler ATmega 16 yang digunakan mudah. Bahasa C terletak diantara bahasa
sebagai judul Paper. Pada plan ini dapat di atur pemrograman tingkat tinggi dan assembly .
lama penyalaan lampu hijau berdasarkan
distribusi kepadatan objek. Aturan lama
penyalaan lampu hijau jalur yang telah ditentukan,
tentang lama penyalaan lampu hijau adalah jika
persentase kepadatan kendaraan pada jalur
tersebut kurang dari 30% maka lama penyalaan
lampu hijau adalah 10 detik. Jika persentase
kepadatan kendaraan pada jalur tersebut lebih
besar dari 30% dan kurang dari 60% maka lama
penyalaan lampu hijau adalah 20 detik. Dan jika
persentase kepadatan kendaraan pada jalur
tersebut lebih besar dari 60% maka lama
penyalaan lampu hijau adalah 30 detik.
Gambar 2.1 Pin-pin ATMega 16 Kemasan 40-pin
Dengan adanya sistem ini, diyakinkan akan bisa
mereduksi beberapa macam masalah yang
mendera sistem kelalu lintasan yang terjadi saat 2.2. Seven Segment
ini. Peraga/Penampil 7 segmen adalah komponen
elektronika yang berfungsi untuk
2. TEORI SINGKAT memdekodekan data dari bahasa mesin ke
dalam bentuk tampilan data desimal.
2.1. Mikrocontroller ATMega 16 Peraga/penampil 7 segmen pada dasarnya
Merupakan microcontroller CMOS 8-bit adalah konfigarasi LED yang disusun sedemikian
buatan Atmel keluarga AVR. Mempunyai 32 rupa sehingga nyala dari LED tersebut dapat
register general purpose, timer/counter dengan membentuk karakter angka desimal. Struktur
metode compare, interrupt eksternal dan internal, tampilan dari peraga/penampil tujuh segmen
serial UART, programmable Watchdog Timer, tersebut dilabelkan dari A-G yang dapat
ADC dan PWM internal. menampilkan 10 karakter bilangan desimal
Beberapa keistimewaan AVR ATMega 16 pertama dari 0 sampai 9.
adalah: Konstruksi dari penampil tujuh segmen
1) Saluran Input/Ouput (I/O) ada 32 buah, yaitu ditunjukan pada gambar berikut :
PORTA, PORTB, PORTC, PORTD.
2) ADC/ Analog to Digital converter 10 bit
sebanyak 8 channel pada PORTA.
3) 2 buah timer/counter 8-bit dan 1 buah
timer/counter 16-bit dengan presclers dan
kemampuan pembanding.
4) Watchdog timer dengan osilator internal.
5) Tegangan operasi 4,5-5,5 V .
6) EEPROM sebesar 512 byte yang dapat
diprogram saat operasi.
7) Antarmuka komparator analog.
8) 4 channel PWM.
9) Kecepatan nilai (speed grades) 0-16 MHz Gambar 2.2 Konstruksi Internal Peraga/Penampil
7 Segmen

2
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

Untuk menggunakan peraga/penampil 7 LED dapat menyala pada arus searah (DC)
segmen katoda bersama (common cathoda), maka maupun arus bolak-balik (AC), yang membedakan
pin A–G penampil 7 segment harus diberikan adalah kontinuitas. Pada arus DC LED menyala
input berupa tegangan DC positif kemudian secara kontinu. Sedangkan pada arus AC, LED
terminal common pada penampil 7 segmen akan menyala secara tidak kontinyu (nyala-padam
dihubungkan ke ground. secara periodic), menyala pada setengah
Untuk mengoperasikan penampil 7 segmen gelombang pertama dan padam pada setengah
anoda bersama (common anoda) maka terminal gelombang berikutnya. Hal ini terjadi secara
input A – G pada penampil 7 segmen harus periodik pada frekuensi senilai dengan frekuensi
dihubungkan ke ground. Kemudian terminal AC yang diterapkan. Hal ini terjadi karena LED
common dihubungkan ke sumber tegangan DC hanya mengalirkan arus satu arah saja, sebagai
positif. akibatnya LED hanya akan menyala pada fasa
Resistor pembatas arus untuk LED pada dimana LED mendapatkan forward biasa (hanya
penampil 7 segmen sebaiknya dipasang seri pada setengah gelombang).
setiap pin atau jalur input A – G pada Mata manusia terkadang terlalu lambat untuk
peraga/penampil 7 segmen tersebut. Pemasangan merespon aktifitas nyala-padam tersebut, pada
resistor seperti ini bertujuan untuk mendapatkan frekuensi tertentu (biasanya 85Hz atau lebih) LED
arus bias LED yang stabil pada setiap perubahan akan terlihat tetap menyala meskipun faktanya
karakter tampilan pada penampil 7 segmen. berkedip-kedip. Prinsip ini lebih lanjut digunakan
untuk memultipleks LED maupun untuk
2.3. LED penghambatan daya.
LED merupakan singkatan dari Light
Emitting Diode. Dari sisi penggolongan, LED 2.4. Resistor
merupakan komponen aktif bipolar Resistor disebut juga dengan tahanan atau
semikonduktor, karena itu hanya mampu hambatan, berfungsi untuk menghambat arus
mengalirkan arus dalam satu arah saja. Untuk listrik yang melewatinya. Semakin besar nilai
menyalakan LED, cukup dengan mengalirkan arus resistansi sebuah resistor yang dipasang, semakin
dari anoda ke katoda (forward biass) dengan beda kecil arus yang mengalir.
potensial minimum berkisar antara 1,5 hingga 2
volt dan arusnya berkisar di 20mA. Perlu
diperhatikan juga bahwa LED juga memiliki
tegangan nyala maksimum, jika tegangan Gambar 2.4 Resistor
tersebut terlewati maka LED akan rusak.
Di pasaran umumnya LED dikemas berkaki
dua (katoda dan anoda) dengan bermacam‐macam 2.5. Kapasitor
warna nyala. Untuk membedakan kedua kaki Kapasitor ialah suatu komponen
tersebut, kaki anoda biasanya dibuat lebih listrik/elektronika yang dapat menyimpan muatan
panjang dari pada katoda. listrik.
Harganya sangat terjangkau, berkisar dari 250
rupiah hingga beberapa ribu rupiah. LED banyak
digunakan untuk indikator dan transmisi singal
atau bahkan untuk penerangan. LED banyak Gambar 2.5 Kapasitor
digunakan karena hemat daya, tahan lama dan
ekonomis, maka wajar jika popularitas LED 2.6 Transistor
mengalahkan tabung nixie maupun lampu pijar. Merupakan salah satu dari komponen
elektronika yang berfungsi sebagai sakelar
otomatis.

Gambar 2.6 Transistor


Gambar 2.3 LED

3
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

3. METODE PENELITIAN Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Traffic


Metode yang digunakan dalam penelitian ini Light Berbasis Microcontroller
adalah dengan studi lapangan mengenai aktifitas Atmega 16
lalulintas secara riil yang kemudian akan diubah
menjadi bentuk kecilnya berupa sample maket 4. HASIL PENELITIAN DAN
mengikuti bentuk sebenarnya. Semua aktifitas PEMBAHASAN
lalulintas pada miniature tersebut semuanya akan
terprogram melalui mikrokontroler menggunakan Dalam penelitian ini dirancang penyearah
software CodeVision AVR. Selain menggunakan gelombang penuh satu fasa, charger baterai, display
program, metode yang digunakan dalam penelitian seven segment, dengan pembahasan seperi di bawah
ini juga mensimulasikan salah satu bagian dari blok ini:
system yaitu penyearah satu fasa gelombang penuh.
Simulasi ini dilakukan untuk mendapatkan hasil 4.1 Penyearah Gelombang Penuh Satu Fasa
gelombang dc murni setelah melalui filter C. Penyearah pada pembuatan alat ini digunakan
Gelombang murni tersebut digunakan untuk supplay sebagai sumber batteray charger yang bekerja
driver agar tidak menimbulkan ripple yang dapat secara online untuk terus menyuplai mikrokontroler
membuat keluaran suatu rangkaian kurang bagus. agar tetap menyala walaupun sumber utama padam.
Software yang digunakan adalah Power Simulator Untuk mendesain rangkaian penyearah
(PSIM) untuk melihat hasil gelombang input gelombang penuh 1 phase yang baik diperlukan
maupun output suatu rangkaian. perhitungan nilai komponen-komponen yang tepat.
Selengkapnya dari sistem secara keseluruhan, Karena nilai komponen yang tidak tepat, dapat
dapat dilihat dalam blok diagram yang ditunjukkan menyebabkan hasil output yang kurang baik, seperti
pada Gambar 3.1. Tegangan dari trafo, sebagian keluarnya ripple tegangan dan tegangan output yang
digunakan untuk sumber dari penyearah, sebagian terlalu besar. Untuk mendesain rangkaian ini, perlu
lagi digunakan untuk sumber charger accu. Dalam ditetapkan beberapa variable, yaitu:
proyek ini, digunakan sebuah mikrokontroler  Tegangan input : 12 V
ATMega 16, port dalam mikrokontroler ini  Kapasitor : 4700 uF 50 V
digunakan untuk dipswitch. Mikrokontroler ini
mendapat sumber dari baterai aki agar pada saat Dari data yang ditetapkan diatas, dapat dihitung
main supply padam, kerja dari mikrokontroler ini nilai-nilai komponen yang digunakan, yaitu:
akan tetap berjalan dengan mendapat back-up-an
dari baterai sehingga sistem kerja plan tetap  Nilai Vm
berjalan.
Ns
Vs  xVp
Np
AC 3
Transformator Charger Accu Vs  x 220
55
Vs  12 Volt
Microcontroller
Driver seven segmen ATmega 16
Vm  2 xVs
dan trafic light
Vm  2 x 12
Vm  16 . 97 Volt

 Tegangan Keluaran
 1 
Vdc  Vm 1  
 4 fRC 
 1 
Vdc  16.971  
 4  50  9.3  4700uF 
Vdc  15.029Volt
Trafic Light 1 Trafic Light 2 Trafic Light 3
(Simpang 1) (Simpang 2) (Simpang 3)

4
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Gambar 4.2. (a) Hasil Simulasi Penyearah
 Nilai Ripple Factor Gelombang Penuh Tegangan
Keluaran tanpa Filter C
1 (b) Hasil Simulasi Penyearah
RF 
4 3 fRC Gelombang Penuh Tegangan
1 Keluaran dengan Filter C
RF 
4 3x50 x9.3x 4700u
RF  0.0976Volt
4.2 Charger Battery
Dari nilai-nilai komponen di atas, dapat Battery Charger di sini berfungsi untuk mengisi
disimulasikan penyearah gelombang dengan baterai dengan arus konstan hingga mencapai
menggunakan PSIM seperti terlihat pada Gambar tegangan yang ditentukan. Bila level tegangan yang
4.1dan Gambar 4.2 di bawah ini. ditentukan itu telah tercapai, maka arus pengisian
akan turun secara otomatis ke level yang aman
tepatnya yang telah ditentukan dan menahan arus
pengisian hingga menjadi lebih lambat sehingga
indikator led menyala menandakan baterai telah
terisi penuh. Rangkaian pengisian baterai yang
digunakan dalam proyek akhir ini ditunjukkan pada
Gambar 4.3 dan hasil pengujian battery charger
ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah ini.

Gambar 4.1. Rangkaian Simulasi Penyearah


Gelombang Penuh Satu Fasa

Gambar 4.3. Rangkaian Battery Charger

Tabel 1. Hasil Pengisian Accu

Gambar 4.2. (a) No Tegangan Tegangan Tegangan


Input Output Output sesudah
(Vin) sebelum terhubung aki
terhubung aki (Vout)
(Vout)
1 15 volt 13.49 volt 12. 87 volt
2 16 volt 14.05 volt 13.01 volt
3 17 volt 14.05 volt 13.01 volt
4 18 volt 14.05 volt 13.01 volt
5 19 volt 14.05 volt 13.01 volt
6 20 volt 14.05 volt 13.01 volt
Gambar 4.2. (b) 7 21 volt 14.05 volt 13.01 volt

5
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Pengujian dilakukan dengan menggunakan aki 12
Volt 5 Ah dengan hasil : Rangkaian d-latch ini digunakan untuk
 Tegangan Pengisian : 12.87 Volt meminimalisir port yang digunakan pada
 Arus Pengisian : 1 Ampere mikrokontroler. Jika tidak menggunakan rangkaian
 Lama Pengisian (Ta) ini, port yang digunakan untuk seven segment
sendiri berjumlah 4 port. Karena terbatasnya jumlah
port dengan kebutuhan port yang diperlukan, maka
rangkaian ini digunakan sehingga hanya satu
Lamanya waktu pengisian aki yang diperkirakan setengah port saja yang dipakai. 1 port penuh untuk
hanya 3 jam ternyata dalam prakteknya 5 jam, output dan 4 bit untuk kontrol tiap IC-nya. IC yang
dikarenakan tegangan input yang digunakan masih digunakan adalah IC D-Latch tipe 9049. Skematik
kurang besar. Namun, dalam pengisian aki, standar rangkaian driver yang digunakan dapat dilihat pada
arus pengisian aki berkisar 10% - 30% dari Ah aki, Gambar 4.5.
yang lebih baik digunakan adalah kisaran 10% dari
Ah aki karena tidak akan merusak aki. Dalam
praktik ini ternyata kisaran yang digunakan adalah :

Tabel 2. Data Pengujian Kerja Relay

N Referensi Pembacaan Kondisi


o Tegangan Aki ADC (5)
1 13 volt 255 Relay NO
(Fully Charging)
2 12.8 volt 231 Relay NC
Gambar 4.5. Skematik Rangkaian D-Latch
(Charging)
Dari skematik rangkaian tersebut, dapat
4.3 Dispaly Seven Segment dan Rangkaian dilihat bahwa inputan berasal dari board seven
D-Latch segment sendiri yang menggunakan rangkaian BCD
Rangkaian yang digunakan adalah rangkaian dengan IC 9049. Tiap inputan BCD, disambung kan
BCD to 7 segment untuk display seven segment pada dengan input masing-masing IC d-latch 9049.
tiap-tiap sisi perempatan. Seven segment yang Semua output IC 9049 dirangkai paralel pada
digunakan adalah common anoda. Tiap seven konektor untuk masuk ke port mikrokontroler yang
segment di drive oleh 1 buah IC 9049 sehingga total membutukan satu port penuh, kemudian Vcc tiap IC
keseluruhan untuk rangkaian BCD to 7 segment dirangkai dalam konektor tersendiri sebagai
membutuhkan 4 port mikrokontroler. kontrolnya yang juga masuk dalam port
Adapun rangkaian BCD to 7 segment yang mikrokontroler namun hanya empat bit saja yang
digunakan pada proyek akhir ini ditunjukkan pada digunakan.
Gambar 4.4.
5. KESIMPULAN

Setelah dilakukan proses perencanaan,


pembuatan dan pengujian alat serta dengan
membandingkan dengan teori-teori penunjang dan
dari data yang didapat maka dapat diambil
kesimpulan berupa,
1. Project mengantarmukakan microcontroller
dengan LED dan seven segment melibatkan
semua port pada ATmega 16 yang digunakan
Gambar 4.4. Rangkaian BCD to 7 Segment sebagai output.

6
Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
2. Seven segment yang digunakan dalam Rashid, H.M. 2011. “Power Electronics
miniature traffic light ini bekerja dengan Handbook”. Academic Press. USA
perintah program sebagai counter down, dan
nyala LED dikendalikan oleh program agar www.google.com/teknik_dasar_rectifier_dan_
bekerja sesuai dengan realnya rafic light. inverter.pdf (1-Mei-2014)
3. Battery dapat memback up kerja main supply
ketika padam dengan sistem online battery. http://en.wikipedia.org/wiki/Traffic_light.htm
(11-Mei-2014)

DAFTAR PUSTAKA www.google.com/skema-rangkaian.html (7-Mei-2014)


Budihartono, Widodo. 2005. Panduan Lengkap
Belajar Mikrokontroler Perancangan Sistem www.alldatasheet.com (7-Mei-2014)
dan Aplikasi Mikrokontroler, Jakarta : PT. Elekx
Media Komputindo.

Budioko, Totok. 2005. Belajar dengan Mudah dan


Cepat Pemograman Bahsa C dengan SDCC
(Small Device C Compiler) Pada
Mikrokontroler AT89X051/AT89C51/52 Teori,
Simulasi dan Aplikasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta : Penerbit Gava Media.

You might also like