You are on page 1of 26

A.

Konsep Dasar Penyakit

1.Definisi

Gagal jantung adalah pemberhentian sirkulasi normal darah dikarenakan


kegagalan dari ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat
systole. Akibatkekurangan penyediaan darah, menyebabkan kematian sel dari
kekurangan oksigen.Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak
mampu lagi memompakandarah secukupnya dalam memenuhi
kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme jaringantubuh, sedangkan tekanan
pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.Gagal jantung adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlahyang cukup
untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen. Gagal
jantung adalah Suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi jantung
berakibat jantung
gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan
dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.

2. etiologi
terjadinya gagal jantung dapat disebabkan :
a. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial) Ketidakmampuan miokard
untuk berkontraksi dengan sempurna mengakibatkan isi sekuncup
(stroke volume) dan curah jantung (cardiac output) menurun.
b. Beban tekanan berlebihan pembebanan sistolik (systolic overload)
Beban sistolik yang
berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload)
menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel
sehingga menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup.
c. Beban volum berlebihan pembebanan diastolic (diastolic overload)
Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic
overload) akan menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic
dalam ventrikel meninggi. Prinsip Prank Starling : curah jantung mula-
mula akan meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot
jantung, tetapi bila beban terus bertambah sampai melampaui batas
tertentu, maka curah jantung justru akan menurun kembali.
d. Peningkatan kebutuhan metabolic%peningkatan kebutuhan yang
berlebihan (demandoverload) Beban kebutuhan metabolic meningkat
melebihi kemampuan daya kerja jantung dimana jantung sudah bekerja
maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung Walaupun curah
jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan sirkulasi tubuh.

e. Gangguan pengisian (hambatan input)

Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke


dalam ventrikel atau pada aliran balik vena/venous return akan
menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah
jantung menurun.

f. Kelainan Otot Jantung

Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,me
nyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. kondisi yang mendasari
penyebab kelainan fungsi otot
mencakup arterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot
degeneratif atau inflamasi.

g. Aterosklerosis koroner
mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah k
e otot jantung. terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam lakt
at). infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung.

h. ipertensi Sistemik / pulmonal

meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan


hipertropi serabut otot jantung

i. peradangan dan penyakit miokardium

berhubungan
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut
jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
j. penyakit jantung

penyakit jantung lain seperti stenosis katup


semilunar, temponade perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup
Av.

k. faktor sistemik

faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan


peningkatan
curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. hipoksia atau
anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis
dan abnormalitas elektrolit juga dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

3. manifestasi Klinis

a.meningkatan volume intravaskular (gambaran dominan)

b.ortopnue yaitu sesak saat berbaring

c.dipsneu on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas

d.paroxymal noctural dipsneu (PND) yaitu sesak nafas tiba-


tiba pada malam hari disertai batuk

e.berdebar-debar

f.lekas lelah

g.batuk-batuk

h. peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai oleh


batuk dan sesak nafas.

i. peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema


perifer umum dan penambahan berat badan.

4. Patofisiolo!i

kelainan pada otot jantung karena berbagai sebab dapat menurunkan


kontraktilitasotot jantung sehingga menurunkan isi sekuncup dan kekuatan
kontraksi otot jantung sehingga terjadi penurunan curah jantung. demikian pula
pada penyakit sistemik (misal -demam, tirotoksikosis, anemia, asidosis)
menyebabkan jantung berkompensasi memenuhi kebutuhan oksigen jaringan.
bila terjadi terus menerus, pada akhirnya jantung akan gagal berkompensasi
sehingga mengakibatkan penurunan curah jantung. penurunan curah jantung
ini mempunyai akibat yang luas yaitu:

a. penurunkan tekanan darah arteri pada organ vital


1. pada jantung akan terjadi iskemia pada arteri koroner yang akhirnya
menimbulkan kerusakan ventrikel yang luas.
2. pada otak akan terjadi hipoksemia otak.
3. pada ginjal terjadi penurunan haluaran urine

Semua hal tersebut akan menimbulkan syok kardiogenik yang merupakan


stadium akhir dari gagal jantung kongestif dengan manifestasi klinis
berupa tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, konfusi dan agitasi,
penurunan haluaran urine serta kulit yang dingin dan lembab.

b. penghambat sirkulasi dan transport oksigen ke jaringan sehingga menurunka


n pembuangan sisa metabolisme sehingga terjadi penimbunan asam laktat. p
asien akan menjadi mudah lelah.

c. tekanan arteri dan vena meningkat hal ini merupakan tanda dominan ADHF.
tekanan ini mengakibatkan peningkatan tekanan vena pulmonalis sehingga
cairan mengalir dari kapiler ke alveoli dan terjadilah odema paru. odema
paru mengganggu pertukaran gas di alveoli sehingga timbul dispnoe dan
ortopnoe. keadaan ini membuat tubuh memerlukan energy yang tinggi untuk
bernafas sehingga menyebabkan pasien mudah lelah. dengan
keadaanyang mudah lelah ini penderita cenderung immobilisasi
lama sehingga berpotensi menimbulkan thrombus intrakardial dan
intravaskuler. begitu penderita meningkatkan aktivitasnya sebuah thrombus
akan terlepas menjadi embolus dan dapat terbawa ke ginjal, otak, usus dan
tersering adalah ke paru-paru menimbulkan emboli paru. Emboli sistemik
juga dapat menyebabkan stroke dan infark ginjal.

odema paru dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek disertai


sputum berbusa dalam jumlah banyak yang kadang disertai bercak darah
pada pasien odema.paru sering terjadi proxysmal nocturnal dispnoe (PND)
yaitu ortopnoe yang hanya terjadi pada malam hari, sehingga pasien
menjadi insomnia.

d. hipoksia jaringan turunnya curah jantung menyebabkan darah tidak dapat


mencapaijaringandanorgan(perfusi rendah) sehingga menimbulkan pusing,k
onfusi, kelelahan,tidak toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin
dan haluaran urine berkurang (oliguri).tekanan perfusi ginjal menurun
mengakibatkan pelepasan rennin dan ginjal yag pada gilirannya akan
menyebabkan sekresialdosteron, retensinatrium dan cairan, serta
peningkatan volume intravaskuler.
e. kegagalan ventrikel kanan mengosongkan volume darah, yang mengakibatka
n beberapa
efek yaitu:
1 pembesaran dan stasis vena abdomen, sehingga terjadi distensi
abdomen yang menyebabkan terjadinya gerakan balik peristaltik, terjadi
mual dan anoreksia.
2 pembesaran vena di hepar, menyebabkan nyeri tekan dan hepatomegali
sehinggatekanan pembuluh portal meningkat, terjadi asites yang juga
merangsang gerakan balik peristaltik.
3 cairan darah perifer tidak terangkut, sehingga terjadi pitting odema
di daerah ekstrimitas bawah
5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG (elektrokardiogram) : untuk mengukur kecepatan dan
keteraturan denyut jantung EKG hipertrofi atrial atau ventrikuler,
penyimpangan aksis, iskemia dan
kerusakan pola mungkin terlihat.disritmia mis takhikardi, fibrilasi atri
al. kenaikan segmeST/T persisten 8 minggu atau lebih setelah imfark
miokard menunjukkan adanya aneurism eventricular.
b. echokardiogram menggunakan gelombang suara untuk mengetahui uk
uran dan bentuk
jantung, sertamenilai keadaan ruangjantung danfungsi katupjantung.S
angat bermanfaat untuk menegakkan diagnosis gagal jantung.
c. oto rontgen dada untuk mengetahui adanya pembesaran jantung,
penimbunan cairan di paru-paru atau penyakit paru lainnya.
d. Tes darah BNP untuk mengukur kadar hormon BNP (B-type
natriuretic peptide) yang pada gagal jantung akan meningkat.
e. Sonogram:Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan
dalamfungsi struktur katub atau area penurunan kontraktilitas
ventricular.
f. Skan jantung Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan
pergerakan dinding.
g. Kateterisasi jantung : Tekanan normal merupakan indikasi dan memba
ntumembedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosi k
atup atauinsufisiensi, juga mengkaji potensi arteri kororner.zat
kontras disuntikkan kedalam ventrikel
menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi perubahan
kontrktilitas

7. Penatalaksanaan

penatalaksanaan gagal jantung kongestif dengan sasaran:

a. untuk menurunkan kerja jantung.


b. untuk meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard.
c. untuk menurunkan retensi garam dan air.
1) tirah baring0irah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan
tenaga cadangan jantung dan menurunkan tekanan darah dengan
menurunkan volume intra vaskuler melaluiinduksi diuresis
berbaring.
2) Oksigen
pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan
membantu memenuhikebutuhan oksigen tubuh.
3) Diet
engaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung
minimal. Selain itu pembatasan natrium ditujukan untuk
mencegah, mengatur, atau mengurangiedema.
4) Bevaskularisasi koroner
5) transplantasi jantung
6) kardoimioplasti

8. Komplikasi
a. trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis
darah.
b. Syok kardiogenik akibat disfungsi nyata
c. toksisitas digitalis akibat pemakaian obat- obatan digitalis.
B. LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA DENGAN ADHF


1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juli 2009 pukul 12.00 wita di ruang
hangsokah II RSUP Sanglah Denpasar dengan teknik wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi pasien.
1. Identitas
Pasien Penanggung
Nama : Tn. IBMG Tn. IBAA
Umur : 73 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : menikah
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pekerjaan : –
Alamat : Br. Anggarkasih, Sanur, Denpasar
No RM : 00978925
2. Genogram
Belum terkaji

3. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama
a) Saat MRS : sesak nafas
b) Saat Pengkajian : badan terasa lemas, nafas agak sesak.
2) Alasan MRS dan Perjalanan Penyakit Saat Ini
Pasien menjalani MRS tgl 13 juli 2009. Pasien mengeluh sesak nafas
sejak sehari sebelum MRS. Sesak dirasa semakin memberat. Sesak tidak
berkurang dengan istirahat. Pasien mengeluh batuk sejak 3 bulan yanglalu,
dahak positif kental dan sulit untuk dikeluarkan. Dahak berwarna putih
kekuningan. Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian atas sejak tiga hari
sebelum MRS. Nyeri dirasa seperti menusuk. Riwayat demam tidak ada,
keringat malam tidak ada. Nafsu makan menurun.
Saat pengkajian, pasien mengeluh badan masih terasa lemas, nafas sedikit
sesak..
3) Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasinya
Keluarga pasien mengatakan, pasien sempat dibawa berobat ke
dokter suasta, tapi keluhan tidak berkurang..
b. Status Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit Yang Pernah Dialami
Menurut keluarga, pasien tidak pernah mengalami penyakit
tertentu sebelumnya.
2) Alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat
alergi terhadap obat-obatan ataupun makanan.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit yang sama seperti yang dialami pasien
sekarang dan ada riwayat penyakit hipertensi di keluarga.
d. Diagnosa Medis dan Therapy
Diagnosa Medis : ADHF st B, susp. HHD/FC IV HT St. II.
Therapy : – O2 2-4 lt/mt
– IVFD NS 8tts/mt
– Furosemid 40-0-0
– Spironolakton 100-0-0
– ISDN 3x5mg
– Captopril 2x25mg
– Digoksin 1×0,25
– As. Folat 2x2gr
– CaCo3 3×1
– Antacid 3xcth 1
4. Data Bio, Psiko, Sosial, Spiritual
a. Data Biologis
1) Bernapas
Pasien mengatakan masih merasa sesak, baik menarik ataupun
menghembuskan napas. Batuk sudah berkurang tetapi lebih sering
dimalam hari.
2) Makan dan Minum
Pasien mengatakan tidak bisa menghabiskan makanan yang diberikan di
rumah sakit oleh karena merasa sesak, pasien mengatakan minum ± 1000
cc/hari.
3) Eliminasi
Saat pengkajian pasien mengatakan belum BAB dari kemarin, pasien
biasa BAB 1 kali sehari. Produksi urine 100cc/3jam, urin agak pekat.
4) Tidur dan Istirahat
Saat pengkajian pasien mengatakan sulit tidur oleh karena masih merasa
sesak.pasien mengatakan kadang berkeringat pada malam hari, pasien
mengatakan sebelum sakit biasa tidur ± 8 jam/hari.
5) Gerak dan Aktivitas
Pasien mengatakan badannya masih terasa lemas dan cepat lelah. pasien
mengatakan merasa dada berdebar bila terlalu banyak bergerak dan
merasa pusing.
6) Kebersihan Diri
Saat pengkajian pasien tampak bersih, pasien mandi di TT dibantu oleh
keluarga dan perawat
7) Pengaturan Suhu Tubuh
Saat pengkajian pasien tidak mengalami panas badan. Pasien mengatakan
nyaman dengan suhu lingkungan dikamarnya.
b. Data Psikologis
1) Rasa Nyaman
Pasien mengatakan merasa agak lemas, kesemutan pada kaki dan
pusing.
2) Rasa Aman
Pasien mengatakan mengetahui dirinya menderita sakit jantung.
Pasien khawatir dengan kondisinya sekarang oleh karena takut
penyakitnya semakin bertambah berat
c. Data Sosial
Hubungan antar keluarga baik, komunikasi dengan perawat baik dan
lancar. Pasien kooperatif saat menjawab pertanyaan yang diberikan
perawat.
d. Data Spiritual
Pasien beragama Hindu, saat pengkajian pasien mengatakan hanya
berdoa di tempat tidur, pasien berdoa agar cepat sembuh dan bisa cepat
pulang serta yakin akan dibantu oleh tuhan.
e. Pengetahuan
Pasien mengatakan sudah mengetahui dan sudah mendapat penjelasan
mengenai penyakitnya dan pasien berharap bisa cepat sembuh.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tingkat Kesadaran : compos mentis.Bangun tubuh kurus, gerak
motorik aktif terkoordinasi, turgor kulit baik, kulit lembab.
GCS : E = 4, V = 5, M = 6
b. Ukuran-Ukuran
BB sebelum dan sesudah sakit = 50 kg
c. Tanda-Tanda Vital
TD : 130/90 mmHg Temp: 36 oC
RR : 26 x/mnt Nadi : 90 x/mnt
d. Keadaan Fisik
1) Kepala dan Leher
Bentuk kepala simetris, nyeri tekan tidak ada, distribusi rambut
merata, kebersihan kepala cukup. Vena jugularis tampak menonjol.
2) Dada
Bentuk simetris, pergerakan dada simetris, retraksi otot dada ada,
ronchi (+),suara jantung S1-S2iregular.
3) Payudara dan Ketiak
Nyeri tekan tidak ada.
4) Abdomen
Hepar tidak teraba, peristaaltik positif.
5) Genetalia
Tidak ada kelainan.
6) Integumen
Warna kulit sawo matang, kebersihan cukup.
7) Ekstremitas
a) Atas
Pergerakan tangan kiri & kanan terkoordinasi, bengkak tidak
ada, terpasang IVFD NS 8 tts/menit pada tangan kiri, lembab.
b) Bawah
Pergerakan normal terkoordinasi, lembab
8) Pemeriksaan neurologis
a) Status mental dan emosi: pasien tidak mengalami disorientasi
orang, tempat dan waktu. Emosi pasien stabil
b) Fungsi psikomotorik: pasien tidak mengalami kelemahan pada
ekstrimitas atas dan bawah
c) Psiko sensori: pengelihatan normal, reflek pupil positif isokhor

.
6. Pemeriksaan Penunjang

DL (tgl 13 juli 2009)


WBC 8,52 RBC 3,64
HGB 11,2 HCT AGD ( 13 juli 2009)
34,9 PH 7,42 PCO2 38
MCV 95,8 MCH PO2 185 HCO3- 24,6
30,7 HCO3 Std 25,2 BE 0,2
PLT 330 SO2 100%
KIMIA (22juli 2009)
BUN 5,80 Ureum
140,81
Na 137,40 Ka 5,30
Creat 2,82

Kesan kardio megali +edema paru.


a. Hasil EKG
Irama AF, respon 100x/mt, axis normal, episode flutter di V1-V3
Kesan susp. LVH
7. Analisa Data
No Data Interpretasi Masalah
DS: pasien mengeluh Hipertensi →stenosis aorta→
sesak, masih terasa tahanan ventrikel
lemas dan cepat lelah meningkat →hipertrofi sel-sel
DO: EKG irama AF, otot jantung →LVH →vungsi Penurunan
Kesan susp. LVH, pompa terganggu→ cardiac kardiak output
1 Ekstrimitas output menurun →suplai darah Intoleransi
aktifitas
2. lembab, urine /O2 sistemik menurun Risiko
3 100cc/3jam, urin agak LVH →vungsi pompa kambuh
pekat. terganggu→ cardiac output
DS: pasien mengeluh menurun →suplai darah /O2
sesak nafas, dispneu sistemik menurun→ kelelahan
pada saat aktivitas, Informasi tentang penyakit
kadang-kadang keluar kurang→ pengetahuan perawatan
keringat dingin, dan pencegahan kekambuhan
kesemutan pada kedua kurang→risiko kekambuhan
kaki.
DO: fibrilasi arteri. ADL
banyak dibantu oleh
keluarga dan perawat.
DS: pasien mengeluh
sesak nafas, merasa
lemas, dispneu pada saat
aktivitas, keluar keringat
dingin, pasien khawatir
dengan kondisinya
sekarang oleh karena
takut penyakitnya
semakin bertambah berat
DO: fibrilasi arteri,
9. Diagnosa Keperawatan

No Tgl
Dx Tgl Muncul Dx Keperawatan Teratasi TTd
Penurunan kardiak output berhubungan
dengan perubahan kontraktilitas miokard
ditandai dengan pasien mengeluh sesak,
masih terasa lemas dan cepat lelah
EKG irama AF, Kesan susp. LVH,
Ekstrimitas lembab, urine 100cc/3jam,
urin agak pekat.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan


ketidakseimbangan antara suplay dan
demand oksigen ditandai denagan fibrilasi
arteri. ADL banyak dibantu oleh keluarga
dan perawat
pasien mengeluh sesak nafas, dispneu
pada saat aktivitas, kadang-kadang keluar
keringat dingin, kesemutan pada kedua
kaki.
1 23 juli 2009 Risiko kambuh berhubungan dengan
2 23 juli 2009 ketidaktahuan mengenai perawatan gagal
3 23 juli 2009 jantung.
2. Rencana Perawatan
Rencana Perawatan
No Tujuan dan
Hari/Tgl Dx Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Setelah • Periksa Untuk mengetahui kerja
diberikan keadaan klien ; pompa jantung.
tindakan kaji frekuensi Penurunan curah jantung
keperawatan dan irama akan menurunkan sirkulasi
2×24 jam jantung. perifer
kardiak output • Palpasi nadi Ginjal akan berespon untuk
optimal dengan perifer. menurunkan curah
kriteria jantungdengan menahan
evaluasi: • Pantau dan cairan dan natrium.
Vital sign catat haluaran Mengurangi beban jantung,
dalam batas urine. lingkungan tenang dapat
normal, menurunkan vasokontriksi
hemodinamik • Pertahankan sehingga kerja jantung tidak
dalam batas bedrest meningkat.
normal, Berikan istirahat Meningkatkan kesediaan O2
haluaran urin dengan untuk kebutuhan miokard
adekuat. lingkungan yang melawan efek hiposia.
Setelah tenang. Menurunkan beban jantung.
dilakukan Mengetahui kerja pompa
tindakan • Berikan jantung/ kondisi jantung.
perawatan oksigen Hipotensi ortostatik dapat
2×24 jam tambahan terjadi pada aktivitas karena
23/07/09 1 pasien mampu efek obat (vasodilatasi),
23/07/09 2 beraktifitas • Pemberian perpindahan cairan
23/07/09 3 disekitar cairan IV, (Pemakaian deuritik) atau
tempat tidur pembatasan pengaruh fungsi jantung.
dengan criteria jumlah total Mengurangi beban jantung.
evaluasi: sesuai indikasi, Mencukupi kebutuhan
selama hindari cairan tubuh akan O2.
beraktivitas di garam. Penurunan/ketidakmampuan
sekitar tempat • Kolaborasi jantung untuk meningkatkan
tidur, TTV untuk pemberian volume sekuncup selama
pasien dalam obat aktivitasn menyebabkan
batas normal. • Pantau EKG peningkatan segera pada
Setelah dan perubahan frekuensi jantungdan
dilakukan foto dada. kebutuhan O2.
tindakan Peningkatan aktivitas secara
perawatan bertahap menghindari kerja
1×30 menit Catat frekuensi jantung yang berlebih.
pasien dan jantung, irama Pengetahuan tentang
keluarga dan perubahan penyakit dan harapan dapat
memahami TD sebelum dan memudahkan ketaatan pada
perawatan dan sesudah aktifitas program pengobatan.
upaya Diet yang tepat dapat
pencegahan • Tingkatkan membantu mengurangi
kekambuhan istirahat dan risiki kekambuhan serta
pasien batasi aktifitas megurangi beban jantung
dengan criteria • Pertahankan Meningkatkan pengetahuan
evaluasi: klien tirah baring dan memungkinkan pasien
keluarga/pasien • Pertahankan untuk membuat keputusan
menyatakan penambahan O2 berdasarkan informasi
pemahaman sesuai pesanan sehubungan dengan kontrol
tentang faktor • Selama kondisi dan pencegahan
risiko aktifitas kaji, kekambuhan.
kekambuhan, dispnoe,
pasien sianosis,
menyatakan frekuensi dan
kesanggupan pola nafas.
dalam
mengurangi • Rujuk program
faktor risiko rehabilitasi
kekambuhan. jantung

Diskusikan
mengenai fungsi
normal jantung.

• Jelaskan
manfaat diet
rendah garam,
rendah lemak
dan
mempertahankan
berat yang ideal.

• Jelaskan
kepada klien dan
keluarga
mengenai factor-
faktor yang
dapat
meningkatkan
risiko kambuh.
• Jelaskan untuk
memeriksa diri
bila ada tanda-
tanda kambuh.

3. Pelaksanaan
Hari/ Tanda
Tgl/Jam No Dx Tindakan Keperawatan Tangan
Memberi makan/minum
Memberikan obat oral furosemid,
spironelakton, ISDN, Captopril, As. Folat,
CaCo3 dan antasid.
23/07/09 Melakukan perbeden
Pk 80.00 Menyarankan pasien untuk melakukan
09.00 mobilisasi bertahap.
10.00 Mengukur vital sign
11.00 Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentan
12.00 perawatan pasien
14.00 Mengajarkan keluarga pentingnya mensuport
15.00 pasien dan melatih metode relaksasi.
24/07/09 Menjelaskan faktor risiko kekambuhan
08.00 Memberikan makan dan minum
10.00 Melakukan balanc cairan
11,00 Memberi obat oral ISDN, CaCo3 dan antasid
12.00 Menjelaskan manfaat diet rendah garam,
14.00 rendah lemak.
Memberi makan/minum
Memberikan obat oral furosemid,
spironelakton, ISDN, Captopril, As. Folat,
CaCo3 dan antasid.
Melakukan perbeden
Mengobservasi pasien, menyarankan latihan
bertahap.
Mengukur vital sign
Memberikan makan dan minum
Balanc cairan.
Memberi obat oral ISDN, CaCo3 dan antasid
4. Evaluasi
No Hari/Tgl No Dx Evaluasi TTd
S ; pasien mengeluh agak sesak, masih terasa
lemas dan cepat lelah
O : EKG irama AF, Kesan susp. LVH,
Ekstrimitas lembab, urine 200cc/3jam, urin agak
pekat.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan rencana
S : pasien mengeluh sedikit sesak, kadang-kadang
keluar keringat dingin, kesemutan pada kedua
kaki sudah berkurang.
O : pasien bisa beraktifitas di tempat tidur
A : masalah belum teratasi.
P :.pertahankan kondisi pasien, lanjutkan rencana
1 24/07/09 1 S: pasien mengatakan lebih mengerti tentang
2 24/7/09 2. penyakitnya dan akan berupaya untuk
3. 23/7/09 3 menghindari hal yang berisiko menyebabkan
kekambuhan.
O:-
A:masalah belum terjadi
P: Pertahankan kondisi
Daftar pustaka
http://www.academia.edu/14172203/LAPORAN_PENDAHULUAN_ASUHAN_
KEPERAWATAN_ACUTE_DECOMPENSATED_HEART_FAILURE
http://www.academia.edu/14172203/LAPORAN_PENDAHULUAN_ASUHAN_KEPE
RAWATAN_ACUTE_DECOMPENSATED_HEART_FAILURE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “M”
DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI
PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA
DI RUANG IRNA II RSUD KOTA MATARAM
TANGGAL 29 SEPTEMBER 2017

OLEH

FIDA SIS NURMAENI


P07120116016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
T.A 2017 - 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan ini telah disahkan atau disetujui oleh pembimbing lahan dan
pembimbing akademik pada :

Hari/Tanggal :

Bangsal/Ruangan :

Mengetahui,

Pembimbing Lahan, Pembimbing Akademik,


( ) ( )

You might also like