You are on page 1of 45

MODUL 2 KB 3:

DAR 2/Profesional/184/007/2018

PENDALAMAN MATERI FISIKA

MODUL 2 KB 3 :
DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Penulis : Albertus Hariwangsa Panuluh, M.Sc.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
2018
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

CAPAIAN PEMBELAJARAN .............................................................................. 1

SUB CP ................................................................................................................... 1

URAIAN MATERI ................................................................................................. 1

PENGANTAR ............................................................................................... 1
MOMEN GAYA ........................................................................................... 2
DINAMIKA ROTASI : TORSI DAN MOMEN INERSIA .......................... 4
ENERGI KINETIK ROTASI DAN GERAK MENGGELINDING ........... 14
USAHA DAN DAYA PADA GERAK ROTASI ....................................... 20
MOMENTUM SUDUT DAN HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
SUDUT ........................................................................................................ 22
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR ...................................................... 26
RANGKUMAN .................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36

TES FORMATIF .................................................................................................. 37

- iv -
- iv -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

A. PENDAHULUAN

Modul ini berbicara mengenai dinamika rotasi benda tegar dan kesetimbangan
benda tegar. Isi dari modul ini meliputi: momen gaya, momen inersia, contoh-
contoh kasus dinamika rotasi seperti gerak menggelinding dan katrol, dan
kesetimbangan benda tegar.

Modul Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar ini menjadi


prasyarat untuk mempelajari Modul Getaran Selaras dan Gelombang Mekanik.

Cara penggunaan modul ini adalah silakan baca capaian dan sub capaian
pembelajaran, kemudian silakan pahami uraian materi. Di dalam uraian materi
terdapat beberapa tugas silakan dikerjakan. Selain itu juga terdapat video
pembelajaran silakan diputar. Apabila dirasa sudah memahami seluruh uraian
materi silakan kerjakan tes formatif.

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Menguasai konsep teoretis fisika klasik.

C. SUB CP

1. Mampu membandingkan besaran pada gerak translasi dan rotasi.


2. Mampu memahami konsep momen gaya.
3. Mampu menguasai konsep momen inersia.
4. Mampu menerapkan konsep dinamika rotasi.
5. Mampu menguasai konsep kesetimbangan benda tegar.

D. URAIAN MATERI

1. Pengantar

Selamat pagi/siang/malam bapak dan ibu sekalian. Kita akan masuk ke


dalam bahan kajian baru yaitu dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar.
Pada modul-modul sebelumnya, kita menganggap benda itu sebagai benda

-1-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

titik. Misalkan mobil, balok, pesawat, dll kita anggap sebagai benda titik saja.
Konsekuensi dari menganggap suatu benda sebagai titik adalah gaya yang
bekerja pada benda ada pada satu titik tangkap sehingga gerak yang dialami
benda hanyalah gerak translasi. Nah, pada modul ini kita akan mempelajari
benda itu dengan bentuk apa adanya.

2. Momen Gaya

Pada Modul Hukum Newton, telah anda pelajari bahwa apabila terdapat
resultan gaya yang bekerja pada benda maka benda akan mengalami
percepatan. Pertanyaan selanjutnya, apa yang menyebabkan suatu benda yang
awalnya diam kemudian bergerak rotasi alias mengalami percepatan sudut?
Untuk membuat benda mengalami gerak rotasi terhadap suatu sumbu tentu
membutuhkan gaya. Besar dan arah dari gaya tentu menyumbang sebesar apa
percepatan sudut yang dihasilkan, namun titik letak gaya bekerja pada benda
juga penting. Perhatikan pada gambar 1. Sebuah tongkat yang berporos pada
titik O dikenai tiga buah gaya dengan besar yang sama. Hasilnya adalah gaya
𝐹⃗2 memberikan sumbangan yang lebih besar untuk memutar tongkat
dibandingkan gaya yang lain. Bahkan gaya 𝐹⃗3 sama sekali tidak berkontribusi
dalam memutar tongkat. Mengapa demikian?

Gambar 1. Suatu tongkat diberi tiga buah gaya

-2-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Kita definisikan suatu besaran baru yang digunakan untuk mengukur gaya yang
digunakan untuk mengubah gerakan rotasi benda yang disebut torsi atau
momen gaya yang besarnya dapat dituliskan secara matematis
  rF (1)

dengan 𝜏, 𝐹, dan 𝑟 adalah torsi, gaya, dan lengan gaya berturut-turut.


Untuk kasus pada gambar 1, momen gaya bergantung pada besar gaya dan
panjang lengan gaya yaitu jarak tegak lurus antara poros dengan garis aksi
gaya yang bekerja pada benda. Gaya 𝐹⃗1 dan 𝐹⃗2 memiliki lengan gaya 𝑟1 dan 𝑟2
yang keduanya tegak lurus terhadap garis aksi dan 𝑟2 > 𝑟1 sehingga
menyebabkan gaya 𝐹⃗2 menghasilkan momen gaya yang lebih besar
dibandingkan 𝐹⃗1 . Gaya 𝐹⃗3 tidak menghasilkan torsi dikarenakan tidak garis
aksi gaya membentuk sudut 0° dengan poros atau bisa dikatakan gaya bekerja
menuju poros. Sehingga persamaan (1) dapat dituliskan sebagai
  rF  rF sin  (2)

dengan 𝐹⊥ adalah komponen tegak lurus terhadap garis yang menghubungkan


poros dengan titik tangkap gaya dan 𝜃 adalah sudut yang dibentuk antara 𝑟 dan
𝐹.
Bagaimana dengan arah momen gaya? Secara konvensi, torsi akan bernilai
positif (+) jika gaya memutar benda berlawanan arah jarum jam terhadap poros
dan negatif (-) apabila gaya memutar benda searah jarum jam. Bagaimana jika
gaya yang bekerja pada suatu benda membentuk suatu sudut? Perhatikan
contoh 1 berikut ini.

Contoh 1:
Perhatikan gambar di bawah ini:

-3-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Gambar 2. Suatu tongkat diberi tiga buah gaya

Hitunglah besar dan arah momen gaya yang dikerjakan oleh gaya F!

Jawab:

Apabila gaya membentuk sudut, uraikanlah gaya ke dalam komponennya.


Komponen gaya yang menghasilkan torsi adalah komponen gaya yang tegak
lurus tongkat yang bernilai
F  F sin 30  5N
Sehingga torsinya
  rF  (2)(5)  10Nm
Arah dari torsi adalah berlawanan dengan arah jarum jam, sehingga torsi
(+)10Nm.

Kita lihat pada modul sebelumnya bahwa percepatan sudut merupakan


besaran vektor. Karena terdapat relasi antara percepatan sudut dengan torsi,
maka torsi juga merupakan besaran vektor. Dengan melihat Persamaan (2),
bentuk 𝑟𝐹 sin 𝜃 adalah besar dari 𝑟⃗ × 𝐹⃗ sehingga torsi dapat juga dituliskan
  r F (3)

Apabila dianalisis secara vektor, arah dari 𝜏⃗ tegak lurus terhadap 𝑟⃗ dan
𝐹⃗ sesuai dengan aturan sekrup atau aturan tangan kanan.

3. Dinamika Rotasi : Momen Gaya dan Momen Inersia

3.1. Momen Inersia

-4-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Seperti yang sudah didiskusikan di atas, bahwa ada hubungan antara


percepatan sudut dengan torsi

   .

Pada gerak translasi, percepatan linear (𝑎) tidak hanya sebanding dengan
resultan gaya Σ𝐹 namun juga berbanding terbalik dengan massa benda m.
Pertama-tama kita tinjau sebuah partikel bermassa m bergerak melingkar
diikat pada tali dengan jari-jari gerak melingkar r dan terdapat gaya F yang
menyinggung lintasan seperti pada Gambar (3).

Gambar 3. Sebuah benda bergerak melingkar dengan radius r dari pusat.

Maka torsi yang dialami oleh benda adalah 𝜏 = 𝑟𝐹. Gunakan Hukum
Kedua Newton dan relasi 𝑎𝑡 = 𝑟𝛼 dengan 𝑎𝑡 adalah percepatan tangensial,
maka

F  ma  mr

Kemudian kalikan kedua ruas dengan r


rF  r (mr )
(4)
  mr 2
dengan didefinisikan 𝑚𝑟 2 adalah suatu besaran yang menunjukkan
kelembaman rotasi benda yang disebut momen inersia.

-5-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

3.1.1. Momen Inersia untuk Sistem Partikel


Persamaan (4) merupakan persamaan yang digunakan untuk kasus dimana
sistem hanya terdiri dari satu partikel. Bagaimana untuk kasus sistem
partikel? Misalkan suatu roda berputar pada porosnya. Kita bisa anggap
bahwa roda terdiri dari banyak partikel yang jaraknya bervariasi dari pusat.
Maka kita bisa jumlahkan torsi semua partikel. Sehingga Persamaan (4)
menjadi
  (mr 2 ) (5)

dimana kita dapat mengeluarkan 𝛼 karena nilainya sama untuk semua


partikel. Sehingga, momen inersia untuk sistem partikel adalah
I  mr 2  m1r12  m2 r22  (6)

Kombinasikan Persamaan (5) dan (6) menjadi


  I (7)

dimana Persamaan (7) adalah persamaan gerak rotasi untuk benda tegar.

Contoh 2:
Dua buah benda bermassa 2 kg dan 4 kg terpisah sejauh 2 m yang terpasang
pada suatu tongkat ringan (massa tongkat diabaikan). Hitunglah momen
inersia dari sistem jika:
(a) sumbu putar terletak tepat di tengah-tengah antara kedua benda
(b)sumbu putar terletak di sejauh 1 m di sebelah kanan benda bermassa 4 kg.
Jawab:
(a)

Gambar 4. Dua buah massa dengan sumbu putar terletak tepat di antara
kedua massa.

-6-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Ada dua benda pada sistem, sehingga gunakan Persamaan (6) untuk
mengerjakan:

I  m1r12  m2 r22  (2)(1)2  (4)(1)2  2  4  6 kg  m2

(b)

Gambar 5. Dua buah massa dengan sumbu putar terletak di sebelah kanan massa
kedua.

Untuk soal (b), yang berbeda adalah jarak benda ke sumbu putar. 𝑟1 =
3 m dan 𝑟2 = 1 m, sehingga
I  m1r12  m2 r22  (2)(3)2  (4)(1)2  18  4  22 kg  m2

3.1.2. Momen Inersia untuk Benda Kontinu


Penjelasan dan contoh di atas adalah menghitung momen inersia untuk
sistem partikel. Bagaimana menghitung momen inersia untuk benda
yang terdistribusi kontinu, misalkan tongkat, bola, atau silinder?
Momen inersia untuk benda kontinu adalah mengganti tanda jumlahan
pada Persamaan (6) dengan integral, menjadi
I   r 2 dm (8)

dengan r adalah jarak elemen massa dm terhadap sumbu putar.

-7-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Contoh 3:

Cari momen inersia dari tongkat sepanjang L dan bermassa m yang


terdistribusi merata dengan sumbu putar yang terletak pada salah satu
ujung tongkat dan tegak lurus dengan tongkat!

Jawab:
Kita asumsikan tongkat tersebut tipis sehingga hanya satu dimensi
seperti pada gambar 6.

Gambar 6. Sebuah tongkat tipis panjang yang diputar di salah satu tepi tongkat.

Elemen massa 𝑑𝑚 = 𝜆𝑑𝑥 dengan 𝜆 adalah elemen panjang yang


𝑀
bernilai 𝜆 = 𝐿
𝑀
sehingga 𝑑𝑚 = 𝑑𝑥. Kita gunakan Persamaan (8) untuk mencari
𝐿

momen inersia
𝐼 = ∫ 𝑟 2 𝑑𝑚 dengan r adalah x (jarak elemen massa dm ke sumbu
putar), sehingga diperoleh

M  M
L L
1
I   x  dx  
2
 x dx  3 ML
2 2

0  L  L 0

3.1.3. Teorema Sumbu Sejajar


Terdapat suatu teorema yang disebut teorema sumbu sejajar. Apabila
kita mengetahui nilai momen inersia suatu benda kontinu yang diputar
pada sumbu yang melewati titik pusat massanya, maka kita dapat

-8-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

menghitung momen inersia benda tersebut apabila sumbu putar terletak


sejauh h dari sumbu yang melewati pusat massanya. Apabila 𝐼𝑝𝑚 adalah
momen inersia suatu benda kontinu bermassa M yang diputar pada
sumbu yang melewati titik pusat massanya, maka teorema sumbu
sejajar dapat dituliskan

Contoh 4:

Hitunglah momen inersia dari tongkat tipis dengan sumbu putar yang
melewati pusat massanya!

Jawab:
Kita gunakan informasi momen inersia tongkat tipis yang diputar pada
1
ujung tongkat seperti pada contoh 3 yaitu 𝐼 = 3 𝑀𝐿2 . Letak pusat massa

dari tongkat tipis adalah di tengah-tengah tongkat seperti ditunjukkan


pada gambar 7.

Gambar 7. Sebuah tongkat tipis panjang yang diputar di titik pusat massa.

Sehingga, gunakan Persamaan (10) diperoleh

2
1 L 1 1 1
I pm  ML2  M    ML2  ML2  ML2
3 2 3 4 12

Berikut diberikan data momen inersia dari beberapa benda yang


uniform yang disajikan pada tabel 1.

-9-
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Tabel 1. Momen inersia dari berbagai benda uniform


(Gambar: Tipler, 2003)

No. Jenis Benda Gambar dan nilai momen inersia


1. Kulit silinder

2. Silinder pejal

3. Silinder berlubang
dengan jari-jari kulit
dalam 𝑅1 dan kulit
luar 𝑅2

4. Kulit silinder yang


diputar di tengah

5. Silinder pejal yang


diputar di tengah

- 10 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

6. Tongkat tipis yang


diputar dengan
sumbu putar
melawati pusat
massa.

7. Tongkat tipis yang


diputar dengan
sumbu putar di
ujung tongkat.

8. Kulit bola yang


diputar tepat di
tengah.

9. Bola pejal yang


diputar tepat di
tengah.

10. Balok pejal yang


diputar seperti pada
gambar.

- 11 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

3.2. Penerapan Dinamika Rotasi


Saat anda mempelajari Modul Hukum Newton, banyak penerapan
yang berkaitan dengan katrol. Namun pada saat itu massa katrol
diabaikan. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, katrol memiliki peran
dengan kata lain tidak dapat diabaikan. Beberapa asumsi dilakukan
yaitu tali tidak slip saat berputar bersama katrol sehingga kecepatan
linear dari tali sama dengan kecepatan tangensial dari katrol. Sehingga
diperoleh
vt  R (10)

dengan 𝑣𝑡 , 𝑅, dan 𝜔 adalah kecepatan tangensial katrol, jari-jari katrol


dan kecepatan sudut katrol berturut-turut. Apabila Persamaan (10)
diturunkan terhadap waktu maka diperoleh
at  R (11)

yang merupakan hubungan antara percepatan sudut katrol dengan


percepatan tangensial dari tali.

Contoh 5:

Dua buah massa digantungkan pada sistem tali dan katrol seperti pada
gambar 8. Apabila katrol berupa silinder pejal bermassa 4 kg dan
memiliki jari-jari 10 cm, Hitunglah percepatan linear sistem! (𝑔 =
10 m/s2 )

Gambar 8. Sistem massa, tali, dan katrol.

- 12 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Jawab:
Massa 𝑚2 > 𝑚1 sehingga arah percepatan ke 𝑚2 . Langkah yang harus
dikerjakan adalah membuat diagram gaya untuk 𝑚1 , 𝑚2 , dan katrol
serta menganalisisnya.

Gambar 9. Diagram gaya untuk massa dan katrol beserta arah percepatannya.

Kita gunakan sesuai konvensi di mana percepatan bernilai positif sesuai


dengan arah gerak benda dan katrol.

Untuk massa 1 gunakan Hukum Kedua Newton sehingga diperoleh

F  m1a
T1  w1  m1a
T1  20  2a

Untuk massa 2 gunakan Hukum Kedua Newton sehingga diperoleh


F  m2 a
w2  T2  m2 a
T2  100  10a
Untuk katrol gunakan Hukum Kedua Newton untuk dinamika rotasi

  I
1 a
(T2  T1 ) R  MR 2  
2 R
T2  T1  2a

Substitusi 𝑇1 dan 𝑇2 ke persamaan untuk katrol sehingga diperoleh

- 13 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

100  10a  (20  2a)  2a


80  12a  2a
80  14a
a  5, 71m/s 2
Jadi percepatan sistem adalah 5,71 m/s2 .
Tugas

Coba pikirkan: Mengapa gagang pintu selalu ditempatkan pada


jarak yang jauh dari engsel pintu?

4. Energi Kinetik Rotasi dan Gerak Menggelinding

4.1. Energi Kinetik Rotasi


Seperti yang kita tahu, energi kinetik translasi dari suatu partikel
adalah
1 2
Ektrans  mv (12)
2
Setiap benda tegar terbentuk dari banyak partikel-partikel yang
berukuran sangat kecil yang bermassa m dan berjarak r dari sumbu
rotasi, maka dengan kecepatan translasi dari setiap partikel sama
dengan Persamaan (10) 𝑣 = 𝑟𝜔. Sehingga energi kinetik total dari
benda tegar adalah jumlahan dari setiap energi kinetik partikel-partikel
penyusunnya

1  1  1
Ektot    mv 2     mr 2 2    mr 2   2
2  2  2
kemudian kita substitusikan Persamaan (6), sehingga diperoleh energi
kinetik rotasi untuk benda tegar adalah

1 2
Ekrot  I (13)
2

- 14 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

4.2. Menggelinding
Pada topik sebelumnya, kita hanya membicarakan suatu benda
yang bergerak rotasi saja. Juga pada modul Hukum Newton, kita hanya
membahas benda dianggap sebagai titik dan hanya bergerak translasi
saja. Bagaimana dengan benda yang bergerak translasi sekaligus rotasi?
Misalkan roda mobil atau bola yang menggelinding. Pada topik ini akan
dibahas dinamika untuk benda yang bergerak translasi sekaligus rotasi.
Perhatikan Gambar (10).

Gambar 10. (a) Kasus benda bergerak translasi; (b) Kasus benda hanya
bergerak rotasi pada titik pusat massa; (c) Kasus benda bergerak translasi sekaligus
rotasi.

Gerak menggelinding adalah hasil jumlahan atau superposisi dari gerak


translasi dan gerak rotasi. Pada gambar 10a. benda hanya bergerak
translasi sehingga kecepatan dari setiap titik pada benda sebesar
kecepatan pusat massa 𝑣⃗𝑝𝑚 . Pada gambar 10b. benda hanya bergerak
rotasi terhadap pusat massanya, sehingga apabila jari-jari benda R dan
kecepatan sudut 𝜔 kecepatan pusat massanya 𝑣𝑝𝑚 = 𝑅𝜔. Pada gambar
10c. benda menggelinding yang tak lain adalah penjumlahan antara
gerak translasi dan rotasi. Pada kasus menggelinding tanpa slip, bagian
benda yang menyentuh lantai secara sesaat memiliki kecepatan 0 m/s
atau pada keadaan diam, sedangkan bagian paling atas benda memiliki
dua kali kecepatan pusat massa. Energi kinetik total untuk benda yang
menggelinding merupakan jumlahan dari energi kinetik translasi dan
energi kinetik rotasi

- 15 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

1 2 1
Ek  mv pm  I pm 2 (14)
2 2

Contoh 6:

Sebuah bola pejal bermassa 1 kg dan berjari-jari 10 cm bergerak


menggelinding tanpa slip dengan kelajuan pusat massa 2 m/s. Hitung
energi kinetik total dari bola pejal tersebut!

Jawab:

2
Momen inersia dari bola pejal sesuai pada tabel 1. adalah 𝐼𝑝𝑚 = 5 𝑚𝑟 2 .

Keadaan menggelinding tanpa slip 𝜔 = 𝑣𝑝𝑚 /𝑟 sehingga


Persamaan(14) dapat dituliskan menjadi
2
1 12  v 
Ek  mv 2pm   mr 2   pm 
2 25  r 
1 2 1 2 7
 mv pm  mv pm  mv 2pm
2 5 10
7 28
 (1)(2) 2   2,8 J
10 10

Sehingga energi kinetik total dari benda tersebut adalah 2,8 J.

________________________________________________________

Bagaimana dengan gerak menggelinding menuruni suatu bidang


miring? Pusat massa dari sebuah benda yang menggelinding menuruni
suatu bidang miring akan mengalami percepatan linear. Selain itu,
momen gaya atau torsi dengan sumbu putar melalui pusat massa adalah
sebagai berikut

 pm  I pm (14)

- 16 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Persamaan (14) hampir sama dengan Persamaan (7). Apabila


Persamaan (7) sumbu putar terletak pada titik sembarang, namun untuk
Persamaan (14) sumbu putar melalui pusat massa.

Contoh 7:

Sebuah silinder pejal bermassa m dan jari-jari R menggelinding tanpa


slip menuruni bidang miring kasar dengan kemiringin 𝜃. Hitung
percepatan pusat massa yang dialami silinder tersebut!

Jawab:
Gaya gesek 𝑓 memberikan momen gaya kepada benda sehingga
bergerak menggelinding. Gunakan Persamaan (14) sebagai berikut
 pm  I pm
a 
fR  I pm  pm 
 R 
I a
f  pm 2 pm
R

Gambar 11. Diagram gaya dari benda menggelinding menuruni bidang miring
kasar

- 17 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Kemudian gunakan Hukum Kedua Newton arah menuruni bidang


miring

Fx  ma pm
mg sin   f  ma pm
ma pm  f  mg sin 

Kemudian substitusikan f sehingga diperoleh

I pm a pm
ma pm   mg sin 
R2
 I 
a pm  m  pm2   mg sin 
 R 

Sehingga diperoleh rumus umum untuk percepatan benda yang


menggelinding menuruni bidang miring
g sin 
a pm 
I
1  pm2 (15)
mR
1
Dengan memasukkan momen inersia untuk silinder pejal 𝐼𝑝𝑚 = 2 𝑚𝑅 2

sehingga diperoleh

2
a pm  g sin 
3

______________________________________________________________

Perlu diketahui bahwa karena gerakan menggelinding diasumsikan


tanpa slip, maka gaya gesek yang bekerja adalah gaya gesek statis. Hal
ini menyebabkan tidak ada energi yang hilang selama gerak
menggelinding. Oleh karena itu Hukum kekekalan energi mekanik
berlaku untuk kasus menggelinding menuruni bidang miring.
Perhatikan contoh berikut ini

- 18 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Contoh 8:

Hitung kecepatan pusat massa dari silinder pejal pada dasar bidang
miring seperti pada contoh 7. Silinder tersebut mulai menggelinding
dari ketinggian h.

Jawab:
Kita gunakan hukum kekekalan energi mekanik dengan kita anggap
titik 1 adalah posisi awal silinder saat masih pada ketinggian h dan titik
2 adalah saat silinder sampai dasar bidang miring.

Ek1  Ep1  Ek2  Ep2


1 2 1
0  mgh  mv pm  I pm 2  0
2 2
1  I 
gh  v 2pm 1  pm2 
2  mR 

Sehingga diperoleh persamaan kecepatan pusat massa di dasar bidang


miring adalah
2 gh
v pm 
I
1  pm2 (16)
mR
1
Untuk kasus silinder pejal dengan 𝐼𝑝𝑚 = 2 𝑚𝑅 2 diperoleh

4
v pm  gh
3

______________________________________________________________

Tugas

Jika bola pejal, kulit bola, silinder pejal, dan kulit silinder yang
memilikiki massa dan jari-jari yang sama, bergerak menggelinding
dari bidang miring setinggi h. Kira-kira benda apa yang sampai dasar
bidang miring terlebih dahulu.

- 19 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Video

Saksikan juga video dalam tautan berikut ini. Bandingkan dengan


hasil tugas anda di atas.

https://www.youtube.com/watch?v=cB8GNQuyMPc

5. Usaha dan Daya Pada Gerak Rotasi

Pada saat kita mengayuh sepeda maka kita memberi gaya pada
sepeda untuk berotasi dan memberi usaha atau kerja kepada sepeda
tersebut. Oleh karena itu, usaha dalam gerak rotasi dapat dijabarkan
sebagai berikut.
Misalkan suatu gaya tangensial 𝐹⃗𝑡𝑎𝑛 bekerja pada tepi suatu
cakram yang berputar dengan sumbu rotasi tepat pada pusat cakram.
Selama selang waktu dt cakram berputar sejauh 𝑑𝜃 seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 12. Usaha 𝑑𝑊 yang dilakukan oleh gaya 𝐹⃗𝑡𝑎𝑛
untuk memutar cakram tersebut sejauh 𝑑𝑠 adalah 𝑑𝑊 = 𝐹𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑠,
dengan 𝑑𝑠 = 𝑅𝑑𝜃 sehingga 𝑑𝑊 = 𝐹𝑡𝑎𝑛 𝑅𝑑𝜃. Hasil kali 𝐹𝑡𝑎𝑛 𝑅 tak lain
adalah momen gaya 𝜏, sehingga
2
W    d (17)
1

Apabila momen gaya konstan, maka Persamaan (17) menjadi


W    2  1     (18)

Jika momen gaya menggunakan satuan Nm dan perpindahan sudut


menggunakan satuan radian, maka satuan dari usaha adalah joule.

- 20 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Gambar 12. Sebuah cakram dikenai gaya tangensial pada tepi


(Gambar: Young and Freedman, 2016)

Sama seperti pada gerak translasi, apabila ada suatu usaha yang
dikerjakan oleh gaya maka akan ada perubahan energi kinetik. Kita
substitusikan 𝜏 = 𝐼𝛼 dan gunakan beberapa prosedur matematika
sebagai berikut

d d
 d  ( I )d  I d  I d  I  d
dt dt

Sehingga Persamaan (17) dapat dituliskan menjadi


2
1 1
W  I  d  2 I   I 12
2
2
2 (19)
1

yang berarti usaha dikerjakan oleh suatu momen gaya menghasilkan


perubahan energi kinetik rotasi.
Bagaimana dengan daya benda yang mengalami gerak rotasi?
Secara definisi daya adalah perubahan usaha per satuan waktu,
sehingga turunkan Persamaan (17) terhadap waktu

dW d

dt dt
sehingga diperoleh

P   (20)

dengan P adalah daya.

- 21 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Contoh 9:

Sebuah motor listrik memberikan suatu momen gaya konstan sebesar 6


Nm pada suatu gerinda yang memiliki momen inersia 2 kg.m/s2.
Apabila sistem tersebut mula-mula diam, hitunglah: a) usaha dan energi
kinetik sistem setelah 10 s; b) Daya yang diberikan oleh motor.

Jawab:
Diketahui 𝜏 = 6 Nm, 𝐼 = 2 kg m/s2 . Kita dapat menghitung
percepatan sudut sistem mengingat 𝜏 = 𝐼𝛼, sehingga diperoleh 𝛼 =
3 rad/s2 .
a) Gunakan Persamaan (18) untuk mencari usaha. Setelah 10 s,
1
perpindahan sudut yang dialami sistem adalah Δ𝜃 = 2 𝛼𝑡 2 =
1
(3)(10)2 = 150 rad. Sehingga usaha yang dikerjakan motor
2

adalah 𝑊 = 𝜏Δ𝜃 = (6)(150) = 900 J.


Kecepatan sudut setelah 10 s adalah 𝜔 = 𝛼𝑡 = (3)(10) =
1
30 rad/s, sehingga energi kinetik sistem adalah 𝐸𝑘𝑟𝑜𝑡 = 2 𝐼𝜔2 =
1
(2)(30)2 = 900 J.
2
𝑊 900
b) Daya yang diberikan oleh motor selama 10 s adalah 𝑃 = = =
𝑡 10

90 W.

6. Momentum Sudut dan Hukum Kekekalan Momentum Sudut

6.1. Momentum Sudut untuk satu partikel


⃗⃗) merupakan analogi dari momentum linear
Momentum sudut (𝐿
( 𝑝⃗). Persamaan dari momentum sudut adalah
L  r  p  r  mv (21)

⃗⃗ bergantung pada letak


Seperti momen gaya 𝜏⃗, momentum sudut 𝐿
sumbu rotasi karena begantung pada 𝑟⃗ yang merupakan vektor posisi
partikel terhadap sumbu rotasi.

- 22 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Gambar 13. Sebuah benda yang bergerak melingkar akan memiliki arah
momentum sudut dan kecepatan sudut yang sama apabila sumbu putar melalui titik
pusat. (Gambar: Tipler, 2003)

Apabila kita turunkan momentum sudut terhadap waktu, maka

dL d dr dp
  r  p    mv  r 
dt dt dt dt

𝑑𝑟⃗ 𝑑𝑟⃗
Karena = 𝑣⃗, maka suku × 𝑚𝑣⃗ = 0. Kemudian perlu diingat juga
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑝⃗
bahwa = 𝐹⃗, sehingga
𝑑𝑡

dL
 r  F  (22)
dt
yang artinya “Laju perubahan momentum sudut suatu partikel
sama dengan momen gaya yang bekerja pada partikel tersebut”.

6.2. Momentum Sudut untuk benda tegar


Momentum sudut merupakan besaran vektor seperti ditunjukkan
pada Persamaan (21). Asumsikan suatu benda tegar terdiri banyak
partikel penyusun. Apabila kita mencari besar dari vektor momentum
sudut berdasarkan Persamaan (21) untuk partikel ke-i yang memiliki
massa 𝑚𝑖 , posisi dari titik O adalah 𝑟𝑖 dan memiliki kecepatan linear 𝑣𝑖 ,
diperoleh

- 23 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Li  ri (mi vi )  mi ri 2 (23)

Momentum sudut total untuk benda tegar adalah jumlahan dari


momentum sudut masing-masing benda. Sehingga Persamaan (23)
dapat dituliskan
L  Li  (mi ri 2 )  I  (24)

Seperti yang ditunjukkan pada gambar 13, arah dari momentum sudut
akan sama dengan arah dari kecepatan sudut apabila sumbu putar
melalui pusat massa dari benda tegar atau sistem partikel. Sehingga
Persamaan (24) dapat dituliskan menjadi
L  I (25)

6.3. Hukum Kekekalan Momentum Sudut


Telah kita pelajari bahwa momentum sudut dapat digunakan
sebagai alternatif dalam penyelesaian masalah yang melibatkan
dinamika rotasi. Apabila di gerak translasi mengenal istilah hukum
kekekalan momentum, pada gerak rotasi juga mengenal adanya hukum
kekekalan momentum sudut. Bunyi hukum kekekalan momentum
berbunyi sebagai berikut
“Apabila resultan momen gaya yang bekerja pada sistem
adalan nol, maka momentum sudut sistem akan konstan”
Secara matematis dapat dituliskan
dL
0 (26)
dt
yang artinya
Lawal  Lakhir (27)

Contoh 10:

Dua buah cakram masing-masing memiliki momen inersia 𝐼𝐴 dan 𝐼𝐵


berputar pada poros yang sama masing-masing 𝜔𝐴 dan 𝜔𝐵 yang
arahnya searah. Cakram A kemudian bersatu dengan cakram B

- 24 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

menghasilkan kecepatan sudut akhir 𝜔. Hitunglah nilai 𝜔 yang


dinyatakan dalam variabel yang diketahui!

Jawab:
Gunakan Hukum kekekalan momentum dengan 𝐿𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝐼1 𝜔1 + 𝐼2 𝜔2
dan 𝐿𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = (𝐼1 + 𝐼2 )𝜔, sehingga

Lawal  Lakhir
I11  I 22  ( I1  I 2 )
I11  I 22

I1  I 2

______________________________________________________________

Anda sudah mempelajari gerak rotasi atau gerak melingkar pada


Modul Kinematika. Pada sub-bab ini, anda akan diingatkan secara
singkat. Pada tabel 1 disajikan komparasi antara besaran, persamaan
dan hukum pada gerak linear dan gerak rotasi.

Tabel 2. Komparasi antara besaran pada gerak linear dan rotasi


No. Besaran/Persamaan/ Linear Rotasi Relasi
Hukum
1. Perpindahan 𝑥 𝜃 𝑥 = 𝑟𝜃

2. Kecepatan 𝑣 𝜔 𝑣 = 𝑟𝜔

3. Percepatan 𝑎 𝛼 𝑎 = 𝑟𝛼

4. Persamaan 𝑣 = 𝑣0 + 𝑎𝑡 𝜔 = 𝜔0 + 𝛼𝑡
Kinematika
1 1
𝑥 = 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2 𝜔 = 𝜔0 𝑡 + 𝛼𝑡 2
2 2
𝑣 2 = 𝑣02 + 2𝑎𝑥 𝜔2 = 𝜔02 + 2𝛼𝜃

5. Massa 𝑚 𝐼 𝐼 = 𝑚𝑟 2

6. Momentum 𝑝 = 𝑚𝑣 𝐿 = 𝐼𝜔 ⃗⃗ = 𝑟⃗ × 𝑝⃗
𝐿

- 25 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

7. Gaya 𝐹 = 𝑚𝑎 𝜏 = 𝐼𝛼 𝜏⃗ = 𝑟⃗ × 𝐹⃗

8. Energi kinetik 1 1 2
𝐸𝑘𝑡 = 𝑚𝑣 2 𝐸𝑘𝑟 = 𝐼𝜔
2 2

7. Kesetimbangan Benda Tegar

7.1. Syarat Kesetimbangan Benda


Telah kita pelajari bahwa suatu benda akan bergerak dipercepat
apabila ada resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Demikan
juga benda akan berotasi pada porosnya apabila ada resultan momen
gaya yang bekerja. Oleh karena itu, apabila suatu benda akan dibuat
setimbang maka perlu dipenuhi dua syarat yaitu;
1. Resultan gaya yang bekerja pada setiap titik pada benda
haruslah nol
F  0 (28)

2. Resultan momen gaya yang bekerja pada setiap titik pada benda
haruslah nol.
  0 (29)

Kita pilih konvensi di mana momen gaya 𝜏 bernilai positif jika berputar
berlawanan arah jarum jam, dan sebaliknya.

Contoh 11:

Sebuah batang homogen dengan panjang 𝐿 = 1 m dan massa 𝑀 = 2 kg


diletakkan di dua buah poros A dan B yang masing-masing berjarak 20
cm dari ujung kiri dan kanan batang. Sebuah balok bermassa 500 g
diletakkan di atas batang sejauh 20 cm dari poros B. Hitung gaya
normal pada poros B! 𝑔 = 10 m/s2

- 26 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Gambar 14. Sistem yang disebutkan dalam contoh 11.

Jawab:
Kita gambar diagram gaya dari kasus yang ada pada contoh soal.

Gambar 15. Uraian gaya dari sistem.

Karena yang ditanyakan adalah gaya normal B, maka gunakanlah titik


A sebagai poros, sehingga 𝑁𝐴 tidak menyumbang momen gaya.
Langkah selanjutnya adalah menentukan momen gaya masing-masing
gaya dan juga arahnya (apakah searah jarum jam atau berlawanan).
Kemudian gunakan Persamaan (29)
  0
 Mg (0,3)  mg (0, 4)  N B (0, 2)  0
2(10)(0,3)  0,5(10)(0, 4)  0, 2 N B  0
6  2  0, 2 N B  0
8
NB   40 N
0, 2
______________________________________________________
Berikut disajikan contoh soal lain mengenai kesetimbangan benda:

- 27 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Contoh 12:

Sebuah tangga yang memiliki panjang 5 m dan berat 200 N bersandar


pada dinding yang licin dan kaki tangga berjarak 3 m dari dinding.
Hitung: (a) Gaya normal dan gaya gesek yang dialami kaki tangga; (b)
Koefisien gesek statis minimum pada kaki tangga supaya tangga tidak
jatuh

Jawab:
Kita gambar diagram gaya dari kasus yang ada pada contoh soal.

Gambar 16. Uraian sistem pada soal.

Titik berat dari tangga berada di tengah-tengah tangga dengan jarak 3m


dari kaki tangga.
(a) Kita gunakan Persamaan (28) untuk arah sumbu-x dan sumbu-y

Fx  0
f s  N1  0
f s  N1

Fy  0
N2  w  0
N 2  w  200 N

- 28 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Sehingga diperoleh 𝑁2 = 200 N.


Gunakan Persamaan (29) dengan membuat titik di kaki tangga sebagai
poros

  0
N1 (4)  200(1,5)  0
4 N1  300
N1  75 N

Sehingga gaya gesek statis diperoleh 𝑓𝑠 = 𝑁1 = 75 N

(b) Kita gunakan 𝑓𝑠 = 𝜇𝑠 𝑁2 sehingga diperoleh

fs 75
s    0,375
N 2 200

7.2. Pusat Gravitasi

Dalam membahas permasalahan mengenai kesetimbangan benda


tegar, salah satu gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah gaya berat.
Patut diingat bahwa gaya berat bekerja pada setiap titik pada benda tegar.
Namun, akan lebih mudah apabila kita asumsikan bahwa seluruh gaya berat
dari benda terkonsentrasi pada satu titik yang disebut pusat gravitasi dari
benda. Jika 𝑋𝑝𝑔 merupakan letak pusat gravitasi pada sumbu-x terhadap
titik awal O, maka persamaan pusat gravitasi adalah
X pbW   wi xi (30)
i

Gambar 17. Berat dari suatu benda dapat dikonsentrasikan terletak pada pusat
gravitasinya (Gambar: Tipler, 2003).

- 29 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Apabila percepatan gravitasi konstan di setiap titik pada benda, maka


dengan menuliskan 𝑊 = 𝑀𝑔 dan 𝑤𝑖 = 𝑚𝑖 𝑔, Persamaan (30) dapat
dituliskan menjadi
MX pg   mi xi (31)
i

yang tak lain merupakan persamaan pusat massa dari benda. Sehingga
dapat disimpulkan letak pusat gravitasi dan pusat massa akan sama apabila
percepatan gravitasi tersebut uniform.
Apabila kita ambil titik asal O adalah pusat gravitasi 𝑋𝑝𝑔 = 0, maka

MX pg   mi xi  0 (32)
i

Sehingga pusat gravitasi merupakan suatu titik di mana semua gaya berat
yang bekerja pada benda menghasilkan resultan momen gaya nol.
Video

Putarlah video berikut yang menjelaskan konsep sederhana


mengenai pusat gravitasi

https://www.youtube.com/watch?v=R8wKV0UQtlo

7.3. Kestabilan Benda

Terdapat tiga jenis kestabilan benda yaitu: stabil, tidak stabil, dan
netral. Kesetimbangan stabil terjadi apabila meskipun benda diberi
perubahan sudut atau gerak rotasi, benda akan kembali kepada keadaan
awalnya. Kesetimbangan stabil diilustrasikan pada Gambar 18.

Gambar 18. Benda dikatakan setimbang stabil.

- 30 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Momen gaya akibat sedikit rotasi lah yang menyebabkan benda kembali
pada keadaan setimbang. Gerakan rotasi ini menaikkan pusat gravitasi dari
benda sehingga energi potensial gravitasi benda bertambah.
Kesetimbangan tidak stabil terjadi apabila benda diberi perubahan
sudut atau gerak rotasi, benda tidak kembali ke keadaan awalnya.
Kesetimbangan tidak stabil diilustrasikan pada Gambar 19.

Gambar 19. Benda dikatakan setimbang tidak stabil

Momen gaya akibat rotasi yang menyebabkan benda tidak kembali pada
keadaan setimbang. Gerakan rotasi ini menurunkan pusat gravitasi dari
benda sehingga energi potensial gravitasi benda berkurang.
Sebuah silinder yang terletak pada bidang datar mula-mula diam.
Kemudian anda beri rotasi sedikit, maka tidak ada gaya atau momen gaya
yang menyebabkan benda kembali ke posisi awalnya maupun menjauhi
posisi awalnya. Kasus ini disebut kesetimbangan netral. Perhatikan
gambar 20.

Gambar 20. Benda dikatakan setimbang netral.

- 31 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Tinggi dari pusat gravitasi silinder tidak berubah (tingginya sama), sehingga
tidak ada perubahan energi potensial gravitasinya.
Dapat disimpulkan bahwa apabila suatu benda sedikit diganggu dari
keadaan awalnya yang setimbang, benda dikatakan setimbang stabil jika
benda akan kembali pada keadaan awalnya, benda dikatakan setimbang
tidak stabil jika benda akan bergerak semakin jauh dari keadaan awalnya,
dan benda dikatakan setimbang netral jika tidak ada gaya atau momen gaya
yang bekerja pada benda yang menyebabkan benda kembali atau menjauhi
keadaan awalnya.

- 32 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

E. RANGKUMAN

Momen gaya merupakan suatu besaran yang merupakan analogi bagi


gaya dalam gerak rotasi. Momen gaya merupakan besaran yang digunakan
untuk mengukur gaya untuk mengubah gerakan rotasi benda. Jika 𝑟⃗ adalah
vektor posisi titik tangkap gaya 𝐹⃗ dari poros, maka momen gaya 𝜏⃗ secara
vektor dituliskan sebagai

  r F
Ukuran kelembaman suatu benda untuk melakukan gerak rotasi disebut
Momen Inersia (𝐼). Momen inersia untuk sistem partikel dapat dituliskan
n
I   mi ri 2
i 1

Sedangkan momen inersia untuk benda yang terdistribusi kontinu adalah


I   r 2 dm

Hubungan antara momen gaya dengan percepatan sudut adalah


  I
yang tak lain merupakan analogi bagi Hukum Kedua Newton bagi gerak
rotasi.
Sebuah benda tegar terdiri dari banyak patikel. Energi kinetik bagi
benda tegar yang mengalami gerak rotasi adalah
1 2
Ekrot  I
2
Gerak menggelindang merupakan gabungan antara gerak translasi dan gerak
rotasi. Apabila gerak benda yang menggelinding tanpa slip maka energi
kinetik dari benda yang mengalami gerak menggelinding adalah

1 2 1
Ek  mv pm  I pm 2
2 2

Usaha yang dilakukan oleh momen gaya 𝜏 untuk memutar benda sejauh
Δ𝜃 adalah

W   

- 33 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Terdapat hubungan antara usaha dengan energi kinetik rotasi yaitu


1 2 1 2
W I 2  I 1
2 2
Selain itu, daya yang dihasilkan untuk gerak rotasi adalah
P  

⃗⃗) merupakan analogi dari momentum linear (𝑝⃗).


Momentum sudut (𝐿
Persamaan dari momentum sudut adalah
L  r  p  r  mv

Laju perubahan momentum sudut suatu partikel sama dengan momen gaya
yang bekerja pada partikel tersebut, atau dapat ditulisan dengan persamaan
dL
 r  F 
dt
Momentum sudut untuk benda tegar dapat dituliskan
L  I
Apabila
dL
0
dt
maka hukum kekekalan momentum sudut berlaku.

Benda dikatakan setimbang apabila memenuhi dua syarat berikut:


1. Resultan gaya yang bekerja pada setiap titik pada benda haruslah nol
F  0

2. Resultan momen gaya yang bekerja pada setiap titik pada benda
haruslah nol.
  0

Pusat gravitasi adalah titik dimana seluruh gaya berat pada benda
terkonsentrasi. Persamaannya adalah sebagi berikut
X pbW   wi xi
i

- 34 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Benda dikatakan setimbang stabil jika benda akan kembali pada


keadaan awalnya, benda dikatakan setimbang tidak stabil jika benda akan
bergerak semakin jauh dari keadaan awalnya, dan benda dikatakan
setimbang netral jika tidak ada gaya atau momen gaya yang bekerja pada
benda yang menyebabkan benda kembali atau menjauhi keadaan awalnya.

- 35 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

F. DAFTAR PUSTAKA

Fowles R and Cassiday G L. (2005). Analytical Mechanics 7th Edition


(Connecticut: Thomson Learning Inc.)
Giancoli, D. (2014). Physics: Priciples with Applications (London: Pearson)
Rosyid, M.F., Firmansyah, E., dan Prabowo, Y.D. (2015). Fisika Dasar
Jilid 1: Mekanika (Yogyakarta: Penerbit Periuk)
Serway, R.A and Jewett, J.W.(2008). Physics for Scientists and Engineers
with Modern Physics 7th Edition (Connecticut: Thomson Learning
Inc.)
Tipler, P.A and Mosca, G. (2003). Physics for Scientists and Engineers 5th
Edition (New York: W.H. Freeman)
Young, D.Y. and Freedman, R.A. (2016). University Physics with Modern
Physics (London: Pearson Education)

- 36 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

G. TES FORMATIF

Pilih salah satu jawaban yang tepat! (gunakan 𝑔 = 9,8 m/s 2 )

1. Dua buah gaya bekerja pada sebuah batang seperti pada gambar.

Momen gaya total yang bekerja pada batang adalah . . .

A. −7 Nm
B. 7 Nm
C. 0 Nm
D. 14 Nm
E. −14 Nm

2. Perhatikan gambar berikut:

Apabila poros (titik O) terletak tepat di tengah batang, momen gaya


total yang bekerja pada batang adalah ... (√3 ≈ 1,7).
A. −20 Nm
B. −23,5 Nm
C. −34 Nm
D. 23,5 Nm
E. 20 Nm

- 37 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

3. Sebuah silinder pejal memiliki massa 2 kg dan jari-jari 20 cm


berotasi tanpa gesekan dengan kecepatan sudut 12 rad/s. Apabila
tidak ada resultan momen gaya yang bekerja pada benda, maka
benda . . .
A. langsung berhenti berotasi.
B. berhenti berotasi setelah beberapa detik
C. tetap berotasi namun kecepatan sudutnya berkurang.
D. tetap berotasi dengan kecepatan sudut yang sama.
E. tetap berotasi dengan kecepatan sudut yang bertambah.

Soal no 4-5
Empat buah massa identik masing-masing 2 kg terletak pada setiap
pojok dari kawat berbentuk persegi seperti pada gambar berikut:

Asumsikan kawat tidak bermassa, hitunglah:


4. Momen inersia dari sistem jika sumbu rotasi adalah sumbu-x . . .
A. 8 kg.m2
B. 16 kg.m2
C. 24 kg.m2
D. 32 kg.m2
E. 40 kg.m2

- 38 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

5. Momen inersia dari sistem jika sumbu rotasi adalah sumbu-y . . .


A. 8 kg.m2
B. 16 kg.m2
C. 24 kg.m2
D. 32 kg.m2
E. 40 kg.m2
6. Sebuah bola pejal menggelinding dari bidang miring dengan
ketinggian 3 m dari tanah. Apabila massa dan jari-jari bola pejal
5 kg dan 30 cm berturut-turut, kecepatan pusat massa dari bola pejal
saat mencapai dasar bidang miring adalah . . .
A. 1,25 m/s
B. 2,56 m/s
C. 3,74 m/s
D. 6,26 m/s
E. 7,67 m/s
7. Seorang penari balet menari dengan tangan terentang memiliki
momen inersia 2,5 kg.m2 dan kecepatan sudut 10 rad/s. Apabila
kemudian penari tersebut melipat tangannya sehingga momen
inersianya menjad 0,5 kg.m2, maka kecepatan sudutnya menjadi. . .
A. 0 rad/s
B. 12,5 rad/s
C. 25 rad/s
D. 50 rad/s
E. 75 rad/s
8. Perhatikan gambar berikut:

- 39 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 7: Dinamika Rotasi Dan Kesetimbangan Benda Tegar

Sebuah papan seberat 100 N dan memiliki panjang 1 m diletakkan


di atas dua buah penumpu A dan B. Sebuah kotak seberat 800 N
diletakkan di sebelah kanan dari penumpu B seperti pada gambar di
atas. Jarak maksimal kotak B dari penumpu B supaya sistem tetap
dalam keadaan setimbang adalah...
A. 5 cm
B. 6 cm
C. 7 cm
D. 8 cm
E. 9 cm

Soal no 9-10
Sebuah tangga yang memiliki panjang 5 m dan berat 200 N
bersandar pada dinding yang licin dan kaki tangga berjarak 4 m dari
dinding. Apabila tukang bangunan yang memiliki berat 100 N
tersebut berdiri pada tangga 1 m dari kaki tangga, hitung:
9. Gaya normal yang dialami kaki tangga adalah . . .
A. 50 N
B. 100 N
C. 150 N
D. 200 N
E. 300 N
10. Koefisien gesek statis minimum pada kaki tangga supaya tangga
tidak jatuh adalah . . .
A. 0,21
B. 0,35
C. 0,53
D. 0,67
E. 0,79

- 40 -

You might also like