You are on page 1of 26

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN TANGKAP DI

KECAMATAN BANGGAE TIMUR KABUPATEN MAJENE


SULAWESI BARAT

THE ANALYSIS OF FISHERMEN FISHING INCOME IN THE


EASTERN DISTRICT BANGGAE MAJENE
WEST SULAWESI

NUR QAMARIAH S

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN TANGKAP DI KECAMATAN
BANGGAE TIMUR KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT

( Analysis On The Income Of Fishermen In East Banggae Subsdistrict Of Majene


District In West Sulawesi)

Chalid Imran Musa, Abdul Rahim, Nur Qamariah S **

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pendapatan Nelayan Tangkap di


Kecamatan Banggae Timur berguna untuk mengetahui pendapatan nelayan
tangkap dalam sekali trip yang berdampak pada kehidupan perekonomian nelayan
tangkap di Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene Sulawesi Barat.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini keseluruhan nelayan tangkap di Kecamatan Banggae Timur
Kabupaten Majene Sulawesi Barat Tahun 2015. Sampel sebanyak 100 orang
dengan menggunakan metode sampel acak sederhana (simple random sampling).
Alat Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, observasi, kuesioner.
Analisis data yang digunakan adalah persamaan total biaya pada tingkat harga
tertentu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan usaha tangkap
nelayan tangkap di Kelurahan Baurung Kecamatan Banggae Timur
pendapatannya lebih besar dibandingkan nelayan tangkap yang terdapat di
Kelurahan Labuang Kecamatan Banggae Timur, dan pendapatan usaha tangkap
nelayan tangkap dipengaruhi oleh musim/iklim saat melaut, harga minyak tanah,
harga bensin, harga rokok dan kebutuhan yang digunakan pada saat melaut.

Kata Kunci : Pendapatan, Biaya Total, Penerimaan Total, Harga, Kuantitas,


Nelayan Tangkap

Universitas Negeri Makassar


ABSTRACT

NUR QAMARIAH S. 2016. Analysis on the Income of Fishermen in East


Banggae Subsdistrict of Majene District in West Sulawesi (supervised by Chalid
Imran Musa and Abdul Rahim).

The study aims at examining the income of fishermen in East Banggae


subsdistrict in one trip that gives impact on economic life of fishermen in Majene
district of West Sulawesi.

The study employed descriptive quantitative research. The population of


the study was the entire fishermen in East Banggae subsdistrict of Majene district
in West Sulawesi. The Samples were 100 fishermen obtained by employing
simple random sampling technique. Data were collected by employing
documentation, observation, questionnaire techniques. Data were analyzed using
the total cost equation in certain level price.

The result of the study reveal that the income of fishermen in Baurung
village og East Banggae subdistrict is bigger than the fishermen in Labuang vilage
of East Banggae subsdistrict, and the income of the efforts of fishermen is
influence by the season/climate when they go to the sea, the price of kerosene, the
price of gasoline, the price of cigarette, and the needs when they go to the sea.

Key Words: Total Cost, Total Revenue, Price, Quantity, Fishermen Fishing
PENDAHULUAN

Latar Belakang bisnis belum pernah atau jarang


sekali dilakukan.
Indonesia memiliki wilayah Nelayan tradisional-miskin,
sebagian besar laut. Tidak dapat baik yang mengoperasikan alat
dipungkiri, kekayaan laut di tangkap tradisional maupun yang
Indonesia sangatlah besar. Sejak bekerja sebagai buruh (sawi) pada
zaman purbakala, Indonesia dikenal nelayan pemilik menjadi sangat
memiliki kekayaan laut yang sangat bergantung pada nelayan pemilik,
kaya akan keragaman dan potensi yang juga berfungsi sebagai rentenir.
lautnya. Sifat sumber daya perikanan yang
Sesuai dengan amanat Pasal musiman, keterbatasan pengetahuan
1 Ayat 1 Undang-undang Nomor 31 dan akses informasi pasar, kurangnya
Tahun 2004 yang telah diperbaiki usaha alternatif dan keterampilan
dengan Undang-Undang RI Nomor yang minim dari nelayan tradisional
45 Tahun 2009 tentang Perikanan, miskin adalah faktor-faktor pembatas
kegiatan perikanan didefinisikan lain yang harus diurai untuk
sebagai semua kegiatan yang mengeluarkan nelayan dari lingkaran
berhubungan dengan pengelolaan kemiskinan yang secara tidak
dan pemanfaatan sumber daya ikan langsung mempengaruhi pendapatan
dan lingkungannya mulai dari dan gaya hidup nelayan.
praproduksi, produksi, pengolahan Menurut Mubyarto,
sampai dengan pemasaran yang Loekman Soetrisno, dan Michael
dilaksanakan dalam suatu bisnis Dove (2003:45) masyarakat nelayan,
perikanan. Sayangnya untuk kasus sebuah masyarakat potensial yang
pengelolaan perikanan perairan sangat memungkinkan untuk
umum daratan meskipun sudah ditingkatkan kesejahteraannya
diamanatkan oleh Undang-Undang melalui pembangunan masyarakat
Nomor 45 Tahun 2009 pelaksanaan nelayan.
kegiatan perikanan dalam bingkai
Adanya musim tangkapan hasil lautnya. Ikan tuna,
penangkapan dan musim paceklik ikan cakalang, ikan tongkol dan ikan
sebagai fenomena yang selalu terjadi layang merupakan hasil andalan
sebagai sumber pendapatan andalan utama. Hasil tangkapan terbesar di
rumah tangga, maka pada gilirannya tahun 2014 adalah ikan tongkol
mempengaruhi pengeluaran sebesar 135.4 ton lebih tinggi
(konsumsi) rumah tangga nelayan dibandingkan tahun sebelumnya
baik untuk pangan maupun non- yakni sebesar 106.8 ton. Hasil
pangan juga untuk kebutuhan tangkapan terkecil yaitu ikan layang
penangkapan nelayan tradisional sebesar 10.1 ton untuk lebih jelasnya
dicirikan sebagai masyarakat miskin dapat diperhatikan pada tabel 1.1,
dengan rendahnya kualitas pangan sebagai berikut:
dan pangan yang dikonsumsi, Tabel 1.1 Perkembangan Produksi
Perikanan Kecamatan Banggae
rendahnya tabungan dan investasi
Timur dalam (ton) Tahun 2013-
serta rendahnya taraf hidup. 2014
Dicerminkan dengan pola gaya hidup Jenis Ikan 2013 2014
(ton) (ton)
nelayan yang masih tergolong Tuna 73,7 127,6
sederhana. Cakalang 102,5 73,8
Berangkat dari fenomena
Tongkol 106,8 135,4
tersebut peneliti juga melihat
Layang 92,4 113,1
keadaan yang terjadi pada kehidupan
Ikan Terbang - 10,1
nelayan ditinjau dari perilaku
Bambangan 13,5 11,4
konsumsi yang lebih spesifik pada
Merah
nelayan buruh yang cenderung
Ikan Lainnya 115,4 60,8
kehidupannya yang tergolong miskin
di Kecamatan Banggae Timur Sumber : KCDA Banggae Timur 2014 - 2015

Kabupaten Majene Sulawesi Barat.


Dilihat dari produksi
Namun dengan
perikanan tangkap di Kecamatan
memperhatikan data BKID
Banggae Timur pada tahun 2013
Kecamatan Banggae Timur, Banggae
hingga 2014 mengalami peningkatan
timur juga memiliki potensi pada
namun kadang pula hasil produksi Perikanan, bahwa nelayan
tangkapan ikan nelayan di didefinisikan sebagai orang yang
Kecamatan Banggae Timur mata pencahariannya melakukan
berfluktuatif. penangkapan ikan. Dalam
Berbagai permasalahan perstatistikaan perikanan perairan
yang terjadi yang menyangkut umum, nelayan didefinisikan sebagai
pendapatan yang diperoleh nelayan, orang yang secara aktif melakukan
konsumsi nelayan yang secara tidak operasi penangkapan ikan di perairan
langsung berhubungan dengan umum. Orang yang melakukan
kemiskinan nelayan yang dirasa pekerjaan seperti membuat jaring,
perlu untuk mengetahui bagaimana mengangkut alat-alat penangkapan
nelayan dapat bertahan hidup dengan ikan ke dalam perahu atau kapal
keadaan ekonomi pada masa motor, mengangkut ikan dari perahu
sekarang sehingga dapat memberikan atau kapal motor, tidak dikategorikan
sumbangsi pemikiran untuk sebagai nelayan (Departemen
kehidupan nelayan yang lebih baik. Kelautan dan Perikanan 2002).
Berdasarkan hal tersebut maka 2. Kehidupan Masyarakat Nelayan
Tangkap
masalah tersebut menarik untuk
Masyarakat nelayan adalah
diteliti yaitu mengenai "ANALISIS
masyarakat yang hidup, tumbuh, dan
PENDAPATAN NELAYAN
berkembang di kawasan pesisir,
TANGKAP DI KECAMATAN
yakni suatu kawasan transisi antara
BANGGAE TIMUR KABUPATEN
wilayah darat dan laut. Sebagai
MAJENE SULAWESI BARAT".
suatau sistem, masyarakat nelayan
terdiri atas kategori-kategori sosial
TINJAUAN PUSTAKA
yang membentuk kesatuan sosial.
A. Masyarakat Nelayan Tangkap Masyarakat nelayan juga mempunyai
1. Gambaran Umum Nelayan sistem nilai dan simbol-simbol
Tangkap kebudayaan sebagai reverensi
Peraturan Pemerintah perilaku masyarakat sehari-hari.
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun Menurut Kusnadi (2013: 65)
1990 (15/90) Tentang Usaha masyarakat nelayan merupakan unit
sosial utama dalam kehidupan merupakan tabungan untuk
masyarakat pesisir, sehingga memenuhi hari depan (Tito 2011:29).
kebudayaan masyarakat nelayan 2. Indikator Pendapatan
merupakan pilar terpenting dari a. Biaya Operasional yang
kebudayaan masyarakat pesisir. Digunakan Saat Melaut
B. Konsep Pendapatan Nelayan Biaya adalah pengorbanan
Tangkap
sumber ekonomis yang diukur dalam
satuan uang yang telah terjadi,

1. Pengertian Pendapatan Nelayan sedang terjadi atau kemungkinan


Tangkap yang akan terjadi untuk tujuan
Dalam menjalankan tertentu yang dimaksud disini adalah
kehidupan sehari-hari manusia biaya pengeluaran untuk membeli
khususnya disini nelayan harus bahan bakar kapal yang habis dalam
bekerja melaut dan mendapatkan satu kali melaut atau satu kali proses
ikan untuk dijual dan akan produksi.
mendapatkan balas jasa berupa b. Jumlah tenaga kerja
pendapatan, pendapatan disini adalah
Berbicara masalah tenaga
balas jasa karena telah melakukan
kerja di Indonesia dan juga sebagian
pekerjaan dan sebagai modal untuk
besar negara-negara berkembang
menyambung kehidupan dan
termasuk negara maju pada
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
umumnya merupakan tenaga kerja
Pendapatan disebut juga
yang dicurahkan untuk usaha nelayan
dengan income yaitu imbalan yang
atau usaha keluarga.
diterima oleh seluruh rumah tangga
c. Jarak tempuh melaut
pada lapisan masyarakat dalam suatu
Setidaknya ada tiga pola
negara/daerah, dari penyerahan
penangkapan ikan yang lazim
faktor-faktor produksi atau setelah
dilakukan oleh nelayan. Pertama
melakukan kegiatan perekonomian.
adalah pola penangkapan lebih dari
Pendapatan tersebut digunakan oleh
satu hari. Penangkapan ikan seperti
masyarakat untuk memenuhi
ini merupakan penangkapan ikan
kebutuhan konsumsi dan sisanya
lepas pantai. Jauh dekatnya daerah
tangkapan dan besar kecilnya perahu dibandingkan pada musim
yang digunakan menentukan gelombang kuat atau pancaroba.
lamanya melaut. Kedua adalah pola Permasalahan yang
penangkapan ikan satu hari. menyangkut nelayan dari segi
Biasanya nelayan berangkat melaut pendapatannya setiap kali trip
sekitar 14.00 mendarat kembali menangkap ikan dalam menyambung
sekitar jam 09.00 hari berikutnya. kehidupannya,
d. Hasil tangkapan nelayan Pemaparan kerangka pikir
Nelayan selalu ini menyebabkan peneliti ingin
mengharapkan hasil tangkapan ikan mencari informasi yang mendukung
selalu mengalami peningkatan setiap asumsi-asumsi peneliti yang akan
harinya. Hal tersebut dapat dilakukan dalam penelitian
menyebabkan pendapatan nelayan selanjutnya, Skema Kerangka Pikir
terus mengalami peningkatan. di bawah ini:
e. Pengalaman kerja nelayan
Pembangunan Ekonomi
Menurut Notoadmojo Perikanan Tangkap

(2012:76) Pengetahuan adalah hasil


Musim Hasil Tangkap
dari tahu, dan ini terjadi setelah Paceklik/Musim
Panen
seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Tanpa
Kesejahteraan Nelayan Pendapatan Usaha Tangkap
pengetahuan seseorang tidak
mempunyai dasar untuk mengambil
keputusan dan menentukan tindakan Gambar 2.1 Skema Kerangka
terhadap masalah yang dihadapi.
Pikir
f. Cuaca dan musim/iklim saat
melaut
Pendapatan rumah tangga METODE PENELITIAN
dari kegiatan kenelayanan
berfluktuasi menurut musim. Pada A. Jenis dan Lokasi Penelitian
musim gelombang lemah,
pendapatan nelayan cenderung tinggi
Penelitian ini adalah objek, atau kegiatan yang
penelitian yang bersifat kuantitatif mempunyai variasi tertentu yang
deskriptif, Menurut Singarimbun dan ditetapkan oleh peneliti untuk
Effendi (1989:4) bahwa deskriptive dipelajari dan ditarik kesimpulannya
method (metode deskriptif) (Sugiyono, 2007:2). Agar diperoleh
dimaksudkan untuk pengukuran yang kesamaan dalam menginterpretasikan
cermat terhadap fenomena sosial. data, maka dirumuskan
Berkaitan dengan konseptualisasi dan pengukuran
descriptive method, mendeskripsikan variabel sebagai berikut:
besarnya perbedaan produksi dan 1. Pendapatan (𝜋)
pendapatan usaha tangkap nelayan Pendapatan yang
tradisional di wilayah pesisir dimaksudkan disini adalah
Kecamatan Banggae Timur yaitu pendapatan usaha tangkap nelayan
kelurahan Baurung dan Labuang. responden setia sekali trip saat
Penelitian ini menggunakan musim penangkapan yang
metode survei yaitu penelitian dinyatakan dalam satuan (Rp)
yang mengambil sampel dari
2. Penerimaan (TR)
suatu populasi dengan
Pendapatan kotor dari
menggunakan kuesioner sebagai
kegiatan usaha tangkap nelayan yang
alat pengumpul data yang
diperoleh setiap trip dari harga
pokok, dimana responden yang
output dari jenis hasil tangkapan
dijadikan sampel adalah nelayan
dikali kuantitas jenis hasil tangkapan
tangkap.
yang dinyatakan dalam satu rupiah
Penelitian ini dilaksanakan
per kilogram (Rp/Kg)
di Kabupaten Majene Provinsi
3. Biaya (TC)
Sulawesi Barat tepatnya di
Biaya adalah biaya yang
Kecamatan Banggae Timur.
betul-betul dikeluarkan dari kegiatan
B. Variabel Penelitian dan Desain
Penelitian usaha tangkap setiap trip yang
selanjutnya dihitung biaya tetap (FC)
Variabel adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang,
dan biaya variabel (VC) yang produksi dan besarnya tidak
dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp) tergantung dari jumlah produk yang
4. Harga (P) dihasilkan yang dinyatakan dalam
Harga yang terdiri dari satuan (Rp)
harga input dan output, harga input 7. Biaya Variabel (VC)
adalah harga yang dibayarkan
Biaya variabel (VC) adalah
nelayan tangkap untuk membeli
biaya yang dikeluarkan oleh nelayan
sarana produksi usaha penangkapan
pada usaha penangkapan yang habis
sebagai variable input seperti harga
dipakai dalam satu kali operasi
bahan bakar bensin dan minyak
penangkapan. Biaya variabel
tanah yang dinyatakan dalam (Rp)
dikeluarkan selama melakukan
sedangkan untuk harga ouput adalah
operasi penangkapan dan biaya
harga jual ikan laut segar yang
variabel ini berubah-ubah tergantung
diterima oleh nelayan tangkap yang
jauhnya daerah penangkapan dan
menjadi responden dari hasil
lama operasi penangkapan.
tangkapannya yang dinyatakan
C. Defenisi Operasional dan
dalam rupiah (Rp)
Instrumen Penelitian
5. Kuantitas (Q)
Definisi operasional adalah
Kuantitas (Q) yaitu
batasan-batasan terhadap lingkup
dinyatakan dalam jumlah produksi
variabel yang merupakan indikator
hasil tangkapan nelayan yang
penting sebagai penentu keberhasilan
diperoleh setiap trip (satu kali
suatu penelitian. Berikut adalah
melaut) saat musim penangkapan
definisi operasional:
yang dinyatakan dalam satuan
a. Pendapatan (𝜋)
kilogram (kg)
Pendapatan yang
6. Biaya tetap (FC)
dimaksudkan disini adalah
Biaya tetap (FC) adalah
pendapatan usaha tangkap nelayan
biaya yang penggunaannya tidak
responden setia sekali trip saat
habis dalam satu masa produksi yang
musim penangkapan yang
sifatnya tidak dipengaruhi oleh
dinyatakan dalam satuan (Rp)
b. Penerimaan (TR) e. Kuantitas (Q)
Pendapatan kotor dari Kuantitas (Q) yaitu
kegiatan usaha tangkap nelayan yang dinyatakan dalam jumlah produksi
diperoleh setiap trip dari harga hasil tangkapan nelayan yang
output dari jenis hasil tangkapan diperoleh setiap trip (satu kali
dikali kuantitas jenis hasil tangkapan melaut) saat musim penangkapan
yang dinyatakan dalam satu rupiah yang dinyatakan dalam satuan
per kilogram (Rp/Kg) kilogram (kg)
c. Biaya (TC) f. Biaya tetap (FC)
Biaya adalah biaya yang Biaya tetap (FC) adalah
betul-betul dikeluarkan dari kegiatan biaya yang penggunaannya tidak
usaha tangkap setiap trip yang habis dalam satu masa produksi yang
selanjutnya dihitung biaya tetap (FC) sifatnya tidak dipengaruhi oleh
dan biaya variabel (VC) yang produksi dan besarnya tidak
dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp) tergantung dari jumlah produk yang
dihasilkan yang dinyatakan dalam
d. Harga (P)
satuan (Rp)
Harga yang terdiri dari
harga input dan output, harga input g. Biaya Variabel (VC)
adalah harga yang dibayarkan Biaya variabel (VC) adalah
nelayan tangkap untuk membeli biaya yang dikeluarkan oleh nelayan
sarana produksi usaha penangkapan pada usaha penangkapan yang habis
sebagai variable input seperti harga dipakai dalam satu kali operasi
bahan bakar bensin dan minyak penangkapan.
tanah yang dinyatakan dalam (Rp) D. Populasi dan Sampel
sedangkan untuk harga ouput adalah
harga jual ikan laut segar yang 1. Populasi
diterima oleh nelayan tangkap yang Menurut Arikunto
menjadi responden dari hasil (2010:173) "Populasi adalah
tangkapannya yang dinyatakan keseluruhan subjek penelitian.
dalam rupiah (Rp) Apabila seseorang inigin meneliti
semua elemen yang ada dalam standard error sebesar 0,10 (10%)
wilayah penelitian, maka maka jumlah sampel minimal adalah:
penelitiannya merupakan penelitian n ≥ 14.567
populasi. 14.567 (0,10)2
Populasi dalam penelitian +1
ini adalah Keseluruhan nelayan ≥ 99,5 = 100
buruh yang tersebar di 9 (sembilan) Dengan demikian jumlah
Desa/Kelurahan di Kecamatan sampel yang diambil dalam
Banggae Timur Kabupaten Majene. penelitian ini sebanyak 100 nelayan
Sampel tangkap.
Sampel adalah sebagian Tabel 3.2 Jumlah Sampel
Nelayan Tangkap di Kecamatan
atau wakil populasi yang diteliti.
Banggae Timur
Dinamakan penelitian sampel apabila Jumlah Jumlah
No Desa/Kelura
Nelayan/Ji Sampel/Ji
kita bermaksud untuk . han
wa wa
menggeneralisasikan hasil penelitian 1 Labuang 2.930 10
Labuang
sampel. Metode penarikan sampel 2 3.250 15
Utara
3 Baurung 3.300 17
yang digunakan dalam penelitian ini 4 Lembang 1.730 14
5 Tande 930 12
adalah sampel random atau sampel 6 Tande Timur 817 10
7 Baruga 680 8
acak, sampel campur. 8 Baruga Dhua 650 8
9 Buttu Baruga 280 6
Dengan menggunakan Jumlah 14567 100
perhitungan sebagai berikut: Sumber: KCDA Banggae Timur 2015

n ≥ N HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Nd2 + 1
dimana: A. Gambaran Umum Lokasi
Penelitian
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi 1. Kecamatan Banggae Timur
Kabupaten Majene
d = Trafa signifikansi
0,10 Kecamatan Banggae Timur
Dengan jumlah populasi terletak diantara 3o 32’ 32” Lintang
sebesar 14.567 nelayan buruh dan Selatan dan antara 118o 58’ 28”
Bujur Timur. Kecamatan ini
berbatasan langsung dengan Responden yang dijadikan
Kecamatan Banggae di sebelah utara sampel adalah masyarakat di
dan Kabupaten Polewali Mandar di Kecamatan Banggae Timur yang
sebelah timur, batas sebelah selatan diwakili oleh dua kelurahan yaitu
dan barat masing-masing Teluk kelurahan Kabupaten Majene yang
Majene dan Selat Makassar. Mata pencaharian utamanya adalah
Kecamatan Banggae Timur nelayan. Status dari responden
tersebut adalah nelayan
No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%) tangkap. Berikut dijelaskan

1 Tidak tamat SD 23 23,00


identitas dari responden seperti
umur, pendidikan dan
2 Tamat SD 33 33,00
tanggungan keluarganya.
Tidak tamat
3 26 26,00 Untuk mengetahui
SMP

4 Tamat SMP 15 15,00


distribusi tingkat pendidikan

Tidak tamat responden dapat dilihat pada


5 3 3,00
SMA Tabel 4.4 berikut.
Jumlah 100 100,00

mempunyai luas wilayah sebesar Tabel 4.4 Persentase Responden


Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
30,04 km2 yang terbagi menjadi 9
Kecamatan Banggae Timur
(Sembilan) desa/kelurahan. Kabupaten Majene
Kelurahan Baruga Dhua tercatat
memiliki wilayah terluas yaitu 7,69
km2 atau sekitar 26 persen luas Pada Tabel terlihat bahwa
kecamatan, dan Kelurahan Labuang nelayan di Kecamatan Banggae
memiliki wilayah terkecil yaitu 0,26 Timur yang tidak tamat sekolah
2
km . atau hanya sekitar 1 persen luas dasar sebanyak 23%, tamat SD
kecamatan. sebanyak 33%, tidak tamat SMP
sebanyak 26% dan yang menamatkan
PEMBAHASAN
pendidikannya hingga SMP
1. Karateristik responden
sebanyak 15%. Jadi sesuai dengan
tabel yang diatas dapat dilihat bahwa
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2016
tingkat pendidikan nelayan di Menurut Undang-Undang
Kecamatan Banggae Timur Nomor 31 Tahun 2004 tentang
umumnya hanya tamatan SD, artinya Perikanan, masyarakat nelayan
tingkat pendidikan nelayan di adalah masyarakat yang memiliki
Kecamatan Banggae Timur masih mata pencaharian sebagai penangkap
sangat rendah.
Interval Persentase
c. Tanggungan Keluarga No Frekuensi
tanggungan (%)
Salah satu aspek yang
1 1-2 orang 30 30,00
sangat berpengaruh terhadap
2 3-4 orang 53 53,00
peningkatan kesejahteraan nelayan
3 5-6 orang 15 15,00
adalah besarnya tanggungan setiap
4 7-8 orang 2 2,00
kepala keluarga untuk mencukupi
kehidupan sehari-hari. Jumlah 100 100,00

Tabel 4.5 Persentase Responden


Berdasarkan Jumlah Tanggungan
Keluarga di Kecamatan Banggae
Timur ikan. Mereka melakukan
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2016 aktivitas usaha dan mendapat

Pada tabel 4.5 terlihat penghasilan dari kegiatan mencari

jumlah tanggungan responden yang dan menangkap ikan.

berkisar antara 1-2 orang ada Pendapatan yang dimaksud

sebanyak 30 orang,yang berkisar adalah berapa besar jumlah hasil

antara 3-4 orang sebanyak 53 orang, tangkapan yang diperoleh nelayan

yang berkisar 5-6 orang ada 15 orang yang dinyatakan dalam rupiah

dan yang berkisar 7-8 orang selama satu bulan.

sebanyak 2 orang. Menurut Soekartawi (2003),


Banyaknya jumlah pendapatan adalah selisih antara
tanggungan keluarga disebabkan penerimaan dengan semua biaya
karena tingkat kelahiran masyarakat yang dikeluarkan selama melakukan
pesisir yang masih tinggi.
d. Pendapatan Kusnadi (2000:78)
mengatakan bahwa besarnya
pendapatan nelayan tergantung pada tingkat kesejahteraan. Untuk
hasil penangkapan dan pemasaran. pendapatan usaha tangkap nelayan
Sedangkan penangkapan itu sendiri merupakan selisih antara penerimaan
sangat dipengaruhi oleh macam jenis dengan biaya penangkapan yang
perahu dan alat penangkapan, musim benar-benar dikeluarkan oleh
ikan dan keadaan alam khususnya nelayan tangkap per trip.
angin dan bulan purnama. Hal ini terlihat dari rata-rata
a). Pendapatan Nelayan biaya penangkapan tertinggi nelayan
Tangkap perahu tangkap terdapat di
Pendapatan nelayan adalah Kecamatan Banggae Timur
selisih penerimaan (TR) dan semua kelurahan Baurung sebesar Rp 58
biaya (TC). Jadi Pd = TR-TC. ribu/trip dengan pendapatan setelah
Penerimaan Nelayan (TR) adalah bagi hasil dengan pedagang
perkalian antara produksi yang pengumpul.
diperoleh (Y) dengan harga jual (P). Tabel 4.6 Penerimaan, Biaya dan
Pendapatan Nelayan Tangkap Setiap
Dalam analisis pendapatan
Sekali Trip di Kecamatan Banggae
nelayan dikenal dua faktor yang Timur Kabupaten Majene Sulawesi
Barat.
menentukan keberhasilan seorang
nelayan, yaitu faktor Uraian Kelurahan Kelurahan
Baurung Labuang
lingkungan/keadaan alam dan faktor Penerimaan Rp. Rp.
3.035.075,00 2.857.408,00
produksi. Hal ini sejalan dengan Biaya Rp. Rp.
1.874.920,00 1.807.289,00
yang dikemukakan oleh Mubyarto Pendapatan Rp. Rp.
total 1.160.155,00 1.050.118,00
(1985: 87) bahwa pendapatan sebelum
bagi hasil
seorang nelayan ditentukan oleh Penerimaan total Rp. Rp. 997.613,00
setelah bagi hasil 1.102.155,00
faktor produksi dan iklim atau Sumber: Data primer yang telah diolah, 2016
musim.
c). Biaya total ( TC)
b). Besarnya Pendapatan Nelayan Biaya Total adalah
Tangkap penjumlahan antara biaya tetap (FC)
Pendapatan merupakan dan biaya variabel (VC). Biaya
salah satu indikator untuk mengukur adalah salah satu faktor penentu
kelancaran dalam menjalankan suatu merupakan penjumlahan dari biaya
usaha, sebab besarnya tingkat tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel
produktifitas hasil tangkapan (Variable Cost) dimana nilai rata-rata
tergantung pada berapa besar biaya biaya tetap per tahun sebesar Rp.
yang dikeluarkan selama operasi 2.629.000,- sedangkan nilai rata-rata
penangkapan berjalan dan besarnya biaya variabel per tahun sebesar Rp.
biaya yang dikeluarkan untuk 46.300.940,00,- sehingga biaya total
menjalankan suatu usaha untuk usaha nelayan tangkap di
penangkapan akan menentukan Kelurahan Baurung Kecamatan
besarnya harga pokok dari hasil Banggae Timur pertahun sebesar Rp
tangkapan. 48,929,940.00
Lebih jelas besarnya biaya c. Biaya Tetap (Fixed Cost)
total yang dikeluarkan dalam usaha Biaya Tetap adalah biaya
nelayan tangkap di Kecamatan yang penggunaannya tidak habis
Banggae Timur di Kelurahan dalam satu masa produksi yang
Baurung dan Kelurahan Labuang sifatnya tidak dipengaruhi oleh
dapat dijelaskan tentang total biaya produksi dan besarnya tidak
nelayan tangkap bahwa biaya total tergantung dari jumlah produk yang
merupakan penjumlahan dari biaya No Jenis investasi Rata-rata Biaya
penyusutan(Rp)
tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel
1 Rumpon 1.140.000,00
(Variable Cost) dimana nilai rata- 2 Alat Pancing 188.000,00
rata biaya tetap per tahun sebesar Rp. 3 Jala Lempar 1.250.000,00

2.980.000,- sedangkan nilai rata-rata 4 Basket 46.000,00


Total Biaya penyusutan 2.624.000,00
biaya variabel per tahun sebesar Rp.
dihasilkan. Penyusutan alat dapat
48.796.620,00,- sehingga biaya total
terjadi karena pengaruh umur
untuk usaha nelayan tangkap di
pemakaian. Pada biaya penyusutan
Kelurahan Baurung Kecamatan
ini dapat dihitung dengan cara
Banggae Timur pertahun sebesar Rp
membagi harga alat sebagai investasi
51,776,620.00.
dengan umur ekonomis / umur
Total biaya nelayan tangkap
produktif alat tersebut. Biaya tetap
dijelaskan bahwa biaya total
pada nelayan tangkap per tahun Berdasarkan Tabel 4.8 di
dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut: atas dapat dilihat rata-rata biaya
penyusutannya sebesar Rp.
Tabel 4.7 Nilai Rata-Rata Biaya
Tetap Pertahun pada Usaha 2.540.000,00 dengan nilai rata-rata
Nelayan Tangkap di Kelurahan tertinggi adalah biaya penyusutan
Baurung Kecamatan Banggae
Timur. Jala Lempar Rp. 1.250.000,00

Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2016 kemudian rumpon dengan biaya

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas penyusutan sebesar Rp.

dapat dilihat rata-rata biaya 1.070.000,00. Alat tangkap (Pancing)

penyusutannya sebesar Rp. biaya penyusutan sebesar Rp.

2.624.000,00 dengan nilai rata-rata 178.000,00. Basket dengan biaya

tertinggi adalah biaya penyusutan penyusutan sebesar Rp.42.000,00.

Jala Lempar Rp. 1.250.000,00 Setelah melihat nilai rata-rata biaya

kemudian rumpon dengan biaya tetap pertahun pada usaha nelayan

penyusutan sebesar Rp. tangkap di Kelurahan Baurung dan

1.140.000,00. Alat tangkap (Pancing) Labuang maka di Kelurahan Baurung

biaya penyusutan sebesar Rp. nilai rata-rata biaya tetap nelayan

188.000,00. Basket dengan biaya tangkap dalam jangka waktu

penyusutan sebesar Rp.46.000,00. pertahun lebih tinggi dibandingkan


Kelurahan Labuang.
Tabel 4.8 Nilai Rata-Rata Biaya Untuk lebih jelasnya
Tetap Pertahun pada Usaha
Nelayan Tangkap di Kelurahan komponen jenis investasi dan biaya
Labuang Kecamatan Banggae tetap pada nelayan tangkap payang
Timur.
di Kecamatan Banggae Timur ini

No Jenis investasi Rata-rata Biaya dapat dijelaskan sebagai berikut :


penyusutan(Rp)
1 Rumpon 1.070.000,00 1. Rumpon
2 Alat Pancing 178.000,00 Rumpon biasa juga
3 Jala Lempar 1.250.000,00
disebut dengan Fish Aggregation
4 Basket 42.000,00
Total Biaya penyusutan 2.540.000,00 Device (FAD) yaitu sebagai alat
Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2016 bantu penangkapan yang
berfungsi untuk memikat ikan agar
berkumpul dalam suatu catchable Biaya variabel adalah biaya
area dalam artiannya adalah area yang dikeluarkan oleh nelayan pada
penangkapan. usaha penangkapan yang habis
2. Alat Pancing dipakai dalam satu kali operasi
Alat pancing yang penangkapan.
digunakan nelayan tangkap di Adapun jenis serta nilai

Jenis Persentase rata-rata biaya tetap per tahun


No. Nilai rata-rata biaya
Biaya (%) pada nelayan tangkap di
1 BBM Rp 20.983.440,00 46,63 Kelurahan Baurung Kecamatan
2 Konsumsi Rp 7.172.800,00 15,94 Banggae Timur dapat dilihat pada
tabel berikut:
3 Rokok Rp 4.032.340,00 8,96
Tabel 4.9 Jenis dan Nilai Rata-
4 Es Balok Rp 12.809.500,00 28,47 Rata Biaya Variabel Pertahun
yang Dikeluarkan Nelayan
TC Rp 44.998.080,00 100,00
Tangkap di Kelurahan Baurung
Kecamatan Banggae Timur yaitu alat Kecamatan Banggae Timur
pancing ulur terdiri atas beberapa
Sumber : Data primer yang telah diolah. 2016
komponen, yaitu: gulungan tali, tali
Berdasarkan tabel 4.9 di
pancing dan pemberat.
atas terlihat bahwa rata-rata biaya
3. Jala Lempar
total dalam setahun pada usaha
Jala lempar termasuk alat
nelayan di Kelurahan Baurung
penangkap yang umum dikenal
Kecamatan Banggae Timur yaitu
karena hampir setiap nelayan dapat
BBM sebanyak Rp 20.938.440,00,
membuatnya sendiri.
Konsumsi selama mencari ikan di
4. Basket (Keranjang)
laut sebanyak Rp 7.172.800,00,
Basket (keranjang)
rokok sebanyak Rp 4.032.340,00 dan
merupakan salah satu alat bantu
es balok sebanyak Rp.
penangkapan pada pengoperasian
12.809.500,00. Jadi Total rata-rata
bagan perahu yang berfungsi sebagai
biaya vaper tahun adalah sebesar Rp.
wadah hasil tangkapan setelah hasil
44.998.080,00
ikan didapatkan.
Adapun jenis serta nilai
d. Biaya Variabel (Variabel Cost)
rata-rata biaya tetap per tahun pada
nelayan tangkap di Kelurahan melakukan penangkapan. Nelayan
Labuang Kecamatan Banggae Timur menggunakan solar sebanyak 30 - 35
dapat dilihat pada tabel 5.0 berikut: liter dengan harga Rp. 6.600,00,-per
Tabel 5.0 Jenis dan Nilai Rata- Rata liter sehingga biaya rata-rata yang
Biaya Variabel Pertahun yang
dikeluarkan sebesar Rp. 1. 694.062,-
Dikeluarkan Nelayan Tangkap di
Kelurahan Labuang Kecamatan /trip atau Rp 20.328.750.00,- dalam
Banggae Timur.
per tahun.
Sumber : Data primer yang telah diolah. 2016
Jenis Nilai rata-rata Persentase
No
Berdasarkan tabel 5.0 di Biaya biaya (%)

atas terlihat bahwa rata-rata biaya Rp


1 BBM 46,87
20.328.750,00
total dalam setahun pada usaha
Rp
2 Konsumsi 15,28
nelayan di Kelurahan Baurung 6.628.200,00

Kecamatan Banggae Timur yaitu Rp


3 Rokok 9,02
3.913.500,00
BBM sebanyak Rp 20.328.750,00,
Rp
4 Es Balok 28,83
Konsumsi selama mencari ikan di 12.504.500,00

laut sebanyak Rp 6.628.200,00, Rp


Jumlah 100,00
43.374.950,00
rokok sebanyak Rp 3.913.500,00 dan
2) Biaya Konsumsi
es balok sebanyak Rp.
Biaya konsumsi yang
12.504.500,00. Jadi Total rata-rata
dikeluarkan nelayan tangkap di
biaya total per tahun adalah sebesar
kecamatan banggae timur setiap
Rp. 43.374.950,00.
nelayan tangkap rata-rata mereka
Untuk lebih jelasnya
mengeluarkan biaya sebesar Rp
komponen biaya variabel pada usaha
30.000,00 sampai 35.000,00-per trip.
nelayan ini dapat dijelaskan sebagai
Untuk perlengkapan berupa beras,
berikut:
kopi bubuk makanan ringan serta
1) Biaya BBM rokok. Biaya yang dikeluarkan setiap
Biaya BBM yang kali trip yaitu sebesar Rp.
dikeluarkan nelayan di kecamatan 1.807.289,00
banggae timur bermacam-macam 3). Biaya Rokok
tergantung dari jauh dekatnya dalam
Biaya rokok telah menjadi
Musim Penerimaan
suatu kebutuhan dasar bagi seorang 1 Puncak (Maret-Juni) Rp 54.497.600,00
2 Sedang (Juli-September) Rp 8.059.200,00
pekerja apalagi bagi pekerja laki-
3 Paceklik (Oktober-Februari) Rp 6.021.000,00
laki. Berdasarkan penelitian di 4 Jumlah Rp 68.577.800,00

kecamatan banggae timur diperoleh musim sedang (Juli - September) dan

informasi bahwa para nelayan


No. Musim Penerimaan
yang sedang melaut lebih
1 Puncak (Maret-Juni) Rp 55.675.200,00
semangat apabila bekerja dan 2 Sedang (Juli-September) Rp 10.359.600,00
merokok juga. Rata-rata biaya Paceklik (Oktober-
3
Februari) Rp 6.807.000,00
yang dikeluarkan per trip sebesar
4 Jumlah Rp 72.841.800,00
Rp. 336.028,- dan biaya per tahun
musim paceklik ( Oktober – februari
sebesar Rp. 4.032.340.
).
(4). Biaya Es Batu
Adapun penerimaan nelayan
Es batu merupakan bahan
tangkap di Kecamatan Banggae
pengawet ikan yang sudah
Timur dapat dilihat pada tabel
tertangkap. Es batu yang digunakan
berikut:
nelayan biasanya 5-7 balok yang
Tabel 5.1 Total Penerimaan
rata-rata biaya per trip sebesar Rp. Nelayan di Lingkungan
1.067.458,- sedangkan rata-rata biaya Baurung Kecamatan
Banggae Timur.
per tahun sebesar Rp. 12.809.500.
Sumber : Data primer yang telah di olah, 2016

e. Penerimaan Usaha/ Total Revenue Dari tabel 5.1 di atas terlihat

(TR) nilai rata-rata penerimaan nelayan

Penerimaan adalah jumlah pada musim puncak Rp.

hasil tangkapan dikali dengan harga 55.675.200,00 pada musim sedang

hasil tangkapan pada saat itu. ada Rp. 10. 359.600,00 dan musim

tiga macam ikan yang di tangkap paceklik sebanyak Rp. 6.807.000,00,

oleh nelayan yaitu ikan layang,ikan jadi penerimaan keseluruhan nelayan

tongkol dan cakalang. Musim di kelurahan baurung kecamatan

penangkapan ada 3 macam yaitu banggae timur pertahun yaitu Rp.

musim puncak (Maret - Juni) dan 72.841.800,00.


Tabel 5.2 Total Penerimaan Nelayan modern dan berkembang yang
di Kelurahan Labuang Kecamatan
dimiliki nelayan tangkap di
Banggae Timur Menurut Musim
Saat Melakukan Penangkapan Ikan. kelurahan baurung lebih baik,

Penerimaan
sehingga untuk melihat adanya
Musim
1 Puncak (Maret-Juni) Rp 54.497.600,00 perbedaan pendapatan nelayan
2 Sedang (Juli-September) Rp 8.059.200,00 tangkap yang lebih jelas dapat dilihat
Paceklik (Oktober-
3
Februari) Rp 6.021.000,00 pada tabel 5.3 yaitu:
4 Jumlah Rp 68.577.800,00
Sumber : Data primer yang telah di olah, 2016 Tabel 5.3 Perbedaan Dilihat Dari
Kelurahan Kelurahan
No. Uraian
Baurung Labuang
Dari tabel tabel 5.2 di atas
Penerimaan Rp Rp
1
terlihat nilai rata-rata penerimaan (TR) 72.841.800,00 68.577.800,00

nelayan pada musim puncak Rp. Rp Rp


2 Biaya (TC)
44.998.080,00 43.374.950,00
54.497.600,00 pada musim sedang Pendapatan Rp Rp
3
(Y) 27.843.720,00 25.202.850,00
Rp. 8. 059.200,00 dan musim
Penerimaan (TR), Biaya (TC) dan
paceklik sebanyak Rp. 6.021.000,00, Pendapatan (Y) Nelayan di
jadi penerimaan keseluruhan nelayan Kelurahan Baurung dan Kelurahan
Labuang Kecamatan Banggae Timur.
di kelurahan baurung kecamatan
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2016
banggae timur pertahun yaitu Rp.
Berdasarkan Tabel 5.3 di
68.577.800,00.
atas terlihat bahwa penerimaan
Setelah dilihat dari kedua tabel di
kelurahan baurung dalam setahun
kelurahan baurung dan kelurahan
pada saat melakukan penangkapan
labuang terdapat perbedaan
ikan yaitu sebesar Rp 72.841.800,00
penerimaan (TR) dan total biaya
sedangkan di kelurahan labuang
(TC), perbedaan ini daat disebabkan
sebesar Rp 68.577.800,00 untuk
oleh perbedaan jumlah populasi
biaya selama setahun yaitu di
nelayan tangkap di kelurahan
kelurahan baurung sebesar Rp
baurung lebih besar, koordinasi dan
44.998.080,00 sedangkan di
solidaritas antara sesama nelayan
kelurahan labuang sebesar Rp
tangkap di kelurahan baurung yang
43.374.950,00. Pendapatan nelayan
baik serta penguasaan dan
tangkap kelurahan baurung dalam
kepemilikan alat tangkap yang lebih
setahun memperoleh Rp 27. harga bensin, harga rokok dan
843.720,00 dan kelurahan labuang kebutuhan yang digunakan pada
memperoleh Rp 25.202.850,00. saat melaut.
KESIMPULAN DAN SARAN B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di
A. Kesimpulan atas, penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut:
Berdasarkan pembahasan 1. Adanya dukungan armada laut
hasil penelitian tentang analisis dan alat tangkap sehingga dari
pendapatan nelayan tangkap di jumlah nelayan yang ada dapat
Kecamatan Banggae Timur meningkatkan jumlah trip
Kabupaten Majene, maka dapat penangkapan dan otomatis akan
dikemukakan kesimpulan sebagai menambah pendapatannya. Untuk
berikut: itu diperlukan adanya bantuan
1. Penelitian ini berupa peningkatan armada laut
menemukan bahwa produksi untuk mencapai daerah
hasil tangkapan nelayan tangkap penagkapan ikan fishing
tertinggi di Kecamatan Banggae peningkatan jumlah tripnya akan
Timur terdapat pada Kelurahan lebih meningkatkan hasil
Baurung terendah di Kelurahan tangkapannya. Hal ini juga telah
Labuang. mengacu pada program
2. Pendapatan usaha pemerintah tahun 2010 melalui
tangkap nelayan tangkap kementerian kelautan dan
tertinggi di Kecamatan Banggae perikanan serta perlunya
Timur terdapat di Kelurahan kerjasama pemerintah daerah
Baurung dan terendah di setempat dalam hal pengenalan
Kelurahan Labuang. teknologi yang lebih baik lagi
3. Pendapatan usaha serta lembaga permodalan yang
tangkap nelayan perahu motor bersifat formal untuk memberikan
dipengaruhi oleh musim/iklim bantuan modal pada kelompok
saat melaut, harga minyak tanah, nelayan tangkap sehingga
pendapatan dapat lebih
Ferdinand. 2006. Metode Penelitian
ditingkatkan. Manajemen: Pedoman
Penelitian untuk. Penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Ekonomi, Penerbit:
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Adkisson J., Ronald. 2005.
Financing Accout Gujarati. 2003. “Basic Econometrics”
Receivable for Retirement fourth edition McGraw-Hill,.
and Asset Protection. New York Jhingan, M.L.
United States: I Universe, (1983). Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS). Pembangunan Dan
2011. Kecamatan Taman Perencanaan, Edisi.
Dalam Angka. Semarang: Keenambelas.
BPS.
Kinseng, Rilus A. 2014. Konflik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Nelayan. Jakarta : Yayasan
Majene. 2015. Banggae Pustaka Obor Indonesia
Timur Dalam Angka 2015.
Kordi, M. Ghufran H. 2015.
Majene : Badan Pusat
Pengelolaan Perikanan
Statistik Kabupaten Majene
Indonesia Catatan Mengenai
Potensi, Permasalahan &
Cornelis. R. 1994. Perekonomian Prospeknya. Yogyakarta :
Indonesia. Liberti. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta. Dahuri,R.
2003. Keanekaragaman Kusnadi. 2007. Jaminan Sosial
Hayati Laut, Aset Nelayan. Yogyakarta : LKiS
Pembangunan
Berkelanjutan. Indonesia. Kusnadi. 2015 . Pembangunan
PT Gramedia Pustaka Wilayah Pesisir Terpadu
Utama, Jakarta. Strategi Mengatasi
Kemiskinan Nelayan .
Darwis, Muhammad. 2006. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Perikanan & Kelautan
Majene "Mesin Uang Limbong, Bernhard. 2013. Ekonomi
Raksasa Yang Dilupakan". Kerakyatan Dan
Majene : Pemerintah Nasionalisme Ekonomi.
Kabupaten Majene. Jakarta: Margaretha Pustaka.

Eko Sugiharto,. 2006. Tingkat Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori


Kesejahteraan Masyarakat Makro Ekonomi Terjemahan,
Nelayan Desa Benua Baru. PT. Gramedia Pustaka
Ilir berdasarkan Indikator Utama, Jakarta.
Badan Pusat Statistik.
Skripsi. Samarainda. Unmul.
Mubyarto, 1998, Pengantar Sukirno, 2005. Mikro ekonomi,
Ekonomi Pertanian, Edisi edisi ke tiga,Jakarta
III, LP3ES, Jakarta. Grafindo Persada Soeroto.
1986. Strategi
Muryanto. 1989. Konsep Produksi. Pembangunan dan
www.google.com Perencanaan Tenaga Kerja.
balitnak.litbang.deptan.go.i Jakarta, Raja Grafindo
d/index.php. Diakses Persada
tanggal 20 Desember 2012.
Prathama Rahardja dan Subyanto. 1989. Pengantar Ilmu
Mandala Manurung, 2001, Ekonomi. Erlangga. Jakarta.
Teori EkonomiMakro, Sujarno, 2008. Analisis
Fakultas Ekonomi Faktor-Faktor Yang
Universitas Indonesia, Mempengaruhi Pendapatan
Jakarta Nelayan di Kabupaten
Langkat. Tesis. Medan.
Nadjib, Mochammad. 2013. Universitas Sumatara Utara
Optimalisasi Pemanfaatan
Sumber Daya Ekonomi Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Kelautan : Sistem Bisnis. CV Alfabeta,
Pembiayaan Nelayan. Bandung
Jakarta : LIPI Press
Sumitro. 1957. Dasar Teori
Robbins. 2003. Perilaku organisasi. Ekonomi Pertumbuhan Dan
Jakarta : PT. Indeks Ekonomi Pembagunan.
Kelompok Gramedia69. LP3ES; www.google.com.
repository.unhas.ac.id.
Sara, La. 2014. Pengelolaan Diakses tanggal 19
Wilayah Pesisir Gagasan Desember 2015.
Memelihara Aset Wilayah
Pesisir dan Solusi Suharsimi. 2006. Prosedur
Pembangunan Bangsa. Penelitian Suatu
Bandung : Alfabeta. Pendekatan Praktik. Jakarta
: Rineka Cipta.
Satria. 2002. Karakteristik Nelayan
Indonesia. Susilowati, 2003. Analisis Ekonomi
www.google.com. Alat Tangkap Trawl-mini
kusdiantoro.blogspot.com/... (Jaring CotABK) studi
/pilpres-dan-nasib-nel. kasus di Kabupaten
Diakses tanggal 12 Pemalang, Jawa Tengah.
Desember 2012. Skripsi. Surakarta. UNS.

Soekartawi, 2002.Prinsip Dasar Todaro. Michael. 1994 Economic


Ekonomi Pertanian. Jakarta, Development (fifth edition).
Raja Grafindo Persada. New York and London
Winardi. (1990). Defenisi
Produksi.
ejournal.unisridigilib.ac.id/i
ndex.php. Diakses tanggal
14 Desember 2015.

Utsman, Sabian. 2007. Anatomi


Konflik & Solidaritas
Masyarakat Nelayan
Sebuah Penelitian
Sosiologis. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

You might also like