You are on page 1of 11

PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMN

BERORIENTASI GLOBAL
(Studi Kasus pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dalam Mengelola Thang Long
Cement Joint Stock Company)

Myrza Pahlevi
Wilopo
Mukhammad Kholid Mawardi
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: pahlevimyrza@yahoo.com

ABSTRACT

This research aims to describe the strategy from PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. in implementing GCG
principles in Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC); and identifying the obstacle which faced by
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. in order to implementing and supervision GCG principle on TLCC. This
research is qualitative with case study approach. Technique of the data collection is observation, interview
and documentation. After data has collected, all data was being analysis with interactive analysis methods.
The result showed 1) The Strategy that has been implemented by PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.to gain
understanding and enforcement of GCG Principle on TLCC is located three employee of PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk. to TLCC. 2) Implementation of GCG principal on TLCC is uneffective yet because not all of
instruction of PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. has been adopted. 3) Understanding of TLCC employee
gained relativelty after being acquisitioned and supervision by PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. 4)
Obstacle that faced by PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. on implementing GCG principle in TLCC is
minimum idea and knowledge about GCG principle from TLCC employee which caused by in Vietnam
implementing GCG is not compulsory.

Keyword: Good Corporate Governance, SOE, Thang Long Cement Joint Stock Company.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dalam
mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG di Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC); dan
mengidentifikasi hambatan yang dihadapi oleh PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dalam upaya menerapkan
dan mengelola prinsip GCG pada TLCC . Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,wawancara dan dokumentasi. Setelah data
terkumpul, analisis data yang digunakan adalah analisisis data interaktif. Hasil penelitian menunjukkan 1)
Strategi yang diterapkan oleh PT. Semen Indonesia agar pemahaman dan pelaksanaan prinsip GCG pada
TLCC bisa terlaksana dengan baik adalah dengan menempatkan tiga orang karyawan PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk. ke TLCC, (2) Penerapan asas-asas dari prinsip GCG pada TLCC belum berjalan dengan efektif
karena belum terlaksananya semua instruksi dari PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, (3) Pemahaman segenap
karyawan dan staf TLCC relatif meningkat setelah terjadi akuisisi dan pengelolaan oleh PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk. (4) Hambatan yang ditemui PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dalam penerapan prinsip GCG
di TLCC berupa rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip GCG dari karyawan TLCC yang
disebabkan oleh kondisi negara Vietnam yang belum memiliki aturan resmi untuk menerapkan prinsip GCG.

Kata kunci: Good Corporate Governance, BUMN, Thang Long Cement Joint Stock Company

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus 2016| 86


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN
Perusahaan pada umumnya memiliki motif Disaat Indonesia sedang mencoba untuk
kegiatan yang sama, maksimalisasi keuntungan menerapkan prinsip GCG pada BUMN, pada
dan menciptakan nilai bagi para pemangku tahun 2000 muncul sebuah survei mengenai
kepentingan (stakeholder) dan para pemegang penerapan Corporate Governance di Asia,
saham (shareholder). Sebagai upaya pencapaian berdasarkan hasil survei yang ditampilkan pada
motif kegiatan yang ada, perusahaan akan terus Tabel 1.1, yaitu survei yang dilakukan oleh
berupaya untuk meningkatkan kinerja dari para Political and Economy Risk Consultancy (PERC)
pekerja dan perusahaan secara keseluruhan. yang menggambarkan skor penerapan Corporate
Meningkatnya kinerja dari perusahaan yang Governance di Asia, Indonesia menempati posisi
berhasil tentu akan berimbas pada jumlah sembilan dari sebelas negara di Asia dengan skor
keuntungan yang didapatkan dan juga 8,29. Hasil perhitungan dari PERC menunjukan
meningkatnya nilai perusahaan di mata investor. bahwa penerapan Corporate Governance di
Sebagai langkah untuk meningkatkan kinerja, Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan
efisiensi dan profesionalisme kemudian muncul delapan negara lainnya, hanya unggul sedikit dari
sebuah prinsip yang dipercaya dapat mendorong Korea Selatan dengan skor 8,83 dan Vietnam
terjadinya peningkatan kinerja dari perusahaan, dengan skor 8,89. Peringkat kesembilan yang
prinsip tersebut adalah prinsip Good Corporate diperoleh Indonesia pada penelitian yang
Governance (kemudian disingkat GCG) atau yang dilakukan oleh PERC tersebut tentu sangat tidak
dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Tata menguntungkan bagi Indonesia. Sebab menurut
Kelola Perusahaan yang Baik. PERC, rendahnya penerapan Corporate
Penerapan prinsip GCG merupakan hal yang Governance akan mengancam arus investasi yang
tergolong tidak baru di Republik Indonesia, akan masuk ke Indonesia yang nyatanya pada era
dimulai untuk coba diterapkan pada tahun 1999 tersebut ekonominya sedang terpuruk.
dengan semangat untuk menciptakan iklim usaha Pada tahun 2002, dengan didorong semangat
yang kondusif, pemulihan ekonomi, serta perbaikan ekonomi (economy recovery) dan
menciptakan pemerintah yang bersih maka reformasi BUMN di Indonesia pasca terjadinya
kemudian prinsip GCG mulai dicoba untuk krisis ekonomi di tahun 90-an, upaya pemerintah
diterapkan di Indonesia sejak tahun 1999, tidak untuk menerapkan praktik GCG di Indonesia
terkecuali bagi BUMN, sebagai respon atas sejarah menjadi semakin serius, hal ini dibuktikan dengan
masa lalu, dimana pada tahun 90-an yang pada saat penerbitan peraturan dari Menteri BUMN pada era
itu sedang terjadi krisis ekonomi dan pencapaian tersebut. Yaitu dengan penerbitan Keputusan
kinerja BUMN yang terburuk pada masa itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-
BUMN yang pada dasarnya merupakan sebuah 117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek
badan usaha yang bergerak dibawah pemerintah, Good Corporate Governance pada Badan Usaha
pada era tersebut menjadi sumber pemasukan dana Milik Negara. Keputusan Menteri BUMN No.
pribadi bagi oknum-oknum yang memanfaatkan Kep-117/M-MBU/2002 ini dalam pasal 2 ayat 1
jabatannya untuk mendapatkan keuntungan atau memutuskan untuk mewajibkan BUMN di
yang lebih dikenal dengan praktik korupsi, kolusi Indonesia untuk menerapkan prinsip GCG secara
dan nepotisme (KKN). konsisten dan atau menjadikan prinsip GCG
Tabel 1 Peringkat Corporate Governance di sebagai landasan operasional
Asia Keputusan menerapkan prinsip GCG pada
No. Negara Skor BUMN di Indonesia saat ini bukan hanya bertujuan
1. Singapura 2,00
untuk melakukan reformasi BUMN pasca
2. Hongkong 3,59
3. Jepang 4,00 terjadinya krisis ekonomi di tahun 90-an. Namun,
4. Filipina 5,00 juga sebagai upaya untuk memperkuat posisi
5. Taiwan 6,10 perusahaan BUMN dalam upaya melakukan usaha
6. Malaysia 6,20 yang tidak lagi hanya bersaing di tingkat nasional,
7. Thailand 6,67 namun juga di tingkat internasional. Berbicara
8. Cina 8,22 mengenai BUMN yang bersaing di tingkat
9. Indonesia 8,29
10. Korea Selatan 8,83
internasional maka tidak bisa terlepas dari PT.
11. Vietnam 8,89 Semen Indonesia (Persero) Tbk. yang bisa dibilang
Sumber: PERC,2000 (diadopsi dari Sutedi, sebagai salah satu BUMN Republik Indonesia yang
2012:65) berorientasi global, atau yang telah beroperasi
secara internasional dan menjadi BUMN pertama
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus2016| 87
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
yang berstatus Multinational Company (MNC). sebagai suatu proses dan stuktur yang digunakan
Predikat yang didapat setelah PT. Semen Indonesia oleh organ perusahaan (Pemegang Saham, Pemilik
(Persero) Tbk. pada tahun 2012 mengakuisisi 70% Modal, Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi)
saham dari Thang Long Cement Joint Stock untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
Company, perusahaan semen Vietnam saat itu. akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai
Mengacu pada maksud dan tujuan dari BUMN pemegang saham dalam jangka panjang dengan
nomor 1 dan 2 yang tertera didalam pasal 2 ayat 1 tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
dari Undang-Undang No.19 Tahun 2013 tentang lainnya, berlandaskan peraturan perundang-
Badan Usaha Milik Negara, yaitu: 1.Memberikan undangan dan nilai-nilai etika.”
sumbangan bagi perekonomian nasional pada Dari dua definisi diatas, dapat disimpulkan
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; bahwa Good Corporate Governance (GCG) adalah
2.
Mengejar keuntungan. Maka sudah sepantasnya sebuah prinsip yang diterapkan didalam sebuah
prinsip GCG pada PT. Semen Indonesia (Persero) organisasi, yang ditujukan untuk mengatur
Tbk. dan anak-anak perusahaannya diterapkan hubungan diantara orang-orang yang terlibat demi
dengan baik sebagai upaya maksimalisasi kinerja terbentuk kinerja yang baik, yang diharapkan dapat
BUMN di tingkat nasional maupun tingkat memberikan nilai tambah dari dari organisasi
internasional. Hal yang pada akhirnya akan tersebut.
memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan Prinsip GCG memiliki asas-asas yang
berguna dalam upaya maksimalisasi keuntungan. terkandung didalamnya, adapun asas-asas dari
prinsip GCG menurut KNKG (2006:5) adalah:
2. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan 1) Transparansi (Transparency);
Good Corporate Governance (GCG) 2) Akuntabilitas (Accountability);
Menurut Panji dalam Hutagaol (2006:11) 3) Responsibilitas (Responsibility);
BUMN adalah “suatu badan usaha yang berbasis 4) Independensi (Independency);
pemerintah tetapi mempunyai fleksibilitas dan 5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness).
inisiatif sebagai perusahaan swasta”. Definisi lain
mengenai BUMN berdasarkan Pasal 1 ayat 1 dari Penerapan prinsip Good Corporate
Undang-Undang No.19 Tahun 2003 tentang Badan Governance (Tata Kelola Perusahaan yang baik)
Usaha Milik Negara adalah “badan usaha yang pada BUMN Republik Indonesia diawali dengan
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh semangat perbaikan ekonomi (economy recovery)
negara melalui penyertaan secara langsung yang dan reformasi BUMN di Indonesia pasca terjadinya
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan”. krisis ekonomi di tahun 90-an. Semangat perbaikan
Dari dua definisi BUMN diatas, secara sederhana ekonomi (economy recovery) dan reformasi
BUMN dapat diartikan sebagai badan usaha yang BUMN di Indonesia tersebut diwujudkan dengan
dimiliki oleh negara. Dalam kesehariannya, pemberlakuan Keputusan Menteri Badan Usaha
BUMN bertindak sebagai kepanjangan tangan dari Milik Negara (BUMN) No.KEP-117/M-
negara yang menyangkut hajat hidup orang MBU/2002 tentang kewajiban penerapan praktik
banyak. Berbeda dengan perusahaan swasta yang Good Corporate Governance pada BUMN.
dalam kegiatannya berorientasi hanya pada Kemudian seiring dengan kegiatan dunia usaha
kepentingan ekonomi. yang semakin dinamis dan kompetitif maka
Menurut Monks dan Winow dalam Tricker peraturan sebelumnya diperbaharui melalui
(2009:39) Good Corporate Governance (GCG) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
adalah “the relationship among various Negara Nomor: Per-01/MBU/2011 tentang
participants in determining the direction and penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good
performance of corporations. The primary Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik
participants are the shareholders, the management Negara dan kemudian diperbaharui lagi melalui
and the board of directors” (hubungan diantara Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara
berbagai bagian di dalam perusahaan dalam Nomor Per-09/MBU/2012 tentang Perubahan atas
menentukan arah dan kinerja dari perusahaan, Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara
dimana yang merupakan bagian utama adalah Nomor Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata
shareholders, manajemen dan jajaran direksi). Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance)
Pendapat lain mengenai definisi dari pada Badan Usaha Milik Negara.
Corporate Governance juga dikemukakan oleh Definisi Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Sutedi, Sutedi (2012:1) mengatakan bahwa: (Good Corporate Governance) menurut Peraturan
“Corporate Governance dapat didefinisikan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus2016| 88
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Nomor: 01/MBU/2011 adalah “prinsip-prinsip 3. METODE PENELITIAN
yang mendasari suatu proses dan mekanisme 3.1. Jenis Penelitian
pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan Pada penelitian yang dilakukan, peneliti
perundang-undangan dan etika berusaha”. Adapun memutuskan untuk menggunakan metode
prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
(Good Corporate Governance) yang dimaksud kasus. Metode kualitatif dipilih oleh peneliti karena
dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha peneliti ingin menggali sebuah kasus dengan
Milik Negara Nomor: 01/MBU/2011adalah: mendalam, dan metode kualitatif juga dipilih
1) Transparansi (Transparency); karena dapat memberikan pemahaman yang lebih
2) Akuntabilitas (Accountability); dalam mengenai sebuah topik atau permasalahan
3) Pertanggungjawaban (Responsibility); yang diteliti (Creswell, 2007:40). Adapun, yang
4) Kemandirian (Independency); dijadikan studi kasus adalah tentang penerapan
5) Kewajaran (Fairness) prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada
Keputusan menteri BUMN untuk Thang Long Cement Joint Stock Company selaku
menerapkan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Operating Company dari Badan Usaha Milik
Baik (Good Corporate Governance) di lingkungan Negara Republik Indonesia yang berorientasi
BUMN Republik Indonesia tentunya berdasarkan global, PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Adapun, tujuan
yang ingin dicapai dari penerapan prinsip Tata 3.2. Fokus Penelitian
Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Penetapan fokus penelitian bertujuan untuk
Governance) tertuang pada pasal ke-4 dari membatasi studi, sehingga dalam melakukan
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik penelitian tidak terjadi pembiasaan dalam
Negara Nomor: 01/MBU/2011, tujuan-tujuan mempersepsikan dan membahas masalah yang
tersebut adalah: sedang diteliti (Moleong,2014:94). Adapun yang
1) Mengoptimalkan nilai BUMN agar menjadi fokus penelitian ini adalah:
perusahaan memiliki daya saing yang 1) Strategi yang dilakukan oleh PT. Semen
kuat, baik secara nasional maupun Indonesia (Persero) Tbk. agar pemahaman
internasional, sehingga mampu dam pelaksanaan prinsip Good Corporate
mempertahankan keberadaannya dan Governance pada Thang Long Cement
hidup berkelanjutan untuk mencapai Joint Stock Company bisa terlaksana
maksud dan tujuan BUMN; dengan baik
2) Mendorong pengelolaan BUMN secara 2) Penerapan prinsip Good Corporate
profesional, efisien, dan efektif, serta Governance (GCG) pada Thang Long
memberdayakan fungsi dan Cement Joint Stock Company pasca
meningkatkan kemandirian Organ Akuisisi oleh PT. Semen Indonesia
Persero/Organ Perum; (Persero) Tbk.
3) Mendorong agar Organ Persero/Organ 3) Kondisi Sebelum dan Sesudah dari Thang
Perum dalam membuat keputusan dan Long Cement Joint Stock Company pasca
menjalankan tindakan dilandasi nilai Akuisisi dan Penerapan Prinsip Good
moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap Corporate Governance (GCG) oleh PT.
peraturan perundang-undangan, serta Semen Indonesia (Persero) Tbk.
kesadaran akan adanya tanggung jawab 4) Hambatan yang dihadapi PT.Semen
sosial BUMN terhadap Pemangku Indonesia (Persero) Tbk. dalam upaya
Kepentingan maupun kelestarian penerapan prinsip Good Corporate
lingkungan di sekitar BUMN; Governance pada Thang Long Cement
4) Meningatkan kontribusi BUMN dalam Joint Stock Company pasca akuisisi.
perekonomian nasional;
5) Meningkatkan iklim yang kondusif bagi 3.3. Lokasi Penelitian
perkembangan investasi nasional. Lokasi penelitian yang dipilih ialah pada PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk. yang berlokasi di
Jalan Veteran- Gresik, Jawa Timur. PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. dipilih karena merupakan
BUMN yang berkegiatan dalam penyediaan semen
di Indonesia dan Mancanegara. PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. juga dipilih karena telah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus2016| 89
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
menjadikan prinsip GCG sebagai budaya tata 1) Peneliti;
kelola perusahaannya yang berbentuk strategic 2) Pedoman Wawancara (interview guide);
holding company, dimana Thang Long Cement 3) Catatan Lapangan (field note);
Joint Stock Company menjadi salah satu operating 4) Perangkat penunjang.
company.
3.7. Analisis Data
3.4. Jenis dan Sumber Data Analisis data yang digunakan dalam
Menurut Lofland dalam Moleong (2014:157) penelitian ini adalah analisis data interaktif.
“sumber data utama dalam penelitian kualitatif Analisis data interaktif menurut Miles, Huberman,
ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah dan Saldana (2014:14) merupakan analisis yang
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. terdiri dari 3 tahapan analisis. Yaitu:
Dalam penelitian ini digunakan dua macam data, 1) Data Condensation (Kondensasi Data);
yaitu data primer dan data sekunder. 2) Data Display (Penyajian Data);
3) Drawing and Verifying Conclusions
3.5. Teknik Pengumpulan Data (Menggambarkan dan Memverifikasi
Teknik pengumpulan data merupakan hal Kesimpulan).
yang penting dalam suatu penelitian, sebab tujuan
utama dari penelitian ialah memperoleh data 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Sugiyono, 2013:224). Pada penelitian ini teknik 4.1. Strategi dari PT. Semen Indonesia
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti (Persero) Tbk. agar Pemahaman dan
ialah: Pelaksanaan Prinsip GCG pada TLCC
1) Observasi Terlaksana dengan Baik.
Teknik penelitian observasi pada penelitian Berdasarkan hasil wawancara bersama ketiga
ini juga difungsikan oleh peneliti untuk informan dapat disimpulkan bahwa strategi PT.
mendapatkan data tambahan yang dapat digunakan Semen Indonesia (Persero) Tbk. agar pemahaman
untuk memperkaya penelitian. dan pelaksanaan prinsip GCG pada TLCC bisa
2) Wawancara terlaksana dengan baik adalah dengan
Peneliti dalam penelitian ini melakukan menempatkan tiga orang karyawan dari PT.
wawancara terskruktur bersama tiga orang Semen Indonesia (Persero) Tbk. ke TLCC.
Informan dari PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Strategi tersebut sesuai dengan definisi strategi
yang dipilih karena dalam penelitian kualitatif, yang dikatakan oleh Grant dalam Gustina
sampling yang digunakan adalah purposeful (2003:29) yaitu “strategi adalah rencana
sampling, dimana peneliti memilih lokasi atau keseluruhan untuk menyebarkan sumber daya
informan yang bisa membantu peneliti untuk lebih dalam menyusun posisi yang menguntungkan”.
memahami sebuah kasus dengan memberikan Pendapat Grant dalam Gustina (2003:29)
informasi yang mendetail dan mendalam, serta terkait definisi dari strategi sejalan dengan apa
mendapatkan keterangan yang sebelumnya belum yang dilakukan oleh PT. Semen Indonesia
pernah didapatkan. Pada penelitian ini, wawancara (Persero) Tbk. yang menempatkan tiga orang
dilakukan dengan “SRW”, “SLI” dan “AA” selaku karyawannya, penempatan tiga orang karyawan
karyawan dari PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. tersebut bisa dianalogikan sebagai penyebaran
yang berada pada departemen yang sama dan sumber daya dari PT. Semen Indonesia (Persero)
berperan langsung dalam penerapan prinsip GCG Tbk. dan sebagai upaya memberikan pemahaman
di holding company dan operating company prinsip GCG serta sebagai upaya menjaga agar
3) Dokumentasi keputusan yang diambil pada TLCC merupakan
Pada penelitian ini, dokumentasi dapat keputusan yang menguntungkan PT. Semen
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, Indonesia (Persero) Tbk. bisa dianalogikan
majalah atau data baku lain yang diperoleh dari PT. sebagai “menyusun posisi yang
Semen Indonesia (Persero) Tbk. serta Thang Long menguntungkan”.
Cement Joint Stock Company yang digunakan Strategi penempatan karyawan dari PT.
untuk menguji kebenaran dari penelitian serta Semen Indonesia (Persero) Tbk. agar pemahaman
memberikan gambaran dari kondisi nyata di dan dan pelaksanaan prinsip GCG di TLCC
lapangan. diupayakan agar bisa terlaksana dengan baik
3.6. Instrumen Penelitian karena PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. telah
Pada penelitian ini instrumen atau alat yang menjadikan prinsip GCG sebagai budaya tata
digunakan adalah: kelola perusahaan, dan prinsip GCG sendiri
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus2016| 90
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
memiliki lima asas didalamnya, asas yang perusahaan disaat membuat laporan keuangan
pertama ialah Asas Transparansi. Asas konsolidasi.
Transparansi bila mengacu pada buku pedoman Instruksi kedua, yaitu TLCC yang diminta
umum Good Corporate Governance yang untuk menampilkan informasi perusahaan pada
dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan website perusahaan akan membuat setiap pihak
Governance (2006:5) adalah “ketika perusahaan yang ingin mengetahui informasi perusahaan bisa
diharuskan untuk menyediakan informasi yang langsung mendapatkannya via website perusahaan,
material dan relevan serta mudah dipahami oleh instruksi kedua yang diberikan oleh PT. Semen
pemangku kepentingan”. Sedangkan, Asas Indonesia (Persero) Tbk. pun sesuai dengan inti
Transparansi bila mengacu pada Peraturan definisi dari Asas Transparansi yaitu harus
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menyediakan informasi yang relevan dan mudah
Nomor: Per-0901/MBU/2012 adalah dipahami oleh stakeholder. Selanjutnya, Instuksi
“keterbukaan dalam proses pengambilan atau upaya ketiga dan merupakan keputusan yang
keputusan dan keterbukaan dalam juga tepat dari PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
mengungkapkan informasi material dan relevan untuk mewujudkan Asas Transparansi adalah
mengenai perusahaan”. Dari dua definisi Asas dengan menerapkan Enterprise Resource Planning
Transparansi diatas, dapat disimpulkan bahwa Structure Analysis & Product Development yang
sebuah perusahaan untuk mewujudkan Asas akan memudahkan pertukaran informasi didalam
Transparansi harus menyediakan informasi yang perusahaan serta dapat meminimalisir
relevan dan mudah dipahami oleh stakeholder. penyalahgunaan wewenang dan jabatan
Berdasarkan hasil wawancara yang dikarenakan kegiatan setiap karyawan dapat
dilakukan terhadap tiga orang informan, PT. dipantau.
Semen Indonesia (Persero) Tbk. dalam upaya Asas kedua dari prinsip GCG adalah Asas
mewujudkan Asas Transparansi (Transparency) Akuntabilitas, Asas Akuntabilitas bila mengacu
mengisntruksikan TLCC untuk: pada buku pedoman umum Good Corporate
1) Menerapkan metode pelaporan keuangan Governance yang dikeluarkan oleh Komite
yang berlaku secara internasional, yaitu Nasional Kebijakan Governance (2006:5) adalah
dengan metode International Financing “ketika perusahaan harus dapat mempertanggung
Report Standart (IFRS); jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar”.
2) Menginstruksikan TLCC untuk dapat Sedangkan, Asas Transparansi bila mengacu pada
menampilkan informasi perusahaan pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
website perusahaan; Negara Nomor: Per-09/MBU/2012 adalah
3) Menerapkan Enterprise Resource “kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung
Planning Structure Analysis & Program jawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan
Development (ERP SAP). terlaksana secara efektif”. Dari dua definisi Asas
Asas Transparansi yang disimpulkan sebagai Akuntabilitas diatas, dapat disimpulkan bahwa
bentuk tersedianya informasi yang relevan dan sebuah perusahaan untuk mewujudkan Asas
mudah dipahami oleh stakeholder apabila Akuntabilitas harus dapat mempertanggung
dibandingkan dengan instruksi yang diberikan oleh jawabkan kinerja setiap Organ sehingga tercipta
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk pada TLCC kinerja yang transparan dan efektif.
sebagai bentuk perwujudan Asas Transparansi, Berdasarkan wawancara yang dilakukan
maka instruksi yang diberikan sudahlah tepat, terhadap tiga orang informan, PT. Semen Indonesia
instruksi pertama yaitu disaat TLCC diminta untuk (Persero) Tbk. dalam upaya mewujudkan Asas
mengadopsi laporan keuangan yang berlaku secara Akuntabilitas memerintahkan TLCC untuk:
internasional, yaitu metode International 1) Mengadopsi metode pelaporan
Financing Reports Standart (IFRS) untuk keuangan yang berlaku secara
mengganti metode yang selama ini diadopsi oleh internasional, yaitu metode
TLCC, yaitu metode Vietnamese Accounting International Financing Reports
System (VAS). Penggantian metode pelaporan Standart (IFRS);
keuangan tersebut akan membuat PT. Semen 2) Menerapkan Enterprise Resource
Indonesia (Persero) Tbk. selaku shareholder dari Planning Structure Analysis &
TLCC dimudahkan dalam memahami laporan Program Development (ERP SAP).
keuangan dari TLCC, terlebih dengan metode Asas Akuntabilitas yang disimpulkan
pelaporan keuangan yang sama akan memudahkan sebagai bentuk pertanggung jawaban kinerja setiap
Organ di dalam perusahaan sehingga tercipta
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus2016| 91
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kinerja yang transparan dan efektif apabila Berdasarkan wawancara yang dilakukan
dibandingkan dengan instruksi yang diberikan oleh terhadap tiga orang informan, PT. Semen Indonesia
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk pada TLCC (Persero) Tbk. dalam upaya mewujudkan Asas
sebagai bentuk perwujudan Asas Akuntabilitas, Pertanggung Jawaban memerintahkan TLCC untuk
maka instruksi yang diberikan sudahlah tepat, dapat mengimplementasikan program CSR yang
instruksi pertama yaitu disaat TLCC diminta untuk sesuai International Standart Organization (ISO).
mengadopsi laporan keuangan yang berlaku secara Asas Pertanggungjawaban yang disimpulkan
internasional, yaitu metode International sebagai bentuk pertanggung jawaban perusahaan
Financing Reports Standart (IFRS) akan membuat untuk mematuhi aturan perundangan yang berlaku
terwujudnya transparansi dari laporan keuangan serta melaksanakan tanggung jawabnya terhadap
TLCC dan kemudian akan memudahkan PT. masyarakat dan lingkungan apabila dibandingkan
Semen Indonesia (Persero) Tbk. dalam memahami dengan instruksi yang diberikan oleh PT. Semen
laporan keuangan dari TLCC, terlebih dengan Indonesia (Persero) Tbk. pada TLCC untuk
metode pelaporan keuangan yang sama akan melaksanakan program CSR yang berlandaskan
memudahkan perusahaan disaat membuat laporan ISO sebagai bentuk perwujudan Asas Pertanggung
keuangan konsolidasi. Instruksi kedua yang Jawaban adalah instruksi yang tepat. Sebab, CSR
diberikan oleh PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. sendiri merupakan sebuah komitmen berkelanjutan
untuk mewujudkan Asas Akuntabilitas di TLCC dari sebuah perusahaan untuk memiliki etika
pun dinilai sudah tepat, pada instruksi kedua, perilaku dan memberikan kontribusi dalam
TLCC diinstruksikan untuk menerapkan perkembangan ekonomi serta dapat meningkatkan
Enterprise Resource Planning Structure Analysis kualitas hidup dari lingkungan kerja, karyawan,
& Product Development yang akan memudahkan serta masyarakat (Holme dan Watss dalam
pertukaran informasi didalam perusahaan sehingga Fontaine,2014:3).
tercipta kinerja yang efektif dari TLCC serta dapat Asas keempat dari prinsip GCG adalah Asas
sekaligus meminimalisir penyalahgunaan Kemandirian, Asas Kemandirian bila mengacu
wewenang dan jabatan dikarenakan kegiatan setiap pada buku pedoman umum Good Corporate
karyawan dapat dipantau melalui ERP SAP, yang Governance yang dikeluarkan oleh Komite
membuat terwujudnya kinerja yang transparan dari Nasional Kebijakan Governance (2006:5) adalah
tiap Organ dan karyawan dari TLCC yang hanya “asas yang diterapkan demi kelancaran
mampu bekerja sesuai kewenangan masing- pelaksanaan prinsip GCG, dimana perusahaan
masing. harus dikelola secara independen sehingga masing-
Asas ketiga dari prinsip GCG adalah Asas masing Organ perusahaan tidak saling
Pertanggung Jawaban, Asas Pertanggung Jawaban mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh
bila mengacu pada buku pedoman umum Good pihak lain”. Sedangkan, Asas Kemandirian bila
Corporate Governance yang dikeluarkan oleh mengacu pada Peraturan Menteri Negara Badan
Komite Nasional Kebijakan Governance (2006:5) Usaha Milik Negara Nomor: Per-09/MBU/2012
adalah “ketika perusahaan harus mematuhi adalah “keadaan dimana perusahaan dikelola
peraturan perundang-undangan serta secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
melaksanakan tanggung jawab terhadap pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak
masyarakat dan lingkungan, sehingga harapannya sesuai dengan peraturan perundangan dan prinsip
dapat terwujud kesinambungan usaha korporasi yang sehat”. Dari dua definisi Asas
(sustainability) dan pengakuan sebagai good Kemandirian diatas, dapat disimpulkan bahwa
corporate citizen. Sedangkan, Asas Pertanggung sebuah perusahaan untuk mewujudkan Asas
Jawaban bila mengacu pada Peraturan Menteri Kemandirian harus dikelola secara independen dan
Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: Per- profesional tanpa adanya dominasi dari salah satu
09/MBU/2012 adalah “kesesuaian di dalam Organ atau pihak lain.
pengelolaan perusahaan terhadap peraturan Berdasarkan hasil wawancara bersama ketiga
perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi informan, dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya
yang sehat”. Dari dua definisi Asas PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. untuk
Pertanggungjawaban diatas, dapat disimpulkan mewujudkan Asas Kemandirian pada TLCC
bahwa sebuah perusahaan untuk mewujudkan Asas adalah dengan merancang Pedoman Etika dan
Pertanggung Jawaban sebuah perusahaan harus Board Manual bagi TLCC. Asas Kemandirian
mematuhi aturan perundangan yang berlaku serta yang disimpulkan sebagai bentuk pengelolaan
melaksanakan tanggung jawabnya terhadap perusahaan yang independen dan profesional tanpa
masyarakat dan lingkungan. adanya dominasi dari salah satu Organ atau pihak
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus2016| 92
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
lain apabila dibandingkan dengan instruksi yang mengacu pada Peraturan Menteri Negara Badan
diberikan oleh PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Usaha Milik Negara Nomor: Per-09/MBU/2012
pada TLCC untuk menerapkan Board Manual dan adalah “keadilan dan kesetaraan didalam
Pedoman Etika, maka instruksi yang diberikan memenuhi hak-hak pemangku kepentingan
sudahlah tepat. Sebab, Board Manual atau (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian
Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi dan peraturan perundang-undangan”. Dari dua
menciptakan kejelasan peran dan tanggung jawab definisi Asas Kewajaran dan Kesetaraan diatas,
dari tiap Organ didalam perusahaan, termasuk dapat disimpulkan bahwa sebuah perusahaan untuk
didalamnya adalah Rapat Umum Pemegang Saham mewujudkan Asas Kewajaran dan Kesetaraan
(RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. harus dapat memberikan perhatian terkait keadilan
Di Indonesia khususnya, PT. Semen dan kesetaraan dalam memenuhi kepentingan
Indonesia (Persero) Tbk. memiliki Board Manual pemegang saham (shareholder) dan pemangku
yang diperlukan sebagai pedoman untuk mengatur kepentingan (stakeholder).
hubungan antara Dewan Komisaris dan Direksi. Berdasarkan hasil wawancara bersama ketiga
Hubungan antara Dewan Komisaris dan Direksi informan, dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya
tersebut perlu diatur di Indonesia karena Indonesia PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. untuk
menganut prinsip two tier system, yang membuat mewujudkan Asas Kewajaran dan Kesetaraan pada
terdapat pemisahan tugas dan kewajiban yang TLCC adalah dengan menginstruksikan TLCC
tegas, dimana perusahaan dikelola oleh Direksi dan untuk dapat menampilkan informasi perusahaan
Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan pada website perusahaan, sehingga semua pihak
pemberian nasihat terhadap tindakan yang dapat dengan mudah mengetahui informasi tentang
dilakukan direksi. Berbeda dengan Indonesia yang perusahaan. Asas Kewajaran dan Kesetaraan yang
menerapkan two tier system yang membuat Dewan disimpulkan sebagai bentuk memberikan perhatian
Komisaris dan Direksi dijabat oleh pribadi yang terkait keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi
berbeda, di Vietnam Dewan Komisaris dan Direksi kepentingan pemegang saham (shareholder) dan
dijabat oleh pribadi yang sama, dikarenakan negara pemangku kepentingan (stakeholder) apabila
Vietnam menganut prinsip one tier system. Hal dibandingkan dengan instruksi yang diberikan oleh
tersebut lah yang kemudian membuat PT. Semen PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk pada TLCC
Indonesia (Persero) Tbk. menginstruksikan TLCC sebagai bentuk perwujudan Asas Kewajaran dan
untuk segera menerapkan Board Manual yang Kesetaraan, maka instruksi yang diberikan
sudah dirancang oleh Perseroan karena Board sudahlah tepat. Sebab, dengan menampilkan
Manual berisikan ketentuan dan peraturan informasi perusahaan pada website perusahaan
perundangan, Anggaran Dasar dan arahan membuat semua pihak, baik pemegang saham
pemegang saham yang diterapkan dalam Rapat (shareholder) maupun pemangku kepentingan
Umum Pemegang Saham (RUPS). (stakeholder) mendapatkan perlakuan yang sama
Selain penerapan Board Manual, instruksi dalam mengakses informasi perusahaan.
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. kepada TLCC Penerapan prinsip GCG yang memiliki lima
untuk menerapkan Pedoman Etika dinilai tepat asas didalamnya seperti yang telah dijelaskan
karena Pedoman Etika membuat karyawan dari sebelumnya kemudian juga dirasa penting oleh PT.
sebuah perusahaan bekerja secara profesional. Semen Indonesia (Persero) Tbk. untuk diterapkan
Pedoman Etika sendiri berisi pedoman etika di TLCC. Sebab, penerapan prinsip GCG yang
perusahaan dan pedoman etika perilaku setiap konsisten merupakan faktor yang sangat penting
karyawan yang merupakan wujud komitmen dalam mengelola perusahaan, terlebih disaat risiko
Perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan saat
dan akan menciptakan nilai perusahaan (corporate ini semakin meningkat, yaitu setelah memiliki satu
value). operating company tambahan yang berada di
Asas kelima dari prinsip GCG adalah Asas negara yang berbeda yaitu Vietnam.
Kewajaran dan Kesetaraan, Asas Kewajaran dan Berdasarkan keterangan yang didapat dari
Kesetaraan bila mengacu pada buku pedoman tiga informan dari PT. Semen Indonesia (Persero)
umum Good Corporate Governance yang Tbk., isu yang didapat terkait kondisi TLCC
dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan sebelum dan sesudah penerapan prinsip GCG yang
Governance (2006:5) adalah “berkaitan dengan dikelola oleh PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
kepentingan pemegang saham dan pemangku adalah saat ini karyawan TLCC mulai mulai
kepentingan yang senantiasa harus diperhatikan”. memahami tentang apa itu prinsip GCG setelah
Sedangkan, Asas Kewajaran dan Kesetaraan bila pada masa awal akuisisi sama sekali tidak
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus2016| 93
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
mengetahui tentang prinsip GCG. Khususnya profesional untuk menciptakan awareness terkait
dalam metode pelaporan keuangannya yang dahulu prinsip GCG di negara Vietnam”.
dilaporkan dengan metode pelaporan keuangan Berdasarkan hasil survey dari Political and
Vietnamese Accounting System (VAS), saat ini Economy Risk Economy (PERC) yang ditampilkan
telah sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh pada sub bab latar belakang ,data yang dirilis Asean
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. yaitu dengan Corporate Governance Scorecard (ACGA), dan
metode International Financing Reports Standart jawaban dari ketiga informan, dapat disimpulkan
(IFRS). Adapun kedua perubahan tersebut bahwa hambatan yang dihadapi oleh PT. Semen
terwujud setelah TLCC diinstruksikan untuk Indonesia (Persero) Tbk. dalam upaya menerapkan
menerapkan asas-asas yang terkandung didalam prinsip GCG di negara Vietnam adalah karena
prinsip GCG. Perubahan lainnya, dalam belum adanya aturan resmi di negara Vietnam.
pengetahuan dan pemahaman dari TLCC yang saat Belum adanya aturan resmi di Vietnam yang
ini sedikit demi sedikit semakin dipahami oleh mewajibkan penerapan prinsip GCG pada
karyawan TLCC dianggap sebagai perubahan yang perusahaan yang beroperasi di Vietnam yang
sangat positif mengingat kondisi awal TLCC yang dikatakan sebagai hambatan dalam penerapan
dahulunya sama sekali tidak mengetahui tentang prinsip GCG pada TLCC adalah benar adanya.
apa itu prinsip GCG. Sebab, peraturan atau kebijakan resmi dari
pemerintah akan membuat karyawan secara
4.2. Hambatan yang Dihadapi oleh PT. individu dan perusahaan secara kesatuan akan
Semen Indonesia (Persero) Tbk. dalam mengupayakan untuk menerapkan aturan dan
Menerapkan dan Mengelola Prinsip kebijakan yang ada secara baik dan benar (Peng,
Good Corporate Governance (GCG) pada 2010:33).
Thang Long Cement Joint Stock Kondisi negara Vietnam yang belum
Company memiliki aturan resmi yang mewajibkan
Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga perusahaan yang ada di Vietnam untuk
informan dari PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk., menerapkan prinsip GCG pada dasarnya
ditemukan sebuah isu terkait lemahnya penerapan merupakan sebuah hal yang tidak dapat diinterupsi
GCG di negara Vietnam yang mendukung survei lebih dalam oleh PT. Semen Indonesia (Persero)
dari PERC pada tahun 2000 yang telah ditampilkan Tbk. Oleh karena itu, PT. Semen Indonesia
pada sub bab latar belakang. Lemahnya negara (Persero) Tbk. secara perlahan harus bisa terus
Vietnam dalam penerapan GCG berdasarkan apa mengedukasi TLCC terkait penerapan prinsip
yang dikatakan oleh ketiga informan adalah karena GCG melalui seminar-seminar tentang apa itu
kondisi negara Vietnam yang belum memiliki prinsip GCG dan manfaat apa yang didapat dari
aturan resmi yang mewajibkan perusahaan yang penerapan prinsip GCG serta pendampingan dari
ada di Vietnam untuk menerapkan prinsip GCG. karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Belum adanya aturan resmi tersebut kemudian juga yang ditempatkan di TLCC hingga prinsip GCG
membuat karyawan dari TLCC pada khususnya dapat dipahami secara penuh dan bisa
tidak memiliki pengetahuan tentang apa itu GCG diimplementasikan dengan benar sehingga TLCC
dan keuntungan apa yang didapat setelah dan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. bisa
menerapkan prinsip GCG. mendapatkan manfaat dari penerapan Good
Ungkapan ketiga informan dari PT. Semen Corporate Governance secara penuh.
Indonesia (Persero) Tbk. kemudian juga didukung
oleh data yang dirilis oleh Asean Corporate 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Governance Scorecard (ACGA) terkait penilaian 5.1 Kesimpulan
dari performa corporate governance negara-negara Berdasarkan pembahasan yang sudah dijelaskan
di ASEAN, ACGA (2014:95) mengatakan bahwa: terkait penerapan prinsip Good Corporate
“Prinsip GCG di Vietnam masih merupakan hal Governance (GCG) pada Thang Long Cement
yang baru dikenal dan masih membutuhkan Joint Stock Company, maka dapat ditarik
edukasi yang lebih agar bisa menjadi budaya dari kesimpulan bahwa:
perusahaan, penerapan GCG di Vietnam juga 1) Strategi yang diterapkan oleh PT. Semen
masih tergolong sangat rendah karena masih Indonesia (Persero) Tbk. agar pemahaman
minimnya pengetahuan untuk mengaplikasikan dan pelaksanaan prinsip Good Corporate
prinsip Good Corporate Governance. Untuk itu, Governance pada TLCC bisa terlaksana
diperlukan sebuah pelatihan dari lembaga dengan baik adalah dengan menempatkan
3 orang karyawan dari PT. Semen
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus2016| 94
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Indonesia (Persero) Tbk. ke TLCC yang yang bisa didapat ketika menerapkan
diharapkan dapat menjadi corporate prinsip GCG kedalam perusahaan.
culture agent dari induk perusahaan,
khususnya terkait prinsip Good Corporate 5.2 Saran
Governance (GCG). Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat
2) Penerapan prinsip Good Corporate diberikan oleh peneliti dalam kaitannya dengan
Governance (GCG) pada TLCC belum penerapan Good Corporate Governance (GCG)
berjalan dengan efektif seiring dengan pada TLCC adalah:
belum terlaksananya semua instruksi dari 1) Pemerintah Indonesia sebaiknya
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. yang mendiskusikan tentang kebijakan Good
diberikan untuk mewujudkan asas-asas Corporate Governance (GCG) kepada
dari prinsip GCG. Penerapan prinsip GCG Pemerintah Vietnam, terlebih Indonesia
pada TLCC juga terbilang belum dan Vietnam telah sepakat untuk menjalin
terlaksana dengan efektif karena sejauh kerjasama berupa kemitraan strategis.
ini TLCC baru sampai pada tahap Adapun, diskusi yang dilakukan dapat
mencoba memahami prinsip GCG. berupa himbauan dan edukasi terkait
3) Sebelum diakusisi oleh PT. Semen manfaat yang sangat besar yang bisa
Indonesia (Persero) Tbk. TLCC sama didapat dari penerapan prinsip GCG pada
sekali tidak mengetahui tentang apa itu tata kelola perusahaan yang kemudian
prinsip GCG, setelah diakuisisi dan juga dapat menguntungkan negara
diinstruksikan untuk menerapkan prinsip Vietnam dengan meningkatnya arus
GCG oleh PT. Semen Indonesia (Persero) investasi di negara tersebut.
Tbk. barulah TLCC sedikit demi sedikit 2) PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. harus
mulai mengetahui dan menerapkan selalu melakukan edukasi terkait prinsip
prinsip GCG. Sejauh ini, tidak GCG kepada TLCC hingga karyawan
sepenuhnya tidak terlaksana dengan baik. TLCC benar-benar memahami dan
Namun, terdapat instruksi dari PT. Semen melaksanakan prinsip GCG dengan
Indonesia (Persero) Tbk. yang sudah efektif.
dilaksanakan dengan baik oleh TLCC. 3) PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. dapat
Yaitu, dalam perbaikan metode pelaporan mengadakan assesment terkait penerapan
keuangan yang sebelumnya dilaporkan GCG di TLCC dan menginstruksikan
hanya dengan metode Vietnamese TLCC untuk membuat roadmap
Accounting System (VAS), kini telah penerapan GCG, sehingga penerapan
dilaporkan dengan metode International GCG dari TLCC dapat semakin baik
Financing Report Standart (IFRS). setiap tahunnya.
4) PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. 4) Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya
dalam upaya menerapkan prinsip GCG di dapat mengembangkan penelitian terkait
TLCC menemui hambatan berupa GCG seperti mengaitkan penerapan
rendahnya pengetahuan dan pemahaman prinsip GCG dengan kinerja perusahaan
dari karyawan TLCC tentang prinsip atau bisa juga meneliti penerapan GCG
GCG, hal tersebut dikarenakan kondisi pada perusahaan swasta yang berorientasi
negara Vietnam yang belum memiliki global sehingga akan memberikan
aturan resmi yang mewajibkan gambaran lain terkait penerapan GCG.
perusahaan untuk menerapkan prinsip
GCG, sehingga karyawan TLCC pada DAFTAR PUSTAKA
khususnya tidak mengetahui tentang apa
itu prinsip GCG dan apa yang didapat Asian Development Bank. 2014. ASEAN
ketika menerapkan prinsip GCG. Oleh Corporate Governance Scorecard: Country
karena hal tersebut kemudian PT. Semen Reports and Assessments 2013-2014.
Indonesia (Persero) Tbk. masih harus Philippines : Asian Development Bank
terus mengedukasi karyawan TLCC Creswell,J,W. 2007. Qualitative Inquiry &
hingga memiliki pengetahuan dan Research Design; Choosing Among Five
pemahaman mengenai prinsip GCG,
Approaches. California: Sage Publication Inc
khususnya nilai tambah (added value) apa

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus2016| 95


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Gustina,L. 2003. Strategi Bersaing PT.XYZ dalam
Industri Jasa Penyelenggara Akses Internet.
Universitas Indonesia : Tesis
Miles, Huberman, Saldana.2014. Qualitative Data
Analysis: A Methods Sourcebook. Sage
publication
Peng, W. M. 2010. Global Business. Ohio:
Cengage Learning
Sutedi, A. 2012. Good Corporate Governance.
Jakarta: Sinar Grafika
Tricker, B. 2009. Corporate Governance;
Principles, Policies, and Practices. New
York: Oxford University Press

Peraturan
Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik
Indonesia No. 19 tentang Badan Usaha
Milik Negara
Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara Republik
Indonesia Nomor: PER-01/MBU/2011
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik (Good Corporate Governance)
pada Badan Usaha Milik Negara.
Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Republik Indonesia Nomor:
PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha
Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik (Good Corporate Governance)
pada Badan Usaha Milik Negara.
Indonesia. 2006. Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia. Komite
Nasional Kebijakan Governance.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 37 No. 1 Agustus2016| 96


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like