You are on page 1of 7

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM

MENYELESAIKAN SOAL ANALISIS MELALUI PEMBELAJARAN


MATEMATIKA BERDASARKAN MASALAH
Fransiskus Gatot Iman Santoso
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Katolik Widya Mandala Madiun
Email : fransimansantoso@yahoo.com

ABSTRACT
The research was conducted aimed to determine students' critical thinking skills in solving problems in the
course of analysis Geometric Transformations through problem based learning in mathematics. The ability to
think critically examined is the ability to solve problems, in this matter of the analysis, the correct procedure
and reasoned, correctly draw conclusions based on the facts and the arguments are valid. Students' critical
thinking skills in solving problems related to the analysis of subject matter Geometric Transformations,
namely translational, half-round, reflection and rotation. This research is descriptive qualitative approach.
This study was conducted at Catholic University of Widya Mandala Madiun, and research subjects are
students majoring in Mathematics Education Geometric Transformations course overflow Even semester
academic year 2011/2012. Data collection techniques in this study using a test method, namely Critical
Thinking Test. The results of this study are based on learning mathematics through problem obtained that the
average Critical Thinking Skills (CBC) students in solving problems overall analysis on the subject
Transformation Geometry of 5.53 and qualifies as being 'critical thinking skills.
Keywords: Critial Thinking Skills, Problem Based Learning Mathematics

PENDAHULUAN tinggi, supaya calon guru ini mengetahui


Matematika adalah salah satu mata proses pendidikan dan pembelajaran yang
pelajaran di sekolah, dan juga merupakan ada. Sehingga, ketika calon guru ini terjun ke
mata pelajaran wajib bagi semua peserta lapangan sudah siap menghadapi dunia
didik. Tentu saja para peserta didik pendidikan yang ada pada saat ini.
diharapkan dapat menguasai konsep-konsep Pada mata pelajaran matematika, calon
yang dipelajarinya dengan baik. Kurangnya guru atau mahasiswa pendidikan matematika
pemahaman dalam matematika harus memiliki kemampuan untuk berpikir
mengindikasikan bahwa peserta didik logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.
mengalami kesulitan dalam mempelajari Hal ini dikarenakan, pada matematika
konsep matematika. Kesulitan peserta didik dituntut untuk berpikir secara deduktif dan
dapat mengakibatkan peserta didik tidak induktif, dan untuk menyelesaikan suatu
mampu untuk berpikir secara logis, analitis, masalah matematika tidak dengan satu
sistematis, kritis, dan kreatif. Untuk penyelesaian saja. Namun, pada
mengatasi permasalahan ini, banyak faktor kenyataannya harapan itu belum sepenuhnya
yang harus diperhatikan. Salah satunya faktor terwujud. Hal itu yang sering terjadi pada
dari guru. mahasiswa Pendidikan Matematika
Guru merupakan salah satu faktor Universitas Katolik Widya Mandala Madiun,
keberhasilan peserta didik untuk mencapai khususnya pada matakuliah Geometri
kemampuan yang maksimal atau terbaik. Transformasi. Apalagi materi yang ada pada
Guru harus mempersiapkan diri dari rencana matakuliah Geometri Tranformasi
pembelajaran sampai dengan tes yang akan disampaikan pada peserta didik sekolah
digunakan untuk mengukur hasil belajar menengah, baik SMP maupun SMA,
peserta didik. Sebelum menjadi seorang guru, terutama translasi, refleksi dan rotasi.
calon guru ini perlu dididik di perguruan

11
Fransiskus, Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa...

Geometri Transformasi merupakan satunya dengan memberikan pertanyaan


salah satu matakuliah yang harus ditempuh analisis. Pertanyaan analisis merupakan
mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika pertanyaan yang menuntut mahasiswa
pada tahun kedua semester genap. Deskripsi memecahkan permasalahan kompleks
matakuliah ini adalah mahasiswa mampu menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana
memahami transformasi dalam geometri, dan menentukan hubungan masing-masing
isometri-isometri seperti translasi, setengah bagian.
putaran, refleksi, rotasi, serta hasilkali Dalam mengembangkan keterampilan
beberapa isometri, hubungannya dan sifat- kemampuan berpikir kritis peserta didik perlu
sifatnya, sehingga terampil mengajar di suatu pembelajaran yang dapat
sekolah menengah. Dari deskripsi matakuliah mengembangkan kemampuan tersebut.
tersebut tersirat bahwa pada perkuliahan Banyak pembelajaran yang dapat digunakan
Geometri Transformasi harus untuk mengembangkan kemampuan berpikir
mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis, salah satunya melalui pembelajaran
mahasiswa yang di dalamnya terdapat matematika berdasarkan masalah.
kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis Pembelajaran matematika berdasarkan
merupakan proses intelektual yang meliputi masalah merupakan pembelajaran
mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, matematika yang menggunakan pembelajaran
mengevaluasi informasi, mengob-servasi, berdasarkan masalah. Dengan menggunakan
menrefleksi, sebagai dasar untuk pembelajaran matematika berdasarkan
mempercayai dan melakukan sesuatu masalah ini diharapkan kemampuan berpikir
(NCTM, 1989). Sedangkan Halpern (1984) kritis mahasiswa dapat berkembang dan
menggambarkan berpikir kritis sebagai terampil. Dengan demikian selama
proses berpikir yang terarah dan bertujuan. pembelajaran ini, mahasiswa dilatih untuk
Dengan demikian berpikir kritis adalah mengembangkan kemampuan berpikir
kegiatan yang beralasan berdasarkan fakta- kritisnya. Selain itu, dengan pertanyaan-
fakta dan argumen yang valid sebagai acuan pertanyaan analisis diharapkan dapat
untuk melakukan sesuatu maupun mengambil meningkatkan pemahaman dan hasil
keputusan. belajarnya.
Pada pembelajaran Geometri
Transformasi selama ini, ada kecenderungan TUJUAN PENELITIAN
lebih menekankan pada aspek menghitung Penelitian ini bertujuan untuk
atau menerapkan rumus dan teorema. mengetahui kemampuan berpikir kritis
Misalnya, setelah dosen menjelaskan definisi mahasiswa dalam menyelesaikan soal
transformasi, mahasiswa langsung analisis pada matakuliah Geometri
menentukan suatu transformasi dari fungsi Transformasi melalui pembelajaran
tertentu. Dosen jarang bahkan kurang matematika berdasarkan masalah.
mengajukan pertanyaan analisis untuk
melatih kemampuan berpikir kritis PEMBATASAN MASALAH
mahasiswa dalam membaca definisi. Mengingat terbatasnya waktu, biaya
Misalnya, dari definisi transformasi, dosen dan tenaga dalam penelitian ini, serta agar
seharusnya dapat mengajukan pertanyaan, penelitian ini lebih mendalam dan terarah,
”apakah transformasi bersifat tunggal? Beri maka peneliti membatasi :
penjelasan!” Jika memandang karakteristik 1. Kemampuan berpikir kritis yang
materi Geometri Transformasi dimaksud adalah kemampuan memecahkan
memungkinkan dosen untuk melatih masalah, dalam hal ini soal analisis, dengan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa, salah prosedur yang benar serta beralasan, menarik

12
Fransiskus, Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa...

kesimpulan dengan benar berdasarkan fakta dan masing-masing soal analisis berkaitan
dan argumen yang valid. dengan materi matakuliah Geometri
2. Tes berpikir kritis yang diberikan pada Transformasi, yaitu Translasi, Setengah
mahasiswa setelah mahasiswa mengikuti putaran, Refleksi dan Rotasi. Adapun subjek
pembelajaran matematika berdasarkan penelitiannya adalah mahasiswa jurusan
masalah di akhir pokokbahasan. Pendidikan Matematika yang mengampuh
matakuliah Geometri Transformasi pada
MANFAAT PENELITIAN semester Genap Tahun Akademik 2011/2012.
Adapun manfaat dalam penelitian ini Setelah peneliti menyusun instrumen
adalah: penelitian, baik instrumen rencana
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat pembelajaran maupun instrumen tes,
menjadi masukan bagi universitas dan selanjutnya peneliti melakukan proses
dosen bahwa untuk menyampaikan materi pembelajaran sesuai instrumen rencana
perkuliahan memperhatikan kemampuan pembelajaran dengan menggunakan
berpikir kritis mahasiswa. pembelajaran berdasarkan masalah sesuai
2. Menambah pengetahuan tentang pokokbahasan pada matakuliah Geometri
kemampuan berpikir kritis, dan Transformasi. Di akhir pembelajaran di
mengaplikasikannya dalam proses masing-masing pokokbahasan, subyek
pembelajaran. penelitian dikenakan tes berpikir kritis.
3. Bagi mahasiswa diharapkan bisa belajar Setelah subjek penelitian dikenakan tes
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal
berpikir kritis, sehingga bisa digunakan analisis pada matakuliah Geometri
untuk membantunya belajar pada segala Transformasi di masing-masing akhir
bidang dan dapat meningkatkan hasil pembelajaran berdasarkan pokokbahasan
belajar mahasiswa. yang dipelajari, maka diperoleh hasil
penelitian :
HASIL PENELITIAN 1. Rataan Kemampuan Berpikir Kritis
Pelaksanaan Penelitian (KBK) mahasiswa dalam menyelesaikan
Sebelum peneliti melakukan penelitian soal analisis pada pokokbahasan Translasi
lapangan untuk menyelesaikan permasalahan sebesar 4,80 dan masuk dalam kriteria
penelitian dan menganalisa hasil penelitian, kemampuan berpikir kritis sedang, dengan
peneliti terlebih dahulu menyusun instrumen sebaran kriteria KBK sebagai berikut :
penelitian yaitu instrumen rencana Tabel 1. Kemampuan Berpikir Kritis
pembelajaran dan instrumen tes. Instrumen (KBK) Mahasiswa pada Pokokbahasan
Translasi (S)
rencana pembelajaran disusun dengan Kriteria KBK Jumlah Persentase
menggunakan pembelajaran berdasarkan Mahasiswa
masalah (PBM), sedangkan materi KBK Rendah 3 20,00%
perkuliahan diambil dari matakuliah KBK Sedang 10 66,67%
Geometri Transformasi dengan KBK Tinggi 2 13,33%
pokokbahasan Translasi, Setengah Putaran, Jumlah 15 100,00%
Refleksi dan Rotasi. Setelah instrumen 2. Rataan Kemampuan Berpikir Kritis
rencana pembelajaran disusun, selanjutnya (KBK) mahasiswa dalam menyelesaikan
peneliti menyusun instrumen tes. Instrumen soal analisis pada pokokbahasan Setengah
tes yang disusun adalah Tes Berpikir Kritis Putaran sebesar 5,67 dan masuk dalam
(TBK) dalam menyelesaikan soal analisis kriteria kemampuan berpikir kritis sedang,
pada matakuliah Geometri Transformasi. dengan sebaran kriteria KBK sebagai
TBK ini disusun sebanyak 4 (empat) soal tes, berikut :

13
Fransiskus, Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa...

Tabel 2. Kemampuan Berpikir Kritis 3 0 4 3 2 9 15,00%


(KBK) Mahasiswa pada Pokokbahasan Total 15 15 15 15 60 100,00%

Setengah Putaran (H)


Tabel 6. Skor Aspek Penilaian
Kriteria KBK Jumlah Persentase
Mahasiswa Keruntutan Langkah Pengerjaan
Jumlah Mahasiswa
KBK Rendah 4 26,67% Skor Persen-
KBK Sedang 6 40,00% S H M R Total
tase
KBK Tinggi 5 33,33% 0 1 3 2 3 9 15,00%
Jumlah 15 100,00% 1 3 2 3 1 9 15,00%
2 11 10 10 11 42 70,00%
Total 15 15 15 15 100,00
3. Rataan Kemampuan Berpikir Kritis (KBK) 60 %
mahasiswa dalam menyelesaikan soal
analisis pada pokokbahasan Refleksi Tabel 7. Skor Aspek Penilaian
sebesar 5,53 dan masuk dalam kriteria Kebenaran Jawaban Setiap Langkah
Jumlah Mahasiswa
kemampuan berpikir kritis sedang, dengan Skor Persen-
sebaran kriteria KBK sebagai berikut : S H M R Total
tase
Tabel 3. Kemampuan Berpikir Kritis 0 3 3 2 3 11 18,33%
(KBK) Mahasiswa pada Pokokbahasan 1 10 7 12 6 35 58,33%
Refleksi (M) 2 2 5 1 6 14 23,33%
Kriteria KBK Jumlah Persentase Total 15 15 15 15 60 100,00%
Mahasiswa
KBK Rendah 2 13,33% Tabel 8. Skor Aspek Penilaian
KBK Sedang 11 73,33% Kebenaran Menyimpulkan Pernyataan
KBK Tinggi 2 13,33% Jumlah Mahasiswa
Jumlah 15 100,00% Skor Persen-
S H M R Total
4. Rataan Kemampuan Berpikir Kritis (KBK) tase
mahasiswa dalam menyelesaikan soal 0 11 10 14 8 43 71,67%
1 4 5 1 7 17 28,33%
analisis pada pokokbahasan Rotasi
Total 15 15 15 15 60 100,00%
sebesar 6,13 dan masuk dalam kriteria
kemampuan berpikir kritis sedang, dengan Tabel 9. Skor Aspek Penilaian Argumen
sebaran kriteria KBK sebagai berikut : Jumlah Mahasiswa
Tabel 4. Kemampuan Berpikir Kritis Skor Persen-
(KBK) Mahasiswa pada Pokokbahasan S H M R Total
tase
Rotasi (R) 0 3 3 2 3 11 18,33%
Kriteria KBK Jumlah Persentase 1 10 7 8 3 28 46,67%
Mahasiswa
2 2 5 5 9 21 35,00%
KBK Rendah 3 20,00%
Total 15 15 15 15 60 100,00%
KBK Sedang 6 40,00%
KBK Tinggi 6 40,00%
Jumlah 15 100,00% 6. Rataan Kemampuan Berpikir Kritis (KBK)
mahasiswa dalam menyelesaikan soal analisis
5. Skor masing-masing aspek penilaian secara keseluruhan pada matakuliah Geometri
kemampuan berpikir kritis dalam Transformasi sebesar 5,53 dan masuk dalam
menyelesaikan soal analisis pada matakuliah kriteria kemampuan berpikir kritis sedang,
Geometri Transformasi sebagai berikut : dengan sebaran kriteria KBK sebagai berikut :
Tabel 5. Skor Aspek Penilaian Ketepatan
Tabel 10. Kemampuan Berpikir Kritis
Sketsa/Gambar
Jumlah Mahasiswa (KBK) Mahasiswa pada Matakuliah
Skor Persen- Geometri Transformasi
S H M R Total
tase Kriteria KBK Jumlah Persentase
0 0 1 0 0 1 1,67% Mahasiswa
1 15 8 6 9 38 63,33% KBK Rendah 3 20,00%
2 0 2 6 4 12 20,00%

14
Fransiskus, Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa...

KBK Sedang 11 73,33% Kebermaknaan ini dalam pembelajaran


KBK Tinggi 1 6,67% matematika berdasarkan masalah membuat
Jumlah 15 100,00%
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam
menyelesaikan soal analitis pada matakuliah
PEMBAHASAN
Geometri Transformasi pada kriteria sedang.
Berdasarkan hasil penelitian melalui
Hal ini didukung dengan persentase
pembelajaran matematika berdasarkan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang
masalah diperoleh pada matakuliah Geometri
mempunyai kriteria sedang dan tinggi sebesar
Transformasi kemampuan berpikir kritis
80% pada pokokbahasan Translasi, sebesar
(KBK) mahasiswa dalam menyelesaikan soal
73,33% pada pokokbahasan Setengah
analisis pada pokokbahasan Translasi sebesar
Putaran, sebesar 83,67% pada pokokbahasan
4,80, pada pokokbahasan Setengah Putaran
Refleksi, sebesar 80,00% pada pokokbahasan
sebesar 5,67, pada pokokbahasan Refleksi
Rotasi dan sebesar 80,00% pada matakuliah
sebesar 5,53, pada pokokbahasan Rotasi
Geometri Transformasi.
sebesar 6,13 serta pada matakuliah Geometri
Berdasarkan aspek penilaian
Transformasi sebesar 5,53 dan masuk dalam
kemampuan berpikir kritis dalam
kriteria kemampuan berpikir kritis sedang.
menyelesaikan soal analisis pada matakuliah
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
Geometri Transformasi pada tabel 5 yaitu
matematika berdasarkan masalah sudah
aspek penilaian ketepatan sketsa/gambar
dengan baik dalam melatih mahasiswa untuk
menunjukkan bahwa 65% mahasiswa (dari
berpikir kritis dalam menyelesaikan soal
skor 0 dan skor 1) masih kurang tepat
analisis yang diajukan selama pembelajaran
membuat sketsa/gambar dalam
berlangsung. Hasil ini menambah
menyelesaikan permasalahan yang diajukan.
kebermaknaan pembelajaran berdasarkan
Hanya 15% mahasiswa saja yang tepat
masalah yang di dalam pembelajaran ini
membuat sketsa/gambar dalam
peserta didik mengerjakan masalah yang
menyelesaikan permasalahan yang diajukan
diajukan oleh pendidik, menyusun
pada pembelajaran berdasarkan masalah. Hal
pengetahuan, mengembangkan inkuiri dan
ini disebabkan mahasiswa kurang terbiasa
ketrampilan berpikir. Kemampuan berpikir
dalam menyelesaikan permasalahan yang
kritis mahasiswa di dalam pembelajaran
diajukan dengan menggunakan
berdasarkan masalah dilatih selama
sketsa/gambar. Padahal selama proses
pembelajaran berlangsung dengan
pembelajaran berdasarkan masalah dari tahap
keterlibatan mahasiswa selama pembelajaran,
pertama pembelajaran sampai dengan tahap
melakukan investigasi terhadap masalah yang
akhir pembelajaran, terutama bagian artefak
diajukan, bekerja bersama dalam
dan exhibit, mahasiswa diwajibkan untuk
menyelesaikan masalah yang diajukan, saling
mendesain artefak dan exhibit. Selain itu,
tanya jawab dan berdiskusi antar mahasiswa.
mahasiswa diwajibkan mengembangkan serta
Situasi seperti ini menghadapkan mahasiswa
mempresentasikan artefak dan exhibit.
untuk mampu menemukan masalah, meneliti
Selanjutnya mahasiswa mempresentasikan
dan menyelesaikan masalah, sehingga
atau memamerkan hasil karya mahasiswa di
mahasiswa dituntut aktif selama
depan kelas. Sehingga berakibat,
pembelajaran berlangsung. Di samping itu,
kebermaknaan pembelajaran berdasarkan
mahasiswa diminta untuk mendesain,
masalah kurang dimaknai dengan baik oleh
mengembangkan serta mempresentasikan
peserta didik.
artefak dan exhibit, selanjutnya
Berdasarkan aspek penilaian
mempresentasikan atau memamerkan hasil
kemampuan berpikir kritis dalam
karya mahasiswa di depan kelas.
menyelesaikan soal analisis pada matakuliah

15
Fransiskus, Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa...

Geometri Transformasi pada tabel 6 yaitu penyelesaian dalam menyelesaikan


aspek penilaian keruntutan langkah permasalahan yang diajukan pada
pengerjaan menunjukkan bahwa 70% pembelajaran berdasarkan masalah. Hanya
mahasiswa sudah dengan baik dan runtut sebagian kecil saja mahasiswa yang teliti dan
dalam langkah pengerjaan permasalahan kurang memeriksa kembali penyelesaian
yang diajukan pada pembelajaran dalam menyelesaikan permasalahan yang
berdasarkan masalah. Hanya 30% mahasiswa diajukan pada pembelajaran berdasarkan
(pada skor 0 dan skor 1) yang kurang baik masalah. Hal ini berakibat pada aspek
dan kurang runtut dalam langkah pengerjaan penilaian kemampuan berpikir kritis dalam
permasalahan yang diajukan pada menyelesaikan soal analisis pada matakuliah
pembelajaran berdasarkan masalah. Hal ini Geometri Transformasi pada tabel 8 yaitu
dikarenakan mahasiswa diwajibkan aspek penilaian kebenaran menyimpulkan
menyelesaikan permasalahan yang diajukan pernyataan menunjukkan bahwa 71,67%
pada pembelajaran berdasarkan masalah. Di mahasiswa yang tidak benar dalam
dalam pembelajaran berdasarkan masalah, menyimpulkan pernyataan dalam
mahasiswa dilatih selama pembelajaran menyelesaikan permasalahan yang diajukan
berlangsung dengan keterlibatan mahasiswa pada pembelajaran berdasarkan masalah.
selama pembelajaran, melakukan investigasi Hanya 28,33% mahasiswa saja yang benar
terhadap masalah yang diajukan, bekerja dalam menyimpulkan pernyataan dalam
bersama dalam menyelesaikan masalah yang menyelesaikan permasalahan yang diajukan
diajukan, saling tanya jawab dan berdiskusi pada pembelajaran berdasarkan masalah.
antar mahasiswa. Situasi seperti ini Berdasarkan aspek penilaian
menghadapkan mahasiswa untuk mampu kemampuan berpikir kritis dalam
menemukan masalah, meneliti dan menyelesaikan soal analisis pada matakuliah
menyelesaikan masalah, sehingga mahasiswa Geometri Transformasi pada tabel 9 yaitu
dituntut aktif selama pembelajaran aspek penilaian argumen menunjukkan
berlangsung. Sehingga keruntunan langkah bahwa 65,00% mahasiswa masih kurang
pengerjaan permasalahan yang diajukan pada untuk berargumen dengan baik dan benar
diri mahasiswa tertanam dengan baik dalam dalam menyelesaikan permasalahan yang
pembelajaran berdasarkan masalah. diajukan pada pembelajaran berdasarkan
Berdasarkan aspek penilaian masalah. Hanya 35,00% mahasiswa saja yang
kemampuan berpikir kritis dalam dapat berargumen dengan baik dan benar
menyelesaikan soal analisis pada matakuliah dalam menyelesaikan permasalahan yang
Geometri Transformasi pada tabel 7 yaitu diajukan pada pembelajaran berdasarkan
aspek penilaian kebenaran jawaban setiap masalah. Hal ini disebabkan mahasiswa
langkah menunjukkan bahwa 76,67% kurang terbiasa dalam menyelesaikan
mahasiswa (dari skor 0 dan skor 1) masih permasalahan yang diajukan untuk
kurang tepat untuk kebenaran jawaban setiap berargumen dengan baik dan benar. Padahal
langkahnya dalam menyelesaikan selama proses pembelajaran berdasarkan
permasalahan yang diajukan pada masalah dari tahap pertama pembelajaran
pembelajaran berdasarkan masalah. Hanya sampai dengan tahap akhir pembelajaran,
23,33% mahasiswa saja yang tepat untuk terutama bagian artefak dan exhibit,
kebenaran jawaban setiap langkahnya dalam mahasiswa diwajibkan untuk mendesain
menyelesaikan permasalahan yang diajukan artefak dan exhibit. Hal ini dapat digunakan
pada pembelajaran berdasarkan masalah. Hal mahasiswa untuk saling berargumen dan
ini dikarenakan sebagian besar mahasiswa menyampaikan pendapat antar sesama
kurang teliti dan kurang memeriksa kembali mahasiswa dalam satu kelompok. Selain itu,

16
Fransiskus, Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa...

mahasiswa diwajibkan mengembangkan serta sebagai alternatif pembelajaran guna


mempresentasikan artefak dan exhibit. melatih dan mengembangkan
Selanjutnya mahasiswa mempresentasikan kemampuan berpikir kritis peserta
atau memamerkan hasil karya mahasiswa di didik dalam menyelesaikan soal
depan kelas. Sehingga berakibat, analisis.
kebermaknaan pembelajaran berdasarkan 2. Bagi peserta didik
masalah kurang dimaknai dengan baik oleh Untuk selalu melatih kemampuan
peserta didik. berpikir kritisnya dalam menyelesaikan soal
analisis melalui berbagai bentuk
SIMPULAN DAN SARAN pembelajaran yang digunakan oleh pendidik.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka DAFTAR PUSTAKA
dapat disimpulkan bahwa kemampuan Arends, R. I. 2004. Learning to Teach. 6th
berpikir kritis peserta didik dalam Edition. Boston:Mc Graw Hill
menyelesaikan soal analisis pada Geometri Halpern, F. Diane. 1984. Thought and
Transformasi melalui pembelajaran Knowledge an Introduction ti Critical
berdasarkan masalah sebesar 5,53 dan masuk Thinking. New Jersey:Lawrence
dalam kriteria kemampuan berpikir kritis Erlbaum Asspciate Inc.
sedang. NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation
Standards for School Mathematics.
Saran Reston, VA: NCTM.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka Rosyidi, Abdul Haris. 2011. Kemampuan
peneliti dapat memberikan saran sebagai Berpikir Kritis Mahasiswa dalam
berikut : Menyelesaikan Soal Analisis Berkaitan
1. Bagi pendidik dengan Luas Daerah Bidang dan
a. Untuk memperhatikan kemampuan Volum Benda Putar.
berpikir kritis peserta didiknya supaya Surabaya:Proseding Seminar Nasional
dapat menyelesaikan masalah-masalah Matematika Unesa
yang berhubungan dengan analisis. Trianto. 2009. Mengembangkan Model
b. Dapat menggunakan pembelajaran Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
matematika berdasarkan masalah Jakarta : Prestasi Pustaka

17

You might also like