You are on page 1of 8

PERENCANAAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

KELOMPOK 2 / GELOMBANG 4
Ressy Jasmarita 13171081
Rizaldi Rahmatullah 13171082
Rizqy Chairunnisa 13171083
Siti Sapura 13171084
Siti Sholeha 13171085
Suci Kodriah 13171086

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG


SI FARMASI
LABORATORIUM KIMIA KLINIK
2018
Pemerikasaan Glukosa Darah

I. Organisasi Kerja
Manager : Rizqy Choirunnisa
Bagian Persiapan : Rizaldi Rahmatullah
Bagian Perbekalan : Siti Sapura, Siti Sholeha
Bagian Pelaksanaan Kerja : Ressy Jasmarita, Suci Qodriah

II. Tujuan Percobaan


Melakukan pengujian untuk mengetahui kadar gula di dalam sampel darah.

III. Landasan Teori


Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah.
Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh.
Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari
yaitu 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Apabila tingkat glukosa tinggi (hiperglikemia) dapat
merupakan tanda penyakit diabetes melitus. Gula darah yang tinggi lambat laun dapat
merusak mata, saraf, ginjal atau jantung. Sedangkan, bila tingkat glukosa rendah
(hipoglikemia) dapat menimbulkan gejala-gejala seperti perasaan lelah, fungsi mental
yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran.
Pada orang sehat, gula darah dikendalikan oleh insulin. Insulinadalah hormon
yang dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosabergerak dari darah masuk ke sel
untuk menghasilkan tenaga. Guladarah yang tinggi menunjukkan bahwa pankreas tidak
dapat membuatcukup insulin. Namun beberapa orang dapat membuat cukup banyak
insulin tetapi tubuhnya tidak menanggapinya secara normal. Kondisiini disebut
resistansi insulin. Apa pun alasannya, sel tidak memperoleh glukosa yang cukup untuk
dijadikan tenaga dan glukosamenumpuk dalam darah.
Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang dinyatakan dengan adanya
hiperglikemia kronik dan ganguaan terutama pada metabolisme karbohidrat; selan itu
juga berkaitan dengan gangguan metabolisme lemak dan protein. Diabetes melitus
merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang terjadi
akibat kerusakan sekresi ataupun aksi insulin. Kondisi hiperglikemia yang terjadi dalam
jangka waktu yang lama akan menyebabkan perubahan fungsi dasn biokimia, dan
selanjutnya perubahan tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Kerusakan
jaringan inilah yang menimbulkan komplikasi (baik komplikasi mikrovaskuler maupun
komplikasi makrovaskular).
Diagnosis untuk kelainan metabolisme kerbohidrat yang paling umum digunakan,
dilakukan dengan mengukur kadar glukosa plasma pada keadaan puasa dan kadar
glukosa 2 jam post prandial /sesudah makan (2 jam pp).
Spesimen yang digunakan adalah darah vena, tetapi untuk bayi ataupun pasien
yang venanya sukar ditusuk dapat digunakan darah kapiler. Sesuadah puasa satu malam
nilai glukosa kapiler hanya 2-3 mg/dl lebih tinggi daripada konsentrasi glukosa vena,
tetapi sesudah malan nilai glukosa kapiler lebih tinggi 20-30 mg/dl.

IV. Tahap Pre-Analitik


A. Persiapan subjek untuk proses sampling
1. Subjek :
- Rizaldi Rahmatullah
- Rizqy Choirunnisa
- Siti Sapura
2. Pasien dianjurkan puasa 8-12 jam sebelum pengambilan
darah. Catatan, diperbolehkan minum air putih.
3. Pasien dalam posisi mendekati keadaan basal, yakni :
- Telah mendapat istrihat tidur yang cukup sebelum pemeriksaan.
- Tidak dalam keadaan/mendapatkan setress yang berlebih.
- Tidak/belum melakukan aktivitas berlebih, seperti berolahraga sebelum
pemeriksaan.
- Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 06.00-09.00
WIB.
4. Menginformasikan kepada petugas, obat-obatan yang sedang dikonsumsi
pasien.
5. Menghindari merokok, mengkonsumsi alkohol sebelum pemeriksaan
B. Proses pengambilan sampel
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.
Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara
vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Prosedur Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum, adalah :
- Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung
(turniket), plester, tabung vakum.
- Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
- Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.
- Identifikasi pasien sesuai dengan data di lembar permintaan.
- Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
- Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
- Minta pasien mengepalkan tangan.
- Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
- Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke
siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
- Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
- Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan
tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada
tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah
berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi,
cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
- Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang
diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
- Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
turniket dibuka.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
- Lengan pada sisi mastectomy
- Daerah edema
- Hematoma
- Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
- Daerah bekas luka
- Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
- Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah
menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.

C. Jenis Sampel Sampel : Darah

D. Penanganan Sampel
1. Identifikasi dan registrasi sampel atau spesimen
2. Seluruh sampel harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
3. Patuhi cara pengambilan sampel dan pengisian tabung yang benar
4. Gunakan sentrifus yang terkalibrasi
5. Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung dan beri label.
6. Segera distribusikan sampel ke ruang pemeriksaan

E. Identitas sampel
Pemberian identitas pasien atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan
karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi pengisian
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah
spesimen. Keduanya harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat
nama pasien, nomor Id atau nomor rekam medik serta tanggal pengambilan.
Kesalahan pemberian identitas dapat merugikan. Untuk spesimen beresiko tinggi
(HIV, hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada label dan formulir permintaan
laboratorium.

F. Kualitas sampel
Plasma dan serum dalam kondisi normal nampak jernih dan berwarna kuning pucat.
Perubahan warna dapat menjadi tanda bahwa sampel tidak layak untuk dilakukan
pemeriksaan. Sebagai contoh tampilan yang tidak normal yaitu hemolisis. Hemolisis
adalah Warna merah muda hingga merah, menunjukkan adanya destruksi sel darah
merah. Hemolisis terjadi ketika sel darah merah rusak selama pengumpulan sampel
yang mengakibatkan hemoglobin dan komponen lain intraseluler keluar ke dalam
serum atau plasma. Spesimen dengan hemolisis juga bisa didapatkan pada pasien
dengan anemia hemolitik, penyakit hepar atau pada reaksi transfusi, tetapi sebagian
besar sampel dengan hemolisis adalah hasil dari kesalahan dalam pengumpulan dan
penanganan spesimen. Hemolisis dapat menginterferensi beberapa pemeriksaan
laboratorium dengan peningkatan kadar ammonia, katekolamin, creatinin kinase dan
enzim lainnya, besi, magnesium, fosfat, dan natrium

G. Persiapan reagent
1. Komposisi Reagen
a. Reagen Glukosa
Buffer Fosfat pH 7.5 150 mmol/L
Glukosa Oksidase (GOD) > 20 kU/L
Peroksidase (POD) >1.5 kU/L
4-Aminoantipyrine (4-AA) 0.4 mmol/L
Fenol 5 mmol/L
EDTA 2 mmol/L
Sodium Azide > 13.9 mmol/L
Surfaktan non-reaktif dan stabilitator
b. Standar Glukosa
Glukosa 5.55 mmol/L
2. Preparasi Reagen
Reagen dan standar disiapkan
3. Penanganan dan Penyimpanan Reagen
Disimpan pada suhu 2-8oC dalam kondisi wadah yang tertutup rapat. Hindari
kontaminasi dan dari paparan sinar matahari langsung. Jangan dibekukan.
Setelah tutup dibuka, reagen stabil hingga tanggal kadaluwarsa yang tertera
pada etiket, simpan sesuai petunjuk.

H. Kelengkapan alat dan bahan


Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. bersih, kering
2. tidak mengandung deterjen atau bahan kimia
3. terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
4. sekali pakai buang (disposable)
5. steril (terutama untuk kultur kuman)
6. tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan
volume spesimen

V. Tahap Analitik
1. Peralatan dan Material Tambahan
- Fotometer atau instrumen analisis pada panjang gelombang 490-550 nm.
- Peralatan laboratorium standar
Determinasi glukosa dengan deproteinisasi :
- 5% Tricholoacetic Acid (5% TCA)
- Sentrifuga
2. Prosedur
Tanpa deproteinisasi (serum, plasma) :
Pipet ke dalam tabung reaksi :
Blanko Standar/Sampel
1000
Reagen 1000 µL
µL

Pengaturan temperature, kemudian ditambahkan :


Standar/Sampel - 10 µL

Dicampurkan dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37oC atau 10 menit pada
suhu 25oC. Ukur absorbansi larutan standar dan sampel dengan larutan blanko pada
panjang gelombang 490-550 nm. Warna stabil selama 30 menit.
Dengan deproteinisasi (darah, serum) :
50 µL sampel ditambahkan pada 500 µL 5% Tricholoacetic Acid (TCA).
Dicampurkan, kemudian disentrifuga selama 15 menit pada 3000 rpm. Hal yang
sama juga dilakukan bagi larutan standar (tanpa proses sentrifugasi).
Determinasi Glukosa
Pipet ke dalam tabung reaksi :
Blanko Standar/Sampel
1000
Reagen 1000 µL
µL

Pengaturan temperature, kemudian ditambahkan :


Standar/Sampel - 10 µL
Dicampurkan dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37oC atau 10 menit pada
suhu 25oC. Ukur absorbansi larutan standar dan sampel dengan larutan blanko pada
panjang gelombang 490-550 nm. Warna stabil selama 30 menit.

You might also like