Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 2 / GELOMBANG 4
Ressy Jasmarita 13171081
Rizaldi Rahmatullah 13171082
Rizqy Chairunnisa 13171083
Siti Sapura 13171084
Siti Sholeha 13171085
Suci Kodriah 13171086
I. Organisasi Kerja
Manager : Rizqy Choirunnisa
Bagian Persiapan : Rizaldi Rahmatullah
Bagian Perbekalan : Siti Sapura, Siti Sholeha
Bagian Pelaksanaan Kerja : Ressy Jasmarita, Suci Qodriah
D. Penanganan Sampel
1. Identifikasi dan registrasi sampel atau spesimen
2. Seluruh sampel harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
3. Patuhi cara pengambilan sampel dan pengisian tabung yang benar
4. Gunakan sentrifus yang terkalibrasi
5. Segera pisahkan plasma atau serum dari darah dalam tabung dan beri label.
6. Segera distribusikan sampel ke ruang pemeriksaan
E. Identitas sampel
Pemberian identitas pasien atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan
karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi pengisian
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah
spesimen. Keduanya harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat
nama pasien, nomor Id atau nomor rekam medik serta tanggal pengambilan.
Kesalahan pemberian identitas dapat merugikan. Untuk spesimen beresiko tinggi
(HIV, hepatitis) sebaiknya disertai tanda khusus pada label dan formulir permintaan
laboratorium.
F. Kualitas sampel
Plasma dan serum dalam kondisi normal nampak jernih dan berwarna kuning pucat.
Perubahan warna dapat menjadi tanda bahwa sampel tidak layak untuk dilakukan
pemeriksaan. Sebagai contoh tampilan yang tidak normal yaitu hemolisis. Hemolisis
adalah Warna merah muda hingga merah, menunjukkan adanya destruksi sel darah
merah. Hemolisis terjadi ketika sel darah merah rusak selama pengumpulan sampel
yang mengakibatkan hemoglobin dan komponen lain intraseluler keluar ke dalam
serum atau plasma. Spesimen dengan hemolisis juga bisa didapatkan pada pasien
dengan anemia hemolitik, penyakit hepar atau pada reaksi transfusi, tetapi sebagian
besar sampel dengan hemolisis adalah hasil dari kesalahan dalam pengumpulan dan
penanganan spesimen. Hemolisis dapat menginterferensi beberapa pemeriksaan
laboratorium dengan peningkatan kadar ammonia, katekolamin, creatinin kinase dan
enzim lainnya, besi, magnesium, fosfat, dan natrium
G. Persiapan reagent
1. Komposisi Reagen
a. Reagen Glukosa
Buffer Fosfat pH 7.5 150 mmol/L
Glukosa Oksidase (GOD) > 20 kU/L
Peroksidase (POD) >1.5 kU/L
4-Aminoantipyrine (4-AA) 0.4 mmol/L
Fenol 5 mmol/L
EDTA 2 mmol/L
Sodium Azide > 13.9 mmol/L
Surfaktan non-reaktif dan stabilitator
b. Standar Glukosa
Glukosa 5.55 mmol/L
2. Preparasi Reagen
Reagen dan standar disiapkan
3. Penanganan dan Penyimpanan Reagen
Disimpan pada suhu 2-8oC dalam kondisi wadah yang tertutup rapat. Hindari
kontaminasi dan dari paparan sinar matahari langsung. Jangan dibekukan.
Setelah tutup dibuka, reagen stabil hingga tanggal kadaluwarsa yang tertera
pada etiket, simpan sesuai petunjuk.
V. Tahap Analitik
1. Peralatan dan Material Tambahan
- Fotometer atau instrumen analisis pada panjang gelombang 490-550 nm.
- Peralatan laboratorium standar
Determinasi glukosa dengan deproteinisasi :
- 5% Tricholoacetic Acid (5% TCA)
- Sentrifuga
2. Prosedur
Tanpa deproteinisasi (serum, plasma) :
Pipet ke dalam tabung reaksi :
Blanko Standar/Sampel
1000
Reagen 1000 µL
µL
Dicampurkan dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37oC atau 10 menit pada
suhu 25oC. Ukur absorbansi larutan standar dan sampel dengan larutan blanko pada
panjang gelombang 490-550 nm. Warna stabil selama 30 menit.
Dengan deproteinisasi (darah, serum) :
50 µL sampel ditambahkan pada 500 µL 5% Tricholoacetic Acid (TCA).
Dicampurkan, kemudian disentrifuga selama 15 menit pada 3000 rpm. Hal yang
sama juga dilakukan bagi larutan standar (tanpa proses sentrifugasi).
Determinasi Glukosa
Pipet ke dalam tabung reaksi :
Blanko Standar/Sampel
1000
Reagen 1000 µL
µL