You are on page 1of 6

STUDI LITERATUR

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Masrizal*

Pendahuluan dilakukan dengan pencegahan infeksi cacaing dan


pemberian tablet Fe yang dikombinasikan dengan
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar
vitamin C.
hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.
Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah Anemia
status gizi yang dipengaruhi oleh pola makanan, sosial
Anemia adalah suatu keadaan kadar
ekonomi keluarga, lingkungan dan status kesehatan.
hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal,
Khumaidi (1989) mengemukakan bahwa faktor-
berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan
faktor yang melatarbelakangi tingginya prevalensi
kehamilan.
anemia gizi besi di negara berkembang adalah
Batas normal dari kadar Hb dalam darah dapat
keadaan sosial ekonomi rendah meliputi pendidikan
dilihat pada tabel berikut :
orang tua dan penghasilan yang rendah serta
kesehatan pribadi di lingkungan yang buruk. Tabel 1. Batas normal kadar Hb menurut umur
dan jenis kelamin Sumber : WHO, 200
Meskipun anemia disebabkan oleh berbagai faktor,
namun lebih dari 50 % kasus anemia yang terbanyak Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl)
diseluruh dunia secara langsung disebabkan oleh
kurangnya masukan zat gizi besi. Anak – anak 6 – 59 bulan 11,0
5 – 11 tahun 11,5
Selain itu penyebab anemia gizi besi 12 – 14 tahun 12,0
dipengaruhi oleh kebutuhan tubuh yang meningkat,
akibat mengidap penyakit kronis dan kehilangan Dewasa Wanita > 15 tahun 12,0
Wanita hamil 11,0
darah karena menstruasi dan infeksi parasit (cacing). Laki-laki > 15 tahun 13,0
Di negara berkembang seperti Indonesia penyakit
kecacingan masih merupakan masalah yang besar Sebagian besar anemia disebabkan oleh
untuk kasus anemia gizi besi, karena diperkirakan kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial (zat besi,
cacing menghisap darah 2-100 cc setaip harinya. asam folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan sel-sel darah merah. Anemia bisa juga disebabkan
gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel oleh kondisi lain seperti penyakit malaria, infeksi
tubuh maupun sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam cacing tambang.
darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih,
lelah dan cepat lupa. Akibatnya dapat menurunkan Klasifikasi Anemia
prestasi belajar, olah raga dan produktifitas kerja. Secara morfologis, anemia dapat
Selain itu anemia gizi besi akan menurunkan daya diklasifikasikan menurut ukuran sel dan hemoglobin
tahan tubuh dan mengakibatkan mudah terkena yang dikandungnya.
infeksi.
Upaya pencegahan dan penanggulangan 1. Makrositik
anemia yang telah dilakukan selama ini ditujukan Pada anemia makrositik ukuran sel darah merah
pada ibu hamil, sedangkan remaja putri secara dini bertambah besar dan jumlah hemoglobin tiap sel
belum terlalu diperhatikan. Agar anemia bisa dicegah juga bertambah. Ada dua jenis anemia
atau diatasi maka harus banyak mengkonsumsi makrositik yaitu :
makanan yang kaya zat besi. Selain itu 1. Anemia Megaloblastik adalah
penanggulangan anemia defisiensi besi dapat kekurangan vitamin B12, asam folat dan
gangguan sintesis DNA.
*Staf Pengajar Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unand

140
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, II (1)

2. Anemia Non Megaloblastik adalah sehingga anemia pada balita sukar untuk dideteksi.
eritropolesis yang dipercepat dan Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan
peningkatan luas permukaan membran. menipisnya simpanan zat besi (feritin) dan
2. Mikrositik bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan
Mengecilnya ukuran sel darah merah yang dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi. Pada
disebabkan oleh defisiensi besi, gangguan sintesis tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan
globin, porfirin dan heme serta gangguan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin,
metabolisme besi lainnya. berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah
3. Normositik menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunnya
Pada anemia normositik ukuran sel darah kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan
merah tidak berubah, ini disebabkan kehilangan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Rb (Gutrie,
darah yang parah, meningkatnya volume plasma 186:303)
secara berlebihan, penyakit-penyakit hemolitik, Bila sebagian dari feritin jaringan
gangguan endokrin, ginjal, dan hati. meninggalkan sel akan mengakibatkan konsentrasi
feritin serum rendah. Kadar feritin serum dapat
Anemia Defisiensi Besi
menggambarkan keadaan simpanan zat besi dalam
Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang
terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah, rendah akan menunjukkan orang tersebut dalam
artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah keadaan anemia gizi bila kadar feritin serumnya <12
berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel ng/ml. Hal yang perlu diperhatikan adalah bila kadar
darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam feritin serum normal tidak selalu menunjukkan status
darah. besi dalam keadaan normal. Karena status besi yang
Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang berkurang lebih dahulu baru diikuti dengan kadar
sudah sangat rendah berarti orang tersebut mendekati feritin.
anemia walaupun belum ditemukan gejala-gejala Diagnosis anemia zat gizi ditentukan dengan
fisiologis. Simpanan zat besi yang sangat rendah tes skrining dengan cara mengukur kadar Hb,
lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk sel- hematokrit (Ht), volume sel darah merah (MCV),
sel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga konsentrasi Hb dalam sel darah merah (MCH) dengan
kadar hemoglobin terus menurun di bawah batas batasan terendah 95% acuan (Dallman,1990)
normal, keadaan inilah yang disebut anemia gizi besi.
Menurut Evatt, anemia Defisiensi besi adalah Etiomologi Anemia Defisiensi Besi
anemia yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan Penyebab Anemia Defisiensi Besi adalah :
besi tubuh. Keadaan ini ditandai dengan menurunnya
saturasi transferin, berkurangnya kadar feritin serum 1. Asupan zat besi
atau hemosiderin sumsum tulang. Secara morfologis Rendahnya asupan zat besi sering terjadi
keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia pada orang-orang yang mengkonsumsi bahan
mikrositik hipokrom disertai penurunan kuantitatif makananan yang kurang beragam dengan menu
pada sintesis hemoglobin. makanan yang terdiri dari nasi, kacang-kacangan
Defisiensi besi merupakan penyebab utama dan sedikit daging, unggas, ikan yang merupakan
anemia. Wanita usia subur sering mengalami anemia, sumber zat besi. Gangguan defisiensi besi sering
karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan terjadi karena susunan makanan yang salah baik
peningkatan kebutuhan besi sewaktu hamil. jumlah maupun kualitasnya yang disebabkan oleh
kurangnya penyediaan pangan, distribusi makanan
Patofisiologi Anemia yang kurang baik, kebiasaan makan yang salah,
Zat besi diperlukan untuk hemopoesis kemiskinan dan ketidaktahuan.
(pembentukan darah) dan juga diperlukan oleh 2. Penyerapan zat besi
berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang Diet yang kaya zat besi tidaklah menjamin
terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk ketersediaan zat besi dalam tubuh karena
mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan banyaknya zat besi yang diserap sangat tergantung
oksigen (oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi dari jenis zat besi dan bahan makanan yang dapat
tidak menunjukkan gejala yang khas (asymptomatik) menghambat dan meningkatkan penyerapan besi.

141
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, II (1)

3. Kebutuhan meningkat dan koordinasi.


Kebutuhan akan zat besi akan meningkat b. Gangguan perkembangan dan
pada masa pertumbuhan seperti pada bayi, anak- kemampuan belajar.
anak, remaja, kehamilan dan menyusui. Kebutuhan c. Gangguan pada psikologis dan
zat besi juga meningkat pada kasus-kasus perilaku
pendarahan kronis yang disebabkan oleh parasit. 2.Remaja (10-19 tahun)
4. Kehilangan zat besi a. Gangguan kemampuan belajar
Kehilangan zat besi melalui saluran b. Penurunan kemampuan bekerja dan
pencernaan, kulit dan urin disebut kehilangan zat aktivitas fisik
besi basal. Pada wanita selain kehilangan zat besi c. Dampak negatif terhadap sistem
basal juga kehilangan zat besi melalui menstruasi. pertahanan tubuh dalam melawan
Di samping itu kehilangan zat besi disebabkan penyakit infeksi
pendarahan oleh infeksi cacing di dalam usus. 3.Orang dewasa pria dan wanita
a. Penurunan kerja fisik dan
Diagnosis pendapatan.
1. Anamnesis b. Penurunan daya tahan terhadap
1). Riwayat faktor predisposisi dan etiologi : keletihan
a. Kebutuhan meningkat secara fisiologis 4.Wanita hamil
terutama pada masa pertumbuhan yang a. Peningkatan angka kesakitan dan
cepat, menstruasi, dan infeksi kronis kematian ibu
b. Kurangnya besi yang diserap karena b. Peningkatan angka kesakitan dan
asupan besi dari makanan tidak adekuat kematian janin
malabsorpsi besi c. Peningkatan resiko janin dengan
c. Perdarahan terutama perdarahan saluran berat badan lahir rendah
cerna (tukak lambung, penyakit Crohn,
colitis ulserativa) Penentuan kadar hemoglobin
2). Pucat, lemah, lesu, gejala pika 1. Metoda menentukan kadar HB
2. Pemeriksaan fisis Menurut WHO, nilai batas
a. anemis, tidak disertai ikterus, hemoglobin (Hb) yang dikatakan anemia
organomegali dan limphadenopati gizi besi untuk wanita remaja adalah < 12
b. stomatitis angularis, atrofi papil lidah gr/dl dengan nilai besi serum < 50 mg/ml
c. ditemukan takikardi ,murmur sistolik dan nilai feritin < 12 mg/ml. Nilai feritin
dengan atau tanpa pembesaran jantung merupakan refleksi dari cadangan besi
tubuh sehingga dapat memberikan
3. Pemeriksaan penunjang
gambaran status besi seseorang.
a. Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit
Untuk menentukan kadar Hb darah,
(MCV, MCH, MCHC) menurun
salah satu cara yang digunakan adalah
b. Hapus darah tepi menunjukkan
metoda Cyanmethemoglobin. Cara ini
hipokromik mikrositik
cukup teliti dan dianjurkan oleh
c. Kadar besi serum (SI) menurun dan
International Committee for
TIBC meningkat , saturasi menurun
Standardization in Hemathology (ICSH).
d. Kadar feritin menurun dan kadar Free
Menurut cara ini darah dicampurkan dengan
Erythrocyte Porphyrin (FEP) meningkat
larutan drapkin untuk memecah
e. sumsum tulang : aktifitas eritropoitik
hemoglobin menjadi cyanmethemoglobin,
meningkat
daya serapnya kemudian diukur pada 540
nm dalam kalorimeter fotoelekrit atau
Akibat Anemia Defisiensi Besi
spektrofotometer.
Akibat-kibat yang merugikan kesehatan pada
Cara penentuan Hb yang banyak
individu yang menderita anemi gizi besi adalah
dipakai di Indonesia ialah Sahli. Cara ini
1. Bagi bayi dan anak (0-9 tahun) untuk di lapangan cukup sederhana tapi
a. Gangguan perkembangan motorik ketelitiannya perlu dibandingkan dengan

142
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, II (1)

cara standar yang dianjurkan WHO. dengan heme.


Ada tiga uji laboratorium yang
dipadukan dengan pemeriksaan kadar Hb Pencegahan dan Pengobatan Anemia Defisiensi
agar hasil lebih tepat untuk menentukan Besi
anemia gizi besi. Untuk menentukan anemia Upaya yang dilakukan dalam pencegahandan
gizi besi yaitu : penanggulangan anemia adalah
a. Serum Ferritin (SF) a. Suplementasi tabet Fe
Ferritin diukur untuk mengetahui b. Fortifikasi makanan dengan besi
status besi di dalam hati. Bila kadar c. Mengubah kebiasaan pola makanan dengan
SF < 12 mg/dl maka orang tersebut menambahkan konsumsi pangan yang
menderita anemia gizi besi. memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan
b. Transferin Saturation (ST) vitamin C.
Kadar besi dan Total Iron Binding d. Penurunan kehilangan besi dengan
Capacity (TIBC) dalam serum pemberantasan cacing.Dalam upaya mencegah
merupakan salah satu menentukan dan menanggulangi anemia adalah dengan
status besi. Pada saat kekurangan zat mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah
besi, kadar besi menurun dan TIBC terbukti dari berbagai penelitian bahwa
meningkat, rasionya yang disebut suplementasi, zat besi dapat meningkatkan kada
dengan TS. TS < dari 16 % maka orang Hemoglobin.
tersebut defisiensi zat besi. e. Pengobatan Anemia Defisiensi Besi
Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis
Tabel 2. langkah baru dalam mencegah dan
Parameter untuk menentukan status besi menanggulangi anemia, salah satu pilihannya
adalah mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah
Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl) terbukti dari berbagai peneltian bahwa suplemen
Anak – 6 – 59 bulan 11,0 zat besi dapat meningkatkan hemoglobin.
anak 5 – 11 tahun 11,5
12 – 14 tahun 12,0
Dewasa Wanita > 15 tahun 12,0 Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Wanita hamil 11,0 Defisiensi Besi
Laki-laki > 15 tahun 13,0
Dapat dilakukan antara lain dengan cara:
a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan
c. Free Erythocyte Protophorph Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah
Bila kadat zat besi dalam darah kurang cukup. Namun karena harganya cukup tinggi
maka sirkulasi FEB dalam darah sehingga masyarakat sulit menjangkaunya.
meningkat. Kadar normal FEB 35-50 Untuk itu diperlukan alternatif yang lain untuk
mg/dl RBC. Secara ringkas untuk mencegah anemia gizi besi.
menentukan keadaan anemia seseorang Memakan beraneka ragam makanan yang
dapat dilihat pada tabel 2. memiliki zat gizi saling melengkapi termasuk
vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat
2. Fungsi Hemoglobin besi, seperti vitamin C. Peningkatan konsumsi
Hemoglobin merupakan komponen utama eritrosit vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan 250 mg dapat
yang berfungsi membawa oksigen dan meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3,
karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan 4 dan 5 kali. Buah-buahan segar dan sayuran
oleha kandungan hemoglobin (Hb) yang merupakan sumber vitamin C, namun dalam proses
susunan protein yang komplek yang terdiri dari pemasakan 50 - 80 % vitamin C akan
protein, globulin dan satu senyawa yang bukan rusak.Mengurangi konsumsi makanan yang bisa
protein yang disebut heme. Heme tesusun dari suatu menghambat penyerapan zat besi seperti : fitat,
senyawa lingkar yang bernama porfirin yang bahagian fosfat, tannin.
pusatnya ditempati oleh logam besi (Fe). Jadi heme b. Suplementasi zat besi
adalah senyawa-senyawa porfirin-besi, sedangkan Pemberian suplemen besi menguntungkan
hemoglobin adalah senyawa komplek antara globin karena dapat memperbaiki status hemoglobin

143
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, II (1)

dalam waktu yang relatif singkat. Di Indonesia penyebab anemia gizi besi. Dengan
pil besi yang umum digunakan dalam menanggulangi penyakit infeksi dan
suplementasi zat besi adalah frrous sulfat. memberantas parasit diharapkan bisa
Persentase dan jumlah zat besi di dalam tablet meningkatkan status besi tubuh.
Fe bisa dilihat pada tabel 3 .
Pemantauan
Tabel 3. Terapi
Persentase dan jumlah zat besi di dalam tablet FE yang lazim digunakan
a. Periksa kadar hemoglobin setiap 2 minggu
Senyawa Fe Fe elemental
b. Kepatuhan orang tua dalam memberikan
Preparat % Fe
(mg) per tablet (mg) per tablet obat
Fero famarat 200 66 33
Fero glukonat 300 36 12
c. Gejala sampingan pemberian zat besi yang
Fero sulfat (7H2O) 300 60 20 bisa berupa gejala gangguan gastro-
Fero sulfat, Anhidrosida 200 74 37
Fero sulfat dikeringkan 200 60 30
intestinal misalnya konstipasi, diare, rasa
(1HO2) terbakar diulu hati, nyeri abdomen dan
Sumber : Demaeyer, (1995) mual. Gejala lain dapat berupa pewarnaan
gigi yang bersifat sementara.
Efek samping dari pemberian besi feroral Tumbuh Kembang
adalah mual, ketidaknyamanan epigastrium, kejang a. Penimbangan berat badan setiap bulan
perut, konstipasi dan diare. Efek ini tergantung dosis b. Perubahan tingkah laku
yang diberikan dan dapat diatasi dengan mengurangi c. Daya konsentrasi dan kemampuan belajar
dosis dan meminum tablet segera setelah makan atau pada anak usia sekolah dengan konsultasi
bersamaan dengan makanan. ke ahli psikologi
a. Fortifikasi zat besi d. Aktifitas motorik
Fortifikasi adalah penambahan suatu jenis zat Penutup
gizi ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan
kualitas pangan . Kesulitan untuk fortifikasi zat Upaya penanggulangan AKB diprioritaskan
besi adalah sifat zat besi yang reaktif dan pada kelompok rawan yaitu BALITA, anak usia
cenderung mengubah penampilanm bahan yang sekolah, ibu hamil dan menyusui, wanita usia subur
di fortifikasi. Sebaliknya fortifikasi zat besi tidak termasuk remaja putri dan pekerja wanita. Upaya
mengubah rasa, warna, penampakan dan daya pencegahan efektif untuk menanggulangi AKB adalah
simpan bahan pangan. Selain itu pangan yang dengan pola hidup sehat dan upaya-upaya
difortifikasi adalah yang banyak dikonsumsi pengendalian faktor penyebab dan predisposisi
masyarakat seperti tepung gandum untuk terjadinya AKB yaitu berupa penyuluhan kesehatan,
pembuatan roti. memenuhi kebutuhan zat besi pada masa
b. Penanggulangan penyakit infeksi dan parasit pertumbuhan cepat, infeksi kronis/berulang
Penyakt infeksi dan parasit merupakan salah satu pemberantasan penyakit cacing dan fortifikasi besi.

144
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2007, II (1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in Vo. 45. No. 10, Oktober, 1995.
Clinical Practice. A Guide to Diagnosis and Management. New 12. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen
York; McGraw Hill, 1995 : 72-85. Kesehatan RI, Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita
2. Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology Usia Subur (WUS), Direktorat Gizi Masyarakat, 2001.
and Oncology. Edisi ke-2. New York; Churchill Livingstone Inc, 13. Sediaoetomo, A. D. Ilmu Gizi II, Dian Rakyat Jakarta, 1996.
1995 : 35-50. 14. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen
3. Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Kesehatan RI, Anemia Gizi dan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk
Infancy and Childhood. Edisi ke-1. Philadelphia; Saunders, 1974 Wanita Usia Subur, Direktorat Gizi Masyarakat, 2005.
: 103-25. 15. Alamtseir, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Jakarta, 2002.
4. Recht M, Pearson HA. Iron Deficiency Anemia. Dalam : McMillan 16. Hermina. Penelitian Gizi dan Makanan, Puslitbangh Gizi Bogor
JA, DeAngelis CD, Feigin RD, Warshaw JB, penyunting. Oski’s Depkes RI.
Pediatrics : Principles and Practice. Edisi ke-3. Philadelphia; 17. Wirakusumah E. S. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Trubus
Lippincott William & Wilkins, 1999 : 1447-8. Agriculture.
5. Schwart E. Iron Deficiency Anemia. Dalam : Behrman RE, 18. Wilson P.S. LM. Patofisiologi Konsep Klining Proses-proses
Kliegman RM, Jenson HB, Penyunting. Nelson Textbook of Penyakit, 1995.
Pediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia; Saunders, 2000 : 1469-71 19. Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinik Proses Penyakit, 1995.
6. Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in 20. Sumarni, S, dkk. Masalah Gizi di Indonesia.
Clinical Practice. A Guide to Diagnosis and Management. New 21. Setianingish, I. Anemia Defisiensi, Besi dan Prestasi. Bagian Ilmu
York; McGraw Hill, 1995 : 72-85. Kesehatan Anak FKUI / RSCM.
7. Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology 22. Demaeyer, Pencegahan dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi.
and Oncology. Edisi ke-2. New York; Churchill Livingstone Inc, Widya Mendika Jakarta, 1995.
1995 : 35-50. 23. Muhilal, dkk. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Dalam
8. Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. 2004.
Infancy and Childhood. Edisi ke-1. Philadelphia; Saunders, 1974 24. Nasution, A.H. dan Karyadi. D, Pengetahuan Gizi mutakhir
: 103-25. (Mineral). 1991.
9. Recht M, Pearson HA. Iron Deficiency Anemia. Dalam : McMillan 25. Tan, A. Wanita dan Nutrisi. Health Media Nutrition Series, Bumi
JA, DeAngelis CD, Feigin RD, Warshaw JB, penyunting. Oski’s Aksara.
Pediatrics : Principles and Practice. Edisi ke-3. Philadelphia; 26. Kartasapoetra. G, dkk. Ilmu Gizi, Korelasi Gizi, Kesehatan dan
Lippincott William & Wilkins, 1999 : 1447-8. Produktivitas Kerja. Rineka Cipta.
10. Schwart E. Iron Deficiency Anemia. Dalam : Behrman RE, 27. Situs Pengelolaan Program KRR Tumbuh Kembang Remaja. File
Kliegman RM, Jenson HB, Penyunting. Nelson Textbook of // A :\ pp3 Tumbuh Kembang Remaja. Htm. 2003. 10 Januari
Pediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia ; Saunders, 2000 : 1469-71. 2007
11. Studi Anemia Anak Sekolah Dasar. Majalah Kedokteran Indonesia 28. Wirawan. S. Psikologi Remaja. PT. Raja Grasindo.

145

You might also like